Share

Bab 2522

Keningnya berkerut kemudian menerima telepon tersebut.

“Ma.” Terdengar suara tangis perempuan itu ketika sambungan terhubung.

“Fani kenapa? Siapa menindasmu? Bilang sama Mama. Mama akan membalasnya setelah kembali nanti.”

Meski kening perempuan itu berkerut, ucapan yang dia katakan juga penuh dengan kasih sayang. Seolah-olah dia akan bantu menopang dunia putri angkatnya jika perlu.

“Ma, kapan Mama pulang? Selama Mama nggak ada di rumah, aku hampir mati karena Felicia. Dia menindasku dan membuatku marah! Dia memang licik, setiap menyakitiku dia akan bersikap sok polos.”

“Jangan bahas tentang aku. Papa juga dibuat emosi sama dia sampai nggak bisa makan dan tidur. Papa sampai kurus sekali. Aku jadi kasihan.”

“Dia juga menghasut hubungan antara kakak ipar dan menyebabkan mereka selalu berantem. Bahkan Kakak Ipar minta cerai sama Kakak.”

“Felicia begitu hebat? Dia itu nggak berguna, kalau dia ada kemampuan bisa buat kalian emosi, Mama nggak perlu pusing tentang pewaris. Dia nggak tumbuh di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status