“Halo, Pak Albert.” Roni mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tangan Albert.Sambil berjabat tangan dengan pria itu, Albert berkata, “Sepertinya aku pernah mendengar nama Pak Roni sebelumnya.”Nama Roni terdengar familier di telinganya.Roni agak tersanjung dan berkata, “Pak Albert pernah mendengar namaku?”Tak disangka, dia ternyata begitu terkenal di dunia kerja ini, sampai tuan muda keluarga Pratama saja pernah mendengar namanya.Albert tersenyum dan berkata, “Kedengarannya nggak asing. Aku seharusnya pernah mendengar Pak Roni disebut-sebut sebelumnya, tetapi aku belum pernah bertemu dengan Pak Roni secara langsung. Hari ini akhirnya ketemu.”Roni buru-buru mengeluarkan kartu namanya, menyerahkannya kepada Albert, dan berkata sambil tersenyum, “Pak Albert, kita ditakdirkan untuk bertemu. Ini kartu namaku. Tolong banyak bantu aku di masa depan.”Albert mengambil kartu nama Roni, membacanya, dan menyimpannya.Dia melirik Yenny yang terus tersenyum sedari tadi. Meskipun dia meras
“Russel.”Odelina tidak peduli lagi pada satu kaleng susu yang terlempar sampai ke tengah jalan, buru-buru menggendong putranya, lalu memeriksa apakah ada luka di tubuh putranya.Dia terus bertanya, “Russel, kena di mana? Mana yang sakit? Kasih tahu Mama.”“Mama.”Russel hanya menangis sambil melingkarkan tangannya di leher Odelina dengan erat.Dia tidak terluka. Dia hanya ketakutan.“Bum!” Terdengar suara ledakan keras.Odelina refleks langsung menoleh. Sebuah mobil menabrak satu kaleng susu tadi, membuatnya terbang lalu terjatuh lagi ke jalanan. Kemudian, kaleng itu jatuh mengenai kaca depan mobil itu lagi. Satu kaleng susu itu cukup berat, ditambah lagi dia terbang di udara dulu baru terjatuh lagi, jadinya kaca depan mobil tersebut retak.Mobil itu langsung mengerem.Russel langsung berhenti menangis melihat kejadian itu, memeluk erat leher ibunya.Odelina melihat logo mobil itu dengan jelas. Porsche!Dia tidak akan diminta untuk membayar uang perbaikan mobil, kan?Sebelumnya, dia t
Daniel menatap Odelina yang diam saja. Sejak dia mengetahui teman baiknya menikah dengan Olivia dan wanita gemuk ini adalah kakak ipar temannya, dia tidak akan meminta uang perbaikan mobil dari wanita ini.Wanita ini tidak sengaja.Dia juga ada salah, karena kecepatan mobilnya terlalu tinggi.Odelina merasa sangat gugup ditatap oleh Daniel. Dia memeluk putranya erat-erat dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi Daniel duluan membuka suara dan bertanya padanya, “Kamu membeli begitu banyak barang. Mengapa kamu nggak meminta suamimu untuk datang dan membantumu membawanya? Atau jangan beli sebanyak ini.”“Toko ini cukup jauh dari rumah, jadi aku ingin membawa semuanya pulang. Aku ada menelepon suamiku, tapi dia bilang dia sibuk, nggak ada waktu untuk menjemputku. Jadi, aku hanya bisa membawanya sendiri pulang. Aku tadi nggak melihat ada batu bata di jalan, lalu menabraknya sehingga keretanya terbalik. Satu kaleng itu menggelinding ke jalan. Nggak disangka, malah ditabrak oleh Pak Daniel.”Ode
Odelina menjawab Daniel tanpa sadar.Dia memang benar-benar tidak terlalu memikirkannya.Pertama, umurnya sudah melewati umur gadis yang masih suka bermimpi. Kedua, dia sudah menikah. Dia adalah istri dan ibu orang. Ketiga, dia bukan lagi wanita cantik seperti sebelum menikah dulu, melainkan seorang wanita yang jelek dan gemuk.Daniel tersenyum. “Kalau begitu, mari kita bicarakan tentang kompensasinya.Odelina mulai gugup lagi.Tabungannya sudah tidak banyak lagi sekarang. Kali ini, kerusakan pada mobil Daniel jelas lebih parah dari yang sebelumnya. Biaya perbaikannya pasti lebih banyak. Kalau dia harus menggantinya, keluarganya mungkin akan bangkrut. Dia masih akan dimarahi Roni karena tidak berguna.Sebelumnya, kereta anaknya hanya tidak sengaja menggores badan mobil pria ini, jadinya lecet sedikit. Begitu saja sudah 18 juta.“Di mana rumahmu?”“Astute Residence.”“Itu kompleks yang dekat dengan sekolah. Kalian pintar mencari rumah dan membelinya dengan cepat.Sekarang, rumah di Astu
Odelina menatap pria itu.Daniel tahu Odelina terlalu banyak berpikir. Dia cukup waspada orangnya.Dia menjelaskan, “Maksudku, kalau di rumahmu nggak ada orang lain, jangan turun ke bawah sendirian dan membiarkan anakmu sendiri di rumah untuk mengambil barang. Itu nggak aman.”Putra wanita ini kelihatannya baru berumur dua atau tiga tahun. Anak umur segini lagi nakal-nakalnya, suka bergerak, dan akan menyentuh atau memainkan apapun yang dianggapnya menarik.”Kalau anak itu sampai memainkan barang yang berbahaya dan sesuatu terjadi, mau menyesal pun tidak bisa.“Terima kasih sudah mengingatkan, Pak Daniel. Aku akan naik sekarang.”Odelina mengangkat beberapa bungkus popok, berterima kasih pada Daniel, lalu buru-buru naik ke atas.Dia merasa, meskipun Daniel orangnya besar dan terlihat galak, lalu wajahnya juga ada bekas luka pisau, dan tidak kelihatan seperti orang baik, pria itu sangat peka dan pengertian.Orang memang tidak boleh dinilai dari penampilannya.Setelah Odelina pergi, Dani
Pasti ada sesuatu dalam diri wanita itu yang bisa membuatnya disukai oleh Nenek Sarah.Setelah hening sejenak, Stefan berkata, “Nggak ada yang bisa dilihat. Hanya dua mata, satu hidung, dan satu mulut.”“Haha.” Daniel tertawa.Dia langsung tahu teman baiknya ini tidak berencana untuk mempertemukan mereka dengan Olivia.Reiki mungkin sudah pernah bertemu dengan Olivia sebelumnya, bahkan sangat mengenal Olivia. Itu karena Reiki orangnya suka bergosip. Ditambah lagi, dia juga sumber berita. Dia mungkin bisa menggali informasi mengenai nenek moyang Olivia.Daniel tidak melanjutkan topik pembicaraan itu lagi. Dia tahu teman baiknya sangat sibuk, jadi dia cepat-cepat mematikan teleponnya.Waktu berlalu sangat cepat.Dalam sekejap mata, hari sudah malam lagi.Stefan duduk di Rolls Royce dan memijat pelipisnya. Dia merasa agak lelah.Mungkin karena dia benar-benar keterlaluan beberapa hari ini, mengerjakan pekerjaan yang biasanya untuk dua hari atau bahkan tiga hari dalam satu hari. Mana mungk
Stefan mengambil kerajinan kucing itu lagi dan mendengar istrinya berkata, “Kucing ini lebih besar dari yang aku berikan pada Amelia. Aku sangat serius mengerjakannya. Gimana? Mirip nggak?”Stefan senang mendengar miliknya ini lebih besar dari punya Amelia, tapi tidak menunjukkannya di ekspresi wajahnya. Dia menggumam pelan, “Mirip.”Olivia tersenyum, “Selama kamu menyukainya.”Dia meletakkan kunci mobil di atas meja tamu, berbalik badan dan berjalan ke dapur, “Aku mau membuat semangkuk mie untuk makan malam, apa kamu mau?”Sebelum Stefan bisa menjawab, dia berkata pada dirinya sendiri, “Oh, aku lupa, kamu bilang kamu nggak makan camilan di tengah malam, karena kamu takut berat badan bertambah.”Stefan diam saja. Wanita itu sudah mengatakan semua yang dia ingin katakan. Apalagi yang bisa dia katakan?Namun, dia juga tidak lapar.Olivia memasak mie di dapur.Stefan berdiri di tempat sebentar, lalu berbalik badan dan berjalan ke pintu dapur. Bukannya masuk, dia hanya berdiri di depan pin
Reiki dengan mudah menebak tentang Albert, karena Albert pergi ke Mambera Hotel untuk menghadiri acara bisnis mala mini. Saat ini, dia hanya karyawan kecil di Pratama Group, tapi dia sudah pasti akan mewarisi Pratama Group.Identitasnya sebagai tuan muda keluarga Pratama sudah cukup untuk membuatnya diperhatikan, dihormati dan dijilat di pesta itu.Stefan diam saja, menyetujui hal itu dalam diam.“Bagaimana kalau aku mengantarkan foto-fotonya sekarang? Kamu tinggal di Lotus Residence, ‘kan?”Dia tahu teman baiknya ini menyembunyikan identitasnya ketika menikah karena ingin mengetes sifat istrinya, lalu sengaja datang ke Lotus Residence untuk membeli satu unit rumah yang sudah full furnished.“Nggak perlu, besok saja baru berikan padaku. Ini sudah malam, kamu istirahat saja. Aku juga mau tidur.”Reiki adalah orang yang menyaksikan perkembangan hubungan Stefan dan Olivia dari awal, dan Stefan tidak ingin bercerita terlalu banyak pada pria itu. Jadi, dia pun segera menutup teleponnya.Rei
Karena Daniel adalah sahabat dekatnya Stefan dan Odelina merupakan kakak ipar lelaki itu, mau tidak mau dia sering bertemu dengan Daniel. Tidak tahu cara apa yang digunakan oleh Odelina untuk mendapatkan hati Daniel hingga lelaki itu bersikeras ingin menikahinya. Awalnya, Yanti tidak setuju. Kabarnya, calon menantu idaman Yanti adalah seorang putri kaya bernama Cherly. Dulu, Daniel juga pernah bertemu dengan Cherly. Perempuan itu juga sempat mengejar Daniel untuk beberapa waktu, tetapi tetap saja kalah dari Odelina, seorang wanita yang sudah bercerai. Demi bisa bersama Odelina, Daniel bahkan mengalami kecelakaan mobil. Begitu kecelakaan terjadi, Yanti dan suaminya pun menyerah dan merestui hubungan mereka. Benar-benar menyebalkan. Setelah Giselle keluar dari penjara dan mendengar gosip ini, dia sangat iri dan marah. Sebelum orang tuanya mengalami musibah, ibunya sangat ingin menjodohkannya dengan keluarga Adhitama. Ibunya mengatakan bahwa keluarga Adhitama adalah keluarga kaya yang
"Baiklah, lain kali kalau ada waktu, aku akan traktir Nyonya Muda makan."Giselle tersenyum sambil berdiri di pintu, mengantar kepergian Olivia dan yang lainnya dengan pandangannya. Kemudian, dia berjalan masuk, tetapi tidak lama kemudian keluar lagi. Masuk ke dalam hanya untuk berpura-pura. Alasan dia muncul di sini adalah karena Lota telah mendengar kabar bahwa ada tokoh besar yang datang ke Mambera dan memiliki hubungan dengan beberapa keluarga besar di sana. Olivia dan Yuna telah berjanji untuk bertemu dengan Yanti di tempat ini. Lota juga mengetahuinya, sehingga dia segera mengatur agar Giselle datang ke sana secepat mungkin. Meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih setelah mengalami keguguran, Giselle tetap mengganti wajahnya dan membawa dua pengawal, kemudian bergegas ke sana. Namun, dia tetap terlambat karena Olivia dan yang lainnya sudah pergi. Setelah naik mobil, Giselle menelepon Lota. Begitu telepon tersambung, dia berkata, "Pak Lota, aku nggak berhasil tahu siapa yang
Setelah menikah dengan Stefan, Stefan sangat perhatian pada Olivia. Stefan akan menyiapkan lebih banyak makanan untuknya. Terutama setelah Olivia hamil. Stefan selalu khawatir Olivia dan anaknya akan kelaparan. Jadi Stefan akan periksa setiap hari apakah makanan di mobil masih cukup.Stefan semakin perhatian kepada Olivia, tapi juga menjadi semakin cerewet. Tentu saja, Olivia menikmatinya. Dia merasa sangat senang. Kalau ingin menikah memang harus menikah dengan pria seperti Stefan. Olivia telah menikah dengan orang yang tepat.“Mau dibungkuskan dua potong kue lagi? Dari kota ke Vila Permai butuh waktu cukup lama.”Yuna, Yanti dan Darius juga khawatir Olivia akan lapar dalam perjalanan. Olivia berpikir sejenak. Akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti saran mereka dan membungkus dua potong kue. Sebenarnya agar semuanya bisa tenang.Saat pergi, mereka bertemu dengan Giselle. Dia muncul sebagai Lisa. Seperti biasa, ada dua pengawal keluarga Brata yang mengikutinya.“Bu Olivia.”Begitu mel
Yuan dan Olivia saling bertukar pandang. Kemudian, Yuna berkata, “Kalau semuanya nggak keberatan, aku dan Olivia pun merasa lega. Odelina dan Daniel sudah lalui banyak rintangan. Kita harus dukung mereka. Nggak peduli apa pilihan yang mereka ambil, kita harus dukung mereka.”Yuna tersenyum dan berkata lagi, “Aku dengar dari Odelina, dia akan daftarkan pernikahannya dengan Daniel dulu. Mungkin sebelum Tahun Baru, mungkin juga setelah Tahun Baru. Dia terlalu sibuk, baru bisa pulang beberapa hari sebelum Tahun Baru. Begitu sibuk, dia nggak tahu apa-apa lagi. Russel juga nggak pergi ke tempat ibunya selama liburan. Katanya mau pergi ke Vila Ferda.”Yanti tertawa pelan, “Aku tahu. Tadinya aku pikir mumpung liburan, aku mau bawa Russel pulang, jadi nggak ganggu Oliv kerja. Akhir tahun begini, semuanya sibuk bukan main. Ladang sayur Oliv perlu menyediakan banyak pasokan sayur, kan?”Olivia bergumam pelan, “Iya, pasokan hampir nggak cukup untuk penuhi permintaan.”“Bagus, dong. Itu artinya pen
“Aku dengar dari Daniel, mereka berencana daftar pernikahan mereka setelah Tahun Baru. Tunggu Odelina lebih senggang baru adakan resepsi. Aku dan papanya Daniel sudah siapkan mas kawin untuk Odelina, juga sedang pilih-pilih hari.”Mereka juga harus menunggu Odelina ada waktu senggang dan pulang ke Kota Mambera. Setelah itu, mereka baru memilih hari untuk mengantarkan mas kawin. Sekarang Odelina sangat sibuk, anaknya saja diurus Olivia. Sejak pergi ke Kota Cianter, Odelin belum kembali ke Kota Mambera. Biasanya Daniel yang bawa Russel ke sana. Tentu saja, mereka tidak akan melangsungkan resepsi pernikahan dalam waktu dekat.“Odelina nggak mau adakan resepsi. Dia bilang ini pernikahan keduanya. Buat resepsi atau nggak, nggak masalah baginya. Nggak bisa begitu. Kami nggak boleh begitu pada Odelina. Nggak hanya harus adakan resepsi, kami akan berikan resepsi pernikahan yang meriah untuk Odelina.”Yanti tidak hanya tidak ingin mengecewakan Odelina, dia juga tidak mau mengecewakan putranya.
Setengah jam kemudian, Yuna membawa Olivia ke tempat yang telah disepakati untuk bertemu Yanti. Yanti dan suaminya sudah datang. Mereka tiba lebih dulu. Setelah menunggu beberapa menit, Yuna dan Olivia tiba.“Bu Yuna.”Begitu melihat Yuna dan Olivia datang, Yanti langsung berdiri dan menyambut dengan wajah tersenyum.“Bu Yanti, maaf buat kalian menunggu.”Olivia menyapa Yanti dengan sebutan tante. Yanti tersenyum dan berkata, “Kami juga baru sampai. Baru saja duduk, belum juga minum, kalian sudah datang. Nggak lama, kok.”Yanti meraih tangan Olivia dan menanyakan keadaan Olivia. Dia melihat perut Olivia dan berkata, “Kalau pakai mantel, nggak kelihatan kalau kamu sedang hamil.”“Iya, nggak terlalu kelihatan.”Olivia mengelus perutnya sendiri. Kemudian, dia bergelayut di lengan Yuna dan berjalan ke arah Darius. Darius berdiri dan menyapa mereka sambil tersenyum ramah.Setelah semua orang duduk, Yanti memesan beberapa makanan dan minuman untuk semua orang. Kemudian, dia memuji Yuna karen
Amelia dan Jonas berpapasan dengan Olivia di luar. Keduanya menghentikan mobil dan saling menyapa. Jonas membiarkan Olivia lewat lebih dulu.Kemudian, Jonas mengemudikan mobil sambil bertanya, “Para tetua sudah pergi ke Vila Permai. Olivia pagi-pagi malah ke sini. Aku dengar Mama mau pergi bertemu Bu Yanti. Jadi sebentar lagi ada kabar baik dari Kak Odelina dan Pak Daniel?”“Bukan soal itu. Ada hubungannya dengan keluarga Gatara. Kakek Setya masih hidup. Dia dan yang lainnya adalah saksi terbaik yang bisa membuktikan kalau Patricia yang bunuh nenekku.”“Setelah tahu kebenarannya, keluarga Gatara pasti akan menentang Patricia jadi kepala keluar mereka lagi. Patricia sudah jadi kepala keluarga selama puluhan tahun. Dia nggak baik pada yang lain, terlalu mendominasi dan suka memaksakan kehendak. Banyak nggak dapat perlindungan darinya. Jadi banyak yang nggak suka dengannya.”“Kak Odelina pergi ke Kota Cianter. Sekarang sudah ada beberapa yang diam-diam berpihak padanya. Mereka diam-diam s
“Semoga anak-anak kita juga imut dan penurut seperti Audrey. Kita punya anak perempuan saja. Aku suka anak perempuan seperti Audrey.”Jangankan Amelia, semua orang yang pernah bertemu dan menjaga Audrey pasti akan suka dengan Audrey. Anak itu benar-benar semakin menggemaskan. Setiap kali bangun, dia akan main sendiri di kasur. Dia akan duduk di sana, atau melihat ke sana-sini.Bayi yang sudah berusia enam hampir tujuh bulan itu sangat pendiam, tidak berisik. Tidak seperti kakaknya, Archie. Begitu bangun, Archie akan menangis sampai semua orang yang ada di rumah tahu.Jonas menggenggam tangan Amelia dan tersenyum. “Keluarga kami kurang lebih seperti keluarga Adhitama. Kemungkinan punya anak perempuan sangat kecil. Kak Yose sudah punya anak perempuan. Kami-kami mungkin hanya akan punya anak laki-laki. Sepertinya setiap generasi hanya ada satu anak perempuan.”“Nggak ada pengecualian?” tanya Amelia.Jonas berpikir sejenak, lalu berkata, “Pokoknya selama beberapa generasi, sekalipun ada an
Orang-orang hanya tahu kalau murid mereka tersebar di mana-mana, bos besar di berbagai bidang dan sangat hebat. Hanya sedikit orang yang bisa bertemu para tetua itu. Mereka tiba-tiba datang ke Kota Mambera. Sarah saja jadi begitu bersemangat. Dia cepat-cepat datang ke rumah keluarga Sanjaya untuk mengundang mereka bertamu ke rumahnya. Apalagi keluarga Ardaba.“Benar juga. Tante siapkan bubur untuk kamu dulu. Nanti begitu sampai, kamu bisa langsung makan. Nggak terlalu panas,” kata Yuna.“Tante perhatian banget. Terima kasih, Tante.” Olivia mengucapkan terima kasih dengan sikap manis. Yang membuat Yuna spontan tersenyum lebar.Amelia menyenggol Jonas yang ada di sampingnya dan berbisik, “Sejak mamaku temukan keponakannya, senyum lembut dan cerahnya itu hanya milik keponakannya.”“Memangnya Mama nggak sayang kamu? Nggak punya hati nurani. Mama paling sayang sama kamu. Masih saja cemburu sama Oliv.”Selesai menelepon, Yuna mendengar perkataan Amelia. Dia memelototi putrinya sambil merasa