Dewi menatap putranya dengan tajam untuk beberapa saat, lalu berkata, “Kamu yang bertanggung jawab atas hidupmu sendiri. Mama hanya mengingatkanmu saja. Mama mau pulang, deh. Jangan sampai papamu khawatir. Apa kamu dan Olivia akan ke rumah tahun baru nanti?”“Nenek nggak bilang pada Mama, ya? Aku akan membawa Oliv ke rumah lama untuk merayakan malam tahun baru nanti.”“Rumah lama. Oh, maksudmu rumah lama yang itu. Pantas nenekmu sering ke rumah lama yang itu akhir-akhir ini.”Ternyata karena putra tertuanya bilang dia akan membawa Olivia berkunjung ke rumah lama keluarga Adhitama. Rumah itu tidak ada apa-apanya, hanya ada peninggalan leluhur keluarga Adhitama saja.“Mau sampai kapan kamu menyembunyikannya dari Olivia?”“Ma, aku sudah memikirkannya dan akan mengaturnya. Nantinya, aku akan mengumumkan hubunganku dengan Oliv ke seluruh Mambera.”Kemudian, mereka bisa mempersiapkan resepsi pernikahan mereka.Yang ada di rencana dan pikiran Stefan memang indah, tapi hanya Tuhan yang tahu ap
Aksa juga berkata dengan dingin di telepon, “Kalau kamu nggak datang, aku akan mengungkapkan identitasmu di depan Olivia. Dia mungkin nggak akan marah kalau kamu menyembunyikan hal lain darinya, tapi dia pasti akan sangat marah karena kamu menyembunyikan identitasmu, bahwa kamu adalah tuan muda keluarga Adhitama. Karena Amelia.”Raut muka Stefan semakin masam sekarang. Dia berkata dengan dingin, “Sudah kubilang, aku akan ke sana. Kamu tunggu saja di sana.”Berani-beraninya pria ini mengancamnya!“Aku ini kakak sepupumu. Bukannya seharusnya kamu yang datang lebih awal dan menungguku di sana?”Stefan berkata dengan dingin, “Great Hotel adalah hotel milik keluargamu. Kamu bisa berada di sana kapan saja. Kalau mau diganti saja tempatnya, jadi Mambera Hotel. Kalau di sana, aku akan tiba duluan dan menunggumu di kamar presidential suite.”“Kamu merasa bersalah? Takut? Sengaja mau membuat kakak sepupumu ini menunggu?”“Aksa, jangan sebut dirimu kakak di depanku.”Aksa tertawa dan berkata, “Ak
Aksa harus memberi tahu istrinya apa yang dia dan Stefan bicarakan di telepon, agar kecurigaan istrinya hilang dan membuat dia terlepas dari citra “suka pria dan wanita” di mata istrinya.Stefan tidak memberi tahu Olivia kalau Aksa meneleponnya dan mengajaknya bertemu.Setelah kembali ke dalam rumah, dia dan Olivia duduk di sofa, dan menonton TV.Setelah menonton sebentar, Olivia menguap berkali-kali. Dia pun mematikan TV dengan tidak sabar dan menggendong istrinya itu naik ke atas.Sesampainya di kamar, dia pun menemani istrinya berbaring di tempat tidur dan mengobrol. Hanya saja, setelah mengobrol cukup lama, wanita di sebelahnya tidak bersuara lagi. Dia mencondongkan diri dan memanggil dengan suara pelan, “Oliv. Oliv.”Olivia sudah tertidur, tidak mendengar panggilannya.Stefan menjadi lega. Dia mengecup pipi istrinya itu sekali, lalu berkata dengan lembut, “Oliv, selamat tidur.”Setelah itu, dia menyibak selimut dan turun dari tempat tidur dengan pelan.Dia kemudian menyelimuti Oli
“Pak Stefan.” Pengawal itu berkata lagi.Stevan menatapnya.Pengawal itu berkata, “Pak Aksa bilang Bapak harus pergi membelinya sendiri, nggak boleh menyuruh pengawal. Dengan begitu Bapak akan terkesan tulus. Kalau Pak Stefan hormat dengan Pak Aksa, itu berarti Bapak sangat mencintai Non Olivia.”Artinya, kalau Stefan tidak pergi membeli sendiri, dia akan dianggap tidak menghormati Aksa. Kalau dia tidak menghormati Aksa, itu artinya dia tidak terlalu mencintai Olivia.Stefan sampai kesal karena dipersulit oleh Aksa, tapi Aksa membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.Meskipun Olivia belum lama mengetahui bahwa Yuna Sanjaya adalah bibinya, mereka memang punya hubungan darah.Stefan benar-benar tidak boleh meremehkan keluarga Sanjaya.Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, berbalik badan dan pergi.Pergi membeli sesuatu untuk diberikan pada Aksa sebagai buah tangan atas “pertemuan mereka yang pertama kali”.Supermarket besar sudah tutup jam segini.Stefan hanya bisa berbelanja di minimarket yan
Setelah melihat apa yang jatuh ke pangkuannya, Stefan terlihat sangat malu.Dia pergi ke minimarket untuk membeli barang karena dipersulit oleh Aksa, lalu membeli barang melihat barang apa yang dia ambil. Dia mengambil semua barang di rak minimarket, dan karena mengambil terlalu banyak barang, ada beberapa bungkus pembalut yang tercampur di dalamnya. Dia tidak menyadarinya.“Kamu kan punya istri,” ujar Stefan, melempar pembalut itu ke Aksa lagi.Aksa tertawa. Tawanya itu membuat Stefan ingin melompat, menerkam, dan mencekiknya!Setelah bertahun-tahun bertengkar bersama Aksa, dia tidak pernah merasa semalu ini di depan pria itu.Aksa tertawa lama sekali, baru berhenti. Dia mengusap perutnya dan berkata kepada Stefan, “Stefan, kamu ini mau membuatku tertawa sampai mati, supaya kamu bisa mewarisi harta keluargaku, ya? Perutku sakit karena tertawa terlalu keras.”“Sebelum kamu mati tertawa, buatlah surat wasiat dan wariskan semua harta yang kepemilikannya atas namamu kepadaku. Kemudian, ka
Setelah terdiam beberapa saat, Stefan berkata dengan suara berat, “Bagaimana cara menghindari Amelia? Menurutku kamu yang harus mengaturnya.”Dia tidak mungkin bisa menghindari Amelia.“Kita harus mengaturnya bersama. Sebelum kamu datang, kirim pesan padaku terlebih dahulu. Aku akan mengalihkan perhatian Amelia dan mencegahnya melihatmu. Aku akan menjelaskannya terlebih dahulu kepada orang tuaku.”Stefan tidak keberatan dengan hal itu.Dia juga tak ingin Amelia mengetahui hubungannya dengan Olivia sekarang.Apabila Amelia tahu di saat-saat termanis dalam pernikahannya, dia juga tidak tahu hal gila apa yang akan dilakukan Amelia nanti.“Aku rasa aku nggak ada waktu untuk ke sana sebelum tahun baru. Aku akan meluangkan waktu untuk menemani Olivia pergi ke sana setelah tahun baru.”Kedua orang tua Olivia sudah meninggal. Olivia tidak akan mungkin mengunjungi sanak-sanak keluarganya yang di kampung itu. Selain kakaknya, Olivia hanya memiliki keluarga Sanjaya.Aksa bertanya pada Stefan, “Ka
Pengawal mereka mengikuti mereka berjalan dalam diam. Para pengawal juga tidak bersuara. Kalau bukan karena mereka mengeluarkan suara saat berjalan, orang-orang akan mengira mereka melihat hantu saat melihat mereka seperti itu di tengah malam begini.Sebelum memasuki lift, Aksa berhenti.“Stefan,” ujarnya dengan suara rendah.Stefan menoleh ke arahnya.Aksa tidak bersuara lagi. Setelah diam beberapa saat, dia akhirnya berkata, “Jangan selalu merebut klienku.”Stefan berkata dengan acuh tak acuh, “Selama kamu belum ada kontrak dengan mereka, mereka masih bisa membatalkan kerja sama dengan kalian. Terkadang, keadaan bahkan masih bisa berubah meskipun sudah tanda tangan kontrak. Di dalam bisnis memang seperti itu. Kamu nggak bisa bilang aku merebut klienmu. Aku cuma bisa bilang, Sanjaya Group kurang hebat, makanya klien memilih Adhitama Group.”“Bisnis ya bisnis. Jangan saling mengalah.”Aksa berkata, “Stefan, berani sekali kamu.”Stefan masih berkata dengan cuek, “Tentu saja aku berani,
Siapa yang datang sepagi ini?Setelah turun dari lantai atas, Olivia mengambil kunci kemudian membuka pintu utama rumah. Saat keluar, Olivia melihat seseorang membawa dua bungkusan di tangan yang berdiri di depan gerbang vila. Sekilas, dia terlihat seperti kurir pengantar makanan. “Pagi, Mbak Oliv!”Pak Darion tersenyum menyapa. "Oh, hai, Pak Darion! Selamat pagi," balas Olivia.Olivia tidak menyangka ternyata manajer Mambera Hotel yang berdiri di sana. Pak Darion mengangkat bungkusan yang dipegangnya sambil tersenyum lebar. "Pak Stefan menelepon saya semalam. Dia pesan dua porsi sarapan dan minta saya antar sarapan ini di jam segini. Makanya saya ke sini pagi-pagi mengganggu Mbak Oliv."Olivia berpikir dalam hati, entah kapan Stefan meminta Pak Darion untuk mengantarkan sarapan ke sana padahal semalaman dia bersama Stefan. Selain itu juga, orang Mambera Hotel yang mengirim makanan.Meski Stefan bekerja di Adhitama Group dan bisa mendapatkan diskon di Mambera Hotel, tapi bukan berart