Tiga buah mobil berhenti di depan kediaman keluarga Sanjaya. Mobil paling depan membunyikan klakson untuk memberikan isyarat tentang kedatangan mereka. Tidak lama kemudian, pengurus rumah keluar untuk melihat siapa yang datang berkunjung ke rumah keluarga Sanjaya dan mobil terdepan membuka jendela mobilnya. “Maaf, kalian cari siapa, ya?” tanya si pengurus rumah sambil melihat orang yang duduk di bangku penumpang belakang. Orang itu adalah seorang perempuan tua yang tidak pernah pengurus rumah lihat sebelumnya. Oleh karena itu, pengurus rumah tidak akan mengizinkan orang asing itu untuk masuk ke rumah keluarga Sanjaya. “Kepala keluarga kami mendengar tentang kelahiran cucu keluarga Sanjaya. Jadi, kami datang berkunjung untuk memberikan selamat. Kami berasal dari keluarga Gatara,” jawab si sopir. Keluarga Gatara? Si pengurus rumah ingin menanyakan lebih lanjut tentang kedatangan mereka. Namun, dia teringat kalau keluarga Gatara adalah nama keluarga dari Felicia Gatara yang pernah dat
Patricia menatap Yuna dan berusaha menemukan bayangan kakaknya dari keponakannya itu. Namun, penampilan Yuna tidak terlalu menyerupai kakak perempuan Patricia, kecuali aura tenang dan cakapnya. Mereka berdua memang tidak persis sama, tapi Patricia masih bisa menemukan sosok kakaknya di dalam diri Yuna. Bibi dan keponakannya itu saling menatap dan memperhatikan satu sama lain tanpa mengatakan sepatah kata pun atau maju selangkah pun. Mereka berdua hanya terus bertatapan dengan wajah penuh rasa ingin tahu. Sampai akhirnya, Yuna memecah keheningan dengan berkata, “Bu Patricia, silakan duduk.”Patricia maju beberapa langkah sampai dia berhenti tepat di hadapan Yuna lalu berkata dengan lembut, “Kamu mirip sekali dengan suami kakakku. Ya, kamu memang mirip seperti ayahmu sejak kamu kecil, sedangkan adikmu mirip dengan ibumu.”“Apa maksud Bu Patricia?” tanya Yuna ketus. Namun, Patricia langsung berkata dengan santainya, “Kamu pasti tahu apa maksudku ini. Sepertinya, tidak mungkin kalau kam
Yuna menuangkan teh ke dalam cangkir untuk Patricia setelah Rudy selesai membuat teh. Dia meletakkan teh itu di depan Patricia. Yuna menatap Patricia dengan tatapan penuh rasa ingin tahu lalu dia pun bertanya, “Sekarang, kamu sudah berhasil menemukan keponakanmu. Kalau begitu, apa kamu bersedia memberikan posisi kepala keluarga Gatara kepada kami?”Adik perempuan Yuna memang sudah tiada, tapi Yuna masih hidup. Selain itu, dia dan adik perempuannya juga berhasil melahirkan anak perempuan. Berdasarkan aturan keluarga Gatara, anak perempuan Yuna akan memiliki marga Gatara, jadi otomatis mereka juga akan mendapatkan hak mereka sebagai kepala keluarga Gatara selanjutnya. Namun, Amelia tidak menginginkan posisi kepala keluarga Gatara, jadi keturunan dari adik perempuan Yuna bisa mengambil alih posisi itu. Patricia cukup terkejut ketika mendengar pertanyaan Yuna. Dia tidak menyangka kalau Yuna akan menanyakan hal itu padanya. Bagaimanapun juga, mereka berdua adalah bibi dan keponakan yang
“Nasib adikmu ... kurang baik. Tante sangat sedih ketika dengar tentang adikmu. Maafkan Tante yang nggak berguna. Tante sudah cari kalian selama puluhan tahu, sekarang baru ketemu. Seandainya Tante bisa temukan kalian sejak awal, hidup adikmu juga nggak akan begitu menderita. Tante juga bisa lindungi Odelina dan adiknya.”“Yuna, keadaan sekarang beda dengan puluhan tahun yang lalu. Coba kamu pikir, alat komunikasi dulu nggak secanggih sekarang. Transportasi juga nggak senyaman sekarang. Mana ada teknologi yang sebagus sekarang, apalagi CCTV. Internet juga belum ada. Jadi, sangat sulit untuk cari orang.”Yuna tidak berkata apa-apa. Dia hanya menyaksikan sandiwara Patricia dengan tenang. Setelah Patricia selesai berkata, Yuna baru berkata dengan tenang, “Kalau mamaku belum meninggal, aku anak sulung mamaku. Posisi sebagai kepala keluarga Gatara akan diwariskan padaku. Bukan ke tangan Tante, apalagi Fani. Oh, Fani bukan keturunan keluarga Gatara. Tante hebat juga. anak kandung ditukar sel
Patricia spontan terdiam. Yuna memintanya untuk melatih Odelina juga? Tentu saja Patricia tidak akan mau melakukannya. Dia sudah lama mengambil posisi sebagai kepala keluarga. Saat dia sudah tidak mampu mengelola lagi, dia pasti akan memberikan posisi kepala keluarga kepada anak kandungnya. Felicia adalah anak kandung Patricia, jauh lebih baik dari Fani. Felicia bisa menangkap dengan cepat apa yang dia pelajar. Terutama karena gadis itu licik. Dia bisa pura-pura menjadi orang yang polos. Sekarang semua orang Kota Cianter sudah tertipu oleh gadis itu.Semua orang mengira Felicia lemah dan mudah ditindas. Orang-orang bilang dia dibesarkan di desa, pengetahuannya terbatas. Sekalipun dia kembali ke keluarga Gatara, dia juga tidak bisa apa-apa. Semua prestasi yang dia capai karena perjuangan orang-orang yang berada di timnya.Meskipun dilihat dari luar Patricia selalu bersikap buruk pada putri kandungnya itu, lebih menyayangi Fani, anak angkatnya. setelah mengetahui kalau Fani bukan putri
Karena Yuna selalu meyakini satu hal. Membiarkan musuhmu pergi hanya akan merugikan dirimu sendiri.“Kami nggak kekurangan suplemen,” kata Yuna.Patricia berkata dengan lembut, “Aku tahu kalian nggak akan kekurangan suplemen. Ini sedikit niat baik dari Tante. Kita sudah puluhan tahun nggak pernah bertemu. Sekarang Tante sudah temukan kalian. Mulai sekarang kita harus sering bertemu.”“Beberapa waktu lalu, Tante sudah ingin datang untuk pastikan. Tapi Tante selalu nggak sempat. Kali ini, selagi menghadiri pernikahan Stefan dan Olivia, Tante sudah habiskan banyak waktu untuk pastikan kalau kamu keponakan Tante.”Patricia bicara sambil menatap Yuna dengan penuh kasih. Ekspresi Yuna masih acuh tak acuh. Dia tidak memiliki perasaan apa pun terhadap tante yang sudah puluhan tahun tidak bertemu dengannya itu. Biasanya orang akan merasa bersemangat dan senang karena telah menemukan keluarga lama yang telah lama hilang kontak. Yuna bahkan tidak merasakan perasaan seperti itu.“Bagus juga Olivia
“Kalau Bu Patricia nggak ada urusan lain, silakan pulang. Aku mau ke rumah sakit untuk lihat cucuku.”Yuna terlalu malas untuk bicara lebih banyak dengan Patricia. Dia pun mengusir secara “halus”. Dia bahkan sudah berdiri dan siap untuk mengantar tamu.Setelah diusir secara “halus” begitu, Patricia juga tidak akan tinggal lebih lama tidak peduli seberapa tebal mukanya. Awalnya, dia mengira Yuna akan menyambutnya dengan hangat ketika dia datang. Setelah memikirkan apa yang telah dia lakukan, meskipun Yuna tidak memiliki bukti, dia sudah menduga Yuna akan bersikap seperti itu. Sudah bagus Yuna tidak langsung mengusirnya. Patricia pun merasa lega setelah berpikir seperti itu.Namun, Patricia tidak sanggup berinteraksi dengan Yuna serta Odelina dan Olivia seperti keluarga lainnya. Yuna sudah meyakini kalau Patricia adalah pelakunya.Patricia berdiri dan berkata, “Beberapa hari lagi aku akan kembali ke Kota Cianter. Yuna, tunggu cucumu genap satu bulan, kamu telepon Tante. Aku akan ke sini
“Boleh juga,” kata Rudy.Rudy membawa barang-barang pemberian Patricia dan membuangnya sendiri ke tempat sampah besar di luar. Sedangkan Yuna pergi ke rumah baru Jonas di sebelah. Rumah itu juga akan menjadi rumah Amelia kelak.Begitu mendengar salah satu tukang berkata kalau Yuna datang, Jonas dan Amelia segera kembali meninggalkan halaman belakang dan kembali ke halaman depan. Mereka sedang melihat para tukang bekerja di halaman belakang.“Ma.”“Tante.”Amelia dan Jonas menyapa Yuna. Kemudian, Amelia berjalan ke samping ibunya, bergelayut manja di lengan ibunya. Amelia tersenyum hingga matanya berbentuk seperti bulan sabit, “Ma, akhirnya Mama mau datang ke sini.”Yuna menjentik dahi putrinya dengan lembut dan berkata, “Kamu senang, kan.”Keluarga Junaidi sudah membuat pernyataan, ditambah lagi dengan berbagai kejadian akibat campur tangan Bram. Akhirnya Yuna menyetujui hubungan Jonas dan Amelia. Mereka bisa menikah kapan pun mereka mau. Yuna tidak akan menghalangi mereka lagi.Jonas
Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia
Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be
Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli
“Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip
Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti
Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t
Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama
Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k
Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera