Olivia tidak melihat Dimas yang masuk kembali di dalam hotel untuk bersembunyi ketika rombongan Stefan dan yang lainnya keluar tadi.Dia tidak tahu bahwa pria di sampingnya, yang peduli padanya dan membuat hatinya terasa hangat itu pintar sekali akting.Dia berkata kepada Stefan, “Kakakku baru saja menelepon. Dia sudah bernegosiasi dengan Roni mengenai persyaratan perceraian mereka.”“Bagaimana jadinya?”“Semua harta atas nama Roni akan dibagi rata dengan kakakku. Kakakku nggak akan mengambil rumah dan mobil pria itu, tapi pria itu harus membayar sejumlah uang lagi pada kakakku. Hak asuh atas Russel milik kakakku. Dia harus membayar 6 juta sebulan sebagai biaya tunjangan untuk Russel.”“Dia meminta agar kakakku menyerahkan semua bukti yang merugikannya itu padanya, tanpa menyimpan salinan apa pun. Kakakku berjanji dia nggak akan membalas dendam pada pria itu setelah bercerai.”Stefan bertanya, “Apa kata kakakmu?”“Kakakku bilang dia menyetujuinya, tapi kakakku hanya berjanji untuk ngga
“Kak Odelina baru saja bercerai dan pekerjaannya belum stabil. Kita bayarkan saja dulu uang sewanya.”Stefan sebenarnya sangat bersedia untuk mengeluarkan uang dan memberi sebuah rumah untuk kakak iparnya dan Russel. Kakak iparnya adalah orang terdekat istrinya. Dia tidak akan memperlakukannya dengan buruk.Namun, dia tidak bisa melakukan itu sekarang.Kalau berdasarkan sifat Olivia dan Odelina, kalaupun dia memberikan sebuah rumah, Odelina juga tidak akan mau menerimanya.“Kakakku akan mendapat lebih dari 2 miliar dari Roni. Dia nggak akan membiarkan kita membayar uang sewanya.”Olivia dan kakaknya selalu saling membantu, tapi tidak pernah menganggap bantuan dari satu sama lain itu sudah seharusnya.Kakaknya tidak mau hidup bergantung pada adiknya, dia juga sama, tidak mau bergantung pada kakaknya. Mereka saling membantu dengan tulus.Stefan terdiam.Tak lama kemudian, mereka sampai di kantor Adhitama Group.Stefan menghentikan mobil dan menoleh untuk melihat Olivia.Olivia juga menat
Stefan akhirnya merasakan kepedulian Olivia terhadapnya. Dia berkata dengan lembut, “Aku ada acara bisnis malam ini, jadi nggak bisa pulang cepat. Kamu nggak perlu menungguku. Tidurlah lebih awal, tapi tidur di kamarku.”Wajahnya yang tampan sedikit memerah.Karena dia ingat dulu dia pernah mengatakan bahwa kamarnya adalah tempat terlarang dan Olivia tidak diperbolehkan masuk.Sekarang, dia yang meminta wanita ini untuk masuk ke kamarnya.Olivia tersenyum dan berkata, “Oke, aku nggak akan mengunci pintu. Cepat masuk sana. Jangan berdiri di luar. Anginnya dingin.”Stefan berbalik badan dengan enggan dan berjalan masuk ke kantor.Olivia memperhatikan sosok tampan itu berjalan semakin jauh, lalu kembali ke mobil dan menyetir pergi.Setelah masuk ke gedung kantor, Stefan melihat Reiki berdiri di sana sambil tersenyum padanya.Stefan diam saja.Dasar tukang gosip satu ini!Dia melirik Reiki sekilas, lalu berjalan masuk sendiri.Reiki tidak peduli dengan apa yang Stefan pikirkan tentangnya.
“Kamu bilang apa?”“Apa yang bisa kukatakan padanya? Aku nggak mungkin berterus terang padanya dan bilang penerusnya di masa depan ingin merebut wanitamu, ‘kan? Hal ini disebabkan oleh urusan pribadimu. Kamu urus saja sendiri. Aku akan menyuruh Shelvi untuk mengatur jadwalmu agar bisa bertemu dengan bos Pratama Group.”Stefan berkata dengan datar, “Habis tahun baru baru dibahas lagi saja. Aku ada business trip dua hari lagi.”Reiki tertegun, curiga dirinya salah dengar. “Kamu mau business trip? Mau business trip ke mana? Memangnya kamu bersedia berpisah dari istrimu? Hubungan kalian sudah semakin dekat.”Setelah diam cukup lama, Stefan berkata, “Rasanya nggak apa-apa kalau aku memberitahumu. Semua orang di kota ini juga akan segera mengetahuinya.”Ini baru namanya gosip.Sebagai seorang tukang gosip, telinga Reiki langsung menegak. Dia tersenyum dan berkata, “Ada apa?”“Adik yang selalu dicari-cari oleh Yuna Sanjaya kemungkinan adalah ibu mertuaku.”Reiki berkata, “... Memangnya kamu p
Jika sejak awal Olivia sudah mengetahui bahwa Stefan adalah putra sulung keluarga Adhitama, Olivia juga tidak mungkin mau menikah dengan Stefan.Bisa dibilang, Nenek Sarah sudah menyembunyikan identitasnya dari Olivia sejak awal.Reiki bergumam di dalam hati, “Dasar keluarga tukang pembohong semua.”Mau punya cucu menantu caranya tidak seperti ini.Reiki berpikir, dia juga tidak mengungkapkan identitasnya kepada Junia. Dia tiba-tiba merasa cemas. Dia memutuskan nanti waktu bertemu dengan Junia lagi, dia memberi tahu Junia bahwa dia sebenarnya adalah tuan muda dari keluarga Ardaba.Jangan sampai dia mengikuti jejak Stefan.“Kamu pikirkan saja caranya sendiri. Lagian, aku bukan kamu, jadi aku nggak bisa memutuskannya. Tapi, Olivia sifatnya juga keras kepala. Kalau kamu nggak menanganinya dengan baik, kalian berdua mungkin akan berpisah.”Wajah Stefan menjadi pucat.Yang dia takutkan adalah Olivia memutuskan hubungan dengannya untuk selamanya.Karena itulah, dia pikir dia akan menunggu sa
Sebenarnya, Stefan merasa dia lebih baik melakukan sesuatu daripada ngomong yang manis-manis.Dia merasa lebih mudah membuktikan cintanya dengan perbuatan daripada dengan kata-kata manis.Tentu saja, jika Olivia suka mendengarkan kata-kata manis, secuek dan sedingin apapun dirinya, dia juga bersedia untuk belajar melakukannya.Reiki bangkit, mencondongkan tubuh, dan mengingatkan temannya dengan suara rendah, “Ingat, tentang Junia.”Stefan dengan pelan mendorong tubuh Reiki yang dicondongkan ke arahnya dengan satu tangan. Setelah mengobrol cukup lama dengan Olivia, dia membantu Ricky bertanya, “Olivia, Junia ada ke toko nggak sore ini? Temanku itu terus mengkhawatirkan Junia yang sedang sakit. Dia ingin pergi menjenguk Junia.”Olivia menjawab, “Junia nggak datang. Aku menyuruhnya beristirahat di rumah. Tunggu demamnya sudah benar-benar reda baru datang. Temanmu mau melihatnya? Langsung telepon saja. Ajak dia keluar.”“Junia lagi sakit. Hari ini cuacanya juga dingin. Kalau mengajaknya ke
Stefan mengambil tas itu dari Shelvi.Ada dua kotak merah di dalamnya.Dia mengeluarkan salah satu kotaknya.Reiki tidak bodoh, langsung paham bahwa Nenek Sarah mengeluarkan barang berharga dari koleksinya sendiri dan memberikannya untuk Stefan, supaya Stefan bisa menyenangkan Olivia.Dia iri karena Stefan memiliki nenek yang baik yang mengkhawatirkan cucunya karena belum menikah.Selain itu, Nenek Sarah juga orang yang sangat dihormati di keluarga Adhitama. Tidak ada orang yang menghentikannya ketika dia menyuruh Stefan dan Olivia menikah ketika baru mengenal.Reiki juga ingin memiliki nenek seperti itu.Sayangnya, neneknya sudah meninggal.“Aku keluar dulu.”Reiki tidak ingin melihat temannya bermesraan lagi di hadapannya.Dia bangkit, lalu keluar dari ruangan presdir bersama Shelvi.Setelah melihat dua cincin bertema keabadian yang diberikan neneknya padanya, Stefan mengeluarkan ponsel dan menelepon neneknya. Dia berkata pada neneknya, “Nek, aku ingin membeli dua cincin ini, untuk d
Ayah Roni kurang lebih sudah bisa menebaknya. Pasti berhubungan dengan perceraian putranya dengan Odelina.Ibu Roni keluar dari dapur sambil membawa piring untuk Roni, lalu membantu putranya mengambil makanan. “Kamu nggak bilang mau datang. Mama nggak memasak untuk porsimu. Hanya sisa satu piring, awalnya mau dikasih untuk anjing, tapi jadinya untukmu saja. Kalau kamu nggak kenyang, nanti Mama masakkan mie lagi.”“Ma, makan satu piring sudah kenyang.”Sejak masuk ke rumah, Roni membiarkan ibunya mengambilkan piring dan sendok garpu, lalu membantunya mengambil makanan. Dia sudah terbiasa dengan perlakuan ibunya ini.Setelah mereka makan, Roni menyodorkan map kuning itu pada ayahnya.“Apa ini?” tanya ayahnya dengan bingung, tapi tetap mengulurkan tangan dan mengambil map itu. Ayahnya membuka map itu dan mengeluarkan setumpuk foto dari dalamnya.Ibunya juga datang untuk melihat.Setelah melihatnya, ayah dan ibunya mengerutkan kening.“Roni, kamu pernah mendapatkan begitu banyak suapan?” I