Fani kembali dibuat naik pitam ketika melihat Felicia dan Riko sedang berdansa bersama setelah dia kembali masuk ke dalam hotel bersama ibunya. Namun, nyatanya bukan hanya Fani yang naik pitam ketika melihat Felicia dan Riko yang berdansa bersama, tapi para pengagum Riko juga merasakan hal yang sama seperti Fani. Kemudian para perempuan itu juga menoleh ke arah Ricky yang merupakan saingan cinta terberat mereka. Namun, mereka cukup kecewa dengan reaksi Ricky yang hanya tersenyum sambil meminum anggur dan memperhatikan Felicia serta Riko berdansa bersama. Kenapa Ricky tidak maju dan melawan Felicia? Mereka juga sangat ingin bisa berdansa bersama Pak Riko. Felicia bisa merasakan tatapan panas membara dari para perempuan pengagum Riko ke arahnya. Jadi, dia pun berkata dengan lembut kepada Riko, “Pak Riko, Bapak sudah menjadikan saya musuh orang-orang itu karena meminta saya berdansa dengan Bapak.”“Bu Felicia takut sama mereka, ya?” tanya Riko sambil tersenyum. Felicia langsung mengedi
Felicia terlihat sedikit mirip dengan kakak iparnya ketika melihatnya sekilas dan tidak mirip setelah melihatnya dengan teliti. Namun, ternyata Felicia terlihat lebih mirip dengan kakaknya Olivia yang bernama Odelina. Ricky mungkin akan berpikir kalau Felicia adalah saudara Olivia kalau saja dia tidak tahu Olivia hanya memiliki satu kakak perempuan. Olivia tidak terlalu mirip dengan kakaknya yang bernama Odelina. Karena Odelina terlihat mirip sekali dengan ibunya, sedangkan Olivia adalah campuran dari ayah dan ibunya. Namun, Olivia terlihat lebih mirip dengan ayahnya. Pikiran Ricky melayang ke mana-mana. Apa mungkin latar belakang keluarga dari kakak iparnya ada yang belum terungkap? Bukankah tidak mungkin dua orang yang tidak memiliki darah bisa memiliki kemiripan yang cukup jelas? Namun, kenapa Felicia terlihat begitu mirip dengan Olivia dan Odelina? Bukankah hal ini terasa sungguh mencurigakan? Apa mungkin mereka memiliki hubungan darah dengan Felicia?Ricky terus berusaha menebak
Ricky terus berusaha membuntuti Rika ke mana pun dia pergi. Semua orang memandang ke arah mereka tanpa berani ikut campur dalam urusan kedua laki-laki dewasa itu. Para penggemar Riko juga tampak kesal melihat idolanya terus diganggu oleh Ricky semalaman. Rika menghampiri pihak penyelenggara untuk meminta maaf seraya berkata, “Pak Anton, maafkan saya harus undur diri. Karena ada urusan lain yang harus saya urus.”Penyelenggara acara juga tahu kalau Riko pastinya lelah karena Ricky terus mengganggunya tanpa henti. Hal ini juga sudah menjadi topik pembicaraan para tamu yang datang. “Saya mengerti. Pak Riko bisa mengurus urusan Pak Riko lebih dulu. Saya yakin, urusan Bapak pastinya lebih penting,” ujar Pak Anton bijak. Rika mengangguk lalu pergi meninggalkan ruang acara bersama para pengawalnya. Ronald bergegas menghampiri kakaknya dengan perasaan enggan untuk meninggalkan acara. “Kakak sudah mau pulang? Acaranya kan belum selesai,” ujar Ronald. “Aku akan meninggalkan mobil untukmu ka
Ricky sama sekali tidak menghentikan Rika. Dia justru berdiri di depan jendela sambil melambaikan tangannya lalu berkata, “Sampai jumpa besok, Pak Riko!”Rika bergumam di dalam hatinya, “Dia tidak ingin bertemu lagi dengan Ricky kalau bisa.”Ricky berdiri dan memperhatikan mobil Rika pergi selama beberapa saat lalu berbalik untuk masuk kembali ke dalam hotel. Kemudian dia melihat Patricia Gatara dan keluarganya sedang berjalan keluar dari hotel disertai Pak Anton yang sedang mengantar keluarga itu. “Bu Patricia,” sapa Ricky sopan karena Patricia jauh lebih tua dari dirinya. Patricia langsung tersenyum seraya berkata, “Apa Pak Ricky ingin pulang juga?”“Ya, saya terlalu banyak minum, jadi rencananya saya ingin kembali ke hotel untuk beristirahat,” jawab Ricky sopan lalu menatap Felicia. Kemudian Patricia memperkenalkan putri kandungnya itu kepada Ricky. Mereka berdua pun berjabat tangan. Namun, Patricia tidak memperkenalkan Fani kepada Ricky. Lagi pula, Ricky juga tidak melirik gadis
“Nggak mungkin! Ibu mertuaku nggak punya saudara lain, selain Tante Yuna. Kamu juga tahu sendiri Tante Yuna punya berapa anak. Dia nggak punya anak perempuan lain, selain Amelia. Jadi, sepupu Perempuan Olivia hanya ada Amelia seorang,” jawab Stefan penuh keyakinan. “Kalau dilihat orang itu seumuran dengan Bu Yuna. Apa mungkin Bu Yuna punya anggota keluarga yang lain?” tanya Ricky lagi. “Tante Yuna pernah bilang kalau mereka hanya dua bersaudara. Kedua orang tuanya dan semua keluarganya yang lain sudah meninggal, makanya mereka juga sempat masuk panti asuhan karena nggak punya saudara dekat lainnya,” jawab Stefan.Ricky langsung terdiam setelah mendengar jawaban kakaknya.Namun, Stefan tiba-tiba berkata setelah berpikir sejenak, “Tadi, kamu bilang kalau nama keluarganya adalah Gatara?”Akhirnya, Stefan menangkap poin penting dalam masalah ini. “Benar, namanya adalah Felicia Gatara. Ceritanya sangat panjang dan membutuhkan waktu semalaman kalau aku menceritakannya sama Kakak. Jadi, ak
Bagaimanapun juga, dia akan terus berusaha untuk mengejar Rika. Sekarang, perempuan itu terlihat seperti seorang perempuan pemberani yang ketakutan karena dikuntit oleh seorang laki-laki. Ricky akan terus mengganggu Rika sampai perempuan itu bersedia untuk menjadi istrinya. Dia belajar dari pengalaman kedua kakaknya untuk mendapatkan kakak iparnya. Dia yakin, dia pasti bisa mendapatkan Rika selama dia terus berusaha dengan wajahnya yang tebal. Dia pasti bisa segera memeluk dan memanggil perempuan itu sebagai istrinya. Stefan langsung tertawa lalu berkata, “Wajar saja kalau dia membencimu. Dia sudah berpura-pura menjadi laki-laki selama 20 tahun, jadi dia pastinya belum siap untuk menyambutmu. Lagi pula, masih bagus dia nggak ketakutan sama kamu. Pasti karena dia juga punya mental yang sangat kuat sebagai seorang perempuan.”“Kak Calvin dan kakak ipar juga mengatakan hal yang sama kayak Kakak,” ujar Ricky. “Lalu apa kata-kata itu berguna untukmu?” tanya Stefan lagi. “Cukup berguna,
“Memangnya ada apa?” tanya Olivia santai. “Hal-hal yang berhubungan dengan asal-usulmu,” jawab Stefan cepat. “Apa lagi yang mau kamu ketahui tentang hidupku? Aku adalah anak kandung ayahku dan ayahku adalah anak kandung kakekku setelah melalui tes DNA. Selain itu, Tante Yuna adalah kakak kandung ibuku. Kami juga sudah melakukan tes DNA untuk memastikannya,” balas Olivia sambil tersenyumApalagi yang perlu diceritakan dari asal-usulnya yang sederhana ini?“Aku akan memberitahumu secara detail setelah kamu kembali. Kebetulan, hal ini ada hubungannya dengan asal-usulmu,” ujar Stefan yang sengaja memancing rasa penasaran istrinya. Semoga saja istrinya berinisiatif untuk pulang malam ini juga karena tidak bisa menahan rasa penasarannya. “Oke, kita akan membicarakannya lagi setelah aku kembali. Aku mau mendengar seperti apa lagi kamu akan menjelaskan silsilah keluargaku yang sederhana itu,” ujar Olivia santai tanpa merasa penasaran sama sekali. Lagi pula, dia yakin kalau dia adalah anak
“Bukan aku yang memotretnya. Itu adalah hasil tangkapan layar dari status yang dipost oleh perempuan yang ada di foto itu. Orang yang menangkap layar itu mengirimkan foto-foto ini kepada Reiki yang langsung membuat Reiki terkejut bukan kepalang. Sebenarnya, Reiki juga nggak mau kasih tahu aku tentang hal ini,” jawab Junia berusaha untuk menjelaskan dari mana dia mendapatkan foto ini. “Tapi, aku akhirnya berhasil melihat foto-foto itu dan langsung mengirimkannya padamu untuk mengonfirmasi apa benar laki-laki itu adalah Stefan. Karena dari belakang perawakannya sangat mirip dengan suamimu,” ujar Junia lagi. Olivia kembali berpikir, apa mungkin di lingkaran pertemanan Stella ada yang mengenal Stefan? Namun, hal itu tidaklah mengherankan jika mengingat betapa kayanya keluarga Stella. “Kalau dari belakang sih memang mirip banget sama Stefan. Tapi, aku juga nggak yakin kalau laki-laki ini adalah Stefan. Tapi, aku yakin kalau Stefan nggak mungkin mengkhianatiku.”“Selain itu, sepertinya pe
Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a
“Ma.” Ivan terkekeh dan berkata, “Papa nggak mungkin marah Mama. Dia memang sudah berbuat salah, tapi Mama selalu ada di hatinya. Papa tinggal sama aku. Setiap hari dia selalu ngomong soal Mama. Dia bilang kalau Mama lagi kesal, siapa yang temani Mama cari angin segar? Setiap hari Papa baca novel dari ponselnya. Baca novel roman lagi. Dia sampai bilang mau minta maaf pada Mama seperti tokoh dalam novel.”Cakra sudah mengebiri dirinya sendiri. Tidak peduli secantik dan semuda apa perempuan di luar sana, Cakra juga tidak bisa menyentuh mereka lagi. Patricia telah menghancurkan satu-satunya kebanggaan Cakra.Namun, Cakra tidak mau bercerai. Sekalipun dia sangat membenci istrinya, dia juga tidak mau bercerai. Karena dia tahu, setelah cerai, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Kemungkinan besar, dia harus pergi dengan tangan kosong.Di Kota Cianter, Cakra tidak akan pernah bisa mengalahkan Patricia. Kecuali dia bisa hidup lebih lama dari Patricia. Dengan begitu, setelah Patricia meninggal,
Ivan tidak memiliki perasaan apa pun terhadap istrinya lagi sekarang. Padahal dulu hubungan mereka sangat baik. Mereka punya putra dan putri. Ivan pun sangat sayang anak-anaknya. Dia paling sayang putrinya.Pada saat Ivan tahu kalau Fani bukan adik kandungnya, lalu adik kandungnya Felicia, terlihat seperti orang yang lemah dan tidak bisa apa-apa, Ivan merasa sangat senang. Dia berharap ibunya bisa mewariskan posisi sebagai kepala keluarga kepada putrinya.Meskipun sekarang putri Ivan tampak tidak memiliki kemampuan apa pun, itu karena putrinya masih kecil. Selama ibunya bersedia melatih cucunya sebagai penerus, Ivan yakin putrinya tidak terlalu buruk. Oleh karena itu, dia sangat menyayangi putrinya.Setelah mendengar pertanyaan Felicia, Ivan membuka mulutnya, ingin memberikan penjelasan. Namun, dia mendapati kalau dia sama sekali tidak bisa membantah. Dia hanya bisa diam.Felicia selesai membaca dokumen di tangannya dan merasa tidak ada masalah. Dia pun menelepon ibunya dan berkata kal
Felicia bertemu dengan Ivan yang baru keluar dari lift di pintu lift. Kedua saudara itu berhenti sejenak. Ivan keluar lebih dulu dari lift, sementara Felicia tidak terburu-buru masuk. "Felicia, kamu mau pergi?" Ivan memegang sebuah map dokumen, mungkin ada dokumen yang perlu ditandatangani Felicia. Karena ibu mereka sedang tidak berada di perusahaan, semua cap penting diserahkan kepada Felicia.Banyak dokumen penting harus ditandatangani dan dicap olehnya agar berlaku. Biasanya, urusan tanda tangan dokumen seperti itu selalu diserahkan kepada sekretaris, dan jarang Ivan datang langsung. Felicia dengan tenang menjawab, "Ya, ada sedikit urusan yang harus aku urus, Kak. Ada apa?" Dia melirik map dokumen di tangan Ivan. Namun, lelaki itu tidak langsung menyerahkan map itu, melainkan berkata, "Ada dokumen yang butuh tanda tangan dan cap darimu." "Bisa ditunda sebentar? Kamu mau pergi urus apa? Apakah penting sekali?" Nada Ivan terdengar ramah, tetapi ada sedikit nada menyelidik. Ke ma
Mereka sangat menyayangi Fani, dan itu tulus. Setelah pewaris yang sebenarnya kembali, mereka tetap tidak bisa menerimanya, selalu merasa Felicia adalah penyusup yang merebut semua yang seharusnya milik Fani. Di hati mereka, ada rasa benci terhadap Felicia. Karena sejak kecil dia hidup di lingkungan yang keras tanpa kasih sayang, Felicia tidak pernah berharap bahwa orang tua kandung atau saudara laki-lakinya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana dia sendiri juga tidak memiliki banyak rasa terhadap mereka. Hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak, saudara laki-laki dan perempuan, memang perlu dipupuk. Karena dia tidak tumbuh besar di sisi orang tua kandung atau saudara laki-lakinya, tidak ada hubungan emosional yang terbentuk. Meskipun sudah kembali ke sisi orang tua kandung selama dua tahun, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Fani yang tumbuh besar bersama keluarga Gatara sejak kecil. Sekarang, setelah Fani tiada, ayah dan tiga saudara laki-lakinya hanya
“Felicia, sekarang kamu ada waktu?” tanya Odelina.Felicia menjawab, “Selama kamu membutuhkan bantuan, aku selalu punya waktu.” “Kalau begitu, mari kita tentukan tempat untuk bertemu.” “Kamu yang pilih tempatnya.” Felicia mengangguk, lalu bertanya lagi, “Ada apa?” “Aku baru saja keluar dari Blanche Hotel, dan hampir saja tertabrak dua mobil di depan hotel. Pengemudinya bilang mereka gugup karena melihat banyak orang, lalu salah injak gas. Tapi ada kejanggalan, dan aku rasa ini bukan kecelakaan.” Felicia segera paham. Dia berkata, “Kamu curiga ini ulah mamaku yang menyuruh orang untuk menabrakmu? Mamaku sedang bepergian jauh, seharusnya bukan dia, 'kan?” Meski tahu ibunya bukan orang baik, Felicia tetap berharap ibunya tidak melakukan hal seperti itu. Odelina berkata, “Aku rasa ini bukan mamamu. Mamamu itu licik, kalau dia memang ingin aku mati, dia nggak akan menggunakan trik sepele seperti ini yang mudah ketahuan.” Sebelumnya, Waktu Ricky, dan Rika pergi ke pesta keluarga Gata
“Itu yang buat orang curiga.” Dimas berkata, “Mereka kemungkinan besar memang menargetkanmu.” “Aku sedang berpikir, apakah ini perbuatan tanteku atau putranya?” Odelina menganalisis, “Aku rasa bibi nenekku nggak akan buat kesalahan sepele seperti ini. Kalau dia yang mengatur, mereka pasti akan mempercepat mobil saat benar-benar mendekatiku, sehingga aku hampir nggak punya kesempatan untuk menghindar.”“Felicia juga nggak mungkin. Kami cukup dekat.” Meski dalam bisnis mereka adalah saingan, terkadang Odelina merebut pelanggan Felicia, kadang sebaliknya. Di luar itu, mereka bisa berbincang dengan dengan baik. Jika Felicia bukan pewaris utama keluarga Gatara, mungkin mereka bisa menjadi teman baik. Odelina sangat menyukai sifat perempuan itu."Ketiga putra keluarga Gatara mungkin memang ingin membunuhku, terutama Ivan. Aku pernah kirim foto dia dan Fani ke istrinya. Dia pasti bisa menebak itu aku.” “Sekarang Fani sudah meninggal. Mungkin dia ingin membalas dendam untuk Fani.“Bibi ne
“Maaf, saya melihat ada banyak orang berdiri di depan hotel, saya langsung panik dan, meskipun berniat menginjak rem, saya malah menginjak gas.” Setelah memarkir mobilnya, pengemudi mobil kedua turun dari mobil sambil terus-menerus meminta maaf. Dia adalah seorang gadis muda, dan tampaknya dia benar-benar panik.Tatapannya melewati kerumunan orang dan jatuh pada Odelina, yang sedang dibantu berdiri. Dengan nada penuh perhatian dan penyesalan, dia bertanya,"Kamu nggak apa-apa? Maaf, benar-benar maaf, aku baru dapat SIM setengah bulan yang lalu, ini pertama kali aku mengemudi keluar rumah. Kalau lihat banyak orang, aku masih nggak bisa menahan diri untuk merasa gugup." Pengemudi mobil pertama sudah membawa mobilnya masuk ke tempat parkir bawah tanah dan menghilang. Odelina melihat gadis muda itu yang terlihat sangat gugup. Wajar gugup kalau dia baru mendapatkan SIM-nya. Karena Odelina tidak mengalami apa-apa, dia berkata,"Aku nggak apa-apa, tapi kamu harus lebih hati-hati. Sebaiknya
Mobil berhenti di depan Blanche Hotel.Dia mengambil dua tisu untuk mengusap hidungnya yang baru saja bersin, lalu membuang tisu itu ke tempat sampah di pintu hotel. Setelah itu, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel bersama sekretaris dan beberapa anggota tim manajer untuk bertemu dengan klien."Bu Odelina."Para staf Blanche Hotel menyapa Odelina dengan hormat saat melihatnya.Meskipun perempuan itu belum sepenuhnya masuk dalam dunia bisnis di Cianter, tetapi karena dia adalah kakak dari Olivia maka para staf hotel memperlakukannya dengan sangat hormat. Bahkan Ricky yang ada di sini juga bersikap hormat pada perempuan itu.Odelina membalas dengan senyuman tanpa menghentikan langkah kakina. Perempuan itu langsung menuju ruang rapat bersama timnya. Dia sudah mengatur pertemuan dengan klien, tetapi klien belum tiba.Klien tersebut sudah menelepon sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka akan tiba dalam beberapa belas menit. Karena Odelina yang ingin bekerja sama dengan or