Olivia juga tidak bodoh.Dia tahu Nenek Sarah dan Bi Lesti pergi untuk memberi dia dan Stefan kesempatan untuk berduaan.Jarang-jarang Stefan tidak bersikap dingin, jadi dia juga dengan senang hati menikmati manisnya berkencan.Mereka bergandengan tangan dan berjalan di sekitar taman bergaya klasik ala Tiongkok. Olivia sangat menyukai gaya taman yang klasik ini.“Stefan.”“Hmm.”Stefan tidak fokus melihat pemandangan, tetapi selalu diam-diam melirik wanita di sebelahnya.Mendengar Olivia memanggilnya, dia berpura-pura menghentikan langkahnya dengan serius dan menatap wanita itu. Seolah-olah dia sedari tadi terus melihat ke depan dan tidak mengintip wanita itu.“Kamu bekerja di Adhitama Group. Apa kamu tahu mereka punya bisnis apa saja? Ada berapa banyak resort seperti ini yang dijadikan investasi oleh keluarga bosmu?”Setelah memikirkannya, Stefan menjawab, “Perusahaanku punya banyak anak perusahaan di banyak kota. Mereka juga berinvestasi dalam banyak bidang. Tapi kalau untuk resort s
Banyak orang bilang, nyonya dari keluarga kaya itu tidak mudah diajak bergaul, tapi Nenek Stefan orangnya sangat ramah dan sama seperti ibu-ibu biasanya. Nenek Sarah pakaiannya juga sederhana. Bagaimanapun Olivia melihatnya, Nenek Sarah tidak terlihat seperti nyonya dari keluarga kaya.Tatapan mata Stefan mendalam. Dia menyentuh bagian atas kepala Olivia dan berkata dengan suara rendah, “Kamu orang yang sangat realistis dan nggak suka berandai-andai.”“Aku orang yang hidup di dunia nyata. Kalau mau bermimpi, mau mimpi apa? Mimpi yang nggak realistic hanya akan membuang waktu dan mengganggu kualitas tidur.”Stefan merapatkan bibirnya dan tidak berbicara lagi.Setelah berjalan lama, mereka berdua akhirnya bertemu lagi dengan Nenek Sarah dan Bi Lesti.Mereka makan siang di restoran. Restoran itu juga didekorasi dengan gaya klasik. Kalau fasilitas di dalamnya bukan fasilitas modern, Olivia akan mengira dia sudah kembali ke zaman kuno dan berada di penginapan di zaman itu.”Russel sangat ge
Waktu untuk bersenang-senang sudah berlalu.Tak terasa, liburan hari ini sudah berakhir.Olivia sudah jalan-jalan seharian. Sesampainya di rumah, dia langsung mandi dan tidur.Melihat Olivia kembali ke kamarnya sendiri, Nenek Sarah masih ingin sesuatu terjadi hari ini. Namun, dia tidak menyangka ketika dia masuk ke kamar Olivia, wanita itu sudah tertidur nyenyak. Dia jadi tidak bisa menggunakan kemampuan aktingnya di depan wanita itu.Dia pun keluar dari kamar Olivia dan melihat cucunya sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Meskipun perhatiannya terganggu, dia sangat marah.Dia berjalan mendekat, mengambil remote TV dari tangan Stefan, dan berkata kepada cucunya itu, “Setelah pulang, kamu nggak ngapa-ngapain lagi?”Stefan telah melakukan banyak hal hari ini.Dia sudah menggandeng tangan Olivia seharian.Olivia juga cerita padanya kalau ada masalah. Kepercayaan wanita itu terhadapnya semakin besar.Nenek Sarah tidak habis pikir dengan sikap cucunya.“Nenek, kita sudah bersenang
Reiki berkata dengan santai, “Kapan kamu menginginkannya?”“Tentu saja lebih cepat lebih baik.”“Aku akan memberikannya padamu besok. Bisa?”“Bisa.”Besok kebetulan sekali Odelina akan membahas tentang perceraian dengan Roni. Kalau mereka memegang bukti mengenai harta Roni, mereka tidak perlu takut.“Kamu benar-benar terlihat cemas karena perceraian kakak iparmu ini. Aku nggak pernah melihat kamu mencemaskan urusan kantor.”Stefan terdiam sejenak, lalu berkata, “Olivia sangat berterima kasih padaku sekarang.”“Terima kasih bukanlah cinta. Kamu harus melakukan lebih banyak hal untuk membuatnya jatuh cinta padamu. Tapi, kalau kamu bisa membantu kakaknya menyelesaikan masalah ini, dia akan berpikir kamu adalah orang yang sangat hebat dan menjadi semakin tergantung padamu. . Dia tanpa sadar akan luluh.”Reiki tidak punya pacar, tapi pikirannya sangat logis saat menganalisis sesuatu.Setelah menganalisis hal itu, dia bertanya kepada Stefan, “Apa kamu sudah jatuh cinta pada wanita itu? Janga
Stefan hanya memikirkannya saja, tetapi tidak melakukannya. Harga dirinya mencegahnya melakukan hal-hal seperti itu.Jadi, setelah tidak bisa tidur cukup lama, dia pun akhirnya terlelap.Pada saat yang sama di sisi lain, di sebuah apartemen.Roni meraba-raba sebungkus rokok dari meja samping tempat tidur, mengeluarkan sebatang rokok, dan hendak menyalakannya. Wanita di sampingnya mengulurkan tangan dan berkata, “Berikan satu untukku juga.”Roni menyerahkan rokok itu kepada Yenny dan menyalakannya juga.“Kadang-kadang saja masih boleh.” Roni bukan perokok berat. Dia hanya merokok ketika sedang membicarakan bisnis dengan klien. Biasanya, dia tidak akan merokok, kecuali kalau lagi ada masalah.Odelina tidak menyukai pria yang suka merokok, karena mulutnya terlalu bau.Yenny bisa merokok, tapi biasanya harus berpura-pura seperti wanita baik-baik. Dia juga tidak pernah merokok di depan Roni sebelumnya. Namun, dia dan Roni sudah berhubungan intim sekarang, dan Roni juga akan menceraikan Ode
Yenny kesal, tapi tidak menunjukkannya. Lagipula, dia belum benar-benar menjadi istri yang sah sekarang, jadi dia juga tidak bisa berbicara terlalu banyak. Jangan sampai Roni jadi tidak senang padanya, dan calon keluarga mertuanya juga tidak menyukainya.Russel baru berusia dua tahun lebih. Anaknya masih tidak tahu apa-apa dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Kalau anak itu hidup bersamanya nanti, dia akan punya banyak waktu untuk memberi pelajaran pada anak itu. Dia tidak terburu-buru.“Nggak masalah.”Yenny menyerahkan surat cerai itu kembali kepada Roni, “Aku akan mencetak dua rangkap untukmu. Kamu bawakan satu rangkap untuk Odelina besok. Kalian masing-masing punya satu rangkap. Hari Senin, kalian harus pergi ke kantor Pengadilan Negeri untuk mengurus prosedur perceraiannya.”Roni tersenyum dan berkata, “Aku lebih nggak sabar darimu.”“Aku bukan nggak sabar kok.” Yenny tersenyum dan membantu Roni mencetak surat cerai itu.Malam ini, keduanya memimpikan kehidupan bahagia mereka
Setelah memikirkannya, Olivia berkata, “Ke mana kita bisa mengirim Russel?”Roni tahu di mana Olivia tinggal.Tidak ada orang yang bisa diandalkan di kampung halamannya. Jangankan kakaknya, dia sendiri saja tidak tenang meninggalkan keponakannya pada orang-orang itu.Junia mengingatkan dan berkata, “Amelia, minta Amelia bantu saja. Dia adalah putri dari keluarga Sanjaya. Dia tinggal di sebuah vila besar dengan sistem keamanan yang tinggi. Ditambah lagi, Sanjaya Group juga memiliki pengaruh yang besar di luar sana. Mau seberapa beraninya keluarga Pamungkas sekalipun, mereka juga nggak akan berani mencari masalah di rumah keluarga Sanjaya.”“Mereka juga nggak akan menyangka bahwa Russel ada di rumah keluarga Sanjaya. Amelia juga sangat menyukai Russel. Dia pasti akan menjaga Russel dengan baik kalau Russel bersamanya.”Mata Olivia langsung berbinar mendengarnya. “Benar juga. Aku telah melupakan Amelia. Aku akan membahasnya dengan kakakku nanti. Kalau kakakku setuju, aku akan meminta tolo
“Kak, mau berhasil atau nggak, yang penting kita lapor polisi dulu.”“Oke, aku akan lapor polisi sekarang.”“Bagaimana dengan mertuamu?”“Setelah Russel dibawa masuk ke dalam mobil, mereka pergi. Mereka seharusnya pergi mencari Roni. Roni nggak pulang tadi malam.”Olivia berpikir sejenak dan berkata, “Kak, kamu lapor polisi dulu. Stefan dan aku akan pergi ke rumah orang tua Roni dan rumah kakaknya sekarang. Mereka merebut Russel, jadi mereka seharusnya membawa Russel rumah mereka.”Odelina dan Roni baru akan bercerai dan hak asuh atas anak mereka masih belum diputuskan. Namun, keluarga Pamungkas sudah datang untuk merebut Russel. Kalau mereka melapor polisi, paling-paling hanya akan disuruh mediasi. Jika mediasi gagal, mereka hanya bisa menunggu keputusan pengadilan untuk menyelesaikan masalah ini, sekaligus menyelesaikan proses perceraian mereka.Meskipun keluarga Pamungkas juga keluarganya Russel, Russel dirawat dan dibesarkan oleh Odelina dan Olivia sejak lahir. Anak itu sama sekali