"Katanya Stella posting di akun media sosialnya, terus dilihat sama orang yang mengenal kamu. Makanya foto itu bisa ada di tangan Reiki. Tapi aku merasa ini mungkin saja konspirasi. Kalau hanya lihat foto, orang memang bisa pikir laki-laki di foto itu kamu," ujar Olivia."Sayang, kita pastikan dulu saja. Kamu jangan buru-buru bertindak sama Stella. Soalnya Stella juga nggak bilang secara implisit kalau pria itu kamu," lanjut Olivia."Junia bilang Reiki akan cari tahu identitas pria itu. Aku kasih tahu kamu ini agar nggak ada orang yang memanfaatkan situasi ini untuk merusak hubungan kita. Aku ‘kan kebetulan nggak lagi di Mambera pas foto itu tersebar," jelas Olivia lagi."Kalau aku orang yang reaktif, mungkin sekali lihat foto seperti ini, aku langsung akan salah paham sama kamu. Aku mungkin akan curiga kamu berselingkuh saat aku nggak ada di rumah," tambah Olivia.“Oliv, aku nggak akan bertindak sembarangan, kok. Masalah ini memang harus dicari tahu dulu kebenarannya," ujar Stefan.“P
"Sampai rumah istirahat, ya. Aku pulang nggak lama lagi,” ujar Olivia menasehati.Stefan dengan pura-pura kecewa berkata, "Sayang, kamu hampir saja salah paham sama aku. Kamu nggak mau pulang lebih awal untuk menghiburku, menemaniku? Hatiku terluka, nih." Sebagai seorang pria setia, Stefan merasa sedih ketika dijebak dan difitnah menjadi playboy.Dia butuh kehadiran istrinya, butuh penghiburan darinya.Olivia tersenyum, "Ya sudah, besok malam aku bawa Russell pulang. Nenek mungkin nggak akan ikut sama aku."Stefan menanggapi, "Si Nenek sudah tua masih saja bepergian ke sana kemari. Nggak mau dengarkan omonganku. Kalau saja dia beberapa puluh tahun lebih muda, mungkin Nenek sudah rekreasi ke planet Saturnus.""Nenek bilang, dia punya terlalu banyak peliharaan di rumah. Makanya Nenek harus sering-sering keluar buat carikan peliharaannya makanan," canda Olivia.Stefan mendengus."Kamu nggak bisa pulang besok pagi?" tanya Stefan."Aku sudah janji bawa anak-anak ke kebun binatang besok. Ru
Pria yang Ricky sapa juga tersenyum, "Pak Ricky, yang bapak perintahkan kepada saya semalam, sudah saya lakukan."Sambil berkata begitu, dia memberikan seikat bunga dan beberapa kantong tas ke Ricky.Ricky memberi tahu Rika bahwa dia akan meminta villa Permai untuk mengirimkan sejumlah mawar kepadanya. Tapi mawar tersebut untuk menghiasi taman bunga, bukan untuk diberikan kepada Rika.Ricky tahu bahwa toko bunga di kota ini tidak akan menjual bunga mawar kepadanya. Tapi itu tidak masalah bagi RIcky. Dia bisa meminta staf hotel untuk membeli bunga untuknya. Pagi-pagi sekali, bunga-bunga itu sudah dia dapatkan.Ricky menerima bunga dan beberapa kantor tas, lalu mengucapkan terima kasih."Pak Ricky, kalau ada yang bisa saya bantu lagi, jangan sungkan-sungkan. Bilang saja," kata Manajer.Ricky jarang datang ke kota itu. Kedatangan Ricky kali ini menjadi kesempatan langka bagi manajemen hotel untuk bisa melayani dia.Pak Fero sangat senang membantu Ricky. Dia tidak mengungkapkan kepada si
"Pagi, Pak Riko. Pak Riko, Pak Ricky datang, dia ingin masuk ke perusahaan.""Bilang sama Pak Ricky, saya nggak ada waktu. Tolong minta dia pulang, dan jangan lagi datang ke sini."Kepala keamanan sudah menduga bahwa Riko akan menjawab demikian."Baik."Mobil Rika dikawal oleh mobil pengawal, masuk ke dalam Aurora Group.Ricky duduk di mobilnya sembari menatap konvoi mobil Rika masuk. Senyumnya tersungging, dia berbisik pada dirinya sendiri, "Persis seperti gaya kakak."Biasanya Rika naik Maybach, sekarang Rika beralih ke Rolls-Royce, benar-benar seperti kakaknya.Penggantian mobil itu, mungkin karena mobil yang Ricky kendarai adalah Maybach.Setelah iring-iringan mobil Rika masuk, gerbang perusahaan ditutup kembali.Kepala keamanan kembali ke samping jendela mobil Ricky, kemudian berkata kepada Ricky, "Pak Ricky, Pak Riko bilang beliau tidak punya waktu untuk melayani Anda, silahkan pulang, dan jangan datang lagi."Terakhir, kepala keamanan menambahkan, dia menyarankan, "Pak Ricky, Pa
Teriakan itu terdengar seperti, "Riko, aku benar-benar suka sama kamu. Aku serius. Bagaimana pun kamu memperlakukanku, aku tetap menyukaimu, aku akan tetap mengejarmu."Gedung kantor pusat Aurora Group begitu tinggi sehingga walaupun suara Ricky lantang, teriakannya tidak bisa terdengar jelas di lantai atas.Tapi, Rika tetap bisa mendengarnya.Bukan hanya dia yang mendengar, tetapi juga manajer-manajer senior lainnya. Mereka semua melihat ke arah luar jendela, kemudian melihat Rika.Wajah Rika menjadi gelap.Dia menghentikan rapat, bangkit dari kursinya, dan berjalan ke dekat jendela.Meskipun jaraknya jauh dan tidak bisa melihat dengan jelas, tetapi dia bisa mendengar Ricky dengan jelas karena menggunakan loudspeaker.Dia menggunakan loudspeaker untuk memperluas suaranya ke telinganya, dan membuat orang-orang di sekitarnya bisa mendengar teriakan dan jeritannya.Rika mengutuk pelan.Dia segera mengeluarkan ponselnya, ingin menelepon polisi untuk melaporkan Ricky karena telah menggangg
Setelah itu, Ricky kembali ke mobilnya. Dengan sekali lambaian tangan, pintu gerbang perusahaan dibuka.Ricky kemudian mengemudikan Maybach-nya, dan dengan bangga memasuki gedung Aurora Group.Beberapa menit kemudian, Ricky membawa beberapa kantong dan seikat besar bunga, dengan bangga memasuki gedung kantor Aurora Group."Pak Ricky.""Pak Ricky."Setiap orang yang bertemu dengannya menyapa dengan penuh hormat.Ricky menjawab semua orang yang menyapanya dengan ramah. Sebagai tuan muda keluarga Adhitama, dia meninggalkan kesan yang ramah dan tidak sombong di mata orang-orang di sana.Sebenarnya, kesembilan Tuan Muda keluarga Adhitama, kecuali Stefan yang agak angkuh dan keras kepala, semuanya cukup ramah.Stefan sebenarnya juga bukan orang yang sombong. Hanya saja, untuk mencegah dikejar-kejar oleh para penggemarnya, Stefan selalu membawa pengawal ke mana pun dia pergi.Ricky bukan orang baru di Aurora Group, dia dengan mudah menuju ke lantai atas."Pak Ricky."Sekretaris Rika sudah men
Para senior yang mengabdi di perusahaan rata-rata sudah bekerja di sana saat perusahaan masih dipimpin oleh Pak Rhoma. Mereka semua bisa dikatakan telah melihat seluruh proses pertumbuhan Riko sejak kecil hingga dewasa. Mereka sangat mengenal karakter dan kemampuan Riko.Terlepas dari status Riko, mereka semua sangat menghargai pemuda ini. Mereka berharap agar putri mereka bisa menjadi istri Riko.Ricky tiba-tiba muncul.Dengan statusnya sebagai Tuan Muda keluarga Adhitama, siapa pun yang ingin berselisih dengan Ricky mau tak mau harus mempertimbangkan keluarga Adhitama di belakangnya, dan juga keluarga Ardaba. Sekarang, bahkan keluarga Sanjaya yang dulu berselisih dengan keluarga Adhitama bahkan membantu mereka.Tidak ada yang berani dengan mudah mengganggu Ricky.Mereka hanya bisa mengumpat di belakangnya.Mereka tak peduli jika Ricky “tidak normal”. Hanya saja masalahnya, Ricky juga ingin membawa Riko ke dalam lingkarannya. Sedangkan Riko dianggap banyak senior sebagai calon menantu
"Pak Ricky sudah datang, Pak Riko," kata sekretaris dengan hormat.Rika tidak berbalik, dia hanya mengangkat tangan sebagai isyarat agar sekretaris bisa pergi.Sekretaris meminta Ricky untuk duduk di sofa di area tunggu, kemudian menuangkan segelas air hangat untuk Ricky sebelum keluar dari ruangan direksi. Dia menutup pintu pelan.Ketika sekretaris pergi, Ricky bangkit dari duduknya dan mendekati Rika, mengulurkan tangan padanya.Rika menoleh ke arahnya, bingung."Pak Riko, boleh minta satu rokoknya? Sudah lama saya nggak merokok, melihat Pak Riko merokok membuat saya ingin merokok juga," ucap Ricky.Rika diam sejenak sebelum mengeluarkan sebungkus rokok, mengambil satu dan memberikannya pada Ricky."Koreknya di meja, ambil sendiri," kata Rika.Ricky berbalik menuju meja kerja Rika. Dia melihat sebuah korek api yang bentuknya seperti mobil mainan.Ricky menyalakan rokoknya sambil berkata, "Riko, koreknya unik. Yang nggak tahu pasti akan mengira itu mobil mainan."Rika tidak merespons.