Setelah dokter datang memeriksa, suster masuk untuk mengganti infus Stefan. Olivia hanya memperhatikan lelaki itu, sedangkan Ferry membantu untuk mengambil obat dan meminta orang dari toko obat untuk memasaknya.Stefan menatap botol infus sambil memikirkan cara untuk kabur dari obat tradisional.“Stefan, kamu kenapa?” tanya Olivia ketika melihat Stefan yang menatap botol infus dengan mata tak berkedip.“Ada yang sakit?” tanya Olivia lagi.“Olivia.”Stefan menggenggam tangan perempuan itu dan dengan wajah memelas berkata, “Aku boleh ganti obatnya jadi obat dokter lagi? Aku nggak suka obat tradisional yang seperti jamu gitu, terlalu pahit.”Olivia menarik tangannya dan mencubit pipi Stefan sambil tertawa dan berkata, “Ternyata ada yang ditakuti oleh Stefan juga.”Stefan menangkap tangan perempuan itu dan menatap Olivia dalam-dalam sambil berkata, “Yang paling aku takuti itu adalah kamu pergi meninggalkanku.”“Sudah, jangan sandiwara lagi dan pura-pura romantis. Nggak perlu pura-pura kasi
Olivia tertawa sambil menyerahkan gelas obat ke tangan Stefan dan berkata, “Kalau gitu minum sendiri. Stefan, kamu itu lelaki 30 tahun. Minum obat pahit begini saja nggak bisa?”Ternyata Stefan takut minum obat tradisional. Kalau sampai lelaki itu membuatnya marah, berdoa saja jangan sampai Stefan sakit. Jika tidak, maka Olivia akan membeli obat tradisional yang luar biasa pahit dan memaksanya minum setiap hari!Melihat wajah tegang lelaki itu, Olivia berbisik di samping telinga Stefan, “Stefan, habiskan obatnya dan cepat sembuh. Biar aku bisa makan kamu sebelum pulang. Anggap saja sebagai bayaran aku datang ke sini.”Mata hitam Stefan berbinar dan bertanya, “Sudah bisa?”Olivia menegakkan tubuhnya dan menjawab, “Tepat setelah kamu keluar rumah sakit.”“Bagaimana? Obat ini masih mau kamu minum atau nggak?”Dengan wajah masam dan terpaksa, Stefan mengambil gelas itu dan menarik napas dalam untuk memantapkan hatinya menghabiskan obat itu. Matanya terpejam erat ketika meneguk obat pahit t
Stefan jatuh cinta pada Olivia lebih dulu. Otomatis cintanya jauh lebih dalam dibandingkan Olivia. Akan tetapi Olivia baru saja melangkahkan kakinya, dia kembali menarik kembali langkahnya.Stefan terdiam mendengar ucapan sang nenek. Mereka berdua memang mudah terpancing emosi dan berantem. Selain karena hubungan mereka kurang dalam, sifat mereka dan kebiasaan keduanya juga berbeda.Tidak begitu memungkinkan mengharapkan Olivia berubah demi dirinya. Perempuan itu bukan merupakan orang yang bersedia mengandalkan lelaki sepenuhnya. Semua masalah yang bisa dia selesaikan sendiri tidak akan memberi tahu Stefan. Oleh karena itu, sekarang hanya bisa Stefan yang berubah demi Olivia.“Kenapa diam? Setiap Nenek mengajarimu cara mengejar istrimu dan membangun hubungan dengan Olivia, kamu selalu diam saja.”“Aku nggak tahu harus ngomong apa,” ujar Stefan dengan jujur.“Kenapa Nenek bisa ada cucu yang kaku seperti kamu? Kalau adik-adikmu sama sepertimu, Nenek rela pergi menyusul kakekmu lebih awal
Odelina terlalu gemuk sehingga dia tidak mengenakan gaun pesta. Sebenarnya dia tidak memiliki gaun yang cocok di tubuhnya. Jika harus dibuat dan dijahit ulang, waktunya sudah tidak mencukupi. Akan tetapi ketika perempuan itu mengenakan baju baru dan sedikit berdandan ditambah mengenakan perhiasan milik Yuna, Odelina terlihat sangat elegan sekali.Russel mengenakan jas anak-anak yang membuatnya tampak tampan. Setiap perempuan yang melihat Russel pasti tidak tahan untuk tidak menggendong bocah itu. Russel mulai menjadi pusat perhatian orang-orang di acara. Asalkan ada yang memujinya tampan, dia akan mengucapkan terima kasih.“Bu, Bu Yanti dan Den Daniel sudah datang.”Orang-orang penting yang hadir pasti akan disambut oleh Yuna dengan membawa putri dan juga keponakannya. Yuna langsung menggandeng Odelina sambil berkata, “Odelina, ikut Tante buat sambut Bu Yanti.”“Beliau adalah ibunya Daniel yang pernah membantu kamu,” jelas Yuna dengan singkat.Odelina tersenyum dan menganggukkan kepala
Russel segera mundur ke belakang ibunya.Odelina berbalik badan, memeluk putranya dan berkata kepada, “Russel, ini Om Daniel. Kamu pernah bertemu dengan Om ini sebelumnya.”Russel memandang Daniel. Dia, yang biasa sangat sopan, tetap tidak menyapa Daniel.“Anak ini lucu sekali,” puji Yanti.Dia berpikir, keponakan perempuan Nenek Yuna terlalu gemuk, tapi putranya sangat lucu.“Daniel, wajahmu terlalu menyeramkan, jadi anak ini takut. Dia nggak mau kamu sentuh,” Yanti menjahili putra bungsunya.Dulu waktu Daniel mengalami kecelakaan dan wajahnya terluka, Yanti sudah mencoba untuk membujuk putranya itu untuk menjalani operasi plastik untuk menghilangkan bekas luka di wajah, supaya ketampanannya bisa kembali.Namun, putranya ini tidak mau mendengar. Dia tidak tahu dia menangis berapa kali waktu itu. Jantungnya seolah mau copot ketika mengetahui putranya ini mengalami kecelakaan. Namun, putranya masih tidak mau mendengar nasihatnya dan tidak bersedia melakukan operasi plastik.Bertahun-tah
“Jangan khawatir. Kakak nggak akan membiarkan diri sendiri dipersulit Tante Yanti. Kamu jangan kesal.”“Kak Odelina, Kakak terlalu sabar dan murah hati. Kalau aku, aku mungkin akan mencabik-cabik orang yang berani menatapku begitu.”Odelina tertawa.Bagaimana mungkin dia bisa dibandingkan dengan Amelia?Amelia adalah putri orang kaya.Sementara dirinya hanyalah seorang yatim piatu yang orang tuanya sudah meninggal.“Pokoknya, mulai sekarang aku akan melindungi Kakak. Kalau ada yang berani menatap Kakak seperti itu dan menindas Kakak, bilang padaku. Aku akan memberi pelajaran pada mereka.”“Julia sudah datang,” ujar Odelina ketika melihat Junia dan adiknya, yang berhasil mengalihkan perhatian Amelia.Junia lagi-lagi memaksa adiknya untuk ikut datang. Adiknya dijadikan sopir gratis, supaya dia bisa makan sepuas-puasnya di pesta ini.Sayangnya, Olivia sedang tidak berada di Mambera.“Junia.” Amelia dan Odelina pergi menyambut Junia.“Junia, kenapa kamu baru datang sekarang?” Amelia meraih
Odelina merasa defensif.Dia bertanya dengan dingin, “Kamu dengar dari siapa aku dapat uang sebanyak itu? Aku nggak bekerja setelah menikah, nggak punya penghasilan sedikit pun ….”“Mama mertuamu yang bilang. Odelina, bisnisku sedang nggak berjalan dengan baik. Rugi besar. Semua keuntungan yang aku dapatkan dulu habis, nggak ada uang untuk putar bisnisnya. Kamu pinjamkan aku dua miliar untuk memutar bisnisnya.”Odelina tertawa kesal.Orang-orang itu benar-benar tidak tahu malu.Mereka terus-terusan mengganggu dia dan adiknya.“Yoga, kamu nggak pernah berkaca di cermin, ya? Memangnya kamu siapa? Kalian memperlakukan aku dan adikku dengan seperti itu, lalu sekarang masih ada muka untuk meminjam uang denganku? Benar, aku memang punya dua miliar lebih, tapi aku nggak akan meminjamkannya untukmu!”“Odelina, jangan begitu, dong. Bagaimanapun juga, kami ini masih saudaramu. Waktu itu, kamu dan adikmu yang terlalu keras kepala, nggak minta keluarga suamimu untuk memberi uang mahar. Mereka jadi
Kemudian, apa pun pertanyaan yang ditanyakan Bobby, tidak ada yang mau memberitahunya, selain Sanjaya Group, siapa orang yang sedang membalas dendam padanya dan menyebabkan dia tidak direkrut.Bobby tahu, orang itu pasti adalah orang yang mendukung Olivia dari belakang. Dia awalnya mengira orang itu adalah Amelia Sanjaya. Namun, setelah dipikir-pikir, selain Amelia, ternyata masih ada orang yang lebih kuat yang mendukung Amelia dan kakaknya.Siapa orang itu? Bisa-bisanya orang itu mencegahnya mendapatkan pekerjaan di Mambera.Bobby sangat terkejut hingga kehilangan kepercayaan diri. Dia memutuskan untuk membawa kakek neneknya kembali ke desa setelah neneknya keluar dari rumah sakit, lalu membuat rencana lagi setelah tahun baru.“Lalu, apa yang harus kita lakukan?” ujar Surya Hermanus dengan khawatir. “Mengapa orang yang mendukung Olivia dan Odelina dari belakang itu begitu kuat? Bisa-bisanya orang itu membuat kalian kehilangan pekerjaan, membuat bisnis kalian merugi. Bisnis kalian kan