Olivia menjejalkan ponselnya kembali ke saku celana, dan refleks langsung menarik Stefan untuk berjalan lebih cepat.Ini adalah kesempatan bagus.Stefan segera menarik kembali tangan Olivia dan menggandengnya.Sambil berjalan, jari-jari mereka jadi bertautan.Rasanya senang sekali menggandeng tangan kecil istrinya.Stefan adalah pria tsundere yang tidak punya pengalaman berpacaran sebelumnya. Namun, dia juga sangat berbunga-bunga dan senang saat berhasil menggandeng tangan istrinya.Olivia sadar Stefan menggenggam tangannya erat-erat. Dia melihat ke bawah dan melihat jari-jari mereka saling bertautan erat. Pria itu yang menautkannya.Dia melirik Stefan diam-diam. Melihat pria itu masih saja memasang wajah dingin dan angkuh, dia bergumam dalam hati. “Pegang tangan orang, tapi ekspresinya kayak nggak ada apa-apa.”Jadi, dia menggambar beberapa guratan di telapak tangan Stefan dengan ibu jarinya. Ketika pria itu memandangnya, dia juga melihat lurus ke depan.Kalau pria ini mau berlagak bo
Olivia tahu perasaan Olivia terhadap tuan muda keluarga Adhitama itu, jadi dia tidak ingin membicarakan topik ini terlalu banyak, supaya sampai Amelia tidak merasa tidak nyaman. Jadi, dia segera mengganti topik pembicaraan.Setelah sekian topik yang diobrolkan, Amelia membicarakan tentang apa yang sedang dia kerjakan akhir-akhir ini. Dia berkata, “Kakakku takut aku akan memikirkan tuan muda keluarga Adhitama kalau menganggur, dan jadinya akan lebih sedih. Jadinya dia memberiku pekerjaan dan menyuruhku untuk mencari keberadaan bibiku.”“Bibimu?”Olivia tidak tahu banyak tentang keluarga Sanjaya. Hanya tahu keluarga Sanjaya adalah keluarga terkaya nomor dua setelah keluarga Adhitama.Satu-satunya orang keluarga Sanjaya yang dia kenal adalah Amelia.“Olivia, kalau dipikir-pikir, situasi mamaku sangat mirip dengan kamu dan kakakmu. Kakek dan nenek dari pihak mamaku juga meninggal di usia muda dan nggak ada keluarga yang mau menampung mamaku dan adiknya. Jadinya, mamaku dan adiknya dikirim
“Waktu mamaku dan adiknya berpisah, mereka ada foto sekali. Mereka masing-masing punya satu lembar fotonya dan pikir mereka bisa saling mengenali satu sama lain dengan foto itu nantinya. Sayangnya, foto yang dibawa oleh tanteku itu dibakar oleh pasangan pertama yang mengadopsinya.”“Mamaku terus menyimpan foto itu. Tapi, karena sudah belasan tahun, walaupun dia merawatnya, foto itu juga nggak sebagus foto sekarang, sehingga nggak mudah dikenali. Kakakku juga sudah mengunggah foto itu ke internet, dan masih belum ada kabar sama sekali. Kalau kami mau menemukan tanteku, aku rasa kami baru bisa menemukannya kalau misalnya mamaku nggak sengaja melihat putrinya yang sangat mirip dengannya.”Kalau tidak, bibinya pasti akan sulit ditemukan keberadaannya.Namun, kemungkinan yang pertama sangat kecil.“Tuhan nggak akan mengecewakan orang yang berusaha. Amelia, kalian pasti akan menemukan tantemu suatu hari nanti.”Olivia tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain memberikan semangat pada Amelia.
Amelia berkata dengan penuh terima kasih, “Olivia, kalau kamu membantu kami menemukan tanteku, kami akan sangat berutang budi padamu. Kami nggak akan memperlakukanmu dengan buruk.”“Kita ini teman, nggak usah sungkan seperti itu. Aku hanya teringat akan mamaku. Kalau mamaku masih hidup, aku dan kakakku pasti juga akan berusaha sekeras mungkin untuk menemukan keluarganya.”Ibu Olivia sudah meninggal belasan tahun. Olivia sudah tidak terlalu ingat dengan sosok ibunya, tapi untungnya kakaknya sangat mirip dengan ibunya. Dia jadi bisa mengingat sosok ibunya apabila melihat wajah kakaknya.“Olivia, aku nggak akan mengganggumu berkencan dengan suamimu lagi. Bersenang-senanglah. Kalau mau mengadakan resepsi pernikahan, jangan lupa beri tahu aku. Aku akan menjadi braidsmaid-mu,” ujar Amelia dengan nada bercanda, lalu mematikan panggilan itu.“Lagi-lagi si Amelia Sanjaya itu?” tanya Stefan dengan acuh tak acuh.“Iya, Amelia awalnya mau ikut ke sini, tapi waktu dengar aku lagi sama kamu, dia ngg
“Itu pasti. Aku masih mau menuntut mereka untuk mendapatkan kembali rumah orang tuaku!”“Kalau kamu percaya diri bisa merebutnya kembali, jangan sedih lagi. Kita keluar untuk bersenang-senang hari ini. Harus bersenang-senang. Masalah-masalah itu kita selesaikan satu per satu nanti. Semuanya akan terselesaikan.”Stefan menarik Olivia ke pelukannya, mengencangkan pelukannya dan berkata, “Ada aku. Kalaupun langit runtuh, kamu nggak perlu khawatir. Aku akan membantumu menahannya.”Olivia tidak melepaskan diri dari pelukan Stefan, bersandar dengan tenang di dada pria itu. Sesaat kemudian, dia baru melepaskan diri.Wajahnya merah.“Ada banyak orang di sini.”Stefan menggandeng tangan Olivia dengan acuh tak acuh, lalu mengajak wanita itu berjalan lagi, “Kita ini suami istri. Lagian kita juga nggak melakukan apa-apa. Kenapa takut ada banyak orang?”Olivia diam saja.“Pantas saja kakakku selalu bilang aku harus memperlakukanmu dengan baik.” Ternyata pria ini sudah mendapatkan restu kakaknya sej
Olivia juga tidak bodoh.Dia tahu Nenek Sarah dan Bi Lesti pergi untuk memberi dia dan Stefan kesempatan untuk berduaan.Jarang-jarang Stefan tidak bersikap dingin, jadi dia juga dengan senang hati menikmati manisnya berkencan.Mereka bergandengan tangan dan berjalan di sekitar taman bergaya klasik ala Tiongkok. Olivia sangat menyukai gaya taman yang klasik ini.“Stefan.”“Hmm.”Stefan tidak fokus melihat pemandangan, tetapi selalu diam-diam melirik wanita di sebelahnya.Mendengar Olivia memanggilnya, dia berpura-pura menghentikan langkahnya dengan serius dan menatap wanita itu. Seolah-olah dia sedari tadi terus melihat ke depan dan tidak mengintip wanita itu.“Kamu bekerja di Adhitama Group. Apa kamu tahu mereka punya bisnis apa saja? Ada berapa banyak resort seperti ini yang dijadikan investasi oleh keluarga bosmu?”Setelah memikirkannya, Stefan menjawab, “Perusahaanku punya banyak anak perusahaan di banyak kota. Mereka juga berinvestasi dalam banyak bidang. Tapi kalau untuk resort s
Banyak orang bilang, nyonya dari keluarga kaya itu tidak mudah diajak bergaul, tapi Nenek Stefan orangnya sangat ramah dan sama seperti ibu-ibu biasanya. Nenek Sarah pakaiannya juga sederhana. Bagaimanapun Olivia melihatnya, Nenek Sarah tidak terlihat seperti nyonya dari keluarga kaya.Tatapan mata Stefan mendalam. Dia menyentuh bagian atas kepala Olivia dan berkata dengan suara rendah, “Kamu orang yang sangat realistis dan nggak suka berandai-andai.”“Aku orang yang hidup di dunia nyata. Kalau mau bermimpi, mau mimpi apa? Mimpi yang nggak realistic hanya akan membuang waktu dan mengganggu kualitas tidur.”Stefan merapatkan bibirnya dan tidak berbicara lagi.Setelah berjalan lama, mereka berdua akhirnya bertemu lagi dengan Nenek Sarah dan Bi Lesti.Mereka makan siang di restoran. Restoran itu juga didekorasi dengan gaya klasik. Kalau fasilitas di dalamnya bukan fasilitas modern, Olivia akan mengira dia sudah kembali ke zaman kuno dan berada di penginapan di zaman itu.”Russel sangat ge
Waktu untuk bersenang-senang sudah berlalu.Tak terasa, liburan hari ini sudah berakhir.Olivia sudah jalan-jalan seharian. Sesampainya di rumah, dia langsung mandi dan tidur.Melihat Olivia kembali ke kamarnya sendiri, Nenek Sarah masih ingin sesuatu terjadi hari ini. Namun, dia tidak menyangka ketika dia masuk ke kamar Olivia, wanita itu sudah tertidur nyenyak. Dia jadi tidak bisa menggunakan kemampuan aktingnya di depan wanita itu.Dia pun keluar dari kamar Olivia dan melihat cucunya sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Meskipun perhatiannya terganggu, dia sangat marah.Dia berjalan mendekat, mengambil remote TV dari tangan Stefan, dan berkata kepada cucunya itu, “Setelah pulang, kamu nggak ngapa-ngapain lagi?”Stefan telah melakukan banyak hal hari ini.Dia sudah menggandeng tangan Olivia seharian.Olivia juga cerita padanya kalau ada masalah. Kepercayaan wanita itu terhadapnya semakin besar.Nenek Sarah tidak habis pikir dengan sikap cucunya.“Nenek, kita sudah bersenang