Share

Bab 1638

Author: Anggur
Yuna tertawa, "Itu kabar baik."

"Seluruh keluarga Ardaba bahagia, Reiki khawatir banget, dia bahkan memperlakukan Junia sudah kayak harta nasional."

Nenek Yuna tertawa, "Wajar saja, Reiki adalah yang pertama menikah di generasinya, dan anak dalam kandungan Junia adalah cucu pertama di keluarga mereka. Pasti mereka sangat menghargai anak itu."

Anak pertama selalu spesial dan dinanti-nantikan.

"Oliv gimana?" Yuna teringat bahwa keponakannya belum hamil, sementara Junia sudah hamil saat bulan madu. Yuna khawatir Olivia akan merasa tertekan.

Amelia mengingat reaksi Olivia, "Menurutku dia baik-baik saja, Mama nggak perlu khawatir tentang Oliv. Dia sudah menerima dan membiarkan segalanya berjalan dengan alami, nggak lagi terburu-buru ingin hamil."

"Apalagi, kami sangat sibuk. Dia nggak punya waktu atau pikiran untuk memikirkan soal kapan punya anak."

Sebelumnya, Olivia hanya mengelola toko buku mereka dengan Junia, terlalu banyak waktu luang sehingga sering memikirkan soal kehamilan.

Oleh ka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1639

    "Ma, sekarang aku lagi di resto keluarga kita, di ruangan nomor XX," kata Amelia saat dia mau tak mau memberitahu ibunya bahwa dia sedang berada di hotel.Yuna diam sejenak, lalu bertanya, "Kamu makan malam sama Jonas?""Iya," Amelia mengaku. Keluarga Amelia tidak setuju dengan hubungan antara dia dan Jonas, tetapi Amelia memilih untuk tidak mendengarkan mereka. Bagi Amelia, menjadi bahagia adalah hal yang paling penting.Mengapa tidak memilih bersama Jonas jika hal itu yang justru membuatnya bahagia?"Kami baru sampai, belum pesan makanan. Gimana kalau aku dan Jonas datang ke sana? Kami makan sama Mama dan Pak Yogi?" tawar Amelia.Setelah merenung sebentar, Yuna menjawab, "Mama saja yang ke sana." Setelah mengucapkannya, Yuna langsung mengakhiri panggilan telepon.Amelia memegang ponselnya sambil menatap Jonas, lalu berkata, "Mama ingin ajak Pak Yogi makan malam, jadi kita tenemani, ya. Kita jangan pesan makanan sekarang dulu."Amelia sangat familiar dengan menu di restoran keluarg

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1640

    Amelia memiliki perasaan untuk Jonas. Alasan dia tidak terburu-buru untuk menerima perasaan Jonas adalah karena Amelia ingin merasakan bagaimana rasanya dikejar dan benar-benar disayangi oleh seseorang.Amelia tersenyum dan melanjutkan, "Pak Yogi mungkin juga nggak akan tertarik sama aku, sih. Ini semua cuma kerjaan mamaku saja. Cuma akunya yang nggak mau kompromi. Kalau begini, sih, mau seberapa keras mamaku coba, nggak akan ada gunanya. Gimana pun, aku masih bisa kok milih siapa orang yang ingin aku cintai."Yogi adalah sepupu Stefan. Meskipun dia dan Amelia tidak pernah bersinggungan sebelumnya, Yogi pasti tahu bahwa Amelia dulu pernah jatuh cinta pada Stefan. Amelia memang sudah melepaskan perasaannya terhadap Stefan, tapi apa Yogi akan menerima masa lalu Amelia begitu saja?Amelia berbicara dengan mantap. Ucapannya membuat Jonas merasa lega. Dia bersyukur telah memilih Amelia sejak awal, sengaja mendekatinya dan memenangkan hatinya terlebih dahulu. Jika tidak, Jonas mungkin tida

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1641

    "Saya nggak merasa Amelia keras kepala, temperamental, atau suka meledak-ledak. Kayak yang Tante bilang. Siapa pun pasti punya sedikit sifat temperamental. Bahkan orang yang dibuat dari lumpur pun juga memiliki sifat marah," kata Jonas dengan tenang."Meskipun misalnya Amelia benar-benar seperti yang Tante bilang, saya orang yang cukup sabar dan penuh pengertian. Saya bisa saja orang yang paling cocok untuk Amelia yang punya sifat seperti itu."Yuna terdiam, tidak tahu harus bagaimana menjawab argumen Jonas. Jonas memutuskan untuk bertanya dengan tegas, "Tante, selain fakta saya bukan orang Mambera, ada sesuatu lain yang buat Tante nggak puas dengan saya? Saya bisa berusaha untuk memperbaikinya."Yuna tetap bungkam. Amelia memiliki sifat keras kepala seperti dirinya, dan dalam hal ini, Yuna merasa sangat yakin dengan pendiriannya. Terlepas dari berapa banyak yang telah dilakukan Jonas dan janji yang telah diberikan oleh pemuda itu, Yuna tetap yakin untuk tidak akan mengizinkan Ameli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1642

    Ketika seseorang dihargai, kekurangan mereka bisa dianggap sebagai kelebihan, tetapi ketika seseorang dibenci, seluruh kelebihannya bisa menjadi kekurangan."Mbak Amelia, selamat malam," balas Yogi sambil tersenyum saat menyambut salam Amelia. Dia melihat ke belakang Amelia, tidak melihat Yuna. Yogi mengira Yuna akan hadir karena dialah yang mengundang.Yogi sebenarnya hanya berhenti untuk mengecek keadaan Yuna yang duduk di trotoar dan memberinya tumpangan pulang. Baginya itu adalah hal kecil yang tidak perlu dihargai sedemikian rupa oleh Yuna. Namun, Yuna sangat bersikeras dan berkata ingin berterima kasih. Yogi malah merasa tertekan.Amelia juga telah beberapa kali mencoba untuk mengundangnya makan sebagai bentuk terima kasih, tetapi dia selalu menolak. Hari ini, Yogi setuju untuk datang karena undangan terus-menerus dari Yuna dan hanya ingin memberikan Yuna perasaan bahwa Yuna telah membalas jasanya sehingga Yuna tidak akan mengganggunya lagi."Mamaku tunggu di dalam ruangan VI

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1643

    Yogi melirik Amelia dan tersenyum, "Mbak Amelia pasti mahir masak sup, hanya saja, sayanya yang nggak begitu suka sup, Tante."Ketika Amelia masih mengincar Stefan, Amelia sering mengirimkan sup untuknya. Yogi ingat betul.Yuna tetap tersenyum dan berkata, "Kamu belum pernah coba sup buatan Amelia, nanti kalau kamu coba, pasti suka. Jadi, ita sudah sepakat, ya. Lain waktu kamu datang ke rumah kami, makan malam."Yogi menjawab ramah, "Kalau saya ada waktu, pasti datang."Yuna akhirnya merasa puas dengan jawaban Yogi. Yuna meminta Amelia untuk memesan makanan. Amelia memberikan menu ke Yogi, "Pak Yogi, silakan pesan."Yogi menjawab, "Ini restoran keluarga Sanjaya, ‘kan, ya? Mbak Amelia pasti tahu makanan apa yang paling enak di sini. Mbak Amelia saja yang pilih. Saya itu selain nggak suka sup, yang lainnya nggak masalah."Sebenarnya, Yogi suka makan sup, tetapi dia mengatakan sebaliknya agar tidak dipaksa oleh Yuna untuk mencoba masakan Amelia. Dia tidak ingin menimbulkan rumor atau ma

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1644

    Setelah mobil Yogi tak terlihat, keduanya bersiap untuk kembali ke dalam hotel. Namun, Yuna keluar dari hotel."Tante," kata Jonas memanggil Yuna.Yuna hanya mengangguk sebagai tanggapan dan kemudian berkata kepada Amelia, "Amelia, temani Mama pergi ke pasar malam. Sudah lama Mama nggak pergi ke pasar malam."Amelia menatap Jonas, dan Jonas dengan bijak berkata, "Tante, Amelia, saya juga masih ada urusan. Saya pergi dulu, ya."Amelia berkata, "Jonas, jangan terlalu memikirkan apa yang mama bilang, ya."Jonas memberikan tatapan yang penuh keyakinan kepada Amelia. Jonas cukup bijaksana. Dia tidak akan membiarkan sikap ibu Amelia memengaruhi hatinya.Yuna berjalan menuju mobilnya. Amelia pun terpaksa mengikuti ibunya. Mereka mengendarai satu mobil, sementara mobil Amelia tetap di parkiran hotel.Setelah naik ke dalam mobil, Yuna menepuk dahi Amelia, "Amelia, sudah berapa kali Mama bilang, kamu harus jaga jarak dengan Jonas. Dia itu kayak rubah yang licik, dia bisa menjebak kamu tanpa ka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1645

    "Terus, apa kalau aku sama Jonas, kalau aku diperlakukan nggak baik di keluarga Junaidi, Mama dan kakak nggak akan bela aku?" Amelia menanggapi pertanyaan ibunya."Aku juga bukan model orang yang gampang di-bully, kok. Biasanya ‘kan aku yang memperlakukan orang lain seperti itu."Yuna, yang terdiam sejenak, berkata, "Di Mambera, kamu bisa melakukan apa saja tanpa khawatir karena ada Sanjaya Group di belakangmu dan kakakmu yang selalu siap membantu. Tapi kalau kamu sama Jonas dan hidup di kota Aldimo, gimana? Siapa yang akan manjain kamu? Siapa yang akan kamu andalkan?"Amelia berargumen dengan tegas, "Pekerjaan Jonas ‘kan di Mambera, Ma. Kami akan hidup di sini. Kalau pun kami harus kembali ke kota Aldimo, ya itu hanya untuk kunjungan keluarga saat hari raya. Apa masalahnya? Lagipula, keluarga Junaidi adalah keluarga yang terbuka. Mereka nggak akan memperlakukan menantu buruk."Yuna berkata, "Setiap menantu perempuan di keluarga Junaidi memiliki latar belakang keluarga yang kuat, Amel.

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1646

    Namun, terkadang yang baik menurut orang tuanya belum tentu sesuai dengan yang diinginkan oleh Amelia. Karena ibunya tidak bicara, Amelia akhirnya keluar dari mobil.Begitu Amelia turun dari mobil, Yuna langsung memerintahkan sopir untuk mengemudi lagi. Sopir terlihat bingung, menoleh ke Yuna dan berkata, "Bu, Non Amel ....""Dia punya kaki, bisa pulang sendiri," jawab Yuna dengan nada datar. "Kalau dia tetap di mobil, kami berdua pasti akan bertengkar hebat." Dengan mengusir putrinya, Yuna berharap mereka berdua bisa menenangkan diri. Yuna sama sekali tidak khawatir Amelia tidak bisa pulang.Amelia berdiri di pinggir jalan, melihat mobil ibunya pergi. Mobil itu segera hilang dalam arus lalu lintas. "Mama beneran ninggalin aku di sini." Amelia merasa sedikit sedih. Dia tidak ingin kembali ke hotel untuk mengambil mobilnya. Amelia pun menyetop taksi. Setelah masuk, dia memberitahu sopir alamat rumah Olivia. Amelia ingin mengadu.Sementara itu, sebelum Amelia tiba, Yogi juga data

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3524

    Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3523

    Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3522

    Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3521

    “Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3520

    Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3519

    “Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status