Odelina menatap pria itu.Daniel tahu Odelina terlalu banyak berpikir. Dia cukup waspada orangnya.Dia menjelaskan, “Maksudku, kalau di rumahmu nggak ada orang lain, jangan turun ke bawah sendirian dan membiarkan anakmu sendiri di rumah untuk mengambil barang. Itu nggak aman.”Putra wanita ini kelihatannya baru berumur dua atau tiga tahun. Anak umur segini lagi nakal-nakalnya, suka bergerak, dan akan menyentuh atau memainkan apapun yang dianggapnya menarik.”Kalau anak itu sampai memainkan barang yang berbahaya dan sesuatu terjadi, mau menyesal pun tidak bisa.“Terima kasih sudah mengingatkan, Pak Daniel. Aku akan naik sekarang.”Odelina mengangkat beberapa bungkus popok, berterima kasih pada Daniel, lalu buru-buru naik ke atas.Dia merasa, meskipun Daniel orangnya besar dan terlihat galak, lalu wajahnya juga ada bekas luka pisau, dan tidak kelihatan seperti orang baik, pria itu sangat peka dan pengertian.Orang memang tidak boleh dinilai dari penampilannya.Setelah Odelina pergi, Dani
Pasti ada sesuatu dalam diri wanita itu yang bisa membuatnya disukai oleh Nenek Sarah.Setelah hening sejenak, Stefan berkata, “Nggak ada yang bisa dilihat. Hanya dua mata, satu hidung, dan satu mulut.”“Haha.” Daniel tertawa.Dia langsung tahu teman baiknya ini tidak berencana untuk mempertemukan mereka dengan Olivia.Reiki mungkin sudah pernah bertemu dengan Olivia sebelumnya, bahkan sangat mengenal Olivia. Itu karena Reiki orangnya suka bergosip. Ditambah lagi, dia juga sumber berita. Dia mungkin bisa menggali informasi mengenai nenek moyang Olivia.Daniel tidak melanjutkan topik pembicaraan itu lagi. Dia tahu teman baiknya sangat sibuk, jadi dia cepat-cepat mematikan teleponnya.Waktu berlalu sangat cepat.Dalam sekejap mata, hari sudah malam lagi.Stefan duduk di Rolls Royce dan memijat pelipisnya. Dia merasa agak lelah.Mungkin karena dia benar-benar keterlaluan beberapa hari ini, mengerjakan pekerjaan yang biasanya untuk dua hari atau bahkan tiga hari dalam satu hari. Mana mungk
Stefan mengambil kerajinan kucing itu lagi dan mendengar istrinya berkata, “Kucing ini lebih besar dari yang aku berikan pada Amelia. Aku sangat serius mengerjakannya. Gimana? Mirip nggak?”Stefan senang mendengar miliknya ini lebih besar dari punya Amelia, tapi tidak menunjukkannya di ekspresi wajahnya. Dia menggumam pelan, “Mirip.”Olivia tersenyum, “Selama kamu menyukainya.”Dia meletakkan kunci mobil di atas meja tamu, berbalik badan dan berjalan ke dapur, “Aku mau membuat semangkuk mie untuk makan malam, apa kamu mau?”Sebelum Stefan bisa menjawab, dia berkata pada dirinya sendiri, “Oh, aku lupa, kamu bilang kamu nggak makan camilan di tengah malam, karena kamu takut berat badan bertambah.”Stefan diam saja. Wanita itu sudah mengatakan semua yang dia ingin katakan. Apalagi yang bisa dia katakan?Namun, dia juga tidak lapar.Olivia memasak mie di dapur.Stefan berdiri di tempat sebentar, lalu berbalik badan dan berjalan ke pintu dapur. Bukannya masuk, dia hanya berdiri di depan pin
Reiki dengan mudah menebak tentang Albert, karena Albert pergi ke Mambera Hotel untuk menghadiri acara bisnis mala mini. Saat ini, dia hanya karyawan kecil di Pratama Group, tapi dia sudah pasti akan mewarisi Pratama Group.Identitasnya sebagai tuan muda keluarga Pratama sudah cukup untuk membuatnya diperhatikan, dihormati dan dijilat di pesta itu.Stefan diam saja, menyetujui hal itu dalam diam.“Bagaimana kalau aku mengantarkan foto-fotonya sekarang? Kamu tinggal di Lotus Residence, ‘kan?”Dia tahu teman baiknya ini menyembunyikan identitasnya ketika menikah karena ingin mengetes sifat istrinya, lalu sengaja datang ke Lotus Residence untuk membeli satu unit rumah yang sudah full furnished.“Nggak perlu, besok saja baru berikan padaku. Ini sudah malam, kamu istirahat saja. Aku juga mau tidur.”Reiki adalah orang yang menyaksikan perkembangan hubungan Stefan dan Olivia dari awal, dan Stefan tidak ingin bercerita terlalu banyak pada pria itu. Jadi, dia pun segera menutup teleponnya.Rei
Saat Olivia sedang makan mie, dia mengirim pesan pada kakaknya. Dia bertanya dulu, apa kakaknya sudah tidur.Odelina tidak membalas pesan tersebut, melainkan langsung menelepon adiknya. Dia merasa mengetik terlalu memakan waktu, jadi lebih baik berbicara langsung.“Oliv, aku belum tidur. Kamu baru pulang?” Odelina sangat paham tentang jam tidur adiknya.Dulu waktu di rumahnya, adiknya selalu tidur lebih malam dan bangun lebih pagi.Odelina tahu Olivia takut suaminya tidak menyukainya, jadi dia bangun pagi-pagi untuk memasak sarapan untuk mereka sekeluarga dan membantu pekerjaan rumah.Adiknya sudah melakukan begitu banyak hal, tapi akhirnya masih dibilang hidup numpang oleh Roni. Padahal, dia jelas-jelas ada bayar uang.Tidak ada orang yang tidur di sebelahnya, tapi dia tidak peduli.Dia hanya peduli pada adiknya sekarang.“Iya, lagi makan camilan. Kak, aku mau bilang sesuatu padamu. Albert pergi menghadiri acara bisnis di Mambera Hotel malam ini dan bertemu dengan Kak Roni. Ada wanita
Odelina menyeka air matanya, menenangkan diri, dan berusaha membuat suaranya terdengar normal.“Aku sudah menebaknya, tapi aku nggak menyangka akan terjadi secepat ini.”Roni selingkuh, tapi merahasiakannya dan tidak meminta cerai. Jika tebakannya benar, semuanya karena Russel. Russel masih kecil dan tidak bisa ditinggal. Sedangkan mertuanya masih harus membantu putri mereka masak. Roni dari dulu memang seperti itu, selalu mementingkan keluarga sendiri.Pria itu bahkan akan lebih membela kakaknya, juga menganggap wajar saja kalau orang tuanya membantu kakaknya.Kalau mereka bercerai, keluarga Pamungkas pasti akan memperjuangkan hak asuh Russel. Namun, Roni akan kasihan pada orang tuanya yang sudah lelah menjaga dua cucu kecil mereka. Kecuali kalau Russel sudah masuk TK.Roni mungkin menunggu putranya masuk TK, baru mengajukan gugatan cerai.Sekarang, pria itu hanya akan bersikap dingin dan kasar padanya.“Kak, sekarang belum ada bukti, jadi tolong jangan katakan apa-apa. Kalau kita sud
Odelina menangis lama sekali. Ketika Roni pulang, dia menyeka air matanya dan pura-pura tidur. Namun, dia tetap memasang telinga baik-baik untuk mendengar gerak-gerik pria itu di luar.Semenjak kejadian KDRT itu, mereka berdua tidur di kamar terpisah. Roni mungkin takut dicincang Odelina saat tidur.Pintu didorong terbuka, tetapi Roni tidak masuk. Dia hanya berdiri di depan pintu dan mengamati. Melihat istri dan anak-anaknya sudah tidur, dia menutup pintu dan kembali ke kamar tidur di sebelah.Begitu menutup pintu, dia langsung menelepon Yenny.“Pak Roni.”“Kalau bukan di kantor, panggil aku Roni.” Roni memelankan suaranya, takut istrinya mendengarnya di sebelah.“Roni, kamu sudah pulang? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kamu minum terlalu banyak dan pulang sendirian. Aku sangat khawatir. Besok-besok nggak boleh seperti ini lagi. Mengemudi dalam keadaan mabuk itu sangat berbahaya. Jika kamu tertangkap oleh polisi lalu lintas, masalahnya akan rumit.” Yenny mengungkapkan keresahannya kepada
“Minum banyak banget kamu. Bau sekali. Masih nggak pergi mandi lagi.” Odelina menendang suaminya dengan jijik.Odelina sudah tahu kalau suaminya selingkuh, tapi seperti yang dikatakan adiknya, dia tidak boleh melakukan apa-apa saat ini. Dia harus berpura-pura seperti tidak ada yang terjadi, mengumpulkan bukti pria ini selingkuh dulu. Jangan sampai pria ini nanti menyangkalnya.Kalau apakah Roni akan berniat jahat untuk melakukan sesuatu padanya, dia rasa pria ini tidak sejahat itu. Terlebih lagi, teknologi semakin maju dan cara penyelidikan polisi semakin canggih. Kalau pria ini berani mencelakainya, suatu hari pasti akan ketahuan.Pria ini tidak akan mau menukar masa depannya dengan nyawanya.Roni mengumpat, tapi tetap pergi mandi.Keluar dari kamar mandi, dia berbaring lagi di samping putranya. Namun, tidak sampai dua menit, dia mendudukkan diri lagi, merangkak di bawah kaki putranya dan menyentuh paha Odelina. Niatnya sangat jelas.Dia sudah tidak nafsu melihat tubuh Odelina, tapi Y
Karena Daniel adalah sahabat dekatnya Stefan dan Odelina merupakan kakak ipar lelaki itu, mau tidak mau dia sering bertemu dengan Daniel. Tidak tahu cara apa yang digunakan oleh Odelina untuk mendapatkan hati Daniel hingga lelaki itu bersikeras ingin menikahinya. Awalnya, Yanti tidak setuju. Kabarnya, calon menantu idaman Yanti adalah seorang putri kaya bernama Cherly. Dulu, Daniel juga pernah bertemu dengan Cherly. Perempuan itu juga sempat mengejar Daniel untuk beberapa waktu, tetapi tetap saja kalah dari Odelina, seorang wanita yang sudah bercerai. Demi bisa bersama Odelina, Daniel bahkan mengalami kecelakaan mobil. Begitu kecelakaan terjadi, Yanti dan suaminya pun menyerah dan merestui hubungan mereka. Benar-benar menyebalkan. Setelah Giselle keluar dari penjara dan mendengar gosip ini, dia sangat iri dan marah. Sebelum orang tuanya mengalami musibah, ibunya sangat ingin menjodohkannya dengan keluarga Adhitama. Ibunya mengatakan bahwa keluarga Adhitama adalah keluarga kaya yang
"Baiklah, lain kali kalau ada waktu, aku akan traktir Nyonya Muda makan."Giselle tersenyum sambil berdiri di pintu, mengantar kepergian Olivia dan yang lainnya dengan pandangannya. Kemudian, dia berjalan masuk, tetapi tidak lama kemudian keluar lagi. Masuk ke dalam hanya untuk berpura-pura. Alasan dia muncul di sini adalah karena Lota telah mendengar kabar bahwa ada tokoh besar yang datang ke Mambera dan memiliki hubungan dengan beberapa keluarga besar di sana. Olivia dan Yuna telah berjanji untuk bertemu dengan Yanti di tempat ini. Lota juga mengetahuinya, sehingga dia segera mengatur agar Giselle datang ke sana secepat mungkin. Meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih setelah mengalami keguguran, Giselle tetap mengganti wajahnya dan membawa dua pengawal, kemudian bergegas ke sana. Namun, dia tetap terlambat karena Olivia dan yang lainnya sudah pergi. Setelah naik mobil, Giselle menelepon Lota. Begitu telepon tersambung, dia berkata, "Pak Lota, aku nggak berhasil tahu siapa yang
Setelah menikah dengan Stefan, Stefan sangat perhatian pada Olivia. Stefan akan menyiapkan lebih banyak makanan untuknya. Terutama setelah Olivia hamil. Stefan selalu khawatir Olivia dan anaknya akan kelaparan. Jadi Stefan akan periksa setiap hari apakah makanan di mobil masih cukup.Stefan semakin perhatian kepada Olivia, tapi juga menjadi semakin cerewet. Tentu saja, Olivia menikmatinya. Dia merasa sangat senang. Kalau ingin menikah memang harus menikah dengan pria seperti Stefan. Olivia telah menikah dengan orang yang tepat.“Mau dibungkuskan dua potong kue lagi? Dari kota ke Vila Permai butuh waktu cukup lama.”Yuna, Yanti dan Darius juga khawatir Olivia akan lapar dalam perjalanan. Olivia berpikir sejenak. Akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti saran mereka dan membungkus dua potong kue. Sebenarnya agar semuanya bisa tenang.Saat pergi, mereka bertemu dengan Giselle. Dia muncul sebagai Lisa. Seperti biasa, ada dua pengawal keluarga Brata yang mengikutinya.“Bu Olivia.”Begitu mel
Yuan dan Olivia saling bertukar pandang. Kemudian, Yuna berkata, “Kalau semuanya nggak keberatan, aku dan Olivia pun merasa lega. Odelina dan Daniel sudah lalui banyak rintangan. Kita harus dukung mereka. Nggak peduli apa pilihan yang mereka ambil, kita harus dukung mereka.”Yuna tersenyum dan berkata lagi, “Aku dengar dari Odelina, dia akan daftarkan pernikahannya dengan Daniel dulu. Mungkin sebelum Tahun Baru, mungkin juga setelah Tahun Baru. Dia terlalu sibuk, baru bisa pulang beberapa hari sebelum Tahun Baru. Begitu sibuk, dia nggak tahu apa-apa lagi. Russel juga nggak pergi ke tempat ibunya selama liburan. Katanya mau pergi ke Vila Ferda.”Yanti tertawa pelan, “Aku tahu. Tadinya aku pikir mumpung liburan, aku mau bawa Russel pulang, jadi nggak ganggu Oliv kerja. Akhir tahun begini, semuanya sibuk bukan main. Ladang sayur Oliv perlu menyediakan banyak pasokan sayur, kan?”Olivia bergumam pelan, “Iya, pasokan hampir nggak cukup untuk penuhi permintaan.”“Bagus, dong. Itu artinya pen
“Aku dengar dari Daniel, mereka berencana daftar pernikahan mereka setelah Tahun Baru. Tunggu Odelina lebih senggang baru adakan resepsi. Aku dan papanya Daniel sudah siapkan mas kawin untuk Odelina, juga sedang pilih-pilih hari.”Mereka juga harus menunggu Odelina ada waktu senggang dan pulang ke Kota Mambera. Setelah itu, mereka baru memilih hari untuk mengantarkan mas kawin. Sekarang Odelina sangat sibuk, anaknya saja diurus Olivia. Sejak pergi ke Kota Cianter, Odelin belum kembali ke Kota Mambera. Biasanya Daniel yang bawa Russel ke sana. Tentu saja, mereka tidak akan melangsungkan resepsi pernikahan dalam waktu dekat.“Odelina nggak mau adakan resepsi. Dia bilang ini pernikahan keduanya. Buat resepsi atau nggak, nggak masalah baginya. Nggak bisa begitu. Kami nggak boleh begitu pada Odelina. Nggak hanya harus adakan resepsi, kami akan berikan resepsi pernikahan yang meriah untuk Odelina.”Yanti tidak hanya tidak ingin mengecewakan Odelina, dia juga tidak mau mengecewakan putranya.
Setengah jam kemudian, Yuna membawa Olivia ke tempat yang telah disepakati untuk bertemu Yanti. Yanti dan suaminya sudah datang. Mereka tiba lebih dulu. Setelah menunggu beberapa menit, Yuna dan Olivia tiba.“Bu Yuna.”Begitu melihat Yuna dan Olivia datang, Yanti langsung berdiri dan menyambut dengan wajah tersenyum.“Bu Yanti, maaf buat kalian menunggu.”Olivia menyapa Yanti dengan sebutan tante. Yanti tersenyum dan berkata, “Kami juga baru sampai. Baru saja duduk, belum juga minum, kalian sudah datang. Nggak lama, kok.”Yanti meraih tangan Olivia dan menanyakan keadaan Olivia. Dia melihat perut Olivia dan berkata, “Kalau pakai mantel, nggak kelihatan kalau kamu sedang hamil.”“Iya, nggak terlalu kelihatan.”Olivia mengelus perutnya sendiri. Kemudian, dia bergelayut di lengan Yuna dan berjalan ke arah Darius. Darius berdiri dan menyapa mereka sambil tersenyum ramah.Setelah semua orang duduk, Yanti memesan beberapa makanan dan minuman untuk semua orang. Kemudian, dia memuji Yuna karen
Amelia dan Jonas berpapasan dengan Olivia di luar. Keduanya menghentikan mobil dan saling menyapa. Jonas membiarkan Olivia lewat lebih dulu.Kemudian, Jonas mengemudikan mobil sambil bertanya, “Para tetua sudah pergi ke Vila Permai. Olivia pagi-pagi malah ke sini. Aku dengar Mama mau pergi bertemu Bu Yanti. Jadi sebentar lagi ada kabar baik dari Kak Odelina dan Pak Daniel?”“Bukan soal itu. Ada hubungannya dengan keluarga Gatara. Kakek Setya masih hidup. Dia dan yang lainnya adalah saksi terbaik yang bisa membuktikan kalau Patricia yang bunuh nenekku.”“Setelah tahu kebenarannya, keluarga Gatara pasti akan menentang Patricia jadi kepala keluar mereka lagi. Patricia sudah jadi kepala keluarga selama puluhan tahun. Dia nggak baik pada yang lain, terlalu mendominasi dan suka memaksakan kehendak. Banyak nggak dapat perlindungan darinya. Jadi banyak yang nggak suka dengannya.”“Kak Odelina pergi ke Kota Cianter. Sekarang sudah ada beberapa yang diam-diam berpihak padanya. Mereka diam-diam s
“Semoga anak-anak kita juga imut dan penurut seperti Audrey. Kita punya anak perempuan saja. Aku suka anak perempuan seperti Audrey.”Jangankan Amelia, semua orang yang pernah bertemu dan menjaga Audrey pasti akan suka dengan Audrey. Anak itu benar-benar semakin menggemaskan. Setiap kali bangun, dia akan main sendiri di kasur. Dia akan duduk di sana, atau melihat ke sana-sini.Bayi yang sudah berusia enam hampir tujuh bulan itu sangat pendiam, tidak berisik. Tidak seperti kakaknya, Archie. Begitu bangun, Archie akan menangis sampai semua orang yang ada di rumah tahu.Jonas menggenggam tangan Amelia dan tersenyum. “Keluarga kami kurang lebih seperti keluarga Adhitama. Kemungkinan punya anak perempuan sangat kecil. Kak Yose sudah punya anak perempuan. Kami-kami mungkin hanya akan punya anak laki-laki. Sepertinya setiap generasi hanya ada satu anak perempuan.”“Nggak ada pengecualian?” tanya Amelia.Jonas berpikir sejenak, lalu berkata, “Pokoknya selama beberapa generasi, sekalipun ada an
Orang-orang hanya tahu kalau murid mereka tersebar di mana-mana, bos besar di berbagai bidang dan sangat hebat. Hanya sedikit orang yang bisa bertemu para tetua itu. Mereka tiba-tiba datang ke Kota Mambera. Sarah saja jadi begitu bersemangat. Dia cepat-cepat datang ke rumah keluarga Sanjaya untuk mengundang mereka bertamu ke rumahnya. Apalagi keluarga Ardaba.“Benar juga. Tante siapkan bubur untuk kamu dulu. Nanti begitu sampai, kamu bisa langsung makan. Nggak terlalu panas,” kata Yuna.“Tante perhatian banget. Terima kasih, Tante.” Olivia mengucapkan terima kasih dengan sikap manis. Yang membuat Yuna spontan tersenyum lebar.Amelia menyenggol Jonas yang ada di sampingnya dan berbisik, “Sejak mamaku temukan keponakannya, senyum lembut dan cerahnya itu hanya milik keponakannya.”“Memangnya Mama nggak sayang kamu? Nggak punya hati nurani. Mama paling sayang sama kamu. Masih saja cemburu sama Oliv.”Selesai menelepon, Yuna mendengar perkataan Amelia. Dia memelototi putrinya sambil merasa