Reena tertawa riang. Jika Dibandingkan dengan Dewi, dia kurang anggun dan tenang. Reena bilang dia bukan dari istri dari kepala keluarga Adhitama, sehingga tidak perlu terlalu anggun. Sedangkan Dewi adalah istri kepala keluarga, sehingga harus bersikap dewasa, tenan dan anggun.Sebenarnya, Dewi dan mereka tidak jauh berbeda. Karakter ketiga ipar tersebut hampir mirip. Oleh karena itu, mereka sangat cocok satu sama lain.“Rosalina, waktu kamu baru melihat Calvin, kamu merasa puas?”Wajah perempuan itu seketika memerah. Namun, dia tersenyum dan berkata, “Waktu nggak kelihatan, aku sering meraba wajahnya dan membayangkan raut wajahnya seperti apa. Ketika aku bisa melihatnya, aku sangat terkejut. Dia nggak sama seperti yang aku bayangkan.”“Tentu saja sangat puas. Tante sering bilang sama aku agar bersikap baik dengan Calvin. Dia bilang aku diberkati oleh Papa karena bisa menemukan kekasih seperti Calvin.”“Tante lebih baik pada Calvin dibandingkan aku. Dulu Tante paling sayang sama aku.”
Calvin tidak akan sungkan dengan pamannya itu. Dia langsung menuangkan minuman untuk mereka semua dan mencuci buah. Kemudian dia mengeluarkan makanan ringan.Lelaki itu melirik papan catur dan tertawa sambil berkata, “Tante sengaja nggak mau buat Om tidur dan makan dengan tenang. Sampai besok pun, dia mungkin tidak tahu harus meletakkan pionnya di mana.”Malvin mendelik pada keponakannya itu. Meski kemampuannya bermain catur sangat buruk, dia juga tidak mau ditertawakan oleh keponakannya. Bagaimanapun, dia adalah senior dan masih ada harga diri.Calvin terkekeh dan menatap tantenya agar dapat membelanya. Reena yang mendapat sinyal tersebut langsung berkata, “Simpan caturnya. Kita main lagi kalau ada waktu.”“Aku nggak mau kamu menemaniku main catur. Aku mau Calvin yang menemaniku main catur seharian. Calvin, akhir pekan ini kamu jangan ke mana pun. Kamu kembali dan temani Om main cautr. Kalau kamu nggak mau, Om akan mengomeli kamu setiap kita ketemu.”Calvin langsung memohon ampun, “Om
“Ternyata Sisi mau kamu menggendongnya. Padahal biasanya dia sangat sombong sekali. Aku saja dicakar olehnya kalau mau menggendongnya,” ujar Calvin dengan terkejut.Reena tertawa dan berkata, “Siapa suruh dulu kamu menendangnya? Dia pendendam. Tapi benar, Sisi memang memilih orang, dia suka orang yang lembut.”“Aku sangat galak?”Calvin merasa dirinya tidak galak.“Di antara kalian semua, siapa yang paling lembut? Sisi itu sangat pintar, dia bisa merasakan kalau kalian hanya pura-pura lembut.”“Tante, dia namanya Sisi? Lucu sekali.”“Kucing ini memang lucu. Kalau kamu suka, minta Calvin beli dua ekor untukmu. Mereka sangat manja dan suka minta dielus atau melompat ke pangkuanmu.Rosalina tersenyum dan berkata, “Aku rasa aku nggak akan ada waktu untuk merawat mereka.”“Kak Stefan pernah kasih Kak Olivia kucing dan anjing. Tapi karena nggak sempat dirawat, jadi diserahkan ke Bi Lesti. Akhirnya mereka nggak dekat dengan Kak Olivia. Hewan peliharaan memang lebih dekat dengan orang yang mer
Rosalina tidak takut dengan Giselle. Namun, dia berhati-hati dengan orang yang ada di belakang perempuan itu. Orang yang memiliki nama Farhan itu tidak diketahui identitasnya.“Kalau butuh bantuan bilang saja.”“Aku bisa menghadapinya sendiri. Begitu dia dibebaskan, dia langsung menghubungi orang yang ada nama Farhan yang nggak tahu siapa identitasnya. Sekarang aku masih belum cari tahu.”“Calvin bilang mau minta Kak Stefan bilang sama Bram dan memintanya mencari tahu identitas Farhan itu. Takutnya ketika mereka menyerang tiba-tiba dan aku nggak siap kalau nggak tahu identitasnya.”Olivia berkata, “Aku bilang sama Junia saja. Junia akan bilang sama Reiki. Kamu nggak perlu khawatir.”“Terima kasih.”“Kita ini sudah seperti saudara, nggak perlu sungkan. Aku harap kita semua bisa hidup dengan baik dan tenang.”Rosalina tersenyum dan berkata, “Semua orang mau hidup dengan tenang, tapi nggak banyak orang yang bisa hidup dengan tenang. Pasti akan ada badai yang menerjang.”“Benar juga.”Oliv
“Jangan bahas dia. Jalani hidup kita sendiri saja.”“Iya, jalani hidup dengan baik. Orang-orang itu sudah merasakan hukuman. Ngomong-ngomong, adikmu keluar, kemungkinan dia akan mencari Jordan. Kamu telepon dia dan bilang.”Rosalina terdiam sesaat dan berkata, “Dia dan Jordan itu satu ayah dan ibu. Saudara kandung yang sesungguhnya. Wajar kalau dia mencari Jordan. Jordan tahun ini sudah dewasa dan bisa ambil keputusan sendiri. Selama ini aku selalu bilang kalau aku menghargai keputusannya.”Olivia berpikir dan berkata, “Kalau begitu, terserah mereka saja.”Tidak semua saudara bisa seperti keluarga Adhitama dan juga seperti dia dan kakaknya. Meski Giselle dan Rosalina memiliki ayah yang berbeda, mereka memiliki ibu yang sama. Selain itu ayah mereka adalah kakak beradik. Di tubuh mereka mengalir darah keluarga Siahaan. Namun, kedua kakak beradik itu seperti musuh.Nenek dan Kellin kembali ke Vila Permai sebelum hari gelap. Jonas juga membawa Amelia ke sana. Semua saudara Stefan yang ada
Kala itu Patricia tidak tahu jika Fani bukan anak kandungnya. Dia hanya merasa bahwa gadis itu sudah dia didik tetapi tetap tidak memuaskan. Oleh karena itu, dia tidak mempersiapkan asisten untuk Fani. Untungnya dia tidak melakukannya. Jika tidak, asisten Felicia harus dipilih kembali dan dilatih.Untuk melatih asisten yang khsusu seperti ini memerlukan waktu yang sangat lama. Setelah keluarga Gatara sudah memastikan pewarisnya, mereka akan melatih asisten khusus. Biasanya membutuhkan waktu puluhan tahun. Selain itu, mencari orang yang tepat juga sangat sulit karena harus hebat dan juga setia.“Aku tahu.”Pak Farhan langsung meninggalkan kamar tersebut. Dia tidak tinggal lama ditambah yang dia temui adalah seorang lelaki. Orang-orang akan mengira dia hanya datang bertemu teman. Tidak akan menarik perhatian siap apun.Setelah Farhan pergi, anak buahnya Patricia menyampaikan berita tentang datangnya Farhan pada perempuan itu. Patricia terdiam ketika tahu bahwa nomor yang dia meminta asis
Keningnya berkerut kemudian menerima telepon tersebut.“Ma.” Terdengar suara tangis perempuan itu ketika sambungan terhubung.“Fani kenapa? Siapa menindasmu? Bilang sama Mama. Mama akan membalasnya setelah kembali nanti.”Meski kening perempuan itu berkerut, ucapan yang dia katakan juga penuh dengan kasih sayang. Seolah-olah dia akan bantu menopang dunia putri angkatnya jika perlu.“Ma, kapan Mama pulang? Selama Mama nggak ada di rumah, aku hampir mati karena Felicia. Dia menindasku dan membuatku marah! Dia memang licik, setiap menyakitiku dia akan bersikap sok polos.”“Jangan bahas tentang aku. Papa juga dibuat emosi sama dia sampai nggak bisa makan dan tidur. Papa sampai kurus sekali. Aku jadi kasihan.”“Dia juga menghasut hubungan antara kakak ipar dan menyebabkan mereka selalu berantem. Bahkan Kakak Ipar minta cerai sama Kakak.”“Felicia begitu hebat? Dia itu nggak berguna, kalau dia ada kemampuan bisa buat kalian emosi, Mama nggak perlu pusing tentang pewaris. Dia nggak tumbuh di
Setelah mendengar semua keluh kesah Fani, Patricia berkata, “Fani, kamu sengaja menabrak mobil Felicia? Mobilnya mobil baru dan mobil mewah. Terakhir kali Mama membeli mobil mewah itu untuk menyenangkannya. Kamu menabraknya dan nggak mau ganti rugi. Dia membekukan kartumu juga masuk akal.”“Kamu ini selalu buat kesalahan dan nggak mengakui kesalahanmu. Kamu selalu merasa orang lain bersalah dan nggak pernah mencari penyebab pada dirimu sendiri.”“Bayangkan kalau kamu adalah Felicia dan mobil barumu ditabrak. Lalu orang itu nggak mau ganti rugi, kamu marah? Dari sikapmu, kemungkinan kamu akan menghancurkan rumahnya.”Patricia mengumpat Fani tidak tahu terima kasih dalam hati. Felicia adalah putri kandungnya dan merupakan pewaris keluarga Gatara. Dia berhak untuk membekukan kartu bank siapa pun keluarga Gatara. Dia juga berhak mengurangi uang bulanan setiap orang.Tentu saja yang menjadi pemegang keputusan tetap Patricia. Untuk sementara, Felicia juga tidak berani menggunakan hak tersebu
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi