Share

Bab 173

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-27 19:00:01
“Aku ada sebuah saran, tapi aku tetap mendukung Amelia. Makanya aku nggak mau kasih tahu kamu sarannya.” Olivia bergegas membereskan piring bekas makanannya dan langsung bangkit menuju dapur.

Stefan diam di tempat sambil menatap punggung perempuan itu yang menghilang di balik dapur. Sesaat kemudian Stefan ikut berdiri dan menghampiri Olivia. Lelaki itu bersandar di pintu dapur dan bertanya,

“Kamu dan Amelia baru ketemu satu kali, kenapa kamu begitu membelanya?”

“Aku memang baru pertama kali bertemu dengannya, tapi aku dan bos kamu nggak pernah ketemu sama sekali. Menurutmu aku bisa bela siapa? Aku suka dengan sifat Amelia dan aku mendukung dia, memangnya kenapa? Bos kalian pasti orang yang sombong. Tunggu saja sampai dia luluh dengan Amelia, bakalan jadi suami takut istri! Hahaha!”

“Dia nggak akan bisa sombong lagi! Bukannya pemandangan seperti itu sangat menyenangkan dan seru? Wah! Aku bisa jadikan novel!”

“Semua buku di toko rata-rata jalan ceritanya sangat membosankan. Kalau sampai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuqee Cheen
bbaca 3 bab ngomong tok... kapan mantap mantapnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 174

    Kalau dia suka dengan lelaki, Reiki pasti akan langsung mengundurkan diri dan menjauh dari dirinya. Untuk saat ini dia hanya belum tertarik dengan Olivia, kalau sampai tertarik maka perempuan ini akan habis setelah jadi suami istri.Sesaat kemudian Stefan bangkit berdiri dan melenggang masuk ke kamar. Dengan kuat dia membanting pintu hingga tertutup.Brak!Suara tersebut menunjukkan betapa kesalnya Stefan sekarang.Olivia menunggu Stefan menutup pintu baru bangkit berdiri dan mengambil kertas tersebut kemudian meremasnya dan membuangnya ke tong sampah. Dia bergumam, “Untung aku berpikir panjang, kalau nggak aku pasti akan kalah.”Kejadian ini menunjukkan sebuah pelajaran pada Olivia untuk tidak mengeluarkan taruhan dengan mudah di saat belum mengetahui semua informasi dengan pasti. Sesaat kemudian Olivia sudah melupakan kejadian tersebut.Olivia bersenandung sambil mematikan lampu ruang tamu dan masuk ke kamarnya untuk berbaring sambil bermain ponsel. Setelah itu dia mandi dan tidur.K

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 175

    Kedua suami istri itu turun ke bawah. Stefan lari pagi sedangkan Olivia ke pasar dengan mengendarai motor listriknya.“Beli lebih dan bawa ke toko kamu. Siangnya kamu bisa masak sendiri, jangan beli di luar.”“Iya, tahu.”“Kalau aku tahu kamu pesan makanan luar lagi, aku akan minta orang dari Mambera Hotel antarin makanan buatmu!”Olivia mendelik dan berkata, “Pemboros!”Rahang Stefan mengetat. Anak buah yang berada tidak jauh dari sana dan sedang menyamar sebagai pejalan kaki mendengar ucapan Olivia. Dia nyaris tidak bisa menahan tawanya. Olivia memutuskan bergegas pergi karena malas berbicara dengan Stefan.“Cewek nggak tahu syukur!” umpat Stefan setelah Olivia menjauh.Olivia mengelilingi pasar dan membeli cukup banyak sayur dan buah. Kulkasnya mendadak terlihat sangat penuh sekali. Setelah selesai menyimpan semua bahan ke kulkas, Stefan kembali ke rumah dan melihat catatan perempuan itu dengan sudut bibir terangkat dan tanpa berkata apa pun. Olivia mulai masak mie dengan bahan tamb

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 176

    Ternyata sandiwara ini semakin lama semakin seru. Olivia tidak tahu kalau dalam waktu selama beberapa menit saja, suaminya ini telah membantunya menyelesaikan sebuah masalah besar.Setelah Olivia selesai memasak mie, dia mengambil dua mangkuk besar untuk mereka berdua. Setelah itu dia meletakkan bawang serta cuka dan bumbu penyedap lainnya ke dalam mangkuk.“Pak Stefan, mie sudah selesai.”Olivia membawa mangkuk mie besar keluar dari arah dapur dan memanggil Stefan yang ada di balkon untuk makan sarapannya. Stefan tidak menjawab dan hanya melangkah masuk dari balkon. Melihat sarapan di meja yang tidak ada sarapan miliknya, dia masuk ke dapur dan membawa mangkuk mie miliknya.“Harus tambah cuka dan sedikit sambal. Kamu tambahin sendiri, sambalnya buatan kakakku sendiri. Dia suka sekali makan pedas,” kata Olivia. Meski mereka saudara kandung, tetapi kedua kakak beradik itu memiliki selera yang berbeda.Olivia tidak begitu menyukai pedas, sedangkan kakaknya sangat menyukai sesuatu yang pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 177

    Olivia mendorong uang yang dia berikan tadi dan berkata, “Setelah menikah aku juga nggak pernah beli kulit ayam, jadi nggak tahu kamu nggak suka. Sekarang aku sudah tahu, jadi lain kali nggak akan kasih kamu lagi. Uangnya kamu simpan saja, jangan sedikit-sedikit kasih aku uang. Kamu pikir uang kamu banyak? Kalau gitu bangun rumah saja.”“Waktu kamu lihat aku bersihin kulit ayam kenapa nggak kasih tahu saja? Mulut kamu digunain buat apa? Sayang sekali jadi terbuang.”Satu gepok uang mendarat di mangkuk kosong Olivia dan membuat perempuan itu berhenti bersungut-sungut. Setelah lelaki itu meletakkan uang ke mangkuk Olivia, dia langsung berbalik pergi agar perempuan itu tidak bisa mengembalikannya lagi.Olivia menatap uang tersebut kemudian melihat punggung lelaki yang semakin menjauh itu. Dia sudah membuka pintu dan satu kakinya sudah melangkah keluar.“Stefan, kamu anggap aku pengemis?”Balasan yang dia terima hanya suara bantingan pintu saja. Setelah pintu tertutup, Stefan tidak bisa me

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 178

    Odelina sudah menunggu adiknya di lantai bawah. Dia menggendong putranya dengan sebelah bahu yang tersampir tas bayi dan sebelahnya lagi tas ransel. Perempuan itu terlihat sedang celingukan dan tidak menyadari ada mobil baru yang tengah melaju ke arahnya. Lebih tepatnya dia tidak memperhatikan mobil tersebut karena adiknya mengendarai motor listrik.Olivia menghentikan mobilnya di depan sang kakak dan menurunkan kaca jendela sambil berser, “Kak!”Odelina terlonjak kemudian tertawa dan berkata, “Aku pikir kamu naik motor.”Dia tahu kalau adik iparnya memaksa untuk membelikan mobil bagi adiknya. Akan tetapi Olivia jarang menggunakannya dan kali ini merupakan pertama kalinya dia melihat mobil tersebut.Olivia turun dari mobil dan menghampiri kakaknya. Dia mengambil tas bayi dari bahu Odelina kemudian membuka pintu bagian belakang. Olivia meletakkan tas tersebut ke kursi penumpang dan bertanya, “Kak, semua barangnya sudah lengkap? Yang paling penting itu susu dan botol susunya.”“Semuanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 179

    Olivia membawa keponakannya itu ke toko. Di depan toko terlihat sebuah mobil yang cukup familiar tengah berhenti di sana. Mobil itu adalah milik Albert. Lelaki itu mengantarkan makanan lagi untuk kakak sepupunya. Kali ini bukan sarapan, tetapi dia meminta koki rumahnya untuk membuatkan makanan ringan.Alasannya karena koki pribadi rumahnya terlalu banyak membuatkan makanan sehingga mereka satu keluarga tidak sanggup menghabiskannya. Oleh karena itu dia memutuskan untuk membawakannya untuk kakak iparnya juga.Junia juga tidak banyak berpikir lagi. Karena dia dan Olivia sama-sama hobi makan, selain itu Junia tahu di tempat tantenya selalu ada berbagai jenis makanan ringan. Karena adik sepupunya berniat mengantarkan untuknya, maka Junia juga menerimanya dengan senang hati. Bahkan dia juga sudah mencomot beberapa potong.Albert khawatir kakak sepupunya akan menghabiskan seluruh makanan sehingga dia selalu melongokkan kepala ke luar toko untuk melihat kapan Olivia tiba dan bertanya, “Kak, K

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 180

    Olivia menggendong Russel dan masuk bersama dengan Albert ke dalam toko.“Kenapa bawa Russel ke sini? Sini, Russel, tante gendong,” ujar Junia sambil bangkit berdiri untuk menggendong Russel. Setelah duduk dia bertanya pada bocah itu, “Russel mau makan kue?”Russel memandangi Olivia meminta izin.“Kasih dia satu potong. Jangan kebanyakan, nanti siang dia nggak mau makan,” ujar Olivia.Olivia mengambil tas bayi dari tangan Albert dan meletakkannya di meja kasir.“Kakakku memutuskan untuk mencari pekerjaan. Hari ini dia minta tolong aku jagain Russel, nanti siang baru dia datang.”Junia mengambil satu potong kue dan memberikannya pada Russel. Bocah itu tidak langsung menerimanya melainkan menepis tangannya sambil berkata, “Kotor.”Junia meletakkan kembali kue dan menggendong Russel ke arah dapur kecil untuk mencuci tangan bocah itu. Dia merasa Odelina mengajari bocah ini dengan sangat baik. Untuk masalah bandel dan nakal, anak kecil mana yang tidak memiliki sifat tersebut? Kalau anak kec

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 181

    Begitu Albert pergi, Junia langsung bertanya dengan nada perhatian, “Olivia, Kakakmu ribut lagi sama suaminya?”Olivia mengelus kepala keponakannya dan berkata, “Roni tinggal di rumah orang tuanya dan nggak kembali. Dia juga minta kakakku untuk mengembalikan sisa uang bulanannya ke lelaki itu. Katanya sekarang dia sudah nggak makan di rumah, jadi uang bulanan jatah dia dikembalikan saja.”“Untuk apa lelaki seperti itu masih dipertahankan?” kata Junia sebal.Olivia terdiam sejenak dan kembali berkata, “Harus tunggu kakakku sudah stabil baru bisa lanjut mikir hal selanjutnya.”Junia diam saja.“Gimana acaranya Nyonya Hermawan? Sama anaknya ada perasaan nggak?”“Sekarang kepala aku sakit sekali!”Olivia mengerjapkan mata dan tertawa sambil bertanya, “Jangan bilang kamu sengaja mabuk di acara dan kamu buat onar?”Dunia sosialita dan masyarakat kelas atas selalu membicarakan latar belakang pendidikan dan juga etika mereka. Kalau sampai Junia mabuk dan membuat onar di acara ulang tahun terse

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3261

    Rubah itu menatap Samuel dengan wajah gelap. Lelaki itu mengangkat tangannya dengan santai dan berkata, "Aku nggak bohong. Sekarang kau memintaku mengambilnya, aku benar-benar nggak ingat di mana menyimpannya. Bagaimana kalau kamu masuk saja, dan bongkar saja rumahku. Lihat kamu bisa menemukannya atau nggak?" "Atau, kamu bisa memeriksaku sampai telanjang untuk melihat apakah aku menyembunyikannya di tubuhku." Rubah itu melompat turun dari tembok. Samuel langsung menegang. Dia merentangkan kedua tangannya, bermaksud menangkapnya, tetapi ketika perempuan itu melompat turun, Rubah tersebut malah menendangnya dengan satu tendangan dan membuatnya mundur beberapa langkah. Akibatnya, Samuel tidak berhasil menangkap perempuan itu. Rubah itu mendarat dengan mantap di depannya. Samuel menghela napas lega. Meskipun dia terkena satu tendangan yang cukup menyakitkan, lelaki itu tampak santai. Dia hanya menepuk-nepuk tempat yang terkena tendangan, seolah ingin menghilangkan bekas jejak kaki. "T

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3260

    “Pak Stefan jauh lebih sibuk dari Pak Samuel. Beliau bahkan punya waktu untuk pacaran dengan Bu Olivia. Masa Pak Samuel nggak bisa luangkan waktu?”Kata-kata si sopir membuat Samuel terdiam. Sesaat kemudian, dia tersenyum dan berkata, “Aku benar-benar nggak tahu di mana dia berada. Aku nggak bisa temukan dia. Aku bisa apa? Aku hanya bisa menunggu. Menunggu kesempatan berikutnya untuk bertemu dengannya.”Si sopir sering mengantar Samuel ke mana-mana. Jadi dia pernah bertemu Rubah satu kali. Dia sangat ingat gadis berbaju merah itu. Saat mengantar Samuel, dia juga pernah mendengar Samuel meminta Reiki untuk bantu menyelidiki gadis berbaju merah itu.“Pak Samuel suka gadis baju merah itu, ya?” tanya si sopir.“Gadis baju merah? Oh, dia pernah pakai baju merah. Setiap kali bertemu dia, warna bajunya selalu berbeda.”“Saya hanya pernah bertemu satu kali, Pak. Karena waktu itu saya baru saja hentikan mobil, Pak Samuel sudah nggak sabar keluar dari mobil dan lari ke arahnya. Saya sempat lihat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3259

    Setelah menunggu beberapa menit, sopir Samuel datang. Sopir menepi dan menghentikan mobil. Samuel menyuruhnya tidak perlu keluar dari mobil. Samuel membuka pintu mobil sendiri dan masuk ke dalam mobil.Sopir menoleh ke arah Samuel dan bertanya, “Bukannya Pak Samuel keluar bersama seorang perempuan muda?”Setelah duduk di dalam mobil, Samuel menjawab, “Nggak usah cari dia. Aku sudah panggilkan taksi untuk antar dia pulang ke hotel. Jalan saja, kita pulang. Pulang ke rumahku.”Samuel memiliki rumah kecil di kota. Dia ingin pulang ke rumahnya sendiri, bukan rumah neneknya. Tadi pagi dia sudah ke sana.“Saya kira itu pacarnya Pak Samuel,” celetuk si sopir sambil mengendarai mobil.“Bukan, itu temannya Kak Olivia. Aku juga kenal dia baru beberapa bulan. Pacarku masih nggak tahu ada di mana.”Samuel benar-benar tidak tahu di mana perempuan itu. Dia bahkan tidak tahu di mana Rubah tinggal. Rubah pernah datang ke Kota Mambera dan bahkan pergi ke Adhitama Group untuk mencarinya. Begitu dengar k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3258

    “Kita sudah saling kenal selama tiga bulan lebih. Kamu juga tahu aku olahraga setiap hari,” kata Katarina. “Sangat jarang ada kesempatan seperti sekarang, bisa jalan-jalan santai, lihat pemandangan malam kota besar dan perhatikan orang yang lalu-lalang, berjalan ke arah kehidupan yang berbeda-beda. Demi datang ke Kota Mambera, aku lembur terus dan kerja keras selama setengah bulan. Setelah itu, aku baru bisa luangkan beberapa hari untuk datang ke sini.”Katarina tidak berkata apa-apa lagi. Samuel berkata dengan perasaan bersalah, “Nanti aku bawa kamu pergi makan camilan.”“Oke.”Keduanya berjalan selama beberapa menit, lalu tiba di taman yang dibilang Samuel. Setelah masuk, mereka berkeliling di taman sebentar. Sekitar satu jam kemudian, mereka meninggalkan taman.“Sekarang mau pergi makan?” tanya Samuel kepada Katarina.“Aku baru merasa perutku lebih lega, nggak kekenyangan seperti tadi lagi, sudah lebih nyaman. Kalau makan lagi, nanti nggak enak lagi. Nggak usah, tunda dulu. Tunggu k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3257

    Samuel merutuk dalam hatinya. Mengapa neneknya dan Katarina sama-sama menyuruhnya untuk tidak menyesal di kemudian hari? Apa yang akan dia sesali? Memangnya dia tidak tahu siapa yang dia sukai dan apa yang dia inginkan? Lagi pula dia bukan anak berusia tiga tahun lagi. Usianya sudah hampir 30, sudah dewasa. Dia tidak akan melakukan apa pun yang akan dia sesali.Apa yang Katarina katakan mirip dengan apa yang dikatakan neneknya. Pantas saja neneknya menyukai Katarina.“Bu Katarina, aku nggak pernah lakukan hal yang buat aku menyesal. Sekalipun keputusan yang aku ambil nggak bagus, aku juga akan hadapi dengan tenang. Nggak akan menyesal.”Katarina tersenyum. “Oke, aku mengerti. Karena kamu benar-benar nggak bisa jatuh cinta padaku, aku juga nggak akan memaksa. Toh, aku bukan nggak ada yang mau. Untuk apa terus ganggu kamu dan jatuhkan harga diriku.”Katarina dibesarkan oleh orang tuanya dengan penuh kasih sayang. Dia adalah harta berharga di mata keluarganya. Bukannya tidak ada yang meng

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3256

    “Di sekitar sini ada taman, nggak? Bawa aku ke taman saja.”Samuel terdiam, lalu berkata, “Jalan sekitar sepuluh menit, nanti sampai di taman. Tamannya nggak terlalu besar, tapi bisa jalan-jalan di sana. Pemandangannya juga cukup bagus. Kalau kamu nggak takut capek, ayo jalan ke sana.”“Nggak takut. Kalau aku nggak sanggup jalan, kamu bisa gendong aku.”“Aku bisa panggil taksi. Gendong kamu pulang? Memangnya aku nggak capek?” tukas Samuel.“Kamu sama sekali nggak bisa perlakukan perempuan dengan baik. Bagaimanapun juga, aku calon istri pilihan nenekmu. Kalau bukan karena kamu mendua, aku sudah jadi calon menantu keempat keluarga Adhitama. Orang bilang pria keluarga Adhitama sangat sayang istri. Jangan-jangan kamu ingin rusak tradisi keluargamu dan jadi pria yang nggak sayang istri. Istri itu bijaksana. Pria yang sayang istri pasti banyak rezeki”Samuel tersenyum tipis, “Yang ada penuh pikiran macam-macam. Aku mau tegaskan satu hal, aku nggak mendua. Kamu memang pilihan nenekku, tapi ki

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3255

    “Aku sama Kak Oliv dan Kak Junia begitu kenal langsung akrab. Nggak perlu sampai harus menjilat.”Samuel terdiam sejenak, lalu berkata, “Karena kamu sudah kembali, kebetulan juga kita papasan, gimana kalau aku temani kamu jalan-jalan santai di luar? Sekalian kita bicarakan masalah kita. Besok aku nggak ke sini lagi. Aku juga sibuk kerja.”Setelah berpikir sejenak, lebih baik mereka bicarakan saja malam ini. Sebenarnya, mereka tidak perlu bicara pun dia sudah tahu jawaban Samuel. Tadi malam Samuel sudah menjelaskan padanya. Namun saat itu, Katarina tidak bilang dia akan menyerah. Mau tidak mau Samuel harus mengajaknya bicara.“Oke, kalau begitu maaf sudah merepotkan Pak Samuel temani aku jalan-jalan. Bagaimana kalau habis jalan-jalan, aku merasa lapar lagi? Habis olahraga, energi terpakai, perut pasti lapar lagi.”“Aku akhirnya mengerti kenapa kamu bisa akrab dengan kakak iparku dan Junia,” kata Samuel.Karena mereka sama-sama tukang makan. Samuel tidak tahu kalau Katarina sangat suka m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3254

    Bisnis suami Shella masih lumayan, bisa bertahan. Shella pasti tidak kekurangan uang. Tidak masalah Shella membawa keluarganya makan di luar tanpa mengajak orang tuanya. Selesai makan, dia malah minta ibunya mentransfer uang kepadanya. Justru aneh kalau Roni tidak marah.“Papa mengerti, Russel. Tunggu Papa sempat, Papa juga bawa Russel pergi makan hot pot, ya. Papa mau bawa mobil dulu. Nggak ngobrol dulu sama Russel. Russel harus dengarkan Tante Oliv, ya.”“Aku sangat patuh, Pa. Papa kerja saja.”Russel sudah selesai mengadu. Dia segera mengakhiri telepon dengan ayahnya. Olivia mendengarkan dari awal sampai akhir. Setelah Russel mengembalikan ponsel kepadanya, dia menyentil kening Russel dengan pelan.“Bocah kecil sudah belajar mengadu, ya,” kata Olivia.Akan tetapi, Shella benar-benar sudah keterlaluan. Hanya saja, itu tidak ada hubungannya dengan Olivia. Olivia tidak ingin ikut campur. Russel mau mengadu. Itu urusan keluarga Pamungkas sendiri.Jika Olivia yang memberitahu Roni, Roni

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3253

    “Papa sudah makan?” tanya Russel.“Papa belum makan. Masih belum lapar. Habis antar dua penumpang lagi, Papa baru pergi makan,” jawab Russel dengan lembut. “Russel sudah makan, kan?”“Sudah. Tante Oliv dan Tante Junia bawa aku pergi makan hot pot. Tadi di tempat makan hot pot, aku bertemu Tante Shella. Kak Aiden panggil aku, tapi Tante Shella tutup mulutnya. Nggak tahu kenapa. Ada kakek dan neneknya Kak Aiden. Mereka ramai sekali. Kalau aku hanya ada Tante Oliv dan Tante Junia, sama Kak Katarina. Kami berempat.”Pada awalnya, Roni tidak terlalu memperhatikan. Dia tersenyum dan berkata, “Russel juga bertemu Tante, ya. Ada salam dengan Tante, nggak?”“Nggak.”Russel menjawab dengan jujur, “Kak Aiden panggil aku, tapi Tante tutup mulut Kak Aiden. Pa, kenapa Tante tutup mulut Kak Aiden, ya?”“Tantemu ... nggak usah pedulikan dia.” Akhirnya Roni sadar. Saat Shella melihat Russel, Shella tidak membiarkan Aiden menyapa pasti karena takut Russel ikut makan. Mereka telah bersaudara selama puluh

DMCA.com Protection Status