Setelah hujan semalaman, akhirnya awan hujan pun berlalu dan langit kembali menjadi terang.Olivia bangun di jam yang biasanya.Begitu perempuan itu membuka mata, wajah Stefan yang tampan langsung masuk ke dalam penglihatannya. Olivia tertegun sejenak, dirinya teringat kembali tentang kejadian semalam. Perempuan itu buru-buru duduk dan hendak pergi diam-diam.Perempuan itu berpikir sejenak, lalu menoleh dan melihat Stefan yang tengah tertidur dengan pulas. Dirinya kembali teringat Stefan yang kemarin seharian mengandalkan kopi tapi sekarang bisa tidur dengan begitu pulasnya. Apalagi hari ini pria itu juga sedang mengambil cuti, jadi biarkan saja dia tidur.Olivia tidak ingin mengganggu Stefan, tapi hal yang dilakukan malah sebaliknya.Perempuan itu tidak kuasa menahan diri untuk mencuri cium wajah tampan Stefan, lalu berbisik, “Wajah ini lebih cantik daripada wajahku, kalau bukan karena wajah ini selalu cemberut dan dingin seharian, aku dari dulu pasti sudah memakannya. Tunggu hatiku s
Ketika bangun, Stefan langsung menyadari bahwa Olivia sudah tidak berada di dalam kamarnya lagi. Pria itu pun langsung bergumam dengan nada yang kesal, “Sudah meniduri aku, apa nggak bisa tunggu aku bangun dulu, baru pergi?”Olivia : Tuan besar, mulut boleh sembarang makan, tapi jangan sampai sembarang berbicara. Aku tidak meniduri kamu, aku hanya tidur di atas kasur kamu saja.Stefan : ….Begitu Stefan keluar dari kamarnya, selain anjing dan kucing peliharaannya, bayangan ketiga perempuan itu tidak ditemukan di dalam rumahnya.Tanpa perlu bertanya, Stefan langsung tahu bahwa mereka bertiga sedang pergi membeli sayur di pasar.Stefan duduk di atas kursi bulan sabit di depan balkon rumahnya.Mengingat kembali perasan dan aroma malam tadi ketika mereka tidur bersama.Singkat kata, rasanya seperti : Tidak terbiasa, tapi juga sangat menanti-nantikan.Tidak lama kemudian, ketiga perempuan itu telah pulang dari pasar.Selain membeli sayur, Olivia juga membeli satu set seprai. Toko perabotan
Olivia ikut bergidik mendengar hal ini, begitu banyak contoh pasangan yang diam-diam memindahkan asetnya setelah bercerai.Mengingat karakter keluarga Pamungkas, Roni memindahkan asetnya sangatlah besar.“Nenek, aku akan membicarakan hal ini kepada kakakku.”Nenek Sarah bergumam mengiyakan, “Kalau perlu bantuan bilang saja ke Stefan, dia pasti akan membantu kamu untuk menyelidikinya.”“Nenek tenang saja, kalau nanti aku benar-benar perlu bantuan, aku pasti nggak akan segan untuk mencari bantuan Stefan.”Nenek Sarah sangat puas dengan sikap Olivia yang tidak sungkan terhadap cucunya ini.Sepasang alis mata Stefan terlihat sedikit membengkok naik. Namun, ketika Nenek Sarah melihat ke arahnya, kedua alis mata itu kembali menjadi normal. Nenek Sarah pun tak kuasa mengumpat di dalam hatinya : Terus saja berpura-pura, aku ingin melihat kamu bisa berpura-pura sampai mana?Setelah selesai sarapan, mereka sekeluarga pun pergi ke Astute Residence.Olivia sudah bersama dengan keponakannya menungg
Odelina tidak sempat lagi berbicara banyak kepada adiknya. Setelah dia menyerahkan Russel ke adiknya, lalu melambaikan tangan ke arah Nenek Sarah dan adik iparnya, perempuan itu pun langsung mengendarai motornya pergi meninggalkan mereka semua.Ketika Odelina sampai di kantor, jaraknya hanya tersisa 15 menit dari waktu jam kerja.Biasanya perempuan itu akan menghabiskan waktu 20 menit untuk berlari sebanyak lima putaran, tapi beberapa hari ini dia sudah mulai terbiasa, larinya pun semakin lebih cepat.Waktu masih keburu untuk dia lari pagi.Perempuan itu langsung memarkirkan motor dan menguncinya, lalu mulai berlari pagi.Setiap hari sebelum mulai bekerja, biasanya Odelina akan berlari sebanyak lima putaran di taman depan gedung kantornya. Semua orang yang bekerja di Lumanto Group sudah mengetahui hal ini, awalnya mereka semua melihat Odelina seperti menonton sebuah pertunjukkan yang menarik.Namun tidak sampai dua hari, ada beberapa orang yang juga ikut bergabung lari pagi.Mereka sem
Ucapan Daniel ini, membuat wajah Odelina merah seketika.Dirinya tidak hanya sering merasa lapar dan makan banyak, sehari-harinya juga sangat jarang berolahraga, barulah badannya makin lama menjadi makin gemuk.“Pak Daniel, aku yakin aku bisa. Aku jamin di dalam masa percobaanku ini, aku pasti bisa menguruskan badanku.”Kedepannya, dia tidak hanya lari pagi, tapi setelah pulang kerja juga akan berlari.Dirinya tidak percaya, dia tidak bisa menyingkirkan lemak-lemak di badannya.“Hmm, kalau begitu masa percobaan kamu akan dikurangi menjadi satu bulan, lakukan dengan baik.”Daniel berkata satu dua patah kata sopan kepada Odelina, lalu pergi ke arah lift pribadinya. Namun hanya dalam hitungan detik, sosoknya yang tinggi dan tegap itu telah menghilang dari balik pintu lift.Setelah sosok Daniel menghilang, barulah Odelina menarik kembali pandangannya dan menoleh ke belakang. Begitu perempuan itu menoleh ke belakang, dia menemukan wajah atasannya yang sedang mendelik menetap dirinya dengan
…Dalam perjalanan ke resort di pinggiran kota bagian barat, Olivia menelepon Junia, “Junia, aku mau temenin Nenek keluar jalan-jalan hari ini, nggak bisa balik ke toko. Toko aku serahkan padamu, ya.”Junia tersenyum dan berkata, “Nggak apa-apa. Kamu temenin Nenek jalan-jalan santai saja. Serahkan saja toko padaku. Semuanya normal-normal saja.”Lagi pula, besok sudah weekend.Mereka biasanya tidak akan buka toko di akhir pekan. Buka pun karena Olivia mau mengerjakan kerajinan tangannya.Setelah selesai telepon, Junia bergumam sendiri, “Kehidupan pernikahan Olivia semakin lama semakin menarik.”“Kak Olivia.” Terdengar suara yang familiar memanggil Junia. Raut muka Junia langsung muram.Dia melihat Albert berjalan masuk, lalu berkata marah pada pria itu, “Albert, apa kamu nggak dengar apa yang Kakak katakan waktu itu? Mulai sekarang jangan datang ke toko ini lagi. Kamu dan Olivia itu nggak mungkin!”Mereka baru beberapa hari tidak bertemu. Albert tampak sedikit lebih kuyu dari sebelumny
Keluarga Pratama adalah keluarga mertua bibinya Junia. Junia telah menyaksikan betapa sulitnya kehidupan bibinya di rumah keluarga Pratama sejak dia masih kecil. Keluarga mereka, keluarga Santoso, bisa menjadi kaya karena mendapat uang dari pemerintah yang ingin membangun infrastruktur di tanah yang mereka miliki. Mereka punya banyak rumah dan ruko yang disewakan dan aset mereka hampir mendekati 200 miliar. Sudah begitu saja, bibirnya masih kesulitan setelah menikah dengan keluarga konglomerat itu.Apalagi Olivia.Junia bukannya mau merendahkan Olivia. Dia hanya mengatakan yang sebenarnya.“Kak Olivia.”“Olivia sedang berkencan dengan suaminya.”Wajah Albert seketika berubah pucat.Dia segera mencari Olivia di dalam toko itu. Junia juga membiarkannya mencari di segala penjuru dan sudut ruangan.Albert baru mempercayai perkataan kakak sepupunya karena tidak menemukan Olivia di sana. Olivia benar-benar tidak ada di toko. Dia pun pergi dengan lesu.Juna menghela napas.Dia berharap Albert
Olivia menjejalkan ponselnya kembali ke saku celana, dan refleks langsung menarik Stefan untuk berjalan lebih cepat.Ini adalah kesempatan bagus.Stefan segera menarik kembali tangan Olivia dan menggandengnya.Sambil berjalan, jari-jari mereka jadi bertautan.Rasanya senang sekali menggandeng tangan kecil istrinya.Stefan adalah pria tsundere yang tidak punya pengalaman berpacaran sebelumnya. Namun, dia juga sangat berbunga-bunga dan senang saat berhasil menggandeng tangan istrinya.Olivia sadar Stefan menggenggam tangannya erat-erat. Dia melihat ke bawah dan melihat jari-jari mereka saling bertautan erat. Pria itu yang menautkannya.Dia melirik Stefan diam-diam. Melihat pria itu masih saja memasang wajah dingin dan angkuh, dia bergumam dalam hati. “Pegang tangan orang, tapi ekspresinya kayak nggak ada apa-apa.”Jadi, dia menggambar beberapa guratan di telapak tangan Stefan dengan ibu jarinya. Ketika pria itu memandangnya, dia juga melihat lurus ke depan.Kalau pria ini mau berlagak bo
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela