Daniel tidak peduli dengan sikap tegas ibunya. Dia tetap saja menanggapinya dengan tenang dan sambil tersenyum. “Ma, hal yang harusnya Mama khawatirkan sekarang adalah apa mungkin putramu ini bisa mendapatkan hati Odelina atau tidak,” ujar Daniel tenang. Daniel beranggapan kalau dirinya akan sulit untuk mendapatkan Odelina. Karena Odelina sudah pernah mengalami kegagalan dalam pernikahannya. Jadi, kemungkinan besar dia tidak lagi haus akan kasih sayang seorang laki-laki.“Kamu benar-benar mau ngejar Odelina?” tanya Yanti marah. “Ma, sebelumnya aku nggak tahu tentang perasaanku ini, tapi aku takut dan hatiku sakit ketika Odelina terluka. Walaupun aku nggak kayak Reiki yang selalu hati-hati, aku tahu kalau yang aku rasakan ini adalah cinta.”“Aku selalu peduli sama dia. Aku benar-benar menyukainya, makanya aku mau ngejar dia. Lagi pula nggak mungkin juga kalau aku cuma duduk dan nunggu dia datang buat nikah sama aku, kan? Tapi kalau memang bisa begitu, ya bagus juga ,sih,” jawab Danie
Yanti sebenarnya tidak mau membangunkan putranya ketika mereka telah sampai di rumah. Namun, dia juga tidak bisa menggendong Daniel lagi seperti ketika Daniel masih kecil. Jadi, dia terpaksa membangunkan putranya yang masih tertidur lelap. “Daniel, kita sudah sampai. Ayo bangun,” ujar Yanti sambil mengguncang tubuh Daniel agar dia segera bangun. Daniel terlihat sedikit bingung ketika membuka matanya dan menatap ibunya selama beberapa saat. Tidak lama kemudian, dia akhirnya tersadar dan langsung bergegas keluar dari mobil. Cherly juga terlihat baru saja kembali dari luar. Dia mengendarai mobil yang dipinjamkan oleh Yanti kepadanya. “Tante, Daniel,” sapa Cherly terlebih dahulu setelah dia keluar dari mobil. Sekarang dia mengganti panggilannya kepada Daniel. Biasanya dia memanggil Daniel dengan sebutan Kak Daniel, tapi sekarang dia memanggil Daniel hanya dengan nama depannya saja. Dia berpikir kalau hubungan mereka berdua akan berkembang dengan baik setelah mereka tampak cocok di aca
Cherly menatap bingung ke arah Yanti. Kemudian Yanti menyuruh pelayan untuk membawa semua belanjaan Cherly ke dalam rumah. Dia ingin berbicara sambil mengajak Cherly berkeliling di halaman bersama dengannya. Yanti terus menghela napasnya sambil terus berjalan.“Tante, ada masalah apa? Tante bisa cerita sama aku semua masalah yang mengganjal di hati Tante. Mungkin saja aku bisa membantu Tante. Tante tenang saja, langit nggak akan runtuh, kok,” ujar Cherly dengan raut wajah cemas.Yanti buru-buru mengambil tangan Cherly lalu berkata, “Cherly, kamu adalah gadis yang sangat baik dan perhatian. Kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan. Kamu benar-benar seorang gadis hebat. Di mata Tante, kamu adalah menantu paling ideal.” “Entah apa yang dipikirkan anak itu. Kenapa dia bisa suka sama Odelina, sih? Apa yang paling kita khawatirkan akhirnya terjadi juga. Bahkan dia sampai menginap semalaman di rumah sakit setelah mendengar kalau Odelina terluka. Makanya Tante ke sana dan menyeretnya pul
Namun, pengawal Stefan menahan langkah mereka untuk memasuki ruang rawat Odelina. “Kami dengar Odelina sudah siuman. Kami datang ke sini mau menjenguknya,” ujar Rita sambil tersenyum ke arah pengawal keluarga Adhitama. Olivia tidak memberitahu Roni mengenai kondisi kakaknya yang sudah siuman. Namun, berita penculikan anak itu sudah menyebar ke mana-mana. Sekarang semua orang di Mambera sudah tahu akan peristiwa tersebut. Tidak terkecuali dengan berita Odelina yang mengalami cedera akibat kejadian itu. Banyak orang yang tersentuh dengan sikap keibuan yang ditunjukkan oleh Odelina. Mereka semua mendoakan agar Odelina segera lekas sembuh dan bisa pulih seperti sedia kala. Oleh karena itu, pihak media langsung berbondong-bondong memberitakan tentang keadaan Odelina yang sudah keluar dari ICU. Keluarga Pamungkas juga mendengar berita Odelina dari media. Jadi, mereka langsung pergi menuju rumah sakit setelah mendengar kabar baik itu dari media. “Bu Olivia mengatakan kalau Bu Odelina memb
“Olivia aku ikhlas, kok. Kamu bantu kakakmu terima amplop ini, ya. Orang yang menjenguk memang biasa ngasih amplop ke orang yang sakit,” ujar Shella bersikeras. Rita juga ikut memberikan sebuah amplop berisikan uang kepada Odelina. Namun, Olivia kembali menolaknya. Akhirnya mereka berdua memberikan amplop itu kepada Russel dan membiarkan anak kecil itu memegangnya. Kemudian mereka bergegas pergi. Andi juga ikut pergi bersama istri dan anak perempuannya agar Olivia tidak bisa mengembalikan uang itu padanya. Namun, Roni masih berdiri di dalam ruangan dengan wajah yang terlihat ragu untuk membuka mulutnya. Olivia menyuruh Russel untuk memberikan amplop itu kepada Roni, tapi Russel menolaknya. Dia memegang amplop itu erat-erat seraya berkata, “Nenek sama tante kan kasih amplop ini buat Russel!”“Russel, kita harus kembaliin uang ini ke nenek dan tantemu. Kita nggak butuh uang mereka,” ujar Olivia cepat.“Tapi tante sana nenek kasih amplop ini ke aku!” seru Russel bersikeras.Dia menola
“Makasih,” ujar Rosalina hangat. “Kak Oliv,” sapa Calvin kepada Olivia. Olivia mengangguk lalu membantu Rosalina untuk duduk di kursi. Calvin meletakkan buah-buahan di meja yang berada di samping kasur Odelina, sedangkan karangan bunga diletakkan di sisi satunya. “Kak Odelina, Rosalina yang bawa semua ini untuk Kakak. Semoga Kakak cepat sembuh, ya,” ujar Calvin hangat. Odelina mengangguk sambil tersenyum untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Walaupun Odelina tidak terlalu mengenal Rosalina, dia tahu kalau Olivia memiliki hubungan yang cukup baik dengan Rosalina. Olivia pernah memberitahunya kalau Rosalina adalah perempuan yang dijodohkan oleh nenek keluarga Adhitama untuk Calvin. Sepertinya Calvin juga menerima perjodohan neneknya setelah melihat sikap lembut Calvin kepada Rosalina. “Kak Odelina, maaf, ya” ujar Rosalina dengan raut wajah penuh penyesalan.“Kenapa kamu minta maaf?” tanya Odelina dengan suara lemah. Bekas lukanya setelah operasi terasa cukup menyakitkan setela
“Maaf ya ngerepotin kamu, Pak Calvin,” ujar Rosalina setelah sempat terdiam selama beberapa saat. “Jangan panggil dia Pak Calvin, dong. Kamu itu temanku dan dia adik iparku. Kalian juga sudah saling mengenal cukup lama, jadi panggil saja dia Calvin,” ujar Olivia. Kemudian Calvin menatap Olivia dengan tatapan penuh rasa terima kasih. Rosalina menanggapi perkataan Olivia dengan senyuman tanpa berkata satu patah pun.Tidak lama kemudian, Rosalina dan Calvin pergi dari rumah sakit setelah Yuna dan Amelia tiba. Lagi pula, Odelina masih harus banyak istirahat, jadi Rosalina juga tidak bisa terlalu lama berada di dalam ruang rawat Odelina. “Oliv, kamu bawa Stefan dan Russel pulang dulu untuk makan. Kalian sore ini istirahat saja di rumah biar Tante dan Amelia yang jaga Odelina. Nanti malam baru kamu sama Stefan ke sini lagi dan menjaganya,” ujar Yuna.Yuna bukannya tidak mau menjaga Odelina di malam hari, tapi dia sudah kalah argumen dengan Olivia. Lagi pula, Yuna juga semakin menua dan an
Olivia merasa bersalah karena dia tidak menemani kakaknya akibat pertengkarannya dengan Stefan. Entah apa yang akan dipikirkan Olivia kalau sampai dia tahu berita tentang dirinya masih saja menjadi trending topik di kota ini. “Kita kembali ke vila saja, ya. Kata orang dulu, anak-anak yang sangat ketakutan harus melalui ritual pemanggilan roh agar mereka bisa menjadi lebih baik. Mamaku bilang, aku juga sering dipanggilkan roh waktu aku kecil.”Kemudian Stefan kembali berkata setelah mereka semua masuk ke dalam mobil, “Aku nggak tahu sejak kapan nenek percaya sama hal kayak gini. Tapi yang aku tahu, ahli spiritual itu sempat bilang kalau kita ditakdirkan untuk bersama selamanya sampai mau memisahkan kita. Makanya nenek mencoba untuk mempersatukan kita dan ternyata memang berhasil.”“Oh, ternyata begitu, ya? Aku kira nenek suka sama sifatku. Tapi ternyata ucapan ahli spiritual yang sudah menyatukan kita,” ujar Olivia. Kemudian Stefan berkata sambil memeluk Olivia dan Russel, “Ya, ternya
Mobil berhenti di depan Blanche Hotel.Dia mengambil dua tisu untuk mengusap hidungnya yang baru saja bersin, lalu membuang tisu itu ke tempat sampah di pintu hotel. Setelah itu, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel bersama sekretaris dan beberapa anggota tim manajer untuk bertemu dengan klien."Bu Odelina."Para staf Blanche Hotel menyapa Odelina dengan hormat saat melihatnya.Meskipun perempuan itu belum sepenuhnya masuk dalam dunia bisnis di Cianter, tetapi karena dia adalah kakak dari Olivia maka para staf hotel memperlakukannya dengan sangat hormat. Bahkan Ricky yang ada di sini juga bersikap hormat pada perempuan itu.Odelina membalas dengan senyuman tanpa menghentikan langkah kakina. Perempuan itu langsung menuju ruang rapat bersama timnya. Dia sudah mengatur pertemuan dengan klien, tetapi klien belum tiba.Klien tersebut sudah menelepon sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka akan tiba dalam beberapa belas menit. Karena Odelina yang ingin bekerja sama dengan or
Daniel terdiam sejenak. Setelah membuka pembicaraan, Erik melanjutkan, “Selain itu, kita semua tahu alasan sebenarnya Odelina pergi ke Cianter. Sekarang sudah pasti bahwa mereka adalah keturunan keluarga Gatara. Kalau benar dia mengikuti rencana bibinya untuk menjatuhkan kepala keluarga saat ini dan menggantikannya, maka dia akan menjadi kepala keluarga Gatara.” “Kalau begitu, kamu harus bersiap masuk ke keluarga Gatara. Hal ini juga perlu kamu pertimbangkan. Kakak tahu kamu rela melakukannya demi Odelina, tapi Papa dan Mama mungkin nggak akan mudah menerima hal ini.” Daniel menjawab, “Kak, aku sudah memikirkannya. Aku nggak peduli selama aku bisa bersama Odelina. Bagaimanapun keadaannya, aku terima. Mengenai Papa dan mama, mungkin awalnya mereka akan menolak, tapi aku akan perlahan-lahan membujuk mereka sampai mereka bisa memahami dan menerima.” Erik terdiam sejenak sebelum berkata, “Kalau kamu sudah memikirkan semuanya, Kakak nggak ada lagi yang perlu dikatakan.” “Meski begitu,
Daniel membayangkan pernikahannya dengan Odelina membuat matanya bersinar penuh harapan. Erik tersenyum dan berkata, “Tentu saja, pernikahan kamu nggak boleh kalah dengan dua sahabatmu itu.” “Nggak perlu tunggu sampai pulang ke rumah malam ini untuk bilang sama Papa dan Mama. Bilang sama mereka saja di grup keluarga.” “Oke,” jawab Daniel. “Odelina di Cianter baik-baik saja, 'kan? Kalau dia butuh bantuan, suruh dia jangan ragu untuk mengatakannya. Meskipun kita berjauhan, kita tetap bisa membantunya kalau dia butuh.” Sejak Daniel mengalami kecelakaan dan Odelina datang merawatnya, keluarga Lumanto mulai menganggap Odelina sebagai menantu mereka. Jika Odelina membutuhkan bantuan di sana, keluarga Lumanto tidak akan tinggal diam. “Untuk saat ini, dia belum butuh bantuan. Bahkan kalau ada masalah, dia pasti akan cari cara untuk selesaikan sendiri,” kata Daniel sambil bersandar di kursi.“Melihat dia perlahan-lahan jadi lebih kuat dan terus berkembang, rasanya sangat berbeda. Setelah
"Apa yang barusan membuatmu tertawa?" tanya Erik lagi.Daniel dengan jujur menjawab, "Baru saja telepon Odelina. Aku memikirkan bahwa kami akan segera menikah, jadi aku nggak bisa menahan senyum." "Kamu sudah melamarnya?" tanya Erik."Sudah, tapi dulu saat aku melamar, dia nggak menerimanya. Kak, aku nggak tidak akan membiarkannya merasa direndahkan.""Aku akan melamarnya lagi nanti saat dia kembali ke Mambera. Aku akan mengatur semuanya di luar, mendekorasi tempat lamaran dengan baik, dan aku mau melamarnya di depan umum. Aku ingin menunjukkan ke Roni dan keluarganya bahwa melepaskan Odelina adalah kerugian terbesar mereka." "Roni memang nggak pantas untuk Odelina." Daniel memendam tekad untuk membuat keluarganya Roni menyesal. Erik tertawa dan berkata, "Mereka sudah lama menyesal, tapi penyesalan itu nggak ada gunanya sekarang." "Benar, setelah mengalami satu pernikahan yang gagal, dia pasti ada trauma. Kalau bukan karena ketulusanmu, keteguhan hatimu, dan fakta bahwa dia melihat
Mereka akan terlebih dahulu mendaftarkan pernikahan mereka, tetapi tidak akan segera mengadakan upacara pernikahan. Setelah dia bisa berjalan seperti orang normal, barulah mereka akan mengadakan resepsi pernikahan. “Kalau begitu, sampai jumpa akhir pekan.” “Iya, sampai jumpa akhir pekan.” Dengan penuh rasa enggan, Daniel berkata, “Kamu lanjut bekerja dulu, aku juga akan bekerja. Aku nggak akan menyita waktumu, tapi ingatlah untuk menjaga kesehatan. Kesehatan adalah yang terpenting.” “Uang nggak akan pernah habis untuk dicari, dan kestabilan perusahaan juga bukan sesuatu yang bisa dicapai dalam satu hari. Itu memerlukan waktu dan usaha.” Daniel khawatir Odelina akan terlalu terburu-buru sehingga melelahkan dirinya sendiri. Perempuan itu mengangguk dan menjawab, “Aku tahu, aku akan menjaga kesehatanku. Kamu juga, ya. Kalau begitu, kita lanjut bicara nanti malam.” Setelah menutup telepon, Daniel masih enggan meletakkan ponselnya. Dia memandangi ponselnya sambil tersenyum, membayangk
“Russel sepertinya mulai libur minggu depan. Setelah dia libur, aku akan membawanya ke sana lagi. Nanti, saat kamu libur Tahun Baru, kita akan pulang bersama ke Mambera untuk merayakan Tahun Baru,” kata Odelina.“Kalau aku ke sana, kita lihat-lihat rumah, ya? Kamu mau mengembangkan bisnismu di Cianter, jadi kita beli rumah saja di sana. Dengan begitu, kalau kita ke sana, kita nggak perlu tinggal di hotel lagi,” kata Daniel. Odelina menjawab, “Nggak perlu buru-buru beli rumah. Tunggu aku stabil dulu, baru kita pikirkan. Sekarang aku juga nggak punya banyak uang. Kalau hanya untuk membeli apartemen, mungkin masih bisa.” Namun, Daniel sepertinya tidak suka tinggal di apartemen. Russel masih kecil. Jika tinggal di apartemen, dia akan berlari-lari ke sana kemari, dan bisa membuat penghuni atas atau bawah mengeluh. Saat Odelina masih belum bercerai, dia sering mendapat keluhan dari penghuni bawah. Setiap kali ada keluhan, Roni akan memarahinya dan menyuruhnya menjaga Russel agar tidak mem
Kadang-kadang, ketika terlalu banyak berpikir, Daniel khawatir akan timbul perasaan kesal dalam dirinya. Dia menenangkan diri dan mencoba berpikir positif. Lelaki itu tahu bahwa Odelina bahkan meninggalkan putra kecilnya di rumah adiknya untuk diasuh dan jarang sekali memiliki waktu untuk menelepon, apalagi untuk dirinya. “Aku biasanya tidur siang hanya setengah jam, dan itu sudah cukup. Aku sudah tidur setengah jam tadi. Kupikir sekarang kamu juga sudah bangun, jadi aku meneleponmu sebelum kamu mulai bekerja,” kata Daniel. “Iya, setelah minum kopi, aku akan mulai bekerja. Ada apa?” tanya Odelina dengan lembut. “Kamu kangen aku?” Dengan penuh perasaan, Daniel menjawab, “Aku kangen kamu. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, aku merindukanmu. Aku merindukanmu sampai terasa seperti mau gila.” Di telepon, terdengar tawa Odelina. Mendengar tawanya, Daniel merasa energinya untuk bekerja sore itu akan meningkat secara drastis. “Kamu baru saja pulang, 'kan?” tanya Odelina sambil terseny
Anak perempuan harus memakai marga Gatara, yang berarti Daniel harus menjadi menantu yang masuk ke keluarganya.Jika anak yang dilahirkan adalah laki-laki, dia bisa memakai marga Lumanto, tetapi jika perempuan, tidak bisa. Odelina tidak tahu apakah Daniel akan setuju atau tidak. Jadi, semua itu adalah urusan masa depan. Yang perlu dia pikirkan sekarang adalah bagaimana mengelola perusahaannya dengan baik, memperbesar skala bisnis, dan berinvestasi di industri lain agar menghasilkan lebih banyak uang serta mendapatkan posisi di dunia bisnis Cianter. Odelina tidak bisa terus-menerus bergantung pada Rika. Hanya dengan menjadi kuat, seseorang baru benar-benar kuat. Setelah itu, kedua saudara perempuan itu tidak saling mengirim pesan lagi. Olivia pun bersandar pada suaminya dan tertidur sebentar. Sementara itu, Odelina meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur sebelum berbaring kembali. Di kantornya, dia telah membuat ruangan kecil untuk beristirahat, dengan menambahkan sebuah r
Olivia mengecilkan volume ponselnya ke level paling rendah sebelum mengirim pesan kepada kakaknya. Dia memberi tahu bahwa mereka telah menemukan Setya. Atau lebih tepatnya, lelaki renta itu yang datang untuk menemui mereka. Setelah mengirim pesan, dia menambahkan bahwa Nenek sedang beristirahat di dalam mobil. Jadi mereka hanya bisa berbicara lewat pesan teks, jangan menelepon agar tidak mengganggu Nenek. Setelah menerima pesan itu, Odelina langsung membalas dengan bertanya kepada adiknya, di mana Setya bersembunyi selama ini. Apakah sudah dipastikan bahwa dia adalah asisten Nenek? Apa mungkin dia hanya seorang penipu? Olivia menjelaskan bahwa Setya telah diselamatkan oleh Dokter Panca dan yang temannya. Selama bertahun-tahun, lelaki itu hidup bersama mereka dengan identitas tersembunyi. Kesehatannya juga sedikit bermasalah. Selama ini, dia juga mencari ibu dan bibi mereka. Baru-baru ini, Setya memastikan identitas bibi mereka, dan karena itu, dia datang untuk bertemu. Meskipun bib