Waktu untuk bersenang-senang sudah berlalu.Tak terasa, liburan hari ini sudah berakhir.Olivia sudah jalan-jalan seharian. Sesampainya di rumah, dia langsung mandi dan tidur.Melihat Olivia kembali ke kamarnya sendiri, Nenek Sarah masih ingin sesuatu terjadi hari ini. Namun, dia tidak menyangka ketika dia masuk ke kamar Olivia, wanita itu sudah tertidur nyenyak. Dia jadi tidak bisa menggunakan kemampuan aktingnya di depan wanita itu.Dia pun keluar dari kamar Olivia dan melihat cucunya sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Meskipun perhatiannya terganggu, dia sangat marah.Dia berjalan mendekat, mengambil remote TV dari tangan Stefan, dan berkata kepada cucunya itu, “Setelah pulang, kamu nggak ngapa-ngapain lagi?”Stefan telah melakukan banyak hal hari ini.Dia sudah menggandeng tangan Olivia seharian.Olivia juga cerita padanya kalau ada masalah. Kepercayaan wanita itu terhadapnya semakin besar.Nenek Sarah tidak habis pikir dengan sikap cucunya.“Nenek, kita sudah bersenang
Reiki berkata dengan santai, “Kapan kamu menginginkannya?”“Tentu saja lebih cepat lebih baik.”“Aku akan memberikannya padamu besok. Bisa?”“Bisa.”Besok kebetulan sekali Odelina akan membahas tentang perceraian dengan Roni. Kalau mereka memegang bukti mengenai harta Roni, mereka tidak perlu takut.“Kamu benar-benar terlihat cemas karena perceraian kakak iparmu ini. Aku nggak pernah melihat kamu mencemaskan urusan kantor.”Stefan terdiam sejenak, lalu berkata, “Olivia sangat berterima kasih padaku sekarang.”“Terima kasih bukanlah cinta. Kamu harus melakukan lebih banyak hal untuk membuatnya jatuh cinta padamu. Tapi, kalau kamu bisa membantu kakaknya menyelesaikan masalah ini, dia akan berpikir kamu adalah orang yang sangat hebat dan menjadi semakin tergantung padamu. . Dia tanpa sadar akan luluh.”Reiki tidak punya pacar, tapi pikirannya sangat logis saat menganalisis sesuatu.Setelah menganalisis hal itu, dia bertanya kepada Stefan, “Apa kamu sudah jatuh cinta pada wanita itu? Janga
Stefan hanya memikirkannya saja, tetapi tidak melakukannya. Harga dirinya mencegahnya melakukan hal-hal seperti itu.Jadi, setelah tidak bisa tidur cukup lama, dia pun akhirnya terlelap.Pada saat yang sama di sisi lain, di sebuah apartemen.Roni meraba-raba sebungkus rokok dari meja samping tempat tidur, mengeluarkan sebatang rokok, dan hendak menyalakannya. Wanita di sampingnya mengulurkan tangan dan berkata, “Berikan satu untukku juga.”Roni menyerahkan rokok itu kepada Yenny dan menyalakannya juga.“Kadang-kadang saja masih boleh.” Roni bukan perokok berat. Dia hanya merokok ketika sedang membicarakan bisnis dengan klien. Biasanya, dia tidak akan merokok, kecuali kalau lagi ada masalah.Odelina tidak menyukai pria yang suka merokok, karena mulutnya terlalu bau.Yenny bisa merokok, tapi biasanya harus berpura-pura seperti wanita baik-baik. Dia juga tidak pernah merokok di depan Roni sebelumnya. Namun, dia dan Roni sudah berhubungan intim sekarang, dan Roni juga akan menceraikan Ode
Yenny kesal, tapi tidak menunjukkannya. Lagipula, dia belum benar-benar menjadi istri yang sah sekarang, jadi dia juga tidak bisa berbicara terlalu banyak. Jangan sampai Roni jadi tidak senang padanya, dan calon keluarga mertuanya juga tidak menyukainya.Russel baru berusia dua tahun lebih. Anaknya masih tidak tahu apa-apa dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Kalau anak itu hidup bersamanya nanti, dia akan punya banyak waktu untuk memberi pelajaran pada anak itu. Dia tidak terburu-buru.“Nggak masalah.”Yenny menyerahkan surat cerai itu kembali kepada Roni, “Aku akan mencetak dua rangkap untukmu. Kamu bawakan satu rangkap untuk Odelina besok. Kalian masing-masing punya satu rangkap. Hari Senin, kalian harus pergi ke kantor Pengadilan Negeri untuk mengurus prosedur perceraiannya.”Roni tersenyum dan berkata, “Aku lebih nggak sabar darimu.”“Aku bukan nggak sabar kok.” Yenny tersenyum dan membantu Roni mencetak surat cerai itu.Malam ini, keduanya memimpikan kehidupan bahagia mereka
Setelah memikirkannya, Olivia berkata, “Ke mana kita bisa mengirim Russel?”Roni tahu di mana Olivia tinggal.Tidak ada orang yang bisa diandalkan di kampung halamannya. Jangankan kakaknya, dia sendiri saja tidak tenang meninggalkan keponakannya pada orang-orang itu.Junia mengingatkan dan berkata, “Amelia, minta Amelia bantu saja. Dia adalah putri dari keluarga Sanjaya. Dia tinggal di sebuah vila besar dengan sistem keamanan yang tinggi. Ditambah lagi, Sanjaya Group juga memiliki pengaruh yang besar di luar sana. Mau seberapa beraninya keluarga Pamungkas sekalipun, mereka juga nggak akan berani mencari masalah di rumah keluarga Sanjaya.”“Mereka juga nggak akan menyangka bahwa Russel ada di rumah keluarga Sanjaya. Amelia juga sangat menyukai Russel. Dia pasti akan menjaga Russel dengan baik kalau Russel bersamanya.”Mata Olivia langsung berbinar mendengarnya. “Benar juga. Aku telah melupakan Amelia. Aku akan membahasnya dengan kakakku nanti. Kalau kakakku setuju, aku akan meminta tolo
“Kak, mau berhasil atau nggak, yang penting kita lapor polisi dulu.”“Oke, aku akan lapor polisi sekarang.”“Bagaimana dengan mertuamu?”“Setelah Russel dibawa masuk ke dalam mobil, mereka pergi. Mereka seharusnya pergi mencari Roni. Roni nggak pulang tadi malam.”Olivia berpikir sejenak dan berkata, “Kak, kamu lapor polisi dulu. Stefan dan aku akan pergi ke rumah orang tua Roni dan rumah kakaknya sekarang. Mereka merebut Russel, jadi mereka seharusnya membawa Russel rumah mereka.”Odelina dan Roni baru akan bercerai dan hak asuh atas anak mereka masih belum diputuskan. Namun, keluarga Pamungkas sudah datang untuk merebut Russel. Kalau mereka melapor polisi, paling-paling hanya akan disuruh mediasi. Jika mediasi gagal, mereka hanya bisa menunggu keputusan pengadilan untuk menyelesaikan masalah ini, sekaligus menyelesaikan proses perceraian mereka.Meskipun keluarga Pamungkas juga keluarganya Russel, Russel dirawat dan dibesarkan oleh Odelina dan Olivia sejak lahir. Anak itu sama sekali
Stefan dan Olivia bergegas pergi. Stefan menelepon Calvin sambil berjalan.Ini masih pagi sekali. Calvin masih tidur.Setelah ponselnya berdering cukup lama, dia baru mengangkatnya.“Kak, ada apa?” Calvin membuka matanya untuk melihat siapa yang menelepon, lalu menutup matanya lagi setelah menjawab panggilan itu.Dia tidak ada kerjaan di akhir pekan, jadi dia biasanya akan tidur sampai siang.“Calvin, beri tahu yang lain, kecuali Sandy, untuk pergi …. Olivia, kalau mau ke rumah mertua kakakmu, harus lewat tol nggak? Lewat tol apa?”“Harus lewat tol. Kalau lewat tol sekitar 40 menit. Lewat Tol XX.”Stefan kembali berkata pada adiknya yang ada di seberang telepon, “Kalian semua tunggu aku dan Olivia di dekat pintu masuk Tol XX. Ada sedikit masalah dan kami butuh bantuan kalian.”Ketika mendengar bahwa mereka Sembilan bersaudara harus berkumpul, …. Eh, Sandy masih belum cukup umur, jadi dia bisa dikecualikan.Calvin bertanya dengan prihatin, “Kak, apa yang terjadi?”Sampai sembilan bersau
Sesampainya di Astute Residence, keduanya langsung berjalan menuju ke rumah Odelina. Begitu keluar dari lift, terdengar teriakan keras yang menggemparkan para tetangga. Banyak orang yang menyaksikan kehebohan yang terjadi di luar rumah Odelina.“Roni, kamu bajingan. Kembalikan anakmu. Keluargamu bajingan! Mereka biasanya hanya memperlakukan Russel seperti mainan, kalau lagi ingin bermain dengannya, main sebentar. Seringnya hanya membuatnya menangis, lalu pergi.”“Russel baru berusia dua tahun lima bulan. Sebagai kakek-neneknya, apa mereka pernah membelikan Russel baju? Satu mainan pun nggak pernah dibelikan, ‘kan? Sekarang mereka bilang mereka kangen dengan Russel? Kalau mereka benar-benar kangen dengan Russel, apa aku akan melarang kalian bertemu dengan Russel?”Tubuh Odelina sedang ditahan oleh kedua mertuanya dan kakak iparnya. Mereka tidak membiarkan Odelina mendekati dan memukuli Roni. Odelina terlihat seperti sudah gila, terus meronta, menangis dan memaki mereka.Mungkin karena d