Meski begitu, Giselle tetap digigit oleh peliharaan itu. Rosalina tidak ada di rumah, tanpa seizin perempuan itu, pengurus rumah juga tidak akan membiarkan Giselle masuk. Dia hanya memberikan uang agar Giselle bisa suntik vaksin.Dia dibuat ketakutan karena beberapa ekor peliharaan tersebut sehingga bergegas kabur setelah mengambil uang dari pengurus rumah. Sebelum pergi, dia berkata kalau akan mencari Rosalina untuk buat perhitungan.Pagi ini, dia pergi ke kediaman Siahaan dengan ditemani kedua kakak sepupunya. Dia baru tahu jika kemarin malam Rosalina tidak ada di rumah dan ikut Calvin ke Vila Permai untuk liburan akhir pekan. Giselle dibuat marah ketika mendengar hal itu.Dia bergegas membawa kedua kakaknya berangkat menuju Vila Permai dengan taksi. Dia ingin membuat perhitungan dengan Rosalina karena digigit oleh peliharaan perempuan itu. Giselle juga mau mengadu pada semua nyonya di keluarga Adhitama agar mereka tahu sifat aslinya Rosalina di balik sifatnya yang baik.Seberapa bur
Beberapa menit kembali terlewati. Sopir taksi mengantarkan mereka tiba di depan pintu gerbang vila.“Sudah sampai, siapa yang membayar biaya tarifnya?”Kedua kakak sepupunya langsung turun dari mobil. Mereka hanya bertugas menjadi pengawalnya Giselle saja. Tidak ada yang rela mengeluarkan uang untuk masalah ini.Sekarang mereka bukan lagi tuan muda dari keluarga kaya. Mereka sudah harus bekerja untuk mencari uang yang senilai beberapa juta saja dalam satu bulan. Selain itu masih harus menghidupi anak dan istri. Tidak seperti Giselle yang meski ribut dengan Rosalina dan tidak bisa masuk ke rumah, dia tetap anak kedua dari keluarga Siahaan dan bisa mendapat bagian harta warisan.Asalkan dia kembali lagi ke kediaman keluarga Siahaan dan mengambil kembali kartu bank, ponsel dan kunci mobilnya, dia akan memiliki uang yang tidak akan habis. Giselle menatap kedua kakak iparnya yang turun dari mobil dan terlihat jelas mereka tidak akan membayar biayanya. Dia mencebik dan mengumpat dalam hati
Keluarga Gunawan dan keluarga Ciugito bersedia menemani Giselle karena memikirkan keuntungan tersebut. Giselle lebih mudah dikendalikan dibandingkan Rosalina.Dulu mereka pikir Rosalina hanya orang yang tidak bisa melihat dan hanya menjual bunga. Tidak ada yang pernah menganggap keberadaan perempuan itu. Namun, ternyata ketiga anak dari keluarga Siahaan, justru Rosalina yang paling hebat. Mereka tertipu oleh perempuan itu.“Giselle, kami pasti akan membantumu. Awalnya kami bekerja dengan baik di perusahaannya Om. Nggak tahu bagaimana caranya Rosalina bisa menyuap Doni sehingga lelaki itu bisa bekerja sama untuk mengusir kita. Hingga pada akhirnya perusahaan bisa jatuh ke tangan perempuan itu.”“Dia adalah kakak kandungmu. Setelah Om dan Tante masuk penjara, kau nggak ada di rumah dan Jordan masih anak-anak. Bahkan para petinggi di Siahaan Group juga nggak bisa berkata apa pun. Apalagi Doni juga membantunya.”“Om selama ini selalu pintar menilai orang. Tapi kali ini dia tertipu oleh Don
“Dia keluar negeri selama setengah tahun dan hari ini baru kembali. Saat kembali, dia mendapati rumahnya nggak ada orang makanya datang untuk meminta kunci rumah dengan kakaknya.”Lelaki itu sengaja membuat cerita palsu. Giselle tidak suka orang lain tahu bahwa dirinya pernah dipenjara. Ketika dia dipenjara, hanya orang-orang dari kalangan atas yang tahu. Oleh karena itu, Rian sengaja membuat cerita bohong.Kedua sekuriti tersebut saling bertukar pandangan sejenak. Kenapa mereka belum pernah mendengar bahwa Rosalina memiliki seorang adik perempuan? Mereka pernah bertemu dengan adik laki-laki Rosalina dan saudara sepupunya yang lain. Namun, sepupunya bukan dua orang lelaki di hadapan mereka.Teringat bahwa Rosalina memiliki tiga orang bibi, tetapi kedua bibinya yang lain tidak memiliki hubungan yang baik dengan perempuan itu. Oleh karena itu, dia tidak pernah diundang datang ke rumah untuk menjadi tamu.“Mohon tunggu sebentar, saya telepon pengurus rumah untuk tanyakan pada Bu Rosalina.
“Giselle.”Rian berbisik, “Jangan gegabah.”Dia tersenyum pada sekuriti tadi dan berkata, “Kami tunggu di sini saja. Setelah Bu Rosalina mau ketemu kami, kami baru masuk.”Giselle mencebik dengan kesal. Dulu orang yang bisa dia marahi dan pukul sesuka hati justru sekarang sangat sulit ditemui. Perempuan yang masuk ke dalam keluarga Adhitama memang tidak sama. Rosalina bahkan belum menikah secara resmi dan hanya tunangan saja sudah diperlakukan begitu terhormat.Giselle mengumpat dalam hati dan berharap Calvin hanya bermain-main dengan Rosalina. Setelah bosan, perempuan itu akan ditinggalkan begitu saja. Jika hal itu terjadi, dia akan merayakannya dengan besar-besaran.Setelah pengurus rumah menerima telepon dari sekuriti, dia menjawab, “Bu Rosalina memang ada seorang adik perempuan, tapi dulu dia menyakiti Bu Rosalina dan dikirim ke penjara. Sekarang sudah dibebaskan? Bu Rosalina dan adiknya sangat nggak akur karena adiknya sering menindas beliau.”“Saya tanyakan pada Bu Rosalina apaka
“Yang aku maksud adalah, selama di Mambera, apa pun yang ingin aku ketahui maka nggak akan bisa disembunyikan dariku. Bahkan aku nggak ingat dengan wajahnya. Aku nggak mau tahu apa pun tentang urusan dia.”“Iya, aku yang salah mengiramu. Minumlah.”Junia mengambil gelas suaminya dan mengulurkannya di hadapan Reiki. Lelaki itu menerimanya dan bertanya pada Calvin, “Calvin, adik iparmu kenapa?”“Sikapnya baik selama di dalam. Kemarin sudah dibebaskan dan waktu pulang ke rumah, dia nggak ada kunci sehingga nggak bisa masuk. Begitu ceritanya.”Calvin terlihat tidak senang ketika mendengar kenyataan bahwa Giselle adalah adik iparnya. Namun, dia tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa Giselle adalah adik iparnya. Seberapa buruk hubungan mereka berdua, tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa mereka adalah saudara kandung.Rosalina berkata, “Selama 20 tahun mereka tinggal di rumah yang ditinggalkan papaku untukku. Nggak hanya memperlakukanku dengan buruk, bahkan hampir mengambil nyawaku. Giselle m
Mereka sudah mencari tahu bagaimana sikap Giselle terhadap Rosalina dan bagaimana kehidupan perempuan itu di keluarga Siahaan. Semua orang ingin sekali Giselle dapat dipenjara untuk selamanya. Oleh karena itu, semuanya tidak merasa keterlaluan ketika Rosalina balas dendam pada adiknya. Justru merasa perempuan itu terlalu baik.Calvin menggenggam tangan calon istrinya dan memberikan dukungan tanpa suara. Tidak peduli apa pun keputusan perempuan itu, dia akan mendukungnya. Perjalanan Rosalina sampai pada tahap ini sudah pasti sangat berat.Jika bukan karena nasibnya baik, kemungkinan Rosalina tidak akan bisa hidup sampai hari ini. Sikap Rosalina dianggap sangat ringan jika dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan mereka pada Rosalina.Perempuan itu menoleh ke arah calon suaminya sambil tersenyum tanpa bicara apa pun. Dia hanya balas menggenggam tangan lelaki itu saja. Rosalina tidak akan semudah itu dikalahkan dan tidak akan memaafkannya dengan mudah.Sementara itu, Giselle dan kedua
Giselle berbalik dengan marah dan langsung melayangkan tamparan di wajah Rian.Rian merasa wajahnya memanas. Tanpa pikir panjang dia langsung melayangkan satu tamparan juga di wajah Giselle.Perempuan itu tidak menyangka kakak sepupunya bisa memukulnya. Dari kecil hingga besar, semua sepupunya selalu berusaha menyenangkannya. Bahkan kedua bibinya juga akan bersikap baik dengannya. Mereka tahu bahwa dirinya anak kesayangan kedua orang tuanya.Dia memegang wajahnya dan menatap Rian dengan sorot marah dan tidak percaya sembari berkata, “Kamu memukulku? Beraninya kamu memukulku!”Rian memarahinya, “Kamu pikir kamu siapa? Masih nona muda keluarga Siahaan? Cih! Hanya mantan napi saja dan kamu pikir kamu masih sama seperti dulu?”“Giselle, aku beri tahu, mamamu memang nggak akan keluar dari penjara dalam keadaan hidup. Sikapnya sangat buruk di dalam sana. Begitu masa penangguhan dua tahunnya habis, maka dia akan dieksekusi. Papamu bisa keluar sepuluh tahun lagi, saat itu semua sudah berubah.
Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia
Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be
Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli
“Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip
Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti
Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t
Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama
Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k
Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera