Share

Bab 687

Author: Anggur
Wanita yang disukainya, yang juga merupakan istri sahnya, setiap hari mondar-mandir di depannya. Namun, dia tidak bisa mencium wanita ini.

Stefan kesulitan menahannya.

Sekaran, setelah “bebas dari penjara”, dia langsung mencium Olivia dengan dominan, tanpa sungkan lagi.

Setelah sekian lama, Olivia bersandar di dadanya untuk mengatur napasnya.

“Oliv.”

Oliv menatap Stefan. Melihat ekspresi pria itu yang serius, dia mengerjapkan matanya. Orang ini cepat sekali berubah suasana hatinya. Dia bertanya, “Ada apa? Wajahmu ini sudah berubah jadi wajah guru galak lagi.”

“Aku masih ingat pertama kali kamu membantu di tokoku, murid-murid takut masuk ke toko untuk membeli barang ketika mereka melihatmu.”

Stefan meraih wajah Olivia dan mengelusnya berulang kali menggunakan jempolnya. Dia tersenyum kecil dan berkata, “Waktu itu, kamu menyuruhku pulang ke kantor. Aku kesal sekali. Padahal aku mau membantu, kamu bukan hanya nggak menghargainya, bahkan menyuruhku pergi.”

Dia yang dulu memang sangat angku
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 688

    Stefan ternyata punya vila di sana. Vila di puncak gunung dengan pemandangan bagus.Olivia memasukkan ponselnya kembali ke saku mantelnya, Olivia berbalik badan dan duduk di sofa, lalu menatap lurus ke arah Stefan.Stefan juga menatapnya.Dia tidak tahu wanita itu sedang marah atau terkejut?Mungkin bukan terkejut.“Oliv, kita ini termasuk yang baru kenal langsung nikah. Aku ….”Stefan berjalan menghampiri Olivia dan duduk di sebelahnya.  Begitu dia duduk, Olivia bergeser ke samping dan menjauhkan diri, lalu berkata, “Kamu duduk di sana saja. Jangan terlalu dekat denganku.”Dengan wajah cemberut, dia berkata dengan marah, “Aku tahu kenapa kamu menyembunyikannya dariku. Apa lagi kalau bukan karena kamu takut kalau aku tahu kamu punya vila, aku akan mengejar uangmu.”“Sebagai seorang petinggi di Adhitama Group, berapa gaji tahunanmu? Beberapa miliar, ‘kan? Kerjaanmu biasanya sibuk, kalau nggak harus lembur, pasti harus menemani klien. Semua pengeluarannya diganti oleh perusahaan, ‘kan? L

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 689

    Setelah hening sejenak, Stefan berkata, “Setelah membeli vila dan rumah di Lotus Residence, tabunganku nggak banyak lagi. Mobil hanyalah alat transportasi. Asal bisa dipakai, ya sudah. Nggak perlu mobil mewah.”Setelah mengatakan itu, Stefan rasanya ingin menyeka keringat dinginnya. Sampai saat ini, dia masih harus berbohong untuk melengkapi kebohongan yang sebelumnya.Olivia mendorongnya lagi dan berkata, “Kamu lepaskan aku dulu.”“Kamu nggak boleh lari, ya?”“Aku bisa ke mana? Kalau aku mau lari, aku nggak akan bilang-bilang lagi, langsung membereskan barang dan pergi. Aku beri tahu kamu, kalau orang bilang mau pergi, itu hanya mengancam. Yang benaran mau pergi akan pergi dengan diam-diam dan tanpa ragu lagi, sampai kamu nggak bisa menemukannya.”Jantung Stefan berdegup kencang mendengarnya. Dia bertanya dengan hati-hati, “Oliv, dalam keadaan seperti apa kamu akan meninggalkanku?”“Kamu pasti telah melakukan sesuatu yang besar yang bisa membuatku marah, makanya jadi takut, ‘kan? Samp

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 690

    “Bohong,” ujar Stefan.Dia pun pergi membereskan kopernya.Olivia duduk dan terus menghitung uangnya.Adhitama Group memang merupakan grup terbesar di Mambera, dengan kemampuan finansial yang kuat. Bahkan, anak perusahaannya saja sangat bermurah hati dalam mengeluarkan uang. Mereka memberi Olivia beberapa juta karena Olivia merawat Stefan selama beberapa hari.Setelah menghitung uang, Olivia berdiri dan mengambil dompet yang biasanya sering dia bawa saat keluar rumah. Dompet itu terbuat dari kain dan sangat murah. Kalau dia join purchase dengan orang lain di internet, paling-paling hanya bayar beberapa puluh ribu. Namun, dompet itu sangat berguna dan bisa menampung beberapa juta di dalamnya.Dia memasukkan uang-uang itu ke dalam dompet, lalu mengamati Stefan membereskan kopernya. Barang pria itu tidak banyak. Semuanya barang yang dia kemaskan untuk pria itu sebelum pergi business trip.Dia sendiri datang dengan terburu-buru kemarin, jadi dia hanya membawa dua pasang baju ganti. Barang-

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 691

    Semenjak liburan sekolah dimulai, Junia mulai bersantai di rumah. Selain makan dan tidur, dia juga membaca novel di ponselnya.Terkadang, adiknya mendapat telepon dari Reizi yang mau mentraktir makan. Dia takut adiknya “disuap” oleh pria itu, lalu tidak tahu malu dan ikut pergi numpang makan. Waktunya untuk keluar itu nggak banyak.Dia mendapat pesan dari sahabatnya. Setelah mengetahui Olivia sudah kembali, dia segera mengirim voice note.“Kalau begitu, mau makan hot pot bersama nggak malam ini? Sebelumnya, Pak Reiki bilang mau mentraktir kita makan hot pot. Restoran hot pot yang waktu itu lumayan enak. Jadi, aku menunggumu pulang, supaya kita bisa makan ke sana. Kamu nggak tahu, kalau aku ikut makan dengan adikku dan teman-temannya, aku jadi nggak enak mau makan banyak, karena porsi makanku lebih banyak daripada mereka yang pria.”Olivia tersenyum dan menjawab Junia, “Aku nggak bisa malam ini. Aku dan Stefan baru pulang, jadi mau istirahat dulu. Besok saja, ajak Kak Odelina dan Amelia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 692

    Selama dia melakukan perjalanan bisnis, sopir membawa pulang mobil Rolls Royce yang biasa dia naiki ke rumah keluarga Adhitama, sambil menunggu perintah lagi.“Tempat parkir di kantormu seperti pameran mobil saja. Mobil apa pun ada,” kata Olivia sambil masuk ke mobil.Dia melihat banyak sekali mobil mewah di sana.“Ada banyak petinggi di perusahaan. Orang kalau pendapatannya tinggi, jadinya suka ganti mobil yang lebih bagus. Pria kan suka mobil. Kamu tahu itu. Aku sih sukanya rumah. Aku merasa rumah lebih ada nilainya daripada mobil.”Olivia tidak akan mempercayai perkataannya barusan kalau dia tahu garasi di rumahnya penuh dengan mobil, seperti pameran mobil.“Pria suka mobil, wanita suka rumah. Wanita merasa, ada rumah jadi ada tempat pulang.” Sebelumnya, Olivia bekerja keras untuk menabung juga karena dia dia ingin membeli rumah terlebih dahulu. Mobil yang dia pakai sekarang adalah mobil yang diberikan Stefan.Dia biasanya sering naik motor listrik untuk pergi kerja.“Kamu sudah me

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 693

    Setelah membuka pintu, Stefan kembali ke mobil dan menyalakannya lagi, lalu menjalankan mobilnya masuk ke vila dan memarkirnya di halaman terbuka di depan rumah utama.Tanpa ditanya Olivia, dia berkata, “Orang tua dan nenekku suka tinggal di rumah lama, yang jauh dari kebisingan. Mereka juga sudah tinggal di sana selama puluhan tahun, jadi sudah terbiasa. Mereka nggak suka tinggal bersama anak-anak mereka. Makanya, Nenek sudah pulang ke rumah sekarang, padahal baru beberapa hari tinggal bersama kita.”Olivia menggumam mengiyakan dan berkata, “Semua orang tua seperti itu.”Setelah turun dari mobil, Olivia berjalan mengitari halaman terlebih dahulu.Halaman itu tertata dengan baik. Ada halaman bagian depan dan bagian belakang. Halaman bagian depan berisi kolam renang dan beberapa pohon yang bentuknya indah, gazebo kecil, dan kursi ayunan yang diletakkan di bawah pohon tidak jauh dari gazebo tersebut. Ayunan itu cocok untuk tempat bersantai, membaca buku dan menikmati pemandangan.Halaman

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 694

    “Ini rumah kita. Kita bisa tinggal di sini selama sisa hidup kita, jadi kamu bisa pelan-pelan membiasakan diri.”Stefan menarik Olivia masuk ke rumah, lalu tidak bisa menahan diri, langsung menggendong wanita itu dan membawanya naik ke lantai atas.“Nanti tunggu aku kenyang memakanmu, aku akan turun ke bawah dan menyiapkan makan malam yang enak untukmu.”Olivia diam saja.Mereka masuk ke kamar utama di lantai dua. Olivia bahkan tidak sempat melihat-lihat kamar itu secara keseluruhan. Dia langsung dibaringkan ke tempat tidur oleh lelaki yang tidak sabaran itu.Tubuh pria itu menimpa tubuhnya, sampai dia refleks mengangkat tangannya dan mendorong pria itu, lalu berkata, “Kamu berat sekali!”Stefan buru-buru menopang tubuhnya sendiri dengan tangannya, menatap Olivia dengan mata berapi-api, dan bertanya dengan suara serak, “Oliv, benaran boleh?”“Kalau mau mau menarik balik perkataanmu, masih sempat sekarang. Paling-paling, aku akan mandi air dingin nanti.”Olivia menyentuh wajah Stefan da

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 695

    Wajah Olivia memerah seperti udang rebus ketika Stefan melihat apa yang dia cari di internet.Dia mendudukkan diri, buru-buru mengambil kembali ponselnya, dan mengunci layarnya, lalu berpura-pura untuk bersikap acuh tak acuh dan berkata, “Aku bosan, jadi aku sembarang mencarinya. Mana anggurnya?”Stefan datang membawa dua gelas anggur dan menyerahkan salah satunya kepada Olivia sambil berkata, “Kita belum makan, jadi jangan minum terlalu banyak. Minum setengah gelas saja.”“Sedikit ini, minum dua sampai teguk sudah habis. Aku bahkan nggak merasakan rasa anggurnya,” kata Olivia, mengambil setengah gelas kecil anggur yang diberikan Stefan padanya, lalu menyesapnya sedikit. Seperti yang dia kira, rasa anggurnya tidak terlalu kuat. Pria ini pasti takut dia mabuk.Dia dengan cepat menghabiskan setengah gelas kecil anggur seperti minum air.Stefan hanya menyesap sedikit dan mengamati Olivia.Dia tidak malu dan tidak membutuhkan alkohol untuk meningkatkan keberaniannya.“Kamu nggak minum? Kal

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3581

    “Aku takut … aku takut mereka terluka atau kenapa-napa di sana. Aku juga membenci diri sendiri karena nggak bisa membantu. Yang aku bisa paling cuma menjaga Russel supaya kakakku nggak perlu khawatir selama dia di sana.”Situasi Olivia saat ini sama seperti Daniel. Khawatir, tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk membantu. Daniel bahkan sampai tidak berani menghubungi Odelina arena takut malah akan mengganggu.Mulan mengulurkan tangan menjabat tangan Olivia dan mengatakan sesuatu untuk menenangkan hatinya, “Mereka pasti baik-baik saja. Sebesar apa pun masalahnya pasti bisa mereka lewati.”Olivia mengerutkan bibir mengangguk, dan menggenggam pula tangan Mulan dengan erat. Seketika, kesunyian sesaat itu dipecahkan oleh suara tangisan yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga, yang kemudian diikuti oleh suara Yose yang berusaha untuk menghibur Archie.“Sudah, sudah, jangan nangis lagi. Ayo kita cari Mama. Bangun-bangun nggak lihat Mama langsung nangis. Cowok itu nggak boleh

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3580

    Mulan hanya khawatir Olivia masih belum terbiasa dengan lingkungan di vila ini, makanya sewaktu melihat Olivia sedang jalan-jalan di halaman, Mulan langsung menghampiri Olivia dan meninggalkan suami serta putranya yang masih belum bangun. Nanti saat Archie terbangun dan melihat ibunya sudah tidak ada, dia pasti akan memperlihatkan bakat menangisnya dan membuat seisi rumah terbangun. Tanpa alarm sekalipun, suara tangisan Archie di setiap harinya sudah cukup untuk membuat semua orang yang ada di dalam vila ini terbangun dari alam mimpi.Di siang hari biasanya pengasuh dan Yolanda yang merawat anak-anak. Mulan dan Yose sibuk kerja dan hanya sempat menemani anak-anak di pagi dan malam hari. Namun setiap kali Archie membuka mata di pagi hari dan tidak menemukan ibunya, dia pasti akan menangis untuk waktu yang sangat lama. Yose sampai mengeluh anaknya selalu menempel ke ibunya sampai-sampai dia sendiri tersingkirkan.Mulan hanya bisa menanggapi itu dengan pasrah. Dia tidak masalah tentang Yo

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3579

    Hanya saja biasanya belum sampai dua menit bermain, mereka mulai berebut mainan. Sebagai kakak, Archie selalu mengalah kepada Audrey dan pada akhirnya pun menangis juga dan menarik perhatian orang dewasa. Kadang kala saat kalah dari Audrey, Archie akan menerjang adiknya. Mereka sudah bisa duduk, dan ketika perkelahian antara mereka memanas, salah satu akan menjungkal ke belakang. Archie sering menggunakan trik ini dan berhasil membuat adiknya terjatuh.Archie juga sering kali menggigit Audrey. Mereka berdua yang belum memiliki gigi pun saling menggigit satu sama lain. Sakit atau tidak hanya mereka berdua yang tahu. Entah itu saling dorong mendorong atau menggigit, pada akhirnya perkelahian kecil mereka selalu diakhiri dengan tangisan Archie.Saat Audrey terbangun dan melihat ibunya ada di samping, dia pasti akan mengikuti. Audrey ini nakalnya bukan main. Meski jarang menangis, bukan berarti dia tidak bisa menangis. Ketika dia merindukan ibunya atau ketika Mulan tidak mau dia mengikuti,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3578

    Keluarga Junaidi tidak akan pernah mempersulit pekerja mereka sendiri. Mereka selalu memperlakukan pekerja dengan sangat baik.“Pagi, iya aku sudah bangun. Semalaman aku nggak bisa tidur, jadi aku jalan-jalan keluar. Sekarang aku masih belum lapar, nanti kalau Mulan sudah bangun saja baru aku sarapan bareng dia,” kata Olivia.Sembari tetap memasang senyum di wajah, pelayan itu berkata, “Bu Olivia jangan lupa pakai jaket yang tebal. Pagi-pagi embunnya masih tebal, udaranya jadi lebih dingin.”“Iya, aku sudah pakai jaket satu lapis lagi.”“Bu Olivia hati-hati di jalan. Ingat untuk pulang begitu matahari terbit. Bu Mulan begitu liat matahari terbit langsung terbangun,” kata si pelayan.Jam biologis Mulan sangat tepat waktu. Dia akan selalu terbangun di jam yang sama, ketika matahari mulai bersinar di pagi hari.“Oke,” sahut Olivia tersenyum.Si pelayan pun mengantar Olivia ke depan pintu dan baru masuk ke dalam setelah Olivia menuruni tangga rumah. Suasana di dalam vila masih sangat sunyi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3577

    Sewaktu Mulan baru mengadopsi Liam, Liam masih belum bisa bicara dan sehari-hari dirawat oleh pengasuh. Alhasil Liam tidak punya kesan yang mendalam terhadap orang tuanya. Tak lama dia sudah diadopsi oleh Mulan, sampai-sampai Liam bahkan tidak ingat dengan pengasuh yang dulu paling dekat dengannya. Orang yang paling dekat dengan Liam sekarang adalah keluarga Junaidi. Kebanyakan anak-anak akan dekat dengan siapa pun yang merawat mereka saat masih balita.“Tante Olivia, Russel benar akan baik-baik saja?” tanya Liam, seraya memiringkan badan dan mengelus-elus kepala Russel. Kemudian Liam meraba kepalanya sendiri untuk merasakan perbedaan suhu tubuh antara mereka berdua.“Russel baik-baik saja, kok. Badan dia juga kuat,” sahut Olivia.“Kalau Russel kena flu, aku bisa cek nadinya atau kasih dia obat.”“... kamu juga bisa cek nadi sama obat-obatan?”“Belum, tapi aku pernah lihat guruku cek nadi dan kasih obat ke pasiennya. Aku juga sering kena flu waktu baru sampai di Lembah Obat, aku tahu o

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3576

    Sesaat kemudian, Olivia keluar dari kamar mandi dan duduk kembali ke kasurnya. Dia sudah tidak bisa tidur lagi karena bermimpi bertemu dengan kedua orang tuanya. Apakah mereka di sana sudah berkumpul dengan Kakek Nenek? Apakah mereka semua bahagia di alam sana? Apa di alam sana mereka dapat mengetahui seperti apa situasi yang Odelina dan Stefan alami saat ini?Seketika Olivia tersenyum pahit. Orang yang sudah mati ibarat lampu yang padam, mana mungkin mereka masih bisa mengetahui apa saja yang terjadi di dunia? Kalaupun mereka di sana tahu Odelina dan Stefan sedang menghadapi bahaya yang serius, mereka juga tidak bisa membantu apa-apa.Alasan mengapa Olivia memimpikan kedua orang tua dan kakek neneknya adalah mungkin karena disiang harinya, dia selalu memikirkan tentang apa yang terjadi di Cianter, memikirkan bagaimana nasib tragis kakek neneknya, serta kecelakan mobil yang dialami kedua orang tuanya. Dua kejadian itu terus terngiang-ngiang di kepala Olivia sampai terbawa ke dalam mimp

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3575

    Olivia mengikuti kedua bocah kecil itu, memastikan mereka masuk ke kamar, melihat mereka naik ke tempat tidur, lalu membantu menyelimuti mereka. Dia menyalakan lampu kecil, mematikan lampu besar di kamar, dan berkata, "Tidurlah dengan baik. Jangan bangun lagi untuk bermain, dan jangan mengobrol sampai tengah malam." "Kalau aku mendengar kalian masih berbicara, rencana pergi ke taman bermain anak-anak besok akan dibatalkan." Jangan lihat mereka masih anak-anak berusia tiga atau empat tahun. Kalau sudah berkumpul, mereka bisa mengobrol seperti orang dewasa, membahas berbagai hal tanpa henti. Olivia berpikir, jika mereka sudah besar nanti, dua mulut pintar ini pasti bisa menipu banyak orang dengan kata-kata manis mereka. Russel dan Liam saling berpandangan, lalu berkata serempak, "Kami akan tidur. Nggak akan mengobrol lagi." Meskipun mereka suka berbicara, pergi bermain besok lebih menarik bagi mereka. Olivia lalu membungkuk dan memberi ciuman selamat malam kepada kedua bocah kecil it

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3574

    Olivia mencubit pipi keponakannya dengan ringan dan berkata, "Jelas-jelas kamu sudah ingin datang bermain sejak awal, tapi malah menyalahkan om kamu." Russel tertawa cengengesan. Olivia mendekat ke kamera dan bertanya kepada kakaknya, "Kak, semuanya berjalan lancar, 'kan?" Ada makna tersirat dalam kata-katanya. "Hmm, masih dalam kendali. Nggak ada masalah, jadi kamu tidak perlu khawatir. Fokus saja menemani Russel menikmati liburan musim dinginnya. Dia suka pergi ke kebun binatang dan taman hiburan, ajaklah dia jalan-jalan." Olivia menjawab, "Kebun binatang di sini tidak jauh berbeda dengan yang ada di Mambera. Sementara itu, di taman hiburan, banyak wahana yang belum bisa dimainkan Russel. Dia masih terlalu kecil, tinggi dan usianya belum cukup. Jadi, kalau ke sana, dia hanya bisa melihat orang lain bermain." "Aku sudah janjian dengan Mulan. Besok, kami akan membawa mereka ke taman bermain anak-anak. Katanya di sana ada banyak fasilitas yang cocok untuk mereka berdua." Odelina

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3573

    Odelina keluar dari kamar mandi dan segera melakukan panggilan video kepada adiknya. Olivia dengan cepat menerima panggilan tersebut. Begitu panggilan tersambung, wajah kecil putranya, Russel, langsung muncul di layar. “Mama.” Awalnya, Russel sudah mengantuk dan bersiap untuk tidur. Namun, ketika ponsel bibinya berbunyi dan ia diberitahu bahwa ibunya menelepon, ia langsung bertahan. Ia tahu bahwa ibunya hanya punya waktu luang di larut malam. Karena rindu, ia sengaja menunggu agar bisa berbicara sebentar dengan ibunya sebelum tidur. “Russel, sudah malam sekali, kenapa belum tidur?” Odelina bertanya dengan lembut, senyumnya penuh kasih sayang. Sejak dia datang ke Cianter, satu-satunya kesempatan bertemu langsung dengan putranya adalah ketika Daniel membawanya ke sana. Selain itu, mereka hanya bisa bertatap muka lewat panggilan video. “Aku menunggu Mama selesai bekerja, supaya bisa telepon video sama Mama. Mama, apa Mama sudah selesai bekerja? Di sana turun salju, nggak? Dingin, ng

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status