Stefan mendaratkan kecupan di pipi Olivia dan berkata dengan lembut, “Sayang, jangan khawatir. Suamimu ini akan mencintaimu selamanya. Kamu sudah seharian menjaga Russel, istirahatlah.”Memikirkan bahwa Stefan akan sangat sibuk setelah ini, dia memutuskan untuk menemani lelaki itu istirahat. Olivia tertidur selama setengah jam dan setelah itu Stefan sudah harus bangun untuk bekerja. Karena ada sosok istri yang menemani, perasaan Stefan menjadi bahagia dan kerjaannya menjadi sangat semangat.Dibandingkan dengan kesunyian di ruang direktur, ruangan wakil direktur tampak kedatangan Ricky. Lelaki itu ikut dengan Stefan kembali ke kantor pusat karena sudah lama tidak datang untuk melihat-lihat. Bisa-bisa semua orang lupa kalau dia tuan muda Adhitama yang ketiga.“Ricky, kamu sudah duduk di sini selama satu jam. Kamu ada urusan atau nggak? Langsung bilang saja. Di antara saudara nggak ada yang nggak bisa dibicarakan.”Calvin melirik jam dan setelah itu menatap adik sepupunya lagi. Sesaat ya
“Memang merupakan pencapaian besar, tetapi aku sulit menyesuaikannya,” ungkap Ricky.“Kamu bayangkan dia seorang perempuan cantik saja.”“Dia memang perempuan cantik,” sahut Ricky.“Kalau begitu lebih bagus! Dia perempuan cantik dengan latar belakang yang sama dengan keluarga kita. Dia sangat serasi dengan kamu! Jadi kamu harus memanfaatkan waktu dengan baik. Bagaimana kalau lelaki lain tahu kalau ternyata Rika adalah perempuan cantik dan langsung merebutnya dari kamu? Kamu akan menyesal!”“Percaya dengan pilihan Nenek. Nenek selalu ingin yang terbaik buat kita.”“Aku bukannya nggak percaya dengan Nenek. Aku bingung bagaimana cara memulainya. Kalian semua mudah, tinggal kasih bunga dan hadiah saja. Sedangkan aku? Sekarang Rika menyamar jadi lelaki. Begitu aku kasih bunga, besok aku langsung masuk berita utama.” Pintu ruangan diketuk dari luar. Calvin menebak bahwa yang datang pasti calon istrinya. Rosalina tidak pernah mengakui dirinya calon istri lelaki itu, tetapi Calvin mengumbarn
“Rosalina, dia adikku, Ricky. Di antara saudara yang lain dia ada di urutan ketiga,” ujar Calvin memperkenalkan.Rosalina tersenyum lagi pada Calvin dan berkata, “Halo, Pak Ricky.”“Panggil aku Ricky saja.”Rosalina hanya tersenyum kecil. Dia memutar tubuhnya dan mengangkat bunga serta makanan di hadapan Calvin sambil berkata, “Calvin, ini bunga yang kamu minta. Katanya kamu belum makan siang, jadi aku sekalian beli makanan ringan untuk dijadikan camilan sore.”Dalam hati Ricky berbisik apakah kakaknya ini memang tidak selera makan atau hanya mencari alasan? Mendadak sebuah ide melintas di kepala lelaki itu. Dia tahu bagaimana cara mendekati Rika. Kalau tidak ada alasan, maka dia harus mencari alasan. Jika tidak ada kesempatan maka tinggal buat kesempatan saja.Calvin menerima barang pemberian Rosalina dan meletakkannya di atas meja. Setelah itu dia berkata, “Kamu jauh-jauh antar ke sini juga pasti sangat lelah. Temani aku makan dulu, setelah itu aku antar pulang.”“Aku nggak lapar. Ng
Jordan yang mengetahui faktanya langsung terpukul. Dia memikirkan untuk menjadi pegawai negeri di masa yang akan datang. Namun ternyata orang tua dan kakak keduanya melakukan tindakan kriminal yang membuat karirnya pupus.Yang membuatnya paling sulit menerima adalah, orang tua kandungnya membunuh ayah kandung dari kakaknya. Dia dan Rosalina merupakan saudara satu ibu beda ayah. Akan tetapi, apa sikap ibunya pada Rosalina?Setelah mengetahui fakta yang terjadi, Jordan baru mengerti kenapa sikap orang tuanya begitu dingin pada Rosalina. Ternyata karena kematian dari pamannya.Jordan merasa sifat Rosalina untuk balas dendam atas kematian ayahnya cukup masuk akal dan tepat. Siapa yang suruh kedua orang tuanya melakukan kesalahan?Namun bagaimana pun juga, mereka adalah orang tua kandungnya. Dia juga sulit menerima kenyataan bahwa kakak yang begitu dia hormati justru bersikap seperti itu pada orang tuanya. Semenjak mengetahui kebenaran yang terjadi, Jordan menghindari Rosalina dan memilih u
“Saya akan menjadi pendamping pernikahan Bapak ketika Bapak menikah dengan Rosalina,” ujar Doni sambil membukakan pintu untuk Rosalina. Doni sudah terlalu malas dan kesal untuk berdebat dengan orang seperti Calvin. Jadi, dia lebih memilih untuk masuk ke dalam mobil bersama dengan Rosalina. Dia pun melajukan mobilnya dengan cepat membawa serta Rosalina pergi meninggalkan Adhitama Group. Calvin terus berdiri diam di depan pintu masuk Adhitama Group sambil terus menatap ke arah mobil Doni sampai mobil itu benar-benar hilang dari pandangannya.Penjaga keamanan perusahaan juga menatap ke arah Calvin dengan wajah heran.“Dia adalah calon kakak iparku.” Calvin bisa mengerti apa yang para penjaga keamanan pikirkan saat ini. Oleh karena itu, dia mengatakan hal itu dengan santai agar tidak muncul rumor tentang tunangannya yang dibawa kabur oleh laki-laki lain. Walaupun Rosalina dan Doni bukanlah saudara kandung, mereka berdua sangat dekat bagaikan kakak dan adik. Rosalina memperlakukan Doni
“Aku mau coba, dong,” ujar Ricky lalu mengulurkan tangannya hendak mengambil camilan yang berada di dalam kotak.Namun, Calvin buru-buru menepis tangan Ricky sebelum laki-laki itu sempat mengambil makanan itu. “Ini kan makanan yang dikasih sama tunanganku. Ini adalah bentuk hati dan cintanya buat aku. Jadi, aku sendiri yang harus menghabiskannya. Kamu pergi saja tuh ketemu sama Rika kalau kamu mau dapat makanan gratis,” ujar Calvin ketus. Ricky langsung membelalakkan matanya seraya berkata, “Kak, kamu tuh pelit banget, sih. Kamu lihat dong tuh Kak Stefan. Dia selalu nyuruh Kak Olivia buat bungkusin sarapan buat kamu biar kamu bisa sarapan di kantor. Itulah yang namanya cinta di antara saudara.”Calvin terus memakan makanan ringannya seraya berkata, “Stefan kan kakak tertua, sedangkan aku cuma kakak kedua. Jadi, wajar saja kalau hatiku nggak sebesar Kak Stefan.”Ricky langsung berdiri dengan wajah pura-pura marah seraya berkata, “Dasar pelit! Kamu pirkir, aku mau makan makananmu itu?
Seaview VilaRosalina dan Doni selalu datang ke Seaview Vila setiap kali ada hal yang perlu mereka bicarakan. Orang-orang di sana juga merupakan orang-orang yang dipilih oleh Doni untuk mewakili Rosalina. Walaupun sekarang pemimpin keluarga Siahaan adalah Rosalina, pengurus rumah dan asisten rumah tangga yang bertugas di kediaman keluarga Siahaan adalah orang-orang yang dipilih dan diperkerjakan oleh Sinta selama bertahun-tahun. Jadi, pastinya mereka lebih condong memihak ke arah Sinta daripada Rosalina. Rosalina sebenarnya ingin mengganti mereka semua dengan orang-orang baru. Namun, dia akan semakin merasa tidak aman kalau ada harus memperkerjakan orang-orang baru yang belum dikenalnya sama sekali dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya saat ini. Sekarang mungkin orang-orang itu bersikap penuh hormat kepadanya. Namun, sebenarnya mereka lebih menginginkan adik laki-laki Sinta yang menjadi pemimpin di keluarga Siahaan, terlebih lagi si pengurus rumah. Dia beranggapan kalau tugasny
“Tapi dia percaya sama kamu. Makanya, dia membiarkanku duduk di dalam satu mobil sama kamu,” balas Rosalina. Namun, Doni tersentak ketika melihat siapa nama penelepon yang tertulis di dalam ponsel Rosalina. Orang yang menelepon itu bukanlah Calvin, melainkan Tante Rida yang merupakan bibi ketiga Rosalina yang tinggal jauh dari kota ini dan jarang sekali kembali ke rumah keluarga Siahaan. “Tante,” ujar Rosalina dengan raut wajah bahagia. Doni bisa melihat dengan jelas betapa bahagianya Rosalina ketika mendengar tante kesayangannya itu menghubunginya. Mereka berdua memang memiliki hubungan yang sangat dekat satu sama lain. Nyawa Rosalina bisa selamat karena bantuan dari Tante Rida. Bahkan Tante Ridalah yang terus berusaha mencari dokter-dokter terbaik untuk menyembuhkan kebutaan Rosalina dalam 10 tahun terakhir. Dia juga sering membawa Rosalina berobat ke pengobatan alternatif dengan penuh kasih sayang. “Rosalina, kamu di mana? Tante ke toko bungamu, tapi kamu nggak ada. Tante juga
Samuel membuka pintu dan mempersilahkan Rubah masuk. Semua orang melihat gadis berbaju merah itu berjalan dengan arogan. Sedangkan Samuel tetap memasang wajah tersenyum. Samuel benar-benar seorang pria berkelas, juga memiliki temperamen yang sangat baik.Di antara saudara-saudaranya, Samuel memang memiliki temperamen yang lebih baik. Akan tetapi, dia tetap bersikap serius dan tegas di perusahaan, sehingga meninggalkan kesan-kesan kepada karyawannya kalau dia sosok yang serius dan tegas. Semua orang sering bilang kalau Samuel sangat mirip dengan kakak sepupunya, Stefan. Meskipun mereka belum pernah bertemu Stefan secara langsung, mereka sering mendengar kalau Stefan adalah orang yang dingin, tegas dan serius.Barusan mereka dengar Samuel bilang kalau gadis baju merah itu datang untuk menagih utang. Bahkan seorang bos seperti Samuel tetap harus tersenyum saat berhadapan dengan penagih utang. Mereka jadi penasaran berapa besar utang Samuel pada gadis itu.Setelah pintu kantor Samuel ditu
Samuel Group adalah perusahaan yang didirikan oleh Samuel sendiri, tanpa ada hubungan dengan Adhitama Group. Bahkan, tidak ada interaksi bisnis di antara keduanya, terutama karena industri yang digeluti perusahaan ini sama sekali tidak ada hubungannya.Baru saja selesai rapat dan kembali ke kantornya, Samuel mendengar suara familier yang disertai nada marah begitu dia tiba di depan pintu kantornya. "Samuel!" Rubah itu datang. Samuel menoleh ke arah suara tersebut dan melihat si Rubah yang masih mengenakan gaun merah. Meskipun model pakaiannya berbeda, warnanya tetap merah. Di malam hari, melihatnya dengan pakaian merah menyala membuatnya tampak sangat mempesona. Di siang hari, dia bahkan terlihat lebih luar biasa. Kecantikannya begitu mencolok dan penuh percaya diri. Namun, satu-satunya masalah adalah temperamennya yang tidak begitu baik. Meskipun begitu, kepribadiannya yang seperti itu membuat Samuel menyukainya. "Pak Samuel, perempuan ini bersikeras ingin menemui Anda. Kami suda
“Nenek, kami akan makan siang dulu, lalu istirahat sebentar, setelah itu kembali ke kota. Setelah menjemput Russel, kami akan pergi ke rumah tanteku untuk makan malam,” kata Olivia. Nenek mengangguk. “Baiklah, aku akan bersiap-siap. Aku akan ikut kalian ke sana. Jarang sekali para orang tua itu datang ke Mambera. Aku harus menunjukkan keramahan sebagai tuan rumah. Setelah itu, aku akan tinggal di rumah kalian selama beberapa hari. Sebelum aku datang tadi, apa yang kalian bicarakan?” Nenek tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan, membuat ketiganya terdiam sejenak. Dewi pun menjawab,“Setelah liburan musim dingin, Russel akan pergi ke rumah keluarga Junaidi untuk bermain. Olivia dan Stefan lagi sibuk kerja, jadi aku akan ikut ke sana untuk menjaga Russel, agar mereka bisa bekerja dengan tenang. Kami akan berusaha menyelesaikan pekerjaan lebih cepat supaya bisa libur lebih awal.” “Ma, apakah Mama ingin ikut juga?” “Tentu saja! Aku sangat merindukan cicit perempuanku. Nanti aku akan p
Nenek tertawa dan berkata, “Inilah Yuna yang aku kenal. Kalau memang sesuatu itu milik kita sendiri, maka ambil aja Kembali. Perlu alasan apa lagi?” “Meski kematian nenekmu dan keluarganya nggak ada banyak bukti dari Kakek Setya, dia adalah saksi hidup dari kejadian itu. Apa yang dia katakan juga bisa menjadi bukti. Kalau nenekmu nggak dibunuh, mengapa dia harus dikejar dan dibunuh?” “Orang yang menyelamatkan Kakek Setya adalah Dokter Panca dan teman-temannya. Meski mereka telah pensiun dari dunia persilatan selama puluhan tahun, cerita tentang mereka masih beredar di kalangan masyarakat.""Ditambah lagi dengan reputasi Dokter Dharma, mereka kembali menjadi perhatian publik, membawa kenangan orang-orang terhadap masa lalu mereka.” “Dengan kesaksian mereka kalau Kakek Setya memang dikejar dan terluka parah, setiap kata yang dikatakan Kakek Setya akan dipercaya oleh banyak orang.” “Sekarang, yang terpenting adalah Kakek Setya menjaga kesehatannya. Kalau dia bisa menemani kalian untuk
Olivia menjawab, "Baik, nanti biar Papa dan Mama yang menjaga Russel. Kami akan kembali lebih awal untuk urus pekerjaan. Menjelang Tahun Baru, kami akan kembali menjemput kalian."Para orang tua dari kedua keluarga sudah pensiun dan tidak banyak kesibukan. Jika mereka berkumpul, bahkan hanya untuk bermain kartu, pasti akan terasa ramai. Yose juga pasti akan menyetujuinya.Dewi tertawa senang, lalu pergi ke dapur untuk meminta koki menyiapkan beberapa hidangan favorit Olivia, sambil tetap memperhatikan selera makan putranya juga.Ketika keluar dari dapur, Nenek sudah kembali. Mendengar bahwa cucu pertama dan istrinya datang berkunjung mencarinya, Nenek pun meninggalkan sekumpulan teman lamanya dan kembali ke vila.“Nenek.”Olivia menyapa dengan manis.Senyum Nenek sangat ramah dan penuh kasih sayang. Setelah saling menyapa dengan hangat, Nenek menarik Olivia untuk duduk bersamanya di sofa.Dewi secara pribadi mempersiapkan buah-buahan, camilan, dan berbagai makanan ringan untuk menantu
Meskipun di rumah ada asisten rumah tangga, seorang ibu tetap harus berbagi perhatian untuk merawat anaknya. Mengurus anak sering kali membuat istri kurang memperhatikan suaminya. Jika ingin menikmati waktu berdua seperti sekarang, kesempatan itu tidak akan banyak lagi. Dewi, sebagai seorang yang berpengalaman, sangat memahami hal ini.“Baik, kalau libur musim dingin, aku bawa Russel untuk tinggal dua hari di sini.” Olivia tidak tega mengecewakan kebahagiaan ibu mertuanya, sehingga dia memutuskan untuk mengantar Russel ke sini selama dua hari. Setelah itu, mereka akan membawa bocah itu ke Kota Aldimo untuk bermain selama seminggu, sebelum pulang mempersiapkan Tahun Baru. “Hanya tinggal dua hari? Apa Russel akan pergi ke Cianter?” Dewi bertanya dengan penuh perhatian, “Cianter itu sangat dingin, sering turun salju. Apa Russel bisa tahan di sana? Kalau hanya tinggal satu atau dua hari, dia mungkin akan merasa senang. Tapi kalau setiap hari di sana, dia bisa masuk angin. Kita ini ngga
Stefan tetap rutin berolahraga setiap hari, menjaga pola makan seperti sebelum menikah. Berat badannya pun hampir tidak pernah berubah, selalu stabil di angka yang sama. "Vitamin milik menantumu memang ada aku makan sedikit, tapi itu karena Olivia nggak bisa menghabiskannya, jadi dia memintaku membantunya makan. Baru setelah itu aku makan." Stefan ingin menegaskan bahwa dia tidak akan pernah memakan suplemen milik istrinya. Namun,mengingat dia hampir setiap hari membantu istrinya menghabiskan makanan tersebut, dia tidak bisa berkata tidak. Yang lebih dia khawatirkan adalah bentuk tubuhnya. Dengan cemas dia bertanya kepada istrinya, "Olivia, lihat aku, apa aku gemuk? Apa aku punya perut buncit?" Dia bahkan mencubit perutnya sendiri untuk memastikan. Melihat reaksi suaminya, Olivia tertawa hingga memegang perutnya. Suaminya benar-benar lucu, ternyata dia sangat peduli dengan penampilannya yang tampan. "Sayang, kamu nggak gemuk dan nggak buncit. Bentuk tubuhmu masih sangat bagus, te
Dewi melanjutkan, "Keluarga ini memang selalu didominasi laki-laki, sudah beberapa generasi nggak ada anak perempuan. Kalau bisa punya seorang anak perempuan, tentu saja semua orang akan memanjakannya.""Aku hanya ingin dia bisa hidup tanpa beban, melakukan apa pun yang dia inginkan dan nggak perlu memikul tanggung jawab besar keluarga." "Masih banyak saudara laki-laki yang bisa membantunya memikul tanggung jawab dan melindunginya, memastikan badai sehebat apa pun nggak akan mengenainya," tambahnya. Olivia berpikir sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Mama benar juga, tugas berat seperti menjadi penerus keluarga memang lebih baik diberikan kepada anak laki-laki." Mengetahui pandangan keluarga suaminya sudah cukup bagi Olivia. Dia pun tidak ingin jika suatu saat anak perempuannya harus memikul tanggung jawab besar keluarga. Namun, dia berpikir sambil tertawa kecil, "Kalau pun aku benar-benar bisa melahirkan anak perempuan, aku rasa itu mungkin terjadi di kehamilan kedua atau bahkan
"Nggak ada, sangat baik." Keluarga suaminya menunjukkan tingkat perhatian yang berlebihan terhadapnya, tetapi itu juga menandakan betapa mereka peduli padanya dan tentu saja pada bayi kecil yang ada di dalam perutnya. "Bagus kalau begitu. Mama sekarang paling takut mendengar kabar bahwa kamu mengalami sesuatu." Dewi akhirnya merasa lega, lalu berkata, "Ada seorang teman Mama, menantunya juga lagi hamil lima bulan. Tapi dua hari yang lalu, bayinya nggak berkembang lagi. Dia menangis sampai seperti kehilangan akal. Bayinya laki-laki dan sudah terbentuk, tapi entah bagaimana kejadiannya, tiba-tiba janinnya nggak berkembang." "Ah, Cih! Olivia sehat, dan bayi kita juga sangat sehat." Kekhawatiran Dewi terhadap Olivia memang dipicu oleh kejadian yang menimpa menantu temannya itu. "Hamil lima bulan masih bisa mengalami janin nggak berkembang?" Dewi menggandeng tangan menantunya dengan hangat. Keduanya masuk ke dalam rumah dengan akrab layaknya ibu dan anak kandung. Sedangkan Stefan? Di