Namun, setelah dipelototi ayahnya, Shella tidak berani bicara lagi. Hanya saja dia berusaha keras memberi isyarat pada adiknya dengan mengedipkan mata.Roni yang mendapat tatapan meminta bantuan dari kakaknya langsung berdehem. Kemudian, dia berkata kepada Olivia, “Olivia, kakakku bawa Clayton pergi minta maaf saja cukup. Aku papanya Russel, juga salah satu walinya. Aku rasa aku berhak untuk memutuskan.”Olivia langsung membalas perkataannya, “Ternyata kamu masih ingat kalau kamu papanya Russel? Papa orang lain begitu tahu anaknya ditindas, pasti sudah ambil pisau dan pergi cari perhitungan dengan orang yang sudah tindas anaknya. Kamu yang jadi papanya malah ingin selesaikan dengan damai. Kamu lebih sayang keponakanmu daripada anakmu?”Usai berkata, Olivia pun berkata kepada Chris, “Russel diselamatkan di rumah sakit dan menjalani pemeriksaan secara menyeluruh yang sudah habiskan biaya berjuta-juta. Aku bawa bukti pembayaran rumah sakit ke sini biar kalian nggak bilang aku peras kalian
Ayah Roni langsung menghela napas lega ketika melihat Olivia segera mentransfer semua uang ke Odelia. Kalau uang itu sudah di tangan menantunya, maka uang itu juga digunakan untuk cucunya, bukan untuk orang luar. Namun, kalau uang itu jatuh ke tangan Roni, dia tahu uang itu akan kembali ke saku Shella.Begitu keluar dari rumah Chris, Sandy bersikeras mau naik mobil Stefan. Setelah naik ke mobil, dia pun berkata pada Olivia, “Kak Oliv, kenapa kalian nggak ajak aku ketika kalian datang ke sini untuk kelahi, sih? Padahal kami sembilan bersaudara, hanya aku yang nggak diajak.”Olivia menoleh untuk melihat adik ipar bungsunya, lalu berkata, “Kamu masih di bawah umur. Kami harus melindungi anak di bawah umur.”“Sebenarnya, aku memang di bawah umur. Clayton juga masih di bawah umur. Kalau kami berdua berkelahi, itu hanya perkelahian dua anak di bawah umur,” kata Sandy.“Kita nggak perlu turun tangan. Biarkan saja papanya yang kasih dia pelajaran. Kamu nggak dengar kata mamanya tadi? Dia juga
Informasi ini terlalu mengejutkan Olivia. Dia ingat ketika dia masih SMA, dia belajar mati-matian baru bisa masuk ke universitas yang bagus.Sedangkan Stefan dan adik-adiknya masuk ke universitas yang bagus dengan mudah. Mereka bahkan beberapa kali lompat kelas.“Kak Oliv, jangan pasang muka seperti kamu yang terpukul begitu. Seharusnya aku yang paling merasa terpukul.”Olivia berpikir sejenak dan merasa benar juga. Sandy yang paling kasihan. Dia pun tersenyum dan berkata, “Sandy, kamu juga nggak usah berkecil hati. Aku yakin kamu juga bisa masuk ke universitas yang bagus. Semangat!”“Aku harus diterima di universitas tempat kakak-kakakku kuliah dulu. Kalau nggak diterima, aku ... ulang lagi saja.”Pada awalnya Sandy ingin berkata dia akan menampar dirinya sendiri dua kali kalau dia gagal dalam ujian penerimaan. Setelah dipikir-pikir, dia merasa tidak boleh terlalu banyak memukul diri sendiri. Karena itu, dia mengubah kata-katanya.Stefan menoleh dan menatap adiknya, lalu dia fokus men
Sarah selalu menyangkal kalau dia menikmati permainan ini.Olivia memang tidak tidur semalaman. Tadi pagi dia sudah minum secangkir kopi. Sekarang dia pun mulai mengantuk. Karena itu, dia berkata, “Aku coba telepon kakakku dulu, tanya kondisi Russel.”Begitu menelepon kakaknya, Oliva pun mendapat kabar kalau Amelia dan ibunya datang menjenguk Russel sambil membawa hadiah pula. Olivia tahu tujuan utama kedatangan mereka.“Kak, mamanya Amelia ada ngomong apa, nggak?” Olivia masih belum memberi tahu kakaknya tentang hal ini.“Nggak ngomong apa-apa. Dia hanya merasa kasihan pada Russel. Kalau Amelia sudah memarahi anak Shella setengah jam ada kali.”Teman dan keluarga suami adiknya semuanya lebih hebat dari suami dan mertuanya. Hal itu membuat Odelina semakin merasa sedih. Mengapa dia begitu buta saat itu sehingga bisa menikah dengan b*jingan seperti Roni? Beraninya seorang ayah seperti Roni ingin merebut hak asuh Russel darinya?Begitu proses pengadilan gugatan cerainya dimulai, Odelina
Stefan menggendong Olivia kembali ke rumah kecil mereka. Begitu membuka pintu, mereka disambut oleh anjing peliharaan Olivia.“Minggir!”Stefan menggertak dengan suara pelan, anjing kecil itu langsung berbaring di lantai dengan patuh dan tidak berani mendekat. Dia tahu Stefan tidak terlalu menyukainya. Untung saja, pria itu tidak melakukan kekerasan padanya. Dia juga tidak kekurangan makanan dan minuman.Tring tring tring ....Ponsel Stefan berdering. Dia masih menggendong Olivia, karena itu dia tidak bisa mengambil ponsel di dalam sakunya.Karena tak kunjung diangkat, orang yang meneleponnya dengan cepat menutup telepon. Sepertinya Reiki mengikuti perintah Stefan untuk meneleponnya setiap sepuluh menit, agar Stefan memiliki alasan untuk pergi. Akan tetapi, Reiki tidak perlu melakukannya lagi sekarang. Karena Yuna dan Amelia telah meninggalkan rumah Odelina.Stefan membawa Olivia kembali ke kamarnya dan membaringkannya ke tempat tidur. Setelah itu, dia menutupi Olivia dengan selimut. K
Stefan masih bersikeras tidak mau mengaku dan berkata, “Nggak!”“Yang benar?”“Nggak!”Olivia berdiri tegak, lalu berkata dengan raut wajah kecewa, “Tadinya aku pikir kalau kamu nggak mau berpisah denganku, aku akan minta Bi Lesti tinggal di rumah kakakku. Aku pulang untuk temani kamu. Karena kamu nggak mau, aku tinggal di rumah kakakku saja. Cuaca akhir-akhir ini semakin dingin. Tidur sendirian di malam yang dingin begini, rasanya nggak nyaman. Huh ....”Stefan, “....”Apakah Olivia sedang memberi Stefan isyarat, selama Stefan mengatakan enggan berpisah dengannya, maka Olivia akan tidur di kamar Stefan?Olivia masih memasang raut wajah kecewa. Kemudian, dia mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Stefan. Setelah itu, tangannya bergerak ke bawah, berkeliaran di leher pria itu. Hingga akhirnya, tangan Olivia tiba di dada Stefan dan menyentuhnya sebentar. Saat tatapan Stefan menjadi semakin dalam dan menatap lekat padanya, Olivia justru menarik kembali tangannya dengan lancang.“Aku la
Setelah pasangan itu saling menggoda satu sama lain, Stefan sangat perhatian kepada Olivia selama makan. Sikap pria itu membuat Olivia merasa tersanjung.Pada saat yang sama, dia pun berpikir dalam hati, suami yang baik memang benar-benar harus dilatih sendiri. Semoga saja suami yang telah dia latih sendiri tidak akan direnggut oleh orang lain.Selesai makan, mereka berdua pergi ke rumah Odelina bersama. Russel sudah bangun, tapi dia masih belum mau main sendiri. Dia terus menempel pada ibunya.Selain ibunya, hanya Olivia yang bisa menggendong Russel sekarang. Dia bahkan tidak mau digendong Bi Lesti.“Besok Kakak pergi kerja, nggak?” tanya Olivia yang sedang menggendong Russel.Odelina menatap Russel, dalam hatinya ada pergulatan batin sejenak. Kemudian, dia berkata, “Oliv, aku ingin mengundurkan diri dan bikin usaha sendiri.”Odelina sangat khawatir dengan kondisi Russel saat ini. Namun, kalau dia meminta cuti, karyawan baru seperti dia akan sangat mudah kehilangan pekerjaan.Setelah
“Oliv, Stefan, kalian yang harus pergi kerja, pergi kerja saja. Yang harus buka toko pergi buka toko saja. Kalian nggak perlu datang ke sini. Aku bisa jaga Russel sendiri.”Olivia merasa tidak terlalu tenang, “Kalau begitu biar Bi Lesti tinggal di sini.”Pada awalnya Olivia mempekerjakan Bi Lesti agar ada yang bisa jaga Russel di siang hari, sekaligus ada yang urus kebersihan rumah kecil Stefan dan Olivia.Odelina merasa tidak enak hati. Bi Lesti adalah orang yang dipekerjakan oleh Stefan karena tidak ingin istrinya terlalu lelah. Pada akhirnya, Odelina selalu meminta Bi Lesti untuk membantunya.“Kak, kita ini kakak adik, harus saling mendukung.” Olivia tidak ingin kakaknya merasa terbebani, “Yang paling penting Kakak dan Russel baik-baik saja.”“Kalau begitu, kamu tolong bayar gaji Bi Lesti dulu. Tunggu usaha Kakak sudah berdiri, aku akan kembalikan ke kamu.” Odelina menghargai bantuan adiknya. Namun, dia tidak bisa menerima semua ini begitu saja.Stefan tiba-tiba berkata dengan lembu