Setelah tahu Calvin tidak berada di kantor, Rosa tetap menunggu di tempatnya.Stefan berkata bahwa Calvin sedang dalam perjalanan ke sana. Rosa sedikit menyesal. Jika saja Rosa tahu Calvin sedang tidak berada di kantor, mungkin Rosa akan menelponnya terlebih dahulu. Tapi jika menelepon, bukan kejutan namanya.Beruntung Calvin segera menyusul dari Mambera Hotel saat tahu Rosa sedang berada di kantornya. Rosa tidak menunggu terlalu lama. Sepanjang perjalanan, Calvin menebak-nebak ada apa kira-kira Rosalina tiba-tiba datang mencarinya. Stefan hanya memberitahukan bahwa Rosa datang. Tidak memberi tahu hal lain selain itu. Setelah sejak Rosalina pergi menaiki mobil Doni, Calvin sudah beberapa hari tidak bertemu dengan wanita itu. Memang ada komunikasi lewat telepon, tapi setiap kali, hanya Calvin yang berbicara, Rosa yang mendengarkan. Calvin tahu Rida datang. Calvin berkata bahwa dia ingin bertemu dengan Tante Rida, tapi Rosalina tidak mengijinkan. Rosalina berkata bahwa dia ingin ber
"Bisnis keluarga Tante Rida pasti akan membaik," kata Calvin. Calvin sudah menyuruh orang untuk meneliti situasi bisnis keluarga Rida dan membantu mereka. Dia yakin bisnis mereka akan segera pulih, dan keadaan finansial keluarga akan membaik."Terima kasih atas doamu," ujar Rosalina. Rosalina tahu bahwa bisnis keluarga Rida pernah hampir bangkrut, tetapi berkat usaha keras sepupu-sepupunya, bisnis mereka mulai membaik dan tekanan ekonomi mereka mulai berkurang. Tentu saja, Rosalina berharap bisnis keluarga Rida bisa pulih sepenuhnya, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Keluarga Rida semuanya orang baik, dan orang baik seharusnya mendapatkan hal yang baik.Walaupun kadang paman Rosalina memiliki pendapat berbeda dan merasa Rida sering meninggalkan semua urusan rumah hanya untuk mengobati matanya, Rida tetap diam-diam memberikan banyak bantuan finansial dan mencari informasi tentang dokter mata terbaik untuk Rosalina. Pamannya sudah sangat baik karena bisa menerima Rida yang sudah sib
Calvin tidak ragu-ragu menjawab, "Benar, seratus persen benar!" Sejak awal, Calvin selalu memperlakukan Rosalina seperti istrinya. Para pria dari keluarga Adhitama selalu memanjakan istri mereka. Jika dilihat dari bagaimana para tetua dan kakak iparnya memperlakukan istri mereka, bisa dipastikan semua pria itu adalah para 'budak' istri. Kadang-kadang, orang tua mereka bahkan berpelukan di depan mereka. Di mata sang ayah, ibunya adalah yang terpenting. Calvin dan adik-adiknya seakan hanya tambahan buat sang ayah.Jika mereka membuat ayah marah, paling-paling hanya dimarahi, tetapi jika membuat ibu marah, maka ayah akan langsung mengambil hanger dan mengejar mereka. Ayah berkata, sejak ibu menikah ke keluarga Adhitama, dia bahkan tidak berani membuat ibu marah. Bagaimana bisa anak-anaknya malah berani membuat ibu marah?Para wanita yang menikah ke dalam keluarga Adhitama selalu disayang seperti putri raja.Banyak orang bilang, pria yang paling mencintai istrinya adalah dia yang mem
Rosalina mengikuti arahan Calvin. Setelah turun dari mobil, buket bunga yang semula dia pegang diambil dan diletakkan di kursi mobil. Sedetik setelah itu, kaki Rosalina terasa melayang. Dia digendong oleh Calvin dan diputar-putar di udara. Sambil berputar, Calvin berteriak, "Aku punya pacar! Aku punya calon istri! Rosalina, I love you!"Ada beberapa pegawai Adhitama Group yang baru keluar dari kantor. Saat melihat Calvin, mereka refleks berhenti. Mendengar suara bahagia Calvin, mereka ikut tertawa. Entah siapa yang memulai bertepuk tangan. Rosalina mendengar suara tepuk tangan itu semakin lama semakin meriah. Pasti ada banyak orang yang mengelilingi mereka sekarang, 'kan?Meski Rosalina agak malu, akan tetapi kebahagiaan lebih banyak menyelimuti hatinya. Untung saja Calvin tidak menolaknya. Calvin melakukan gerakan-gerakan yang membuat Rosalina tidak mengerti hanya karena dia terlalu senang, tidak percaya bahwa Rosalina bersedia menerimanya. Saat ini, Rosalina akhirnya tahu bahw
Rosalina mendengarnya sampai mukanya merah padam. Ternyata, para pegawai Adhitama Group sudah menganggap Rosalina sebagai calon istri wakil Direktur mereka. Calvin dengan senang hati membantu Rosa masuk ke mobil, dan memasangkan sabuk pengamannya. Buket bunga yang Rosalina bawa masih dipegangnya. Setelah Calvin kembali ke mobil, dia bertanya pada Rosa, "Rosa, aku ingin bawa kamu ke Villa Permai, kamu mau nggak?"Orang tua Calvin sudah beberapa kali diam-diam melihat Rosa. Karena Rosa belum menerima cinta Calvin, orang tua Calvin tak berani mengganggunya, dan Rosa tidak tahu bahwa di mata calon mertuanya, dia sudah menggeser posisi anak mereka sendiri, menjadi orang yang sangat dimanjakan. Ibu Calvin berkata, dia tidak memiliki anak perempuan seumur hidupnya dan ingin memiliki menantu perempuan yang manis seperti Rosa.Katanya begitu melihat Rosa, ibu Calvin langsung menyukainya. Rosa selalu bisa membuat orang ingin melindunginya.Membawa Rosa ke Villa Permai memiliki makna yang be
Setelah mengirim pesan itu, Calvin segera menyalakan mobilnya dan berangkat. Dia tidak peduli lagi betapa ramainya obrolan di grup. Calvin segera meluncur membawa kekasih barunya membeli hadiah.Sementara itu, grup keluarga riuh. Reena tiba-tiba men-tag nama anak sulungnya, Ricky."Ricky, kamu gimana progres sama calon menantu Mama? Kapan kamu bawa Rika makan di rumah?" tanya Reena kepada Ricky.Ricky langsung 'menghilang' dari obrolan.Karena tidak mendapat jawaban dari anaknya, Reena menggerutu pada suaminya, "Lihat deh anakmu itu. Aku kasih foto ke dia dan Calvin, Calvin aja malam ini udah bawa Rosa makan bersama dan ketemu orangtua. Anakmu ini kapan sih mau bawain aku menantu?"Malvin menimpali, "Wah, nggak bisa buru-buru begitu, lah. Kalau dia sendiri belum siap, kita panik juga nggak guna. Kita ‘kan nggak mungkin ke Cianter buat ngejar istrinya dia.""Tapi ini penting, Pak! Nanti Calvin sudah jadi bapak, anak kita masih di situ-situ saja. Mereka ‘kan seumuran. Kalau dia Sandy, s
Reena menatap suaminya dengan tatapan tajam. Dia tersenyum dan berkata, "Ternyata kamu sadar juga, ya. Kita berdua ini nggak ada apa-apanya dibanding Mama. Tak perlu kita yang bilang, Mama pasti akan mengompori Ricky, kok."Setelah berhenti sejenak, Reena melanjutkan, "Kita ini kurang berbakti ya, Pak. Ricky anak kita, tapi kita malah suruh Mama yang pusing memikirkan urusan hidupnya.Eh, belakangan ini Mama suka apa, atau pengin apa? Kita belikan buat dia."Malvin menjawab, "Apa yang kurang dari Mama? Beliau itu lebih kaya dari kita, yang paling dia butuhkan sekarang ini adalah menantu perempuan dan cicit."Saat membicarakan soal anak, Reena berbisik, "Kenapa Oliv belum ada tanda-tanda, ya?"Malvin segera menepuk-nepuk punggung istrinya sambil berbisik, "Jangan keras-keras, nanti Oliv dengar dan jadi sedih. Dia yang paling tertekan soal ini. Urusan punya anak itu ‘kan masalah takdir, kalau belum waktunya, ya mau gimana lagi.""Terakhir kali Mama memanggil seorang master untuk melihat n
Nenek Sarah berjalan sambil tertawa bersama Russel. “Russel, Nenek sudah lama banget nggak liat kamu, kangen banget deh sama Russel,” ujarnya.Russel juga sangat senang bertemu Nenek Sarah. Meski Nenek Sarah bukan nenek kandungnya, tapi ibunya bilang bahwa Nenek Sarah adalah nenek dari sepupunya yang belum lahir, jadi bisa dibilang Nenek Sarah adalah nenek Russel juga.“Nenek, aku juga kangen banget sama Nenek, kangen berat!” kata Russel dengan manisnya.Russel sangat pandai berbicara. Terlebih kepada orang yang dia suka. Russel bisa sekali membuat orang dewasa di sekitarnya senang mendengar ocehannya. Akan tetapi, jika dihadapan orang yang tak terlalu dikenalnya, seperti Ricky, Russel akan jadi lebih blak-blakan.“Nenek denger kamu mau datang, jadi Nenek sudah suruh om di dapur bikin banyak makanan enak buat kamu. Nanti Russel makan yang banyak, ya. Biar cepet gede dan bisa sekolah,” ujar Nenek Sarah sambil menggendong Russel. Mereka berjalan cepat. Nenek Sarah sama sekali tidak ter
Pak Samuel, ini bukan soal utang uang dan nggak punya uang untuk bayar utang. Kalau begitu, apa karena utang perasaan? Saya lihat Pak Samuel baik banget sama perempuan itu. Sudah ditendang pun Pak Samuel nggak marah.”Samuel juga tidak berusaha menutupi perasaannya terhadap Rubah. “Tebakanmu benar sekali. Aku ingin jadikan dia sebagai ibu bos kalian. Tapi sayangnya aku belum berhasil. Aku sudah kenal dia selama tiga mau empat bulan. Aku bahkan nggak tahu namanya, juga nggak bisa dapatkan nomor teleponnya.”“Nggak mungkin. Pak Samuel bukan hanya bos kami. Pak Samuel juga tuan muda keempat dari keluarga Adhitama. Di luar sana, ada begitu banyak perempuan yang rela melakukan apa saja demi bisa menikah dan menjadi menantu keluarga Adhitama. Bagaimana mungkin dia nggak suka Pak Samuel? Setelah kenal begitu lama, dia bahkan nggak beritahu namanya. Kecuali dia bukan perempuan normal, atau dia sudah menikah. Pak Samuel, jangan-jangan dia suka sama perempuan? Lesbian gitu?”Samuel langsung meme
Sebenarnya berapa banyak utang Samuel kepada perempuan berbaju merah itu? Perempuan itu tampak tidak senang. Apakah karena dia gagal menagih utangnya?Rubah masuk ke dalam lift. Samuel ingin mengikutinya, tapi Rubah menendangnya keluar dari lift. Sekretaris Samuel menyaksikan bosnya ditendang keluar dari lift hingga mundur ke belakang lalu jatuh dan duduk di lantai. Samuel terlihat kasihan, tapi juga terlihat lucu.Si sekretaris diam-diam tertawa, lalu cepat-cepat berhenti tertawa. Takut ketahuan oleh bosnya. Bisa-bisa dia dipecat.Setelah pintu lift tertutup, Samuel baru berdiri. Dia mengusap perutnya sambil bergumam, “Tendangannya benar-benar kuat. Sakit juga ternyata.”Lift sudah turun ke bawah. Meskipun Samuel ingin mengejar tetap saja tidak bisa. Apa daya, dia hanya bisa kembali ke ruangannya. Tiba-tiba, Samuel teringat dengan pesan neneknya. Semoga Samuel tidak menyesal di kemudian hari.Apakah karena neneknya tahu kalau Rubah tidak mudah untuk ditaklukkan? Ada kemungkinan Samuel
“Samuel, Pak Samuel, coba kamu katakan apa yang harus aku lakukan agar kamu mau kembalikan barangku? Jangan bilang kamu nggak ingat taruh di mana. Itu hanya alasanmu saja. Aku sama sekali nggak percaya.”Samuel pura-pura bodoh. “Apa pun yang kamu lakukan juga nggak ada gunanya. Aku benar-benar nggak ingat. Terserah kamu percaya atau nggak. Nggak ingat ya nggak ingat. Kalau kamu benar-benar mau cari kakak iparku, cari saja. Kakak iparku memang ramah dan mudah didekati. Dia juga suka berteman. Dia paling suka berteman sama orang seperti kamu. Oh ya, kakak iparku juga menguasai ilmu bela diri. Kalau kamu sempat, kamu bisa coba lawan dia.”“Tapi kakak iparku sedang hamil. Lebih baik tunggu sampai keponakanku lahir saja baru kamu coba lawan dia. Sekalipun kamu minta dia datang dan minta barang denganku, percuma saja. Paling-paling kakak iparku merasa kesal. Nanti kakakku yang pukul aku.”Samuel bersikap seperti orang tidak tahu malu. Sikapnya membuat Rubah marah bukan main, tapi tidak bisa
Rubah duduk tegak, lalu mengambil gelas berisi air hangat. Dia minum beberapa teguk, lalu pura-pura hendak menyiram Samuel dengan air. Samuel hanya menatapnya sambil tersenyum. Akhirnya, Rubah meletakkan gelasnya.“Nggak usah sanjung-sanjung aku begitu. Aku hanya ingin tanya. Kapan kamu akan kembalikan barangku?”Samuel duduk di seberang Rubah dan tetap memberikan jawaban yang sama. “Aku benar-benar nggak ingat taruh di mana. Sekarang nggak ketemu. Tunggu ketemu, aku akan kembalikan ke kamu. Aku antar sendiri. Kamu kasih saja aku alamat dan nomor teleponmu. Gimana kalau aku ganti yang baru? Kamu bilang saja di mana kamu beli barang itu.”“Kalau bukan punyaku, biar barang baru aku juga nggak mau. Samuel, sudah kubilang. Caramu minta nomor telepon ini terlalu buruk. Sama saja seperti jadi pencuri. Nggak, seperti perampok. Kamu sedang merampok.”Samuel tersenyum tipis. “Rubah, kamu sepertinya sudah lupa gimana aku bisa ambil barang itu dari kamu. Kalau kamu nggak bersikap sopan padaku leb
Samuel membuka pintu dan mempersilahkan Rubah masuk. Semua orang melihat gadis berbaju merah itu berjalan dengan arogan. Sedangkan Samuel tetap memasang wajah tersenyum. Samuel benar-benar seorang pria berkelas, juga memiliki temperamen yang sangat baik.Di antara saudara-saudaranya, Samuel memang memiliki temperamen yang lebih baik. Akan tetapi, dia tetap bersikap serius dan tegas di perusahaan, sehingga meninggalkan kesan-kesan kepada karyawannya kalau dia sosok yang serius dan tegas. Semua orang sering bilang kalau Samuel sangat mirip dengan kakak sepupunya, Stefan. Meskipun mereka belum pernah bertemu Stefan secara langsung, mereka sering mendengar kalau Stefan adalah orang yang dingin, tegas dan serius.Barusan mereka dengar Samuel bilang kalau gadis baju merah itu datang untuk menagih utang. Bahkan seorang bos seperti Samuel tetap harus tersenyum saat berhadapan dengan penagih utang. Mereka jadi penasaran berapa besar utang Samuel pada gadis itu.Setelah pintu kantor Samuel ditu
Samuel Group adalah perusahaan yang didirikan oleh Samuel sendiri, tanpa ada hubungan dengan Adhitama Group. Bahkan, tidak ada interaksi bisnis di antara keduanya, terutama karena industri yang digeluti perusahaan ini sama sekali tidak ada hubungannya.Baru saja selesai rapat dan kembali ke kantornya, Samuel mendengar suara familier yang disertai nada marah begitu dia tiba di depan pintu kantornya. "Samuel!" Rubah itu datang. Samuel menoleh ke arah suara tersebut dan melihat si Rubah yang masih mengenakan gaun merah. Meskipun model pakaiannya berbeda, warnanya tetap merah. Di malam hari, melihatnya dengan pakaian merah menyala membuatnya tampak sangat mempesona. Di siang hari, dia bahkan terlihat lebih luar biasa. Kecantikannya begitu mencolok dan penuh percaya diri. Namun, satu-satunya masalah adalah temperamennya yang tidak begitu baik. Meskipun begitu, kepribadiannya yang seperti itu membuat Samuel menyukainya. "Pak Samuel, perempuan ini bersikeras ingin menemui Anda. Kami suda
“Nenek, kami akan makan siang dulu, lalu istirahat sebentar, setelah itu kembali ke kota. Setelah menjemput Russel, kami akan pergi ke rumah tanteku untuk makan malam,” kata Olivia. Nenek mengangguk. “Baiklah, aku akan bersiap-siap. Aku akan ikut kalian ke sana. Jarang sekali para orang tua itu datang ke Mambera. Aku harus menunjukkan keramahan sebagai tuan rumah. Setelah itu, aku akan tinggal di rumah kalian selama beberapa hari. Sebelum aku datang tadi, apa yang kalian bicarakan?” Nenek tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan, membuat ketiganya terdiam sejenak. Dewi pun menjawab,“Setelah liburan musim dingin, Russel akan pergi ke rumah keluarga Junaidi untuk bermain. Olivia dan Stefan lagi sibuk kerja, jadi aku akan ikut ke sana untuk menjaga Russel, agar mereka bisa bekerja dengan tenang. Kami akan berusaha menyelesaikan pekerjaan lebih cepat supaya bisa libur lebih awal.” “Ma, apakah Mama ingin ikut juga?” “Tentu saja! Aku sangat merindukan cicit perempuanku. Nanti aku akan p
Nenek tertawa dan berkata, “Inilah Yuna yang aku kenal. Kalau memang sesuatu itu milik kita sendiri, maka ambil aja Kembali. Perlu alasan apa lagi?” “Meski kematian nenekmu dan keluarganya nggak ada banyak bukti dari Kakek Setya, dia adalah saksi hidup dari kejadian itu. Apa yang dia katakan juga bisa menjadi bukti. Kalau nenekmu nggak dibunuh, mengapa dia harus dikejar dan dibunuh?” “Orang yang menyelamatkan Kakek Setya adalah Dokter Panca dan teman-temannya. Meski mereka telah pensiun dari dunia persilatan selama puluhan tahun, cerita tentang mereka masih beredar di kalangan masyarakat.""Ditambah lagi dengan reputasi Dokter Dharma, mereka kembali menjadi perhatian publik, membawa kenangan orang-orang terhadap masa lalu mereka.” “Dengan kesaksian mereka kalau Kakek Setya memang dikejar dan terluka parah, setiap kata yang dikatakan Kakek Setya akan dipercaya oleh banyak orang.” “Sekarang, yang terpenting adalah Kakek Setya menjaga kesehatannya. Kalau dia bisa menemani kalian untuk
Olivia menjawab, "Baik, nanti biar Papa dan Mama yang menjaga Russel. Kami akan kembali lebih awal untuk urus pekerjaan. Menjelang Tahun Baru, kami akan kembali menjemput kalian."Para orang tua dari kedua keluarga sudah pensiun dan tidak banyak kesibukan. Jika mereka berkumpul, bahkan hanya untuk bermain kartu, pasti akan terasa ramai. Yose juga pasti akan menyetujuinya.Dewi tertawa senang, lalu pergi ke dapur untuk meminta koki menyiapkan beberapa hidangan favorit Olivia, sambil tetap memperhatikan selera makan putranya juga.Ketika keluar dari dapur, Nenek sudah kembali. Mendengar bahwa cucu pertama dan istrinya datang berkunjung mencarinya, Nenek pun meninggalkan sekumpulan teman lamanya dan kembali ke vila.“Nenek.”Olivia menyapa dengan manis.Senyum Nenek sangat ramah dan penuh kasih sayang. Setelah saling menyapa dengan hangat, Nenek menarik Olivia untuk duduk bersamanya di sofa.Dewi secara pribadi mempersiapkan buah-buahan, camilan, dan berbagai makanan ringan untuk menantu