Olivia dan yang lainnya yang berada jauh di Kota Mambera tidak mengetahui tentang kekacauan keluarga Gatara di Kota Cianter.Olivia tahu kalau Patricia pergi ke rumah keluarga Sanjaya. Saat istirahat di malam hari, dia mengobrol dengan sang suami dan mengungkit masalah itu. Mereka menduga kalau Patricia tinggal di Kota Mambera selama lebih dari setengah bulan karena Patricia memiliki rencana tersembunyi.Stefan menenangkan Olivia, menyuruhnya untuk tidak khawatir. Stefan memperhatikan jejak Patricia, juga menyuruh orang mengawasinya secara diam-diam. Patricia tidak bisa membuat keributan di Kota Mambera.Dari dulu Olivia selalu percaya pada suaminya. Kalau Stefan memintanya tidak perlu khawatir, maka dia tidak akan khawatir. Dia pun tidur dengan tenang. Sekarang Olivia tidak muntah-muntah lagi. Untung saja, dia hanya muntah sebentar. Olivia takut dia akan terus muntah sampai melahirkan seperti Tiara.Namun, Olivia masih mudah mengantuk. Begitu tidur, dia tidur dengan sangat lelap dan l
Stefan juga tidak perlu pergi kerja. Keduanya menghabiskan sepanjang hari bersama, seperti amplop dan perangko yang telah bersatu.Setelah mereka sarapan bersama di kamar, mereka baru turun bersama ke lantai bawah. Stefan tidak lupa membereskan piring kotor dan membawanya ke bawah. Di ruang tengah lantai bawah, Dewi dan Handi sedang mengobrol dengan Odelina dan Daniel. Russel digendong oleh Dewi.Dari tangga Olivia sudah bisa mendengar suara ibu mertuanya yang berkata, “Akhir-akhir ini Russel jadi kurus. Russel, nanti kalau makan, makan lebih banyak. Dua hari ini lagi libur, di rumah saja. Kamu harus makan yang enak-enak. Kamu jadi kurus begini, Nenek sedih lihat kamu.”Odelina tertawa pelan, “Tante, dia nggak jadi kurus. Berat badannya justru naik sedikit.”Setiap kali pertemuan keluarga, yang tua pasti melihat yang muda jadi kurus. Kemudian, mereka akan cari segala cara untuk mengisi kembali nutrisi tubuh dan menyuruhnya makan lebih banyak.Usai berkata, Dewi mencium wajah kecil Russ
Russel menjadi anak yang jujur. Usai berkata, dia menatap Stefan dan bertanya dengan hati-hati, “Om Stefan marah? Karena Tante nggak melahirkan adik perempuan.”Stefan membawa Russel ke depan semua orang, lalu duduk di sofa. Dia membiarkan Russel duduk di pangkuannya. Dia menunggu sampai Olivia duduk di sebelahnya baru menjawab pertanyaan Russel.“Om nggak marah. Meskipun Om lebih suka anak perempuan, anak laki-laki juga nggak masalah. Bagus juga tantemu bisa lahirkan adik laki-laki yang menggemaskan seperti kamu.”Sebenarnya Stefan tidak berani menaruh harapan. Hanya saja, neneknya pernah membawa Ahli Spiritual untuk meramal nasib nasib mereka berdua. Makanya mereka berdua menaruh harapan yang besar.Kalau kata Olivia, mereka sudah menikah setahun baru hamil. Tidak peduli anak laki-laki atau perempuan, anak itu adalah buah dari cinta mereka.Russel menghela napas lega. Dia turun dari pangkuan Stefan dan berjalan ke samping Odelina, lalu berkata pada ibunya, “Ma, Om dan Tante nggak mar
Daniel terkekeh dan berkata, “Aku juga sibuk, nggak ada waktu.” “Kamu dan Olivia juga sedang bulan madu. Aku juga nggak enak mengganggu kalian.” Meski kedua orang itu tidak bulan madu di luar negeri dan hanya di Mambera, Daniel juga sungkan mengusik mereka. Jika dirinya menikah dengan Odelina dan sedang bulan madu, dia juga tidak suka diganggu. Dia suka berdua bersama setiap hari dan berkeliling sambil menatap matahari terbit serta terbenam. Kehidupan seperti itu sungguh sangat menyenangkan. Pengurus rumah membawa Russel ke rumah Malvin. Ketika kembali, kebetulan dia melihat Reiki yang membawa Junia kemari. Dia masuk dan dengan sopan berkata pada Stefan, “Pak, Pak Reiki datang.” Dewi terkekeh dan berkata, “Baru saja dibicarakan langsung datang.” “Untung saja kita nggak menjelekkannya,” ujar Olivia menimpali. Semuanya kembali tertawa. Reiki membawa kantong cukup banyak dan masuk bersama Junia. “Junia,” panggil Olivia sambil melambaikan tangannya. Stefan bangkit berdiri meng
Olivia tertawa dan berkata, “Stefan nggak takut istri, aku juga nggak pernah mengawasinya dengan ketat.”“Tapi dia selalu menggunakanmu sebagai alasan kalau nggak mau melakukan sesuatu. Dia sering bilang, ‘Istriku nggak suka aku merokok’, ‘Istriku nggak suka aku minum alkohol’, ‘Aku nggak mau pertemuan, aku mau di rumah menemani istriku’, pokoknya dia akan menggunakan Kak Olivia sebagai alasan.”“Reiki, kalau kamu nggak bicara, nggak akan ada yang anggap kamu nggak bisa bicara,” ujar Junia sambil tertawa.Reiki terbahak dan berkata, “Aku takut kalau orang lain nggak tahu aku bisa bicara, makanya aku harus bicara.”Daniel berkata, “Seakan kamu nggak pernah menggunakan istrimu sebagai alasan. Siapa orang di Mambera yang nggak tahu kalau kamu dan Stefan itu takut istri dan budak istri. Kalian terkenal sebagai pecinta istri yang berlebihan.”Reiki tertawa dan berkata, “Reiki, kamu pilih kasih. Kamu lebih membela Stefan. Kalian saudara ipar dan bekerja sama menindasku.”Wajah Daniel memerah
Siapa yang tahu jika perempuan itu adalah salah satu pengagum dari para majikannya. Perempuan muda itu adalah Giselle.Setelah dia turun dari mobil, Giselle langsung menghampiri jendela pos sekuriti. Tangannya yang memegang ponsel langsung melayang ke arah sekuriti tersebut. Sekuriti tidak menyangka perempuan itu akan main tangan. Dia tidak waspada sehingga terkena pukulan perempuan itu. Setelah tersadar, sekuriti tersebut langsung melangkah mundur dan menghindari serangan kedua Giselle.“Kenapa kau memukul orang?”“Memangnya kenapa memukul penjaga pintu sepertimu? Aku beri tahu, cepat buka jalan! Kamu tahu aku siapa? Aku adalah adik dari Nyonya Muda Kedua kalian! Adik kandungnya! Kalian berani menghalangiku dan nggak membiarkanku naik, berarti minta dihajar!”Selama ini keluarga Siahaan tidak begitu sering berinteraksi dengan keluarga Adhitama. Setelah Rosalina dan Calvin bertunangan, semua karyawan di vila hanya tahu Rosalina memiliki seorang adik laki-laki yang sedang bersekolah. T
Meski begitu, Giselle tetap digigit oleh peliharaan itu. Rosalina tidak ada di rumah, tanpa seizin perempuan itu, pengurus rumah juga tidak akan membiarkan Giselle masuk. Dia hanya memberikan uang agar Giselle bisa suntik vaksin.Dia dibuat ketakutan karena beberapa ekor peliharaan tersebut sehingga bergegas kabur setelah mengambil uang dari pengurus rumah. Sebelum pergi, dia berkata kalau akan mencari Rosalina untuk buat perhitungan.Pagi ini, dia pergi ke kediaman Siahaan dengan ditemani kedua kakak sepupunya. Dia baru tahu jika kemarin malam Rosalina tidak ada di rumah dan ikut Calvin ke Vila Permai untuk liburan akhir pekan. Giselle dibuat marah ketika mendengar hal itu.Dia bergegas membawa kedua kakaknya berangkat menuju Vila Permai dengan taksi. Dia ingin membuat perhitungan dengan Rosalina karena digigit oleh peliharaan perempuan itu. Giselle juga mau mengadu pada semua nyonya di keluarga Adhitama agar mereka tahu sifat aslinya Rosalina di balik sifatnya yang baik.Seberapa bur
Beberapa menit kembali terlewati. Sopir taksi mengantarkan mereka tiba di depan pintu gerbang vila.“Sudah sampai, siapa yang membayar biaya tarifnya?”Kedua kakak sepupunya langsung turun dari mobil. Mereka hanya bertugas menjadi pengawalnya Giselle saja. Tidak ada yang rela mengeluarkan uang untuk masalah ini.Sekarang mereka bukan lagi tuan muda dari keluarga kaya. Mereka sudah harus bekerja untuk mencari uang yang senilai beberapa juta saja dalam satu bulan. Selain itu masih harus menghidupi anak dan istri. Tidak seperti Giselle yang meski ribut dengan Rosalina dan tidak bisa masuk ke rumah, dia tetap anak kedua dari keluarga Siahaan dan bisa mendapat bagian harta warisan.Asalkan dia kembali lagi ke kediaman keluarga Siahaan dan mengambil kembali kartu bank, ponsel dan kunci mobilnya, dia akan memiliki uang yang tidak akan habis. Giselle menatap kedua kakak iparnya yang turun dari mobil dan terlihat jelas mereka tidak akan membayar biayanya. Dia mencebik dan mengumpat dalam hati