Stefan berjalan menuruni tangga dengan ekspresi gembira. Kalau ada orang yang mendekatinya, orang itu pasti bisa mendengarnya menyenandungkan lagu dengan suara kecil.Setelah sekian lama menikah, dia akhirnya menjadi “suami sejati”.Dia berjalan ke dapur, mengambil celemek dari pengait di belakang pintu, dan memakainya. Lalu, dia membuka kulkas, melihat bahan-bahan masak di dalamnya, dan mengeluarkan sayuran yang akan dia gunakan untuk beberapa hidangan yang ingin dia masak.Dia akan membuat sup yang bagus untuk wanita.Setelah menyiapkan bahan untuk membuat sup tersebut, dia memasukkannya ke dalam pagi dan mulai merebusnya. Kemudian, dia baru mencuci beras dan memasak nasi.Setelah memikirkannya sebentar, dia menghubungi Pak Arif. Ketika Pak Arif mengangkat telepon, dia memerintahkan, “Pak Arif, tolong suruh orang untuk mengantarkan udang hidup yang masih segar kemari. Aku sudah melihat bahan makanan di kulkas, nggak ada seafood yang segar.”Sayuran lain sih tidak masalah, tapi makana
Setelah berbicara dengan kakaknya di telepon, Olivia merasa jauh lebih nyaman. Dia berdiri dan keluar dari bathtub.Suaminya yang tercinta, Stefan, sudah menyiapkan pakaian untuknya tadi sebelum dia mulai mandi.Sepuluh menit kemudian, Olivia turun ke bawah.Di bawah sangat sunyi.Ketika tinggal di Lotus Residence saja, dia sudah merasa rumah mereka sepi dan sunyi. Stefan biasanya pulang malam, jadi dia bahkan tidak punya teman untuk diajak bicara kalau sudah pulang ke rumah.Karena itulah dia ingin memelihara hewan.Belakangan, mereka memperkerjakan Bi Lesti, sehingga rumahnya jadi sedikit hidup.Namun ternyata, vila yang Stefan beli bahkan jauh lebih besar dari Lotus Residence. Jadinya lebih hening karena cuma mereka berdua yang tinggal di sini.Ketika turun ke lantai satu, dia baru bisa mendengar suara di dapur.Olivia berjalan ke sana dan melihat Stefan sedang memasak dengan serius. Dia tidak mengganggu pria itu, hanya bersandar di pintu dapur dan mengamati pria itu.Ketika sedang
Sebuah mobil berwarna silver diparkir di depan pintu masuk vila, dan seseorang berdiri di depan pintu.Melalui pintu dengan desain berlubang-lubang, Olivia melihat orang itu dan merasa orang itu agak sedikit familier. Setelah melihatnya dari dekat, dia baru mengenalinya. Orang itu sama sekali bukan orang yang datang mengantarkan udang, melainkan ibu mertuanya yang hanya pernah dia temui beberapa kali.“Ma,” panggil Olivia, terkejut dan cepat-cepat membuka pintu. Namun, dia mendapati pintunya tidak bisa dibuka tanpa kunci. Dia berkata pada ibu mertuanya dengan nada meminta maaf, “Ma, aku nggak tahu kalau ternyata butuh kunci untuk membuka pintunya. Mama tunggu sebentar, ya. Aku masuk ke dalam untuk mengambil kunci dari Stefan.”Dewi bergumam mengiyakan, lalu berhenti membunyikan bel rumah.Olivia berlari kecil dan cepat-cepat kembali ke dapur, lalu berkata pada Stefan, “Stefan, mamamu datang. Aku mau buka pintu, tapi nggak punya kunci, jadi nggak bisa membukanya. Cepat berikan kuncinya
Kata-kata Stefan yang lembut itu membuat Olivia menjadi tenang. Dia tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, aku akan keluar dan membukakan pintu untuk mamamu. Kalau mamamu menuduhku nggak melakukan pekerjaan rumah, jangan salahkan aku ya kalau nanti aku berdebat dengannya.”Olivia tidak menganggap seorang wanita harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga setelah menikah.Jika ibu mertuanya benar-benar menyalahkannya seperti ibunya Roni menyalahkan kakaknya, maka dia pasti akan berdebat dengan wanita itu.Stefan tersenyum dan berkata, “Iya, aku nggak akan menyalahkanmu, dan aku yakin mamaku nggak akan menegurmu.”Kalaupun ada sesuatu yang ibunya tidak sukai dari Olivia, ibunya pasti hanya akan bilang padanya. Kecuali kalau Olivia sangat keterlaluan, ibunya baru akan menegurnya secara langsung.Olivia keluar dan membukakan pintu untuk ibu mertuanya.Dewi sudah agak kesal karena terlalu lama menunggu, tapi dia tidak menunjukkannya.Olivia membukakan pintu untuk ibu mertuanya dan berkata d
Stefan sebenarnya cukup khawatir ibunya akan bersikap buruk pada Olivia. Setelah memasak hidangan terakhir, dia bergegas keluar dari dapur dan hendak mencari mereka keluar. Namun, dia melihat ibu dan istrinya itu berjalan masuk sambil mengobrol dengan asyik.Dia berhenti. Senyuman muncul di wajah tampannya.Dia tahu dia tidak perlu mengkhawatirkan Olivia.Olivia pandai membuat suasana menjadi menyenangkan, dan ibunya tidak akan menemukan kekurangan dari istrinya itu.“Ma.” Stefan memanggil ibunya dengan lembut.“Begitu masuk langsung tercium aroma masak. Tampaknya kamu masih bisa masak.” Dewi memuji putranya, lalu berkata kepada Olivia, “Olivia, kamu harus belajar lebih keras, lebih banyak berlatih, nanti pasti bisa lebih hebat masak darinya.”“Ma, Mama belum mencicipinya. Bisa jadi masakan Stefan cuma harum saja, tapi nggak enak. Kalau masakannya nggak seenak masakanku, aku akan menyuruhnya memasak setiap hari, untuk melatih kemampuan memasaknya. Supaya dia bisa memasak untuk Mama dan
Sejak menikah dengan suaminya, Dewi telah dimanjakan oleh suaminya selama lebih dari 30 tahun. Sampai saat ini, dia masih orang terpenting di mata suaminya.Setelah hening sejenak, Dewi berkata kepada putranya, “Kenapa? Kamu takut Mama bilang istrimu pemalas karena menyuruhmu memasak? Kamu baru pulang dari perjalanan bisnis, setelah itu masih pergi ke kantor dulu tadi. Itu nggak usah dibicarakan dulu, deh. Kamu baru sembuh dari sakit, setelah sakit berhari-hari. Dia seharusnya nggak menyuruhmu memasak di dapur seperti ini.”“Mama bukannya nggak membolehkan kamu memanjakan istrimu, tapi nggak boleh keterlaluan juga memanjakannya. Jangan sampai dia jadi egois dan mengandalkan statusnya untuk membuat masalah di luar.”Raut muka Stefan berubah tidak senang.“Oke, oke. Mama nggak akan membicarakan yang buruk-buruk tentang Olivia. Lihat ekspresi di wajahmu itu. Mama hanya bilang begitu saja, mukamu sudah berubah seperti itu. Masam sekali.”Dewi takut apabila Olivia tahu kalau keluarga mereka
Namun, melihat putranya begitu memperhatikan menantu perempuannya itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Untungnya, menantu perempuannya lebih perhatian daripada putranya.“Mama coba.” Dewi menghargai makanan yang diberikan Olivia padanya.Setelah mencicipinya, Dewi ingin sekali mengatakan bahwa makanan buatan putranya lebih enak daripada buatan Olivia, tetapi dia merasa tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Setelah ragu-ragu beberapa saat, dia akhirnya mengatakan yang sebenarnya, “Stefan nggak bisa menyaingi Olivia. Mulai sekarang, banyaklah berlatih memasak. Masak untuk Olivia.”Dengan begitu, hubungan mereka sebagai suami istri juga bisa semakin dekat.“Tapi, kamu harus kerja setiap hari. Kamu terlalu sibuk.”“Ma, jangan khawatir. Aku nggak akan membiarkan Stefan masuk ke dapur pada hari kerja.”Mereka sudah mempekerjakan Bi Lesti di rumah kecil mereka sekarang.Perkataan Olivia membuat Dewi sangat puas.“Ma, Mama mau makan udang ini?” tanya Stefan pada ibunya.“Mama sudah maka
Setelah makan malam, Stefan membereskan piring-piring. Olivia mengelap meja, lalu menyusun kursi dan meninggalkan meja makan, kemudian duduk di dekat ibu mertuanya.Setelah melihat jam, dia berkata kepada ibu mertuanya, “Ma, gimana kalau Mama memasukkan mobil Mama lalu menginap satu malam di sini?”“Nggak, deh. Mama akan pulang sebentar lagi. Papa nggak terbiasa kalau Mama nggak di rumah,” ujar Dewi.Setelah anak sulung mereka mengambil alih, suaminya pensiun dan mereka jadi berduaan terus setiap hari. Kalau dia tidak ada di rumah, suaminya memang tidak terbiasa.Olivia sangat iri melihat hubungan mertuanya yang mesra.Ketika kita tua, yang menemani kita adalah pasangan kita.“Ma, aku sebelumnya nggak tahu kalau Stefan membeli vila ini. Dia nggak pernah memberi tahu aku. Dia baru bilang beberapa waktu yang lalu. Vila ini lebih besar dari rumah yang di Lotus Residence, jadinya terlalu besar kalau hanya aku dan Stefan yang tinggal di sini. Gimana kalau Mama dan Papa pindah ke sini dan ti