Share

Bab 2580

Penulis: Anggur
Stefan menyemburkan tawa dan berkata, “Ternyata kamu bisa bersikap sederhana juga.”

“Aku juga bukannya orang yang tinggi dan sulit digapai.”

Stefan terkekeh dan berkata, “Iya, Bram bukan orang yang tinggi dan sulit digapai. Dengan status dan posisiku, kalau mau bertemu denganmu saja harus mengandalkan jalur belakang. Kalau bukan karena Reiki temanku, aku akan susah sekali menemuimu meski mengeluarkan uang banyak.”

“Aku sibuk. Kamu juga kepala keluarga dan tahu kalau seberapa sibuk orang dengan posisi seperti kita ini,” jawab Bram.

“Yang mau aku bicarakan mungkin nggak bisa dijelaskan dengan singkat. Kamu ke Kota Malinjo saja, aku bilang sama Reiki.”

“Kalau ada apa-apa cari Reiki saja. Kalian lebih mudah bicara, sebelum dunia ini kiamat, jangan cari aku.”

Dia baru pertama kali jatuh cinta dan sedang semangat. Di tambah lagi orang tuanya juga setiap hari mengejarnya untuk ke Kota Malinjo agar Chintya tidak direbut oleh orang lain. Perempuan itu adalah takdirnya. Apakah Bram bisa menjadi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2581

    “Boleh. Aku bilang sama mamaku dulu dan minta dia masak lebih banyak nasi dan lauk. Dia pasti senang sekali karena tahu kamu begitu menyukai masakannya.”Bram tertawa dan menjawab, “Masakan Tante memang benaran enak.”“Malam ini makan yang banyak. Pak Bram, aku latihan dulu. Nanti aku jemput di bandara. Sampai ketemu nanti malam.”“Oke, aku juga mau atur mode penerbangan. Sampai jumpa.”Meski begitu, Bram enggan sekali mengakhiri percakapan mereka. Layar ponselnya terdapat foto Chintya. Lelaki itu mengambil fotonya dengan pemandangan sekitar ketika menghadiri pernikahan Stefan dan Olivia. Setelah itu dia mengirimkannya pada Chintya dan menyimpannya di ponsel.Bram mengatur foto perempuan itu menjadi foto di layar ponselnya. Dengan begitu, setiap dia membuka ponsel maka akan langsung melihat Chintya.Pesawatnya terbang menuju Mambera dan ketika mendarat sudah beberapa jam kemudian. Bram membuka ponselnya dan mematikan mode penerbangan. Setelah itu, ponselnya langsung terus menerima pesa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2582

    Chintya tersenyum dan hendak membantu Bram menarik koper. Namun, lelaki itu bergegas menolaknya dan berkata, “Koperku hanya ada dua baju dan nggak berat. Lagi pula, aku lelaki jadi mana mungkin membiarkanmu membantuku?”“Kamu datang dari jauh dan tentunya sebagai tamu. Aku menyisakan dua buah sosis untukmu. Karena kamu nggak suka pedas, aku sisakan yang nggak pedas. Sedangkan punyaku ada tambahan cabai yang sangat pedas.”Bram menerima satu kantong kecil dari perempuan itu. Di dalamnya terdapat dua buah sosis. Dia mengeluarkan satu buah dan menggigitnya. Chintya memberikan makanan yang lainnya pada lelaki itu. Ketika Bram menerimanya, Chintya menarik koper sambil memegang sosis yang masih belum habis.Melihat sosok Chintya yang begitu semangat membuat Bram tersenyum. Sudah dibilang tidak perlu bantuan perempuan itu, tetapi Chintya masih membantunya menarik koper. Dia membiarkan perempuan itu membantunya.Chintya berjalan di depan koper sambil menariknya, sementara Bram mengikutinya dar

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2583

    Bram tertawa dan berkata, “Mungkin semua orang tua akan seperti itu. Papa mamaku juga seperti itu. Ayahku yang lelaki dewasa juga suka mengomel, apalagi ibuku. Sekarang setiap aku bertemu papaku, pasti akan ribut seperti kucing dan tikus. Rasanya aku ingin sembunyi saja.”Keduanya masuk ke mobil. Melihat Chintya yang duduk di balik kemudi membuat Bram bertanya, “Kamu menyetir?”“Iya, aku saja. Kamu asing di tempat ini dan mobilku juga biasa saja. Aku takut kamu nggak terbiasa. Tenang saja, kemampuan menyetirku lumayan bagus, nggak akan terjadi apa pun.”Bram duduk di samping kemudi dan mengenakan sabuk pengaman sambil berkata, “Aku sudah pernah coba semua mobil. Dulu, ketika belum memiliki uang, aku bahkan pernah naik sepeda, sepeda motor dan bahkan berdesak-desakan di bus.”“Sekarang memiliki mobil mahal hanya untuk jaga harga diri saja.”Kalau bukan karena dia sudah jujur dengan Chintya, Bram masih ingin mengatakan mobilnya masih dalam cicilan. Karena sudah mengatakan identitas yang

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2584

    Chintya berkata, “Kemampuanmu begitu baik, nggak perlu pengawal sama sekali. Malam itu aku yang terlalu cepat turun tangan. Aku rasa, meski aku malam itu nggak menolongmu, seharusnya mereka juga nggak akan bisa melakukan apa pun padamu. Mereka pasti akan babak belur karena pukulanmu.”“Aku terlalu ikut campur dan terlalu cepat turun tangan justru membuatmu nggak ada kesempatan unjuk kebolehan. Aku juga kehilangan kesempatan melihatmu beraksi,” ujar Chintya.Bram bergegas berkata, “Aku memang bisa bela diri, tapi sebenarnya nggak sehebat yang kamu bayangkan. Malam itu orang jahatnya terlalu banyak, aku sendiri sudah pasti nggak bisa melawan mereka. Nggak sehebat kamu.”“Di rumahku juga ada pengawal, tapi memang jarang menggunakan mereka. Terkadang baru bawa dua pengawal keluar rumah. Tapi pengawal yang aku pekerjakan hanya memiliki tubuh kekar, bisa memanfaatkan postur tubuh mereka untuk memberikan tekanan mental pada orang lain. Mereka hanya bisa sedikit bela diri untuk melawan preman

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2585

    Bram tertawa dan berkata, “Kapan pun kamu mencariku, aku akan menyambutmu dengan senang hati.”“Oh iya, aku mengirim dua kardus barang besar ke sini. Kamu sudah menerimanya? Aku melacak informasinya dan seharusnya hari ini sudah diterima.”Bram memang membeli banyak oleh-oleh khas Mambera dan beberapa suplemen untuk orang tua dan dikirim ke Kota Malinjo. Yang menerima paket adalah Chintya. Perempuan itu adalah takdirnya dan dia ingin menunjukkan sikap baik di depan keluarganya. Bram datang dari jauh dan tentu saja tidak boleh tangan kosong.“Aku nggak tahu. Sore tadi aku langsung menjemputmu, kalau ada kiriman kemungkinan akan dikirim ke rumahku. Mamaku sepanjang hari ada di rumah dan akan membantuku menerima paket. Bram, kamu membelikan aku barang apa? Nggak perlu repot-repot.”“Hanya beberapa oleh-oleh khas Mambera. Terakhir kali kamu pergi terlalu terburu-buru jadi aku nggak sempat memberimu banyak oleh-oleh. Kali ini aku membeli lebih dan lebih cepat mengirimkannya padamu. Jadi beg

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2586

    Saat Bram dan Chintya tiba di rumah keluarga Baruna, hari sudah malam. Keluarga Baruna sedang menunggu keduanya.Rama keluar untuk melihat ketika dia mendengar suara mesin mobil di luar. Begitu melihat mobil adiknya yang datang, senyum lebar seketika merekah di wajahnya. Dia pun segera menghampiri mereka dan membukakan pintu mobil untuk Bram.“Pak Bram,” sapa Rama.“Kak Rama, panggil aku Bram saja.”Bram lebih tua dari Rama, tapi dia ikut Chintya memanggil Rama dengan sebutan kakak. Rama adalah pria yang cuek seperti Daniel. Jadi tidak masalah baginya Bram mau panggil dia dengan sebutan apa.“Semuanya lagi tunggu kalian untuk makan malam bersama.”Sambil bicara, Rama pergi ke belakang mobil dan membuka pintu bagasi. Kemudian, dia mengeluarkan koper Bram dari dalam bagasi.“Kak, Bram sudah booking kamar hotel. Habis makan, aku antar dia ke hotel. Nggak usah turunkan kopernya,” kata Chintya.“Oh, begitu. Bram, kamar hotelnya bisa dibatalkan, nggak? Di rumahku ada kamar kosong. Kalau kamu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2587

    “Kalau kamu berani minum alkohol, Mama akan jual semua alkohol yang ada di rumah,” kata Chintya ke Rama.Chintya juga suka minum alkohol, hanya saja tingkat toleransinya terhadap alkohol tidak terlalu bagus. Ibunya juga melarangnya minum. Ibunya bilang dia anak perempuan. Ditambah lagi, dia tidak kuat minum. Mudah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kalau Chintya mabuk.Rama terkekeh dan berkata pelan, “Itu sebabnya kita minta Bram nginap di rumah. Bram tamu kita. Kalau pulang malam, dia belikan makanan, kita keluarkan minuman untuk temani Bram makan. Minum segelas dua gelas, nggak akan mabuk, juga nggak ganggu kita kerja besok paginya. Mama nggak akan ngomong apa-apa.”Orang yang suka minum tapi tidak boleh minum, boleh dibilang itu semacam penyiksaan baginya. Rama pun teringat dengan Bram. Terakhir kali Bram datang, mereka sekeluarga minum-minum kecuali Chintya.Oleh sebab itu, Rama ingin memanfaatkan Bram agar punya alasan untuk minum. Itu karena Rama juga tidak punya pilihan lain

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2588

    Akan tetapi, Lana sering mengomelinya. Lana bilang Firul telah salah didik putrinya. Gadis berusia 24 tahun tapi sama sekali belum pernah pacaran. Lana bahkan meminta orang untuk mencari pria yang bisa dijodohkan dengan Chintya, tapi tidak pernah membuahkan hasil. Lana pun kesal karena Chintya terbiasa memperlakukan pria sebagai teman. Teman apanya? Kenapa tidak jadi pacar saja?Setiap kali Lana mengomelinya, Firul akan menggodanya bagaimana kalau mereka mencoba punya anak perempuan lagi. Setelah itu, dia akan membiarkan Lana mendidik putri kecil mereka menjadi seorang gadis anggun. Setiap kali digoda seperti itu, wajah Lana akan memerah. Firul hanya akan mendapatkan cakaran dari sang istri.Mereka bahkan sudah bisa jadi kakek-nenek, mana mungkin punya anak lagi? Kalau Lana ingin punya anak lebih, dia pasti sudah punya ketika masih muda.“Sudah waktunya makan. Malam-malam begini masih saja suruh Bram minum teh. Nanti dia jadi nggak bisa tidur. Kamu juga, kalau nanti nggak bisa tidur ja

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3324

    Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3323

    Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3322

    Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3321

    “Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3320

    Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3319

    Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3318

    Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3317

    Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3316

    Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status