Tidak banyak orang yang tahu bahwa wanita itu adalah kekasih simpanan dari seorang mafia. Termasuk Irwan yang tidak tahu, jika tidak, dia juga pasti tidak akan berani mengusik kekasih orang lain.Setelah Felicia melihat foto dan video tersebut, dia mengirimkan pesan pada Vandi, “Simpan dulu di tempatmu. Aku akan menghapusnya setelah melihat foto ini karena nggak boleh di simpan. Kalau mama saya pulang dan curiga dengan saya, dia akan memeriksa ponsel saya.”“Sudah disimpan, Ibu sudah makan?”“Sedang makan, sudah pesan makanan.”Vandi mengerutkan keningnya dan berkata, “Ibu jangan pesan makanan dari luar terus. Di kantor bukannya ada kantin? Boleh makan di kantin saja. Kalau kamu nggak ada waktu, bisa bilang sama aku. Aku yang akan antarkan makanan setiap hari untukmu.”Melihat pesan yang dikirimkan oleh lelaki itu membuat hatinya menghangat. Setelah kembali ke kediaman keluarga Gatara, bisa dibilang dia hanya berjuang sendiri. Tidak ada yang benar-benar berada di pihaknya.Bahkan ibu k
Tidak heran jika Fani marah dengan Ricky karena sudah merebut Riko yang dia sukai.“Bu Felicia bisa menyerahkan orang jahat yang membocorkan masalah ini pada Pak Ricky. Dia sudah mulai menyerang keluarga Gatara.”Bagi mereka, Ricky merupakan musuh keluarga. Teringat hubungan antara keluarga Gatara dengan Yuna bersaudara serta sikap Felicia pada orang di Mambera membuat Vandi menghela napas dalam hati. Felicia tidak akan bermusuhan dengan orang di Mambera.Bahkan dia masih ingin menyelidiki penyebab kematian dari kepala keluarga yang sebelumnya. Vandi yakin jika Felicia ada bukti bahwa yang membunuh adalah Patricia, dia nggak akan menjadi penerus keluarga Gatara lagi. Bahkan kemungkinan perempuan itu akan keluar dari keluarga Gatara dan kembali ke dunia kecilnya.Felicia tidak selemah penampilannya. Sesungguhnya, sebelum kembali ke keluarga Gatara, dia sudah menjadi seorang pengusaha muda yang sukses. Karena orang tua angkatnya tidak baik dengannya dan kerap memanfaatkannya, dia menyemb
Melihat ayahnya yang berdandan dan tampak tampan sambil merangkul seorang perempuan yang lebih kecil sepuluh tahun dari ibunya membuat Felicia bergumam, “Waktu Papa muda, kemungkinan dia lelaki tampan yang langka. Sekarang sudah tua, dia terlihat tampan dengan sedikit berdandan.”Pantas saja ibunya begitu ketat mengontrol suaminya. Entah apa yang dirasakan Patricia jika melihat ayahnya mencair wanita di luar. Bahkan uang yang digunakan untuk mencari simpanan adalah pemberian kakaknya.Di waktu yang sama, di Mambera terlihat Olivia yang langsung tidur di kamar setelah kembali dari Mambera hotel. Gejala mengantuknya masih begitu terasa.Stefan menemaninya kembali ke kamar dan melihat perempuan itu naik ke kasur dengan tidak sabar. Stefan berjalan mendekat dan duduk di tepi kasur sambil berkata, “Kalau ngantuk bisa tidur di mobil. Aku akan menggendongmu turun dari mobil.”“Aku berusaha menahan kantukku hingga sampai rumah. Sayang, aku tidur sebentar, kamu mau tidur? Kalau nggak, kamu baca
“Kak, bisa telepon sebentar?” tanya Ricky yang kembali ke ruang kerjanya setelah mengantarkan Rika keluar dari hotel.“Ada apa? Kalau nggak ada apa-apa akan aku tutup, jangan tanya aku bisa atau nggak. Kamu juga sudah telepon aku.”Ricky tertawa dan berkata, “Aku kirim foto dan video untuk Kakak. Itu adalah bukti suaminya Patricia selingkuh.”Stefan tidak berbicara dan hanya menunggu adiknya itu melanjutkan ucapannya.“Nama suaminya Patricia adalah Irwan. Waktu muda sangat tampan, tetapi nggak bisa diandalkan makanya bisa jadi suaminya Patricia. Di keluarga Gatara, dia nggak dihormati sama sekali dan bergantung sepenuhnya dengan istri.”“Patricia mengaturnya dengan ketat. Bahkan nggak kasih dia uang saku sama sekali. Uang sakunya nggak lebih dari satu juta sehari. Dulu dia pernah selingkuh dan setelah mendapat pelajaran dari Patricia, dia sudah nggak berani melakukannya meski ada niat.”“Kali ini Patricia pergi ke Mambera untuk menghadiri pernikahan Kak Stefan dan Kak Olivia. Dia berad
Stefan berkata, “Setiap kepala keluarga pasti ada seorang asisten yang hebat dan setia. Mereka pasti tahu banyak hal. Kalau sampai asistennya masih hidup dan bisa ditemukan, maka dia bisa memberikan kesaksian. Kalau sampai dia juga mati, maka masalah ini akan semakin sulit dicari tahu karena sudah 40 tahun berlalu.”Bahkan keluarga Ardaba juga akan sulit menemukan buktinya.“Nanti aku akan telepon Bram dan minta dia cari tahu asisten kepala keluarga yang sebelumnya. Apakah masih hidup dan ada di mana.”Ricky berkata, “Aku bisa cari tahu, nanti aku tanya dengan Pak Rhoma biar lebih muda.”Sebenarnya cukup mencari tahu dari salah satu orang tua di keluarga Gatara. Namun, cara seperti itu akan mudah membuat Patricia curiga. Kemungkinan asisten yang sebelumnya belum meninggal dan juga tengah dicari oleh Patricia.“Boleh juga. Kalau ada kabar kasih tahu aku.”“Iya, Kak Calvin dan Kak Ricky sudah urus surat nikah. Aku benar-benar iri. Aku dan Kak Calvin sama-sama dapat foto dari Nenek. Dia s
Stefan menyemburkan tawa dan berkata, “Ternyata kamu bisa bersikap sederhana juga.”“Aku juga bukannya orang yang tinggi dan sulit digapai.”Stefan terkekeh dan berkata, “Iya, Bram bukan orang yang tinggi dan sulit digapai. Dengan status dan posisiku, kalau mau bertemu denganmu saja harus mengandalkan jalur belakang. Kalau bukan karena Reiki temanku, aku akan susah sekali menemuimu meski mengeluarkan uang banyak.”“Aku sibuk. Kamu juga kepala keluarga dan tahu kalau seberapa sibuk orang dengan posisi seperti kita ini,” jawab Bram.“Yang mau aku bicarakan mungkin nggak bisa dijelaskan dengan singkat. Kamu ke Kota Malinjo saja, aku bilang sama Reiki.”“Kalau ada apa-apa cari Reiki saja. Kalian lebih mudah bicara, sebelum dunia ini kiamat, jangan cari aku.”Dia baru pertama kali jatuh cinta dan sedang semangat. Di tambah lagi orang tuanya juga setiap hari mengejarnya untuk ke Kota Malinjo agar Chintya tidak direbut oleh orang lain. Perempuan itu adalah takdirnya. Apakah Bram bisa menjadi
“Boleh. Aku bilang sama mamaku dulu dan minta dia masak lebih banyak nasi dan lauk. Dia pasti senang sekali karena tahu kamu begitu menyukai masakannya.”Bram tertawa dan menjawab, “Masakan Tante memang benaran enak.”“Malam ini makan yang banyak. Pak Bram, aku latihan dulu. Nanti aku jemput di bandara. Sampai ketemu nanti malam.”“Oke, aku juga mau atur mode penerbangan. Sampai jumpa.”Meski begitu, Bram enggan sekali mengakhiri percakapan mereka. Layar ponselnya terdapat foto Chintya. Lelaki itu mengambil fotonya dengan pemandangan sekitar ketika menghadiri pernikahan Stefan dan Olivia. Setelah itu dia mengirimkannya pada Chintya dan menyimpannya di ponsel.Bram mengatur foto perempuan itu menjadi foto di layar ponselnya. Dengan begitu, setiap dia membuka ponsel maka akan langsung melihat Chintya.Pesawatnya terbang menuju Mambera dan ketika mendarat sudah beberapa jam kemudian. Bram membuka ponselnya dan mematikan mode penerbangan. Setelah itu, ponselnya langsung terus menerima pesa
Chintya tersenyum dan hendak membantu Bram menarik koper. Namun, lelaki itu bergegas menolaknya dan berkata, “Koperku hanya ada dua baju dan nggak berat. Lagi pula, aku lelaki jadi mana mungkin membiarkanmu membantuku?”“Kamu datang dari jauh dan tentunya sebagai tamu. Aku menyisakan dua buah sosis untukmu. Karena kamu nggak suka pedas, aku sisakan yang nggak pedas. Sedangkan punyaku ada tambahan cabai yang sangat pedas.”Bram menerima satu kantong kecil dari perempuan itu. Di dalamnya terdapat dua buah sosis. Dia mengeluarkan satu buah dan menggigitnya. Chintya memberikan makanan yang lainnya pada lelaki itu. Ketika Bram menerimanya, Chintya menarik koper sambil memegang sosis yang masih belum habis.Melihat sosok Chintya yang begitu semangat membuat Bram tersenyum. Sudah dibilang tidak perlu bantuan perempuan itu, tetapi Chintya masih membantunya menarik koper. Dia membiarkan perempuan itu membantunya.Chintya berjalan di depan koper sambil menariknya, sementara Bram mengikutinya dar