Share

Bab 682

Author: Anggur
“Jangan khawatir. Kakak nggak akan membiarkan diri sendiri dipersulit Tante Yanti. Kamu jangan kesal.”

“Kak Odelina, Kakak terlalu sabar dan murah hati. Kalau aku, aku mungkin akan mencabik-cabik orang yang berani menatapku begitu.”

Odelina tertawa.

Bagaimana mungkin dia bisa dibandingkan dengan Amelia?

Amelia adalah putri orang kaya.

Sementara dirinya hanyalah seorang yatim piatu yang orang tuanya sudah meninggal.

“Pokoknya, mulai sekarang aku akan melindungi Kakak. Kalau ada yang berani menatap Kakak seperti itu dan menindas Kakak, bilang padaku. Aku akan memberi pelajaran pada mereka.”

“Julia sudah datang,” ujar Odelina ketika melihat Junia dan adiknya, yang berhasil mengalihkan perhatian Amelia.

Junia lagi-lagi memaksa adiknya untuk ikut datang. Adiknya dijadikan sopir gratis, supaya dia bisa makan sepuas-puasnya di pesta ini.

Sayangnya, Olivia sedang tidak berada di Mambera.

“Junia.” Amelia dan Odelina pergi menyambut Junia.

“Junia, kenapa kamu baru datang sekarang?” Amelia meraih
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 683

    Odelina merasa defensif.Dia bertanya dengan dingin, “Kamu dengar dari siapa aku dapat uang sebanyak itu? Aku nggak bekerja setelah menikah, nggak punya penghasilan sedikit pun ….”“Mama mertuamu yang bilang. Odelina, bisnisku sedang nggak berjalan dengan baik. Rugi besar. Semua keuntungan yang aku dapatkan dulu habis, nggak ada uang untuk putar bisnisnya. Kamu pinjamkan aku dua miliar untuk memutar bisnisnya.”Odelina tertawa kesal.Orang-orang itu benar-benar tidak tahu malu.Mereka terus-terusan mengganggu dia dan adiknya.“Yoga, kamu nggak pernah berkaca di cermin, ya? Memangnya kamu siapa? Kalian memperlakukan aku dan adikku dengan seperti itu, lalu sekarang masih ada muka untuk meminjam uang denganku? Benar, aku memang punya dua miliar lebih, tapi aku nggak akan meminjamkannya untukmu!”“Odelina, jangan begitu, dong. Bagaimanapun juga, kami ini masih saudaramu. Waktu itu, kamu dan adikmu yang terlalu keras kepala, nggak minta keluarga suamimu untuk memberi uang mahar. Mereka jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 684

    Kemudian, apa pun pertanyaan yang ditanyakan Bobby, tidak ada yang mau memberitahunya, selain Sanjaya Group, siapa orang yang sedang membalas dendam padanya dan menyebabkan dia tidak direkrut.Bobby tahu, orang itu pasti adalah orang yang mendukung Olivia dari belakang. Dia awalnya mengira orang itu adalah Amelia Sanjaya. Namun, setelah dipikir-pikir, selain Amelia, ternyata masih ada orang yang lebih kuat yang mendukung Amelia dan kakaknya.Siapa orang itu? Bisa-bisanya orang itu mencegahnya mendapatkan pekerjaan di Mambera.Bobby sangat terkejut hingga kehilangan kepercayaan diri. Dia memutuskan untuk membawa kakek neneknya kembali ke desa setelah neneknya keluar dari rumah sakit, lalu membuat rencana lagi setelah tahun baru.“Lalu, apa yang harus kita lakukan?” ujar Surya Hermanus dengan khawatir. “Mengapa orang yang mendukung Olivia dan Odelina dari belakang itu begitu kuat? Bisa-bisanya orang itu membuat kalian kehilangan pekerjaan, membuat bisnis kalian merugi. Bisnis kalian kan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 685

    Amelia mendengar seluruh percakapan antara Odelina dan Yoga di telepon itu. Dia berkata dengan marah, “Mereka masih berani mengganggumu dan meminta uang.”“Dia ingin meminjam uang padaku. Dia bilang bisnisnya lagi nggak lancar dan merugi besar. Jadi, dia mau pinjam dua miliar agar bisnisnya bisa berjalan lagi.”“Nggak tahu malu sekali dia. Aku selalu mengira akulah orang yang paling nggak tahu malu di Mambera. Semua orang mengatakan seperti itu. Mereka bilang aku nggak tahu malu, mengejar tuan muda keluarga Adhitama sampai seperti itu. Tapi, kalau dibandingkan dengan keluarga-keluargamu itu, aku rasanya masih jauh tahu malu.”Gantian malah Odelina yang menenangkan Amelia. “Amelia, nggak perlu menghabiskan tenaga untuk marah pada orang-orang itu. Kakak dan Olivia nggak mungkin akan berdamai dengan mereka seumur hidup ini. Aku nggak peduli mereka mau seperti apa.”Hidup sanak keluarganya dan Olivia di desa sedang tidak baik sekarang. Mereka sedang mendapat karma.“Ayo, kita pergi makan.

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 686

    Dia berkata kepada Yuna. “Tante, aku dan Oliv masih muda. Tangan dan kaki kami masih sehat, jadi kami nggak membutuhkan bantuan Tante. Tante nggak perlu mengkhawatirkan kami. Aku yakin kami bisa sukses dengan usaha kami sendiri.”“Aku juga ingin menanyakan satu hal lagi pada Tante. Aku harap jangan sampai seluruh kota tahu kalau aku dan Olivia adalah keponakan tante. Aku dan Olivia sudah mengalami banyak hal selama ini. Aku takut, orang lain akan menggunakan kami berdua untuk merugikan Sanjaya Group dan Tante.”Setelah merenung sejenak, Yuna berkata, “Odelina, Tante senang kamu bisa berpikir seperti itu. Kalian berdua sama kuatnya dengan Tante. Kalau kalian memang nggak memerlukan bantuan Tante, Tante nggak akan bantu. Tapi, kalau kalian mengalami kesulitan nanti, kalian harus bilang pada Tante.”“Nggak masalah apakah orang lain tahu tentang hubungan kita, tapi keluargamu di desa harus tahu. Jangan sampai mereka terus mengganggu dan meminta uang pada mereka berdua.”Nama Sanjaya Group

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 687

    Wanita yang disukainya, yang juga merupakan istri sahnya, setiap hari mondar-mandir di depannya. Namun, dia tidak bisa mencium wanita ini.Stefan kesulitan menahannya.Sekaran, setelah “bebas dari penjara”, dia langsung mencium Olivia dengan dominan, tanpa sungkan lagi.Setelah sekian lama, Olivia bersandar di dadanya untuk mengatur napasnya.“Oliv.”Oliv menatap Stefan. Melihat ekspresi pria itu yang serius, dia mengerjapkan matanya. Orang ini cepat sekali berubah suasana hatinya. Dia bertanya, “Ada apa? Wajahmu ini sudah berubah jadi wajah guru galak lagi.”“Aku masih ingat pertama kali kamu membantu di tokoku, murid-murid takut masuk ke toko untuk membeli barang ketika mereka melihatmu.”Stefan meraih wajah Olivia dan mengelusnya berulang kali menggunakan jempolnya. Dia tersenyum kecil dan berkata, “Waktu itu, kamu menyuruhku pulang ke kantor. Aku kesal sekali. Padahal aku mau membantu, kamu bukan hanya nggak menghargainya, bahkan menyuruhku pergi.”Dia yang dulu memang sangat angku

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 688

    Stefan ternyata punya vila di sana. Vila di puncak gunung dengan pemandangan bagus.Olivia memasukkan ponselnya kembali ke saku mantelnya, Olivia berbalik badan dan duduk di sofa, lalu menatap lurus ke arah Stefan.Stefan juga menatapnya.Dia tidak tahu wanita itu sedang marah atau terkejut?Mungkin bukan terkejut.“Oliv, kita ini termasuk yang baru kenal langsung nikah. Aku ….”Stefan berjalan menghampiri Olivia dan duduk di sebelahnya.  Begitu dia duduk, Olivia bergeser ke samping dan menjauhkan diri, lalu berkata, “Kamu duduk di sana saja. Jangan terlalu dekat denganku.”Dengan wajah cemberut, dia berkata dengan marah, “Aku tahu kenapa kamu menyembunyikannya dariku. Apa lagi kalau bukan karena kamu takut kalau aku tahu kamu punya vila, aku akan mengejar uangmu.”“Sebagai seorang petinggi di Adhitama Group, berapa gaji tahunanmu? Beberapa miliar, ‘kan? Kerjaanmu biasanya sibuk, kalau nggak harus lembur, pasti harus menemani klien. Semua pengeluarannya diganti oleh perusahaan, ‘kan? L

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 689

    Setelah hening sejenak, Stefan berkata, “Setelah membeli vila dan rumah di Lotus Residence, tabunganku nggak banyak lagi. Mobil hanyalah alat transportasi. Asal bisa dipakai, ya sudah. Nggak perlu mobil mewah.”Setelah mengatakan itu, Stefan rasanya ingin menyeka keringat dinginnya. Sampai saat ini, dia masih harus berbohong untuk melengkapi kebohongan yang sebelumnya.Olivia mendorongnya lagi dan berkata, “Kamu lepaskan aku dulu.”“Kamu nggak boleh lari, ya?”“Aku bisa ke mana? Kalau aku mau lari, aku nggak akan bilang-bilang lagi, langsung membereskan barang dan pergi. Aku beri tahu kamu, kalau orang bilang mau pergi, itu hanya mengancam. Yang benaran mau pergi akan pergi dengan diam-diam dan tanpa ragu lagi, sampai kamu nggak bisa menemukannya.”Jantung Stefan berdegup kencang mendengarnya. Dia bertanya dengan hati-hati, “Oliv, dalam keadaan seperti apa kamu akan meninggalkanku?”“Kamu pasti telah melakukan sesuatu yang besar yang bisa membuatku marah, makanya jadi takut, ‘kan? Samp

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 690

    “Bohong,” ujar Stefan.Dia pun pergi membereskan kopernya.Olivia duduk dan terus menghitung uangnya.Adhitama Group memang merupakan grup terbesar di Mambera, dengan kemampuan finansial yang kuat. Bahkan, anak perusahaannya saja sangat bermurah hati dalam mengeluarkan uang. Mereka memberi Olivia beberapa juta karena Olivia merawat Stefan selama beberapa hari.Setelah menghitung uang, Olivia berdiri dan mengambil dompet yang biasanya sering dia bawa saat keluar rumah. Dompet itu terbuat dari kain dan sangat murah. Kalau dia join purchase dengan orang lain di internet, paling-paling hanya bayar beberapa puluh ribu. Namun, dompet itu sangat berguna dan bisa menampung beberapa juta di dalamnya.Dia memasukkan uang-uang itu ke dalam dompet, lalu mengamati Stefan membereskan kopernya. Barang pria itu tidak banyak. Semuanya barang yang dia kemaskan untuk pria itu sebelum pergi business trip.Dia sendiri datang dengan terburu-buru kemarin, jadi dia hanya membawa dua pasang baju ganti. Barang-

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3482

    "Biarkan saja mereka, hari ini adalah hari terakhir mereka bisa bersenang-senang seperti ini." Besok, para tetua itu akan meninggalkan Mambera. Dokter Panca akan terbang ke Vila Ferda milik keluarga Junaidi untuk merayakan Tahun Baru di rumah muridnya. Setya akan tinggal di rumah keluarga Sanjaya untuk menikmati masa tuanya. Sementara Rubah Perak dan yang lainnya akan kembali ke tempat mereka masing-masing. Setelah beberapa hari berada di luar, mereka merasa bahwa tidak peduli seberapa bagus dunia luar, rumah mereka tetap yang terbaik. Mereka memilih untuk pulang. Tahun Baru makin dekat, dan murid-murid mereka juga akan kembali dari berbagai daerah. Meskipun mereka tidak seberuntung nenek tua itu yang memiliki anak dan cucu yang banyak, mereka punya banyak murid dan murid-murid itu juga akan kembali. Suasananya pasti akan sangat ramai, bahkan lebih meriah daripada di Vila Permai. Dewi bangkit dan berjalan keluar rumah. Karena Yuna telah datang, dia harus menyambutnya. Begitu sampa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3481

    Ronny juga tidak bodoh. Dia bisa langsung bisa menebak dan berkata, "Kakak pasti membantuku menutupinya sedikit, jadi ketika Yohanna menyelidiki dua kali, dia tetap nggak bisa menemukan semuanya dengan jelas." Dewi terdiam sejenak sebelum berkata, "Jadi saat nanti kami ke sana untuk menjengukmu, apakah perlu kami ikut menyembunyikannya?" Tanpa berpikir panjang, Ronny langsung menolak. Dia menjawab, "Nggak perlu disembunyikan, tapi juga nggak perlu sengaja diekspos. Kalau dia tahu, ya sudah, kalau belum tahu juga nggak masalah. Cepat atau lambat, dia pasti akan tahu." "Baiklah kalau begitu." "Oh iya, Mama bilang ada tamu penting yang datang ke rumah kita?" Dewi mengangguk dan menceritakan tentang kedatangan Dokter Panca dan yang lainnya kepada putra bungsunya. Ronny mendengarkan dengan penuh penyesalan, "Sayang sekali, aku sedang bepergian dengan Yohanna untuk urusan bisnis, jadi nggak bisa pulang. Mama, tolong bantu aku bicara yang baik-baik di depan para tetua itu, biar mereka m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3480

    Ronny terdiam sejenak, lalu berkata, "Ma, kalau dia terlahir di keluarga kita, bagaimana mungkin Mama bisa mendapatkan menantu perempuan seperti dia? Kalau Mama merasa kasihan padanya, nanti setelah dia menikah dengan aku, Mama bisa memperlakukannya dengan baik, anggap saja dia seperti putri kandung Mama sendiri." "Sama seperti bagaimana Mama memperlakukan Kak Olivia." Dalam pandangan Ronny, orang tuanya memperlakukan kakak iparnya seperti putri sendiri. Meskipun mereka tidak sering berinteraksi dan tidak tinggal bersama, setiap kali kakak dan kakak iparnya pulang ke rumah saat perayaan besar, hubungan mereka tetap harmonis tanpa ada konflik antara ibu mertua dan menantu.Ronny merasa bahwa orang tuanya adalah mertua yang sangat baik. Mereka tidak pernah ikut campur dalam kehidupan rumah tangga anak-anak mereka, tidak pernah membicarakan keburukan menantu perempuan di depan anak laki-laki mereka, dan selalu menjaga jarak yang cukup, karena jarak bisa menciptakan keindahan dalam hub

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3479

    "Rasa kagum adalah awal dari perasaan suka." Dewi memberi semangat kepada putra bungsunya sembari berkata, "Perlakukan dia dengan baik, buatkan makanan enak untuknya. Setelah perutnya terbiasa dengan masakanmu, perlahan-lahan dia nggak akan bisa lepas darimu. Bukankah itu berarti kamu sudah berhasil mengejar istrimu?" "Entah bagaimana, nenekmu bisa memilihkan seorang gadis yang begitu pemilih dalam hal makanan untukmu." "Rasanya nenekmu memang memilih calon istri untuk kalian yang semuanya pecinta kuliner. Mungkin karena beliau sendiri adalah seorang pecinta makanan, sangat pemilih soal makanan, jadi menantu-menantunya juga harus seperti itu." Dewi berkata dengan nada sedikit tidak berdaya. Olivia, Rosalina, dan Rika semuanya sangat suka makan. Jika sembilan bersaudara ini menikah dengan istri yang semuanya pecinta kuliner, setiap kali berkumpul saat perayaan tahun baru, pasti akan berubah menjadi surga makanan. Dewi hanya membayangkan suasana itu dan sudah tidak bisa menahan taw

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3478

    Makin muda maka makin sedikit orang yang mengenalnya. Misalnya, adik bungsunya, Sandy, bahkan di sekolahnya sendiri, hampir tidak ada yang tahu bahwa dia adalah anak bungsu dari keluarga Adhitama. Bahkan di kalangan kelas atas, hanya segelintir orang yang pernah bertemu dengannya. Nenek mereka sangat melindungi cucu-cucunya. Sebelum mereka memasuki dunia kerja, beliau tidak akan membiarkan kekuatan eksternal mana pun mengganggu kehidupan mereka. Ketika mereka sudah tidak ingin melanjutkan pendidikan dan mulai mencari pekerjaan, barulah nenek akan membawa mereka ke berbagai acara sosial, memperkenalkan mereka ke publik, agar orang-orang tahu bahwa mereka adalah salah satu anak dari keluarga Adhitama. Namun, apakah orang-orang akan mengingat mereka atau tidak, itu tergantung pada seberapa besar kemampuan mereka dan seberapa besar pengaruh mereka di Mambera. Jika mereka memilih untuk memulai karier dari bawah, nenek juga tidak akan membawa mereka ke acara sosial. Mereka akan dibiarka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3477

    Ronny berkata, "Meskipun adik laki-laki Ibu sudah dewasa, belum tentu dia memiliki kemampuan untuk mengambil alih bisnis keluarga. Ibu memang seorang perempuan, tapi tetap bagian dari keluarga Pangestu. Kalau Ibu memiliki kemampuan untuk memimpin, kenapa harus terjebak dalam perdebatan tentang siapa yang harus menjadi penerus?" Di keluarga Adhitama, tidak ada pola pikir seperti itu. Menurut neneknya, jika semua saudara memiliki kemampuan, maka yang tertua akan mewarisi bisnis. Namun, jika yang tertua tidak mampu, maka yang paling berbakatlah yang akan mengambil alih, tidak harus anak pertama atau cucu tertua. Yang paling penting adalah kemampuan. Jika keluarga mereka memiliki anak perempuan yang bisa mengambil alih bisnis dan bersedia melakukannya, tentu saja diperbolehkan. Namun, jika tidak ingin mengambil alih, juga tidak akan dipaksakan. Melihat betapa besar keinginan para orang tua untuk memiliki anak perempuan, Ronny merasa bahwa jika suatu hari nanti dia memiliki keponakan per

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3476

    Ronny menjawab dengan suara lembut, "Baik, selama Bu Yohanna nggak keberatan dengan cara makanku, maka aku akan dengan senang hati menerimanya." "Kamu ini, dari luar terlihat sangat berpendidikan dan beretika tinggi. Orangnya juga lembut dan sopan. Walaupun aku belum pernah makan satu meja denganmu, aku bisa menebak kalau cara makanmu pasti nggak buruk." Ronny tersenyum. Dalam hati, dia memuji, "Istriku memang luar biasa! Pandai menilai orang!""Oh iya, ada satu hal yang ingin kutanyakan sebelumnya." Ronny menatapnya dengan lembut, menunggu pertanyaannya. "Saat Tahun Baru nanti, apakah kamu akan pulang? Dari tempat kami ke Mambera sangat jauh, 'kan? Kudengar di sana musim dinginnya nggak terlalu dingin." Ronny menjawab, "Aku akan pulang saat Tahun Baru. Apakah makan siang dan makan malam Bu Yohanna sudah ada yang mengurusinya? Kalau sudah, aku ingin pulang sebentar. Nenekku sudah tua, beliau selalu berharap kami para cucunya bisa berkumpul saat hari raya." "Biasanya, karena pekerj

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3475

    Yohanna tersenyum dan berkata, "Kamu juga beli oleh-oleh, ya? Aku sesekali keluar untuk jalan-jalan, tapi nggak pernah terpikir untuk membeli oleh-oleh." "Mungkin karena aku terlalu pemilih dalam soal makanan. Kalau menurutku nggak enak, aku nggak tertarik untuk membelinya," lanjutnya. Makanan khas dari berbagai daerah memang tidak banyak yang cocok di lidah Yohanna. "Setiap kali pergi ke suatu tempat, aku selalu membeli sedikit oleh-oleh khas daerah itu untuk dibawa pulang, agar keluarga bisa mencicipinya. Kadang kalau beli terlalu banyak, aku juga membagikannya ke kerabat dan teman-teman," ujar Ronny dengan senyum di wajahnya. Saat dia menatap seseorang sambil tersenyum, mudah sekali menimbulkan kesalahpahaman. Seakan-akan dia memiliki ketertarikan khusus pada orang tersebut. Bahkan seseorang yang tenang seperti Yohanna pun merasa hatinya lebih ringan saat berhadapan dengan Ronny yang lembut dan penuh perhatian. Tidak heran adiknya langsung memiliki kesan baik terhadap lelaki i

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3474

    Yohanna menanggapi sambil berjalan ke sofa dan duduk. Ronny mendorong pintu dan masuk, membawa makan siangnya. "Bu, sudah waktunya makan siang," katanya sambil menyusun hidangan satu per satu di meja. Karena hanya Yohanna yang makan, dia hanya menyiapkan tiga lauk dan satu sop, dengan porsi yang cukup untuk satu orang saja. Yohanna cukup pemilih dalam hal makanan. Tidak banyak yang benar-benar bisa membuatnya menikmati hidangan dengan senang hati, sehingga porsi makannya tidak terlalu besar. Saat melihat menu hari ini, dia menyadari bahwa hidangannya telah berganti dari kemarin. Namun, tetap saja terlihat menggugah selera dengan warna, aroma, dan rasa yang menarik. Ronny dengan perhatian mengambil semangkuk sop setengah penuh dan menyodorkannya kepadanya. "Makan sop dulu, biar tubuh Ibu lebih hangat," katanya lembut. Padahal, di dalam ruangan sudah ada pemanas, jadi Yohanna sama sekali tidak merasa kedinginan. Pakaian yang dia kenakan hanyalah seragam kerja sehari-hari, tanpa jak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status