Olivia berbalik dan masuk ke kamar.Roni tersadar dan langsung berlari maju kemudian menendang Odelina yang duduk di atas tubuh Yenny. Olivia yang masuk juga bergegas melayangkan tendangannya. Dia pernah berlatih bela diri dan menang ketika melawan preman. Tendangannya dilayangkan dengan kekuatan penuh dan membuat Roni yang baru menendang Odelina ikut tersungkur di lantai.“Kak,” panggil Olivia sambil membantu sang kakak bangkit.Roni bergegas bangkit dan membantu Yenny berdiri. Dia menunjuk kedua kakak adik di depannya dan berseru marah, “Odelina, kalian mau ngapain?!”Napas Odelina tampak naik turun setelah melayangkan satu bogeman ke arah Yenny. Mendengar seruan sang suami membuat emosi Odelina kembali memuncak dan ikut berseru, “Roni, sikap kamu sama aku pantas nggak?! Aku demi kamu menghentikan pekerjaanku dan menjaga rumah. Aku melahirkan anak buat kamu dan kamu justru mengkhianati aku!”“Kamu memilih bersama perempuan licik ini dan sekarang kamu bertanya apa yang aku lakukan? Ak
Odelina menggelengkan kepala ke arah Olivia. Walaupun dia memukul Roni dan sebaliknya, mereka adalah suami istri dan terikat dengan perihal masalah keluarga. Paling-paling Roni akan kembali ke rumahnya dan lukanya akan diobati oleh keluarga lelaki itu.Sedangkan dia memukul Yenny karena perempuan itu adalah orang ketiga. Semua orang akan merasa Yenny memang pantas dipukul. Yenny juga tidak akan berani melakukan apa-apa. Kalau adiknya sampai bermain tangan dan memukul Roni serta Yenny, mereka akan menggugat Olivia dan meminta adiknya memberikan uang ganti rugi pengobatan.Odelina tidak ingin adiknya diinjak-injak oleh mereka. Dia menarik adiknya dengan erat sambil berbisik, “Percaya dengan Kakak, Kakak bisa menyelesaikannya.”Olivia dan adik iparnya hanya perlu membantunya mengambil foto bukti saja.“Roni,” ujar Odelina sambil mengusap air mata dan kembali bertanya, “Kamu beneran mau cerai denganku?”“Iya, aku mau cerai!” ujar Roni dengan penuh keyakinan.“Russel masih begitu kecil, kam
Setelah malam ini, dia bersumpah tidak akan meneteskan air matanya lagi demi Roni.“Russel,” gumam Odelina teringat akan putranya. Dia mendadak menjadi gugup.“Kak, aku meminta Mbak Lesti jagain Russel. Dia akan terbangun besok pagi.”Ketika bocah itu sedang bandel, maka dia akan luar biasa bandel dan membuang semua mainannya di sembarang tempat. Akan tetapi ketika sedang pengertian, maka Russel akan menjadi sangat pengertian sekali. Apalagi ketika malam hari sedang tertidur, selain di saat dia merasa tidak enak badan, maka dia akan tidur sampai keesokan paginya baru terbangun.Mendengar ucapan Olivia membuat Odelina menghela napas lega.“Olivia, Stefan, bagaimana cara kalian bisa ke sini?” tanya Odelina. Setelah tidak mengkhawatirkan anaknya lagi, perempuan itu baru teringat dengan hal tersebut.Olivia menyalahkan kakaknya dan berkata, “Kak, kita itu saudara. Semenjak Papa dan mama nggak ada, kita sudah hidup bersama dan saling bergantung selama 15 tahun. Setiap masalah pasti kita bic
Tidak masalah kalau kakaknya itu jauh lebih percaya Stefan dibandingkan dirinya. Bisa-bisanya Odelina membongkar aib masa kecilnya pada lelaki itu! Stefan melirik Olivia dan membuat perempuan itu seakan ingin masuk ke dalam perut bumi sekarang juga.“Kak, itu kejadian zaman kapan. Masih aja dibahas!”Odelina tertawa dan berkata, “Waktu itu kamu langsung tertidur sepanjang hari setelah selesai makan. Kamu benar-benar nggak bisa minum tapi masih saja suka minum. Setiap minum pasti bakalan langsung tidur sepanjang hari.”“Stefan, pokoknya kamu ingat-ingat saja. Jangan kasih dia minum kalau nggak ada acara khusus!”Stefan tersenyum dan menjawab, “Iya, Kak. Aku pasti ingat.”Kesedihan Odelina hilang ketika dia menceritakan masa lalu dan membuat mereka bertiga tertawa. Perceraian bukan hal yang besar, tidak seharusnya dia merasa sedih. Bumi juga tidak akan berhenti berputar karena kekurangan seseorang. Setelah cerai dengan Roni, Odelina masih tetap bisa hidup dengan layak.Odelina mendongak
Ucapan lelaki itu membuat Olivia sedikit tidak bisa berkata-kata, dia mencoba mencari tahu dengan bertanya, “Pak Stefan, maksudnya kamu mau minta aku cuciin muka kamu sampai bersih?”“Muka aku hitam juga karena kamu,” kata Stefan. Dia sedang mencoba menyalahkan Olivia.Olivia membuka mulutnya tetapi tidak ada satu kalimat pun yang terucapkan. Kenapa dia merasa lelaki di depannya ini berubah menjadi sedikit tidak tahu malu?“Ok, aku bantu kamu bersihin muka karena kamu bisa begini juga karena kamu. Seharusnya kamu buat wajahmu hitam secara menyeluruh saja!” ujar Olivia sambil menarik tangan lelaki itu menuju ke arah dapur.Stefan mengikuti langkah perempuan itu dan kemudian menghentikan langkahnya lagi sambil bertanya, “Kenapa ke dapur?”“Di dapur ada air, kamar kamu kan terlarang buat aku dan nggak mengizinkan aku masuk meski hanya satu langkah saja. Kalau aku nggak bawa ke dapur, gimana mau bersihkan muka kamu? Atau kamu mau tunggu di sini? Aku ambil handuk basah buat bersihkan wajah
Stefan melepaskan bajunya dan kemudian menoleh pada Olivia. Dia mendapati perempuan itu tengah menatapnya dengan lekat. Melihat Stefan tengah melihatnya membuat Olivia bertanya, “Masih ada yang mau dilepas?”Olivia menunjuk celana lelaki itu. Maksudnya adalah masih ada celana yang belum dibuka. Wajah Stefan menggelap seketika. Dia melepas baju karena takut basah ketika mencuci wajah nanti. Memangnya Olivia pikir dia melepas baju untuk apa?Lelaki itu melangkah dengan cepat ke hadapan Olivia. Dengan jarak yang sangat dekat, membuat Olivia bisa mengulurkan tangannya dan hendak menyentuh dada bidang lelaki itu. Mulutnya juga tidak lupa berdecak kagum dan memuji,“Lelaki yang sering latihan memang memiliki tubuh yang bagus.”Stefan menangkap pergelangan tangan perempuan itu dengan sebelah tangannya. Dia tidak membiarkan Olivia menyentuhnya. Dengan ekspresi keruh dia melayangkan peringatan, “Olivia, kamu tahu apa akibat kalau kamu menyentuhnya?”Tanpa menunggu jawaban dari perempuan itu, St
“Walaupun orang tua sudah pensiun, mereka juga akan buat usaha kecil yang nggak capek. Uang yang didapatkan memang nggak banyak, tapi bisa menghabiskan waktu dan buat mereka merasa produktif.”“Aku juga pernah kasih papa mama aku uang, tapi mereka nggak mau. Aku kasih satu kali, mereka kembalikan dua kali lipat. Katanya buat tabungan dan modal menikah.”Olivia teringat pertemuannya dengan kedua mertuanya beberapa waktu lalu. Papa mertuanya memang sudah berumur, tetapi tetap terlihat berwibawa dan beraura. Sedangkan mama mertuanya memang sedikit tidak menyukainya, tetapi etikanya dan sikapnya sangat baik sehingga tidak bersikap jahat padanya.Ketika berbicara dengan Olivia juga nada bicaranya lembut dan halus. Perawatan mama mertuanya jauh lebih baik lagi, kalau mereka jalan bersandingan kemungkinan orang lain akan berpikiran mereka saudara.Mereka juga sudah menikah dalam waktu yang cukup lama, akan tetapi Olivia justru paling sering berinteraksi dengan neneknya Stefan. Sisanya hanya b
Olivia masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Dia bersandar di balik pintu dan mengelus wajahnya yang terasa panas. Dia juga tidak mengerti kenapa wajahnya harus berubah merah. Mungkin dia kesurupan ketika kemarin menemani sang kakak menangkap perselingkuhan.Sesaat kemudian Olivia langsung memutuskan untuk mandi karena nanti harus buat sarapan untuk Stefan. Dia teringat dengan Bi Lesti dan langsung menghubunginya. Ketika Bi Lesti menerima sambungan telepon, Olivia berkata, “Bi Lesti, nanti Bibi langsung bawa Russel ke toko aku aja. Nggak perlu pulang ke rumah.”“Baik.”“Gimana dengan kakak aku?”“Bersikap seperti nggak terjadi apa-apa. Katanya setelah sarapan dia harus bergegas ke kantor. Saya siapkan kopi buat dia karena kemarin nggak begitu tidur. Kopi bisa buat dia lebih semangat untuk lanjut kerja.”Olivia merasa iba dengan sang kakak, tetapi dia tahu tidak memungkinkan bagi Odelina untuk cuti karena baru masuk beberapa hari saja.“Bilang sama dia buat hati-hati di jalan.”“Baik.”O