Kediaman keluarga Siahaan.Rosalina turun ke lantai bawah lalu duduk di sofa yang berada di ruang tengah setelah keempat anjingnya berhasil membuat Giselle pergi ketakutan. Calvin menuangkan segelas air hangat untuk calon istrinya. Rosalina menerimanya sambil mengucapkan terima kasih. Namun, dia tidak meminumnya dan meletakkannya begitu saja di atas meja. Calvin berinisiatif pergi ke dapur dan memotongkan beberapa buah lalu meletakkannya di atas sebuah piring yang cantik. Dia juga mengambil beberapa camilan kesukaan Rosalina dan kue-kue yang dibuat oleh Calvin khusus untuk Rosalina dan meletakkannya di atas piring-piring yang cantik. Kemudian dia membawa satu persatu makanan itu dan meletakkannya di atas meja teh lalu kembali duduk di sebelah Rosalina dengan tenang. “Makanlah sedikit,” bujuk Calvin. “Aku nggak lapar,” jawab Rosalina acuh tak acuh. Calvin membalasnya dengan senyuman lembut lalu kembali berkata, “Makanlah camilan kesukaanmu ini. Aku yakin, kamu pasti akan membaik.”“
“Kami berdua adalah saudara, tapi kenyataannya kami bagaikan musuh bebuyutan satu sama lain. Sekarang, keadaan kami sudah berubah 180 derajat dan giliran Giselle yang berada di bawahku. Namun, entah mengapa hatiku nggak merasa bahagia ketika berhasil membalaskan dendamku, sebaliknya aku justru merasa sedih,” ujar Rosalina.Calvin tahu kalau Rosalina telah menjalani hidup yang penuh penderitaan karena ibu kandungnya sendiri. Namun, Rosalina jarang sekali berbicara tentang masa lalu kepada Calvin. Oleh karena itu, Calvin langsung naik pitam ketika mendengar cerita Rosalina akan masa lalunya yang pilu. Namun, dia tidak mengungkapkan amarahnya ketika melihat mata Rosalina memerah. Dia memilih untuk memeluk erat tunangannya itu dan membiarkan Rosalina bersandar kepadanya. “Rosalina, menangislah kalau kamu merasa sedih. Kamu pasti akan merasa jauh lebih baik kalau kamu menangis.”“Tidak semua saudara bisa saling menyayangi satu sama lain. Tidak semua orang tua juga bisa menyayangi anaknya d
Calvin merasa kurang puas dengan ciuman singkat Rosalina. Akhirnya, dia memberikan ciuman balasan yang cukup bergairah di bibir Rosalina. “Aku tahu kalau kamu tidak sesuci itu. Aku suka caramu dalam menangani suatu masalah. Karena pilihanmu biasanya sama sepertiku. Oleh karena itu, kita memang ditakdirkan untuk bersama,” ujar Calvin penuh percaya diri setelah mereka selesai berciuman. “Wajahku semakin lama semakin tebal sama sepertimu,” balas Rosalina malu-malu. “Aku nggak mungkin bisa mengejarmu kalau wajahku ini nggak tebal,” ujar Calvin dengan nada bergurau. Mereka berdua dengan cepat melepaskan pelukan mereka ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Ternyata suara langkah kaki itu adalah suara langkah kaki dari pengurus rumah. “Bu Rosalina, saya sudah mengutus orang untuk mengikuti Bu Giselle pergi. Bu Giselle terlihat meminjam ponsel petugas keamanan vila setelah dia meninggalkan rumah ini,” lapor si pengurus rumah setelah menghampiri Rosalina dan Calvin. Kemudian
Rosalina langsung menatap Calvin sambil tersenyum lalu berkata, “Jadi, sudah lahir, ya. Terakhir aku dengar dari Olivia katanya Kak Tiara akan melahirkan bulan depan. Ternyata sekarang sudah melahirkan.”“Kelahirannya lebih cepat 2 minggu. Mereka bilang sih kelahiran cukup bulan dan bukan prematur,” balas Calvin. “Aku rasa waktunya cukup kalau kita mau menjenguknya di rumah sakit sebelum pergi ke Vila Permai.”Yuna Sanjaya yang merupakan mertua dari Tiara adalah bibi Olivia, jadi keluarga Sanjaya dan Adhitama sekarang memiliki ikatan persaudaraan. Karena Tiara sudah melahirkan, jadi anggota keluarga Adhitama harus menjenguknya untuk mengucapkan selamat sekaligus sebagai tanda penghormatan kepada keluarga Sanjaya. “Kalau begitu, aku akan menyiapkan hadiah untuk menjenguknya. Sebenarnya, aku sudah membelikan kalung emas. Menurutmu, aku harus memberikannya sekarang atau nanti ketika dia sudah satu bulan? Aku juga mau membelikannya pakaian bayi,” ujar Rosalina sambil berdiri. “Siapkan s
“Kak Tiara,” sapa Rosalina sambil tersenyum dan berjalan menghampiri Tiara. Tiara membalas senyuman Rosalina lalu berkata, “Rosalina, kamu datang. Sini duduk.”Rosalina mengulurkan tangannya untuk menarik sebuah kursi lalu duduk di dekat Tiara. Tiara cukup heran melihat sikap Rosalina saat ini sampai dia sedikit melupakan tentang putranya yang menangis. “Rosalina, sekarang kamu sudah bisa melihat dengan jelas, ya?” tanya Tiara sedikit heran. Dia hanya tahu kalau Dokter Kellin sudah melakukan proses pengobatan untuk mata Rosalina. Namun, Tiara belum mengetahui hasil dari pengobatan itu. Lagi pula, dia jarang sekali keluar rumah untuk bersosialisasi dengan orang lain selama trisemester akhir masa kehamilannya, kecuali ketika dia pergi ke dokter kandungan. Selain itu, Aksa juga jarang menceritakan kehidupan orang lain padanya. Terakhir kali dia mendengar kabar tentang Rosalina ketika adik iparnya mengatakan kalau Dokter Kellin sudah mengobati mata Rosalina dengan sangat baik. Rosalina
“Kemampuan medis Dokter Kellin benar-benar hebat. Dia sempat datang ke sini sebelum kalian datang. Tapi, dia nggak bisa terlalu lama menjenguk Tiara karena dia sedang sangat sibuk, jadi dia langsung pergi tidak sampai 10 menit setelah berada di sini,” ujar Aksa. Kellin adalah saudara ipar dari Jonas yang merupakan kekasih dari Amelia. Keluarga Junaidi dan Sanjaya akan menjadi keluarga ke depannya apabila Amelia dan Jonas menikah. Jadi, Kellin memutuskan untuk menjenguk Tiara ketika dia mengetahui kalau Tiara sudah melahirkan. “Dia bilang dia masih sangat sibuk dan harus segera menemui pasien,” ujar Calvin yang sangat berterima kasih kepada Kellin. Walaupun Kellin mengatakan dia tidak sepenuhnya menyembuhkan mata Rosalina karena mata Rosalina separuhnya sudah disembuhkan oleh Dokter Rosalina sebelumnya. Namun, Kellin tetap saja sudah memberikan obat kepada Rosalina sampai Rosalina mulai bisa melihat seperti sekarang. Jadi, Calvin tetap sangat berterima kasih atas bantuan Dokter Kelli
Tiga buah mobil berhenti di depan kediaman keluarga Sanjaya. Mobil paling depan membunyikan klakson untuk memberikan isyarat tentang kedatangan mereka. Tidak lama kemudian, pengurus rumah keluar untuk melihat siapa yang datang berkunjung ke rumah keluarga Sanjaya dan mobil terdepan membuka jendela mobilnya. “Maaf, kalian cari siapa, ya?” tanya si pengurus rumah sambil melihat orang yang duduk di bangku penumpang belakang. Orang itu adalah seorang perempuan tua yang tidak pernah pengurus rumah lihat sebelumnya. Oleh karena itu, pengurus rumah tidak akan mengizinkan orang asing itu untuk masuk ke rumah keluarga Sanjaya. “Kepala keluarga kami mendengar tentang kelahiran cucu keluarga Sanjaya. Jadi, kami datang berkunjung untuk memberikan selamat. Kami berasal dari keluarga Gatara,” jawab si sopir. Keluarga Gatara? Si pengurus rumah ingin menanyakan lebih lanjut tentang kedatangan mereka. Namun, dia teringat kalau keluarga Gatara adalah nama keluarga dari Felicia Gatara yang pernah dat
Patricia menatap Yuna dan berusaha menemukan bayangan kakaknya dari keponakannya itu. Namun, penampilan Yuna tidak terlalu menyerupai kakak perempuan Patricia, kecuali aura tenang dan cakapnya. Mereka berdua memang tidak persis sama, tapi Patricia masih bisa menemukan sosok kakaknya di dalam diri Yuna. Bibi dan keponakannya itu saling menatap dan memperhatikan satu sama lain tanpa mengatakan sepatah kata pun atau maju selangkah pun. Mereka berdua hanya terus bertatapan dengan wajah penuh rasa ingin tahu. Sampai akhirnya, Yuna memecah keheningan dengan berkata, “Bu Patricia, silakan duduk.”Patricia maju beberapa langkah sampai dia berhenti tepat di hadapan Yuna lalu berkata dengan lembut, “Kamu mirip sekali dengan suami kakakku. Ya, kamu memang mirip seperti ayahmu sejak kamu kecil, sedangkan adikmu mirip dengan ibumu.”“Apa maksud Bu Patricia?” tanya Yuna ketus. Namun, Patricia langsung berkata dengan santainya, “Kamu pasti tahu apa maksudku ini. Sepertinya, tidak mungkin kalau kam