Setelah mengantar Amelia ke pintu, Junia bertanya dengan rasa ingin tahu, “Oliv, bagaimana kamu bisa mengenal Amelia Sanjaya? Dia bahkan berinisiatif untuk mendatangimu.”Olivia memberi tahu Junia tentang bagaimana Amelia menghentikan motornya dan bagaimana dia mengantar wanita itu ke kantor Adhitama Group.Junia, “Ternyata bisa ya begitu.”Harus diakui, Amelia benar-benar gigih dalam mengejar tuan muda keluarga Adhitama. Keberanian dan semangatnya patut diacungi jempol.“Menurutku Amelia nggak seperti yang dibilang orang-orang. Dia memang angkuh, tapi dengan latar belakang keluarganya itu, dia memiliki hak untuk angkuh. Sebenarnya, cara pandangnya dalam berbagai hal sangatlah bagus. Dia padahal sangat menyukai tuan muda keluarga Adhitama, tapi dia bisa bilang kalau pria itu punya pacar, dia nggak akan mengejar pria itu lagi.”Keangkuhan yang dimilikinya itulah yang tidak memungkinkannya untuk terlibat dalam urusan cinta orang lain.Junia setuju dan berkata, “Bagus sekali kalau dia bis
Junia mengerutkan bibirnya, “Dia memang agak buruk. Aku takut nanti anak yang aku lahirkan akan jelek kalau menikah dengan pria jelek. Kamu gitu yang enak, suami istri sama-sama cantik dan ganteng. Anak kalian nanti pasti akan cantik dan ganteng juga.”Dia lebih memilih menikah dengan pekerja kantoran yang mau berusaha dalam hidup. Tidak apa-apa kalau Stefan tidak berasal dari latar belakang keluarga yang kaya. Pria itu bisa masuk ke Adhitama Group dan menjadi salah satu pemimpin dengan kemampuannya sendiri.Orang-orang yang bisa bekerja di kantor pusat Adhitama Group adalah yang terbaik dari yang terbaik.Olivia, “Kamu jangan kebanyakan baca novel, deh. Aku merasa kamu terlalu banyak baca novel, makanya berharap dirimu seperti tokoh utama dalam novel. Kamu ingin bertemu dengan CEO yang muda, tampan dan kaya, yang hanya menyukai tokoh utama wanitanya, setia dan memanjakan istri. Junia, itu hanya di novel. Mana ada CEO semuda itu di dunia nyata?”“Presdir Adhitama Group memang muda, tap
Olivia baru menutup toko di jam sebelas malam. Dia pulang naik motor listriknya.“Olivia, hati-hati di jalan,” pesan istri pemilik toko sebelah dengan ramah padanya.Olivia tersenyum, “Aku akan berhati-hati.”Istri pemilik toko itu memandang Olivia yang sudah pergi jauh dan berkata, “Anak yang kuat. Hidupnya kasihan. Bisa-bisanya punya keluarga tukang peras seperti itu. Untung saja, dia bisa tangguh dan nggak membiarkan orang-orang itu memanipulasinya.”“Tunggu dan lihat saja. Olivia adalah wanita yang sangat beruntung. Keberuntungannya masih belum datang. Dia juga punya nasib untuk menjadi orang kaya. Nasib yang harus bersusah-susah dahulu, baru bisa hidup enak. Orang-orang yang menindasnya nggak akan bisa menjilatnya lagi di masa depan.”Istri pemilik toko itu menoleh ke suaminya dan berkata dengan wajah cemberut, “Kamu pandai sekali menilai orang dan meramal. Kenapa kamu nggak buka kios peramal di bawah jembatan? Coba kamu ramal istrimu ini, kapan aku bisa punya banyak uang?”“Cepat
“Sebenarnya sudah selesai, tapi Amelia Sanjaya tiba-tiba datang menemuiku hari ini. Dia sangat menyukainya, jadi aku memberikannya untuk wanita itu dulu. Aku pikir, lagi pula kita hidup bersama. Aku bisa membuatkannya untukmu lagi.”Raut wajah Stefan berubah muram, dan pria itu menatap Olivia dengan tatapan tajam.Olivia, “Pak Stefan, apa kamu marah?”Ekspresi Stefan sangat dingin, suaranya juga dingin, “Kamu memberikan barangku ke orang lain tanpa persetujuanku. Masa aku nggak marah?”Diberikan untuk Amelia pula!Amelia sedang mengejar suaminya. Apa wanita ini tahu itu? Olivia benar-benar memberikan kucing keberuntungan yang seharusnya dia berikan kepada Stefan kepada saingannya sendiri.Sungguh murah hati!Olivia berhenti melihat ponselnya, berjalan menghampiri Stefan sambil memegang mangkuk mie-nya, duduk di sebelah pria itu dan berkata dengan nada membujuk, “Pak Stefan, maaf. Aku salah. Aku akan menggantikannya untukmu besok. Kamu marah, ya?”Stefan memelototinya dengan cemberut. B
Stefan melirik mie yang ada di mangkuknya. Saat ini dia kesal setengah mati, tetapi perempuan itu justru makan dengan nikmat. Stefan sedang marah dan Olivia masih bisa duduk di sampingnya makan mie. Perempuan ini benar-benar kejam sekali!Intinya adalah hubungan suami istri mereka berdua berbeda dengan pasangan lainnya. Mereka tidak didasari oleh perasaan dan hanya sebagai teman hidup dalam melewati hari.Stefan menahan rasa kesalnya dan bertanya, “Bukannya Amelia itu berasal dari Sanjaya Group? Kenapa dia bisa mencarimu? Gimana caranya kalian bisa kenal?”Meski Stefan sudah mengetahui alasannya, dia masih tetap menanyakannya pada Olivia karena dia tahu alasannya dari Amelia langsung. Stefan tidak pernah menyebut nama Amelia di hadapan Olivia.Perempuan itu langsung menceritakan seluruh perkenalannya dengan Amelia dengan Stefan. Dan hasilnya sama persis dengan apa yang diceritakan oleh Amelia.“Dia mencariku dan bilang kalau dia sangat tergila-gila dan cinta mati sama Tuan Adhitama. Di
Selain itu usianya baru menginjak 30 tahun. Kenapa bilangnya dia sudah tua? Olivia tidak hanya sekali saja mengatakan dia lelaki tua! Kalau bukan karena pertahanannya kuat, Stefan dari awal pasti sudah marah besar.“Bos kamu nggak tua, bukan lelaki tua!” ujar Stefan sambil menahan amarahnya.Olivia menatap lelaki itu dan berkata, “Bukannya kamu bilang nggak pernah lihat bos kamu? Kenapa kamu tahu dia bukan lelaki tua? Kalau nggak tua memangnya dia bisa menguasai Adhitama Group? Meski aku nggak mengikuti dunia bisnis, aku tahu kalau perusahaan itu sangat besar di Mambera. Dia setara dengan perusahaan apa namanya itu di Kota Aldimo.”“Ferda Group,” sahut Stefan datar.Ferda Group yang ada di Kota Aldimo sama dengan Adhitama Group yang merupakan perusahaan besar di kota mereka masing-masing. Orang yang membantu Ferda Group adalah keluarga Junaidi yang merupakan konglomerat. Yang mengendalikannya adalah Yose yang usianya satu tahun lebih muda dari Stefan. Mereka juga mempunyai anak perus
“Aku ada sebuah saran, tapi aku tetap mendukung Amelia. Makanya aku nggak mau kasih tahu kamu sarannya.” Olivia bergegas membereskan piring bekas makanannya dan langsung bangkit menuju dapur.Stefan diam di tempat sambil menatap punggung perempuan itu yang menghilang di balik dapur. Sesaat kemudian Stefan ikut berdiri dan menghampiri Olivia. Lelaki itu bersandar di pintu dapur dan bertanya,“Kamu dan Amelia baru ketemu satu kali, kenapa kamu begitu membelanya?”“Aku memang baru pertama kali bertemu dengannya, tapi aku dan bos kamu nggak pernah ketemu sama sekali. Menurutmu aku bisa bela siapa? Aku suka dengan sifat Amelia dan aku mendukung dia, memangnya kenapa? Bos kalian pasti orang yang sombong. Tunggu saja sampai dia luluh dengan Amelia, bakalan jadi suami takut istri! Hahaha!”“Dia nggak akan bisa sombong lagi! Bukannya pemandangan seperti itu sangat menyenangkan dan seru? Wah! Aku bisa jadikan novel!”“Semua buku di toko rata-rata jalan ceritanya sangat membosankan. Kalau sampai
Kalau dia suka dengan lelaki, Reiki pasti akan langsung mengundurkan diri dan menjauh dari dirinya. Untuk saat ini dia hanya belum tertarik dengan Olivia, kalau sampai tertarik maka perempuan ini akan habis setelah jadi suami istri.Sesaat kemudian Stefan bangkit berdiri dan melenggang masuk ke kamar. Dengan kuat dia membanting pintu hingga tertutup.Brak!Suara tersebut menunjukkan betapa kesalnya Stefan sekarang.Olivia menunggu Stefan menutup pintu baru bangkit berdiri dan mengambil kertas tersebut kemudian meremasnya dan membuangnya ke tong sampah. Dia bergumam, “Untung aku berpikir panjang, kalau nggak aku pasti akan kalah.”Kejadian ini menunjukkan sebuah pelajaran pada Olivia untuk tidak mengeluarkan taruhan dengan mudah di saat belum mengetahui semua informasi dengan pasti. Sesaat kemudian Olivia sudah melupakan kejadian tersebut.Olivia bersenandung sambil mematikan lampu ruang tamu dan masuk ke kamarnya untuk berbaring sambil bermain ponsel. Setelah itu dia mandi dan tidur.K