Olivia membungkuk dan meraih kucing itu.“Non, pergilah bujuk Den Stefan dulu. Den Stefan baru bangun tidur dan belum makan apa-apa.”Bi Lesti juga tidak berdaya melihat majikannya tiba-tiba marah.Kalau dia tidak pindah kerja di sini, dia tidak akan tahu majikan mudanya itu ternyata memiliki sisi yang seperti itu.Sambil mengelus kucing, Olivia bertanya pada Bi Lesti, “Bi Lesti, Bibi harus kasih tahu aku kenapa dia marah supaya aku bisa membujuknya. Aku benar-benar nggak melakukan apa-apa.”Bi Lesti berkata pelan, “Sepertinya Den Stefan marah karena Non Oliv keluar pagi-pagi sekali. Ini akhir pekan dan Den Stefan bisa beristirahat di rumah. Dia berharap Non Oliv bisa menemaninya.”Olivia berkata, “.... Aku hanya pergi membantu kakakku. Meskipun ini akhir pekan, banyak pabrik yang nggak libur dan karyawannya masih harus kerja. Jadi, restoran kakakku tetap sibuk. Aku keluar pagi-pagi sekali, tapi pulangnya juga masih pagi. Ini bahkan belum jam sepuluh pagi.”Dia tidak pernah menyangka S
“Kapan Nenek pulang? Aku sangat merindukannya.” Olivia merindukan hari-hari ketika Nenek tinggal di sini.Bi Lesti berkata, “Waktu aku teringat dan mau mengingatkan Non, sudah terlambat. Non sudah membuka pintu dan masuk.”Olivia menghela napas lagi. “Aku akan mencuci tanganku.”Dia mencuci tangannya dua kali dengan disinfektan, lalu pergi ke kamar tempat dia tidur sebelumnya. Dia mengambil satu set pakaian bersih dari lemari, mengganti pakaiannya, kemudian kembali ke kamar tidur utama.“Sayang, aku mencuci tanganku dua kali dengan disinfektan dan mengganti baju. Aku jamin nggak ada bulu kucing di tubuhku,” ujar Olivia, berjalan ke belakang Stefan dan melingkarkan lengannya di pinggang pria itu dari belakang.“Sayang, maafkan aku. Aku benar-benar lupa kalau aku sedang menggendong kucin itu tadi. Sebenarnya, mereka sangat lucu. Kamu yang memberikannya padaku. Karena kamu yang kasih, jadi aku sangat menyayanginya. Kamu pikir, deh. Kalau aku memberimu rumput, kamu juga akan menyukainya.
“Jangan bilang kita semua punya urusan sendiri-sendiri. Nanti kalaupun kita sudah pensiun, juga nggak bisa menjamin kita bisa saling melihat satu sama lain setiap kali bangun tidur.”Pasti ada yang bangun duluan, lalu yang satu lagi bangun lebih lambat.Stefan tahu keinginannya itu tidak masuk akal.“Bi Lesti bilang kamu belum makan. Kamu pasti lapar. Ayo keluar, makan. Aku akan menemanimu.”Perkataan Olivia membuat Stefan tidak bisa berkata apa-apa. Stefan juga sadar sikapnya itu tidak masuk akal, jadi dia tidak mempermasalahkannya lagi dan mengambil inisiatif untuk mengubah topik.Jangan sampai mereka jadi bertengkar lagi karena masalah ini diperpanjang.“Oke,” jawab Stefan, lalu melepaskan istri tercintanya dari pelukannya.Olivia menariknya keluar kamar.Bi Lesti sudah menyiapkan sarapan Stefan di meja makan.Stefan suka ngambek, tetapi selalu mengalah dan menurut pada istrinya.Bi Lesti sama sekali tidak khawatir sarapan yang dimasaknya akan dibuang sia-sia.“Kenapa kamu nggak mem
Olivia sekali lagi menyadari bahwa dirinya sangat beruntung. Meskipun pria yang dinikahinya terkadang suka ngambek, suaminya ini sangat baik padanya dan tidak akan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Dia juga tidak perlu khawatir suaminya ini akan selingkuh.Alasan utamanya adalah keluarga suaminya ini sangat baik. Jarang sekali ada keluarga kaya yang berpikiran terbuka dan toleran seperti Keluarga Adhitama.Dia ingat Nenek Sarah pernah memberitahunya bahwa dia telah menyelamatkan Nenek, jadi Nenek tidak akan mengenalkan cucu nakal kepadanya.Namun, sebenarnya, semua cucunya sangat baik.Stefan adalah cucu pertama, makanya neneknya mempertimbangkan pria itu terlebih dahulu.“Yanti sudah memilih calon menantu untuk Pak Daniel, yaitu Bu Cherly. Orangnya muda dan cantik, juga terlihat cerdas. Sikap dan tutur katanya juga membuatnya terkesan percaya diri dan elegan, yang menunjukkan bahwa dia berasal dari keluarga kaya. Wanita yang bisa disukai Yanti nggak mungkin wanita yang nggak ber
“Kurasa Yanti sengaja membawa foto Bu Cherly ke sana dan memperlihatkannya pada Kak Odelina. Sebenarnya, dia ingin mencari tahu apakah Kak Odelina menyukai Daniel. Dan ternyata, pasti nggak ada. Kak Odelina sama sekali nggak pernah memiliki pemikiran seperti itu pada Daniel. Sekarang, dia hanya fokus menjalankan restoran sarapan paginya itu. Dia hanya ingin membangun usaha dan menghasilkan uang.”Stefan sangat memahami Odelina.“Kalau Kak Odelina ada tanda-tanda menyukai Daniel sedikit saja, Yanti nggak akan membiarkannya terus membuka toko di sana.”Olivia setuju dengan apa yang dikatakan suaminya.Yanti sedang mengetes kakaknya, sedangkan kakaknya tidak tahu apa-apa. Baguslah begitu, jadi kakaknya tidak akan terpengaruh.“Sayang, apa menurutmu aku harus memberitahukan hal ini pada kakakku?”“Yanti nggak melakukan apa-apa. Itu artinya, wanita itu juga sama seperti kita, cuma curiga saja, tapi nggak bisa membuktikannya. Kamu nggak perlu bilang apa-apa pada Kak Odelina. Aku saja yang bi
“Selama barang dan hewan yang kamu suka masih dalam batas toleransiku, aku akan mengabulkannya. Nggak perlu berterima kasih denganku, aku nggak suka dengar kamu bilang begitu. Kalau memang mau mengucapkan terima kasih, tunjukkan padaku.”Olivia tertawa dan berkata, “Kamu nggak kurang apa pun, semua punyaku juga sudah jadi milikmu. Apa yang bisa aku kasih lagi?”Stefan suka mendengar kalimat tersebut.Tiba-tiba ponsel Olivia berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan menerima telepon tersebut dengan tidak sabar setelah melihat nama yang tertera di layarnya. Stefan sedang menebak siapa yang kira-kira menelepon dan bisa membuat Olivia begitu tidak sabar menerimanya.Apakah biasanya Olivia juga tidak sabar menerima teleponnya ketika dia menelepon?Stefan memang hobi cemburu tidak jelas. Lelaki itu gemar sekali membandingkan dirinya dengan orang-orang yang ada di sekitar Olivia. Stefan ingin menjadi orang paling penting di antara orang-orang yang dia bandingkan.“Nenek!” sapa Olivia yang tid
Olivia juga ikut tertawa dan berkata, “Nenek, Stefan sudah baik sekali denganku.”Semua ucapan neneknya sama dengan ucapan yang sering kakaknya sampaikan padanya. Sarah hanya terkekeh dari seberang telepon.“Kapan pulang?” tanya Stefan.“Nenek masih terbaring di rumah sakit, nggak bisa cepat pulang.”Stefan dan Olivia langsung bertanya, “Nenek kenapa?”Dari tadi neneknya tidak ada bilang kalau dia masuk rumah sakit. Suara neneknya terdengar semangat dan masih tertawa, Olivia dan Stefan tidak menyangka kalau Sarah ternyata di rumah sakit.“Nenek terkejut waktu mobil Tuan Muda Arahan dan jatuh terduduk. Tulang bokong Nenek sakit makanya dia antar Nenek ke rumah sakit. Bahkan dia bantu Nenek telepon Ricky karena Cuma dia keluarga satu-satunya di Kota Cianter.”“Nenek, Nenek nggak mau ganti cara lain? Nenek nggak muda dan kalau nggak bisa kendalikan diri waktu jatuh dan malah melukai tulang bokong bagaimana?”Dengan nada tidak bersalah Sarah berkata, “Nenek benar-benar jatuh karena terkeju
Rika mengenakan setelan kemeja yang membuatnya terlihat tampan. Perempuan itu sudah lama sekali menyamar menjadi laki-laki, bahkan dia sengaja membuat jakun palsu. Selain kerabat dekatnya, tidak ada orang yang tahu kalau dia adalah perempuan.Keluarga Arahan menjaga anaknya dengan sangat baik. Sebelum anak tersebut menginjak usia dewasa, dia tidak akan membiarkan dunia luar tahu tentang informasi mengenai anaknya. Mereka sengaja membuat Rika berubah menjadi lelaki dan memanggilnya Tuan Muda Arahan.Rika membawa cukup banyak makanan yang berhubungan dengan kesehatan di kedua tangannya. Dia meletakkan barang-barang tersebut di samping kasur Sarah. Melihat hanya perempuan tua itu seorang diri, dengan lembut dia bertanya, “Nenek, cucu Nenek ada di mana?”“Nenek baru terbangun dan nggak tahu Ricky ada di mana. Mungkin dia beli barang waktu lihat Nenek masih tidur. Ayo, kamu duduk dulu.”Melihat Sarah yang hendak duduk, Rika buru-buru menahannya dan berkata, “Nenek, sekarang Nenek masih belu
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela