Rosalina berjalan mengitari kasir, berniat membantu Calvin mengambil bunga mawar itu sendiri.Kemudian, dia berpura-pura seperti baru saja mendengar suara langkah kaki dan menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke arah Sinta dan memanggil dengan pelan, “Bu.”Sinta mengamati Calvin terlebih dahulu, merasa wajah pemuda itu sangat familier. Dia pun tersenyum sopan dan bertanya pada Calvin, “Pak, aku merasa kamu sangat familier. Kalau boleh tahu, Bapak siapa?”Orang yang mengendarai mobil Maybach pasti bukan orang biasa.Calvin menegapkan tubuh, berbalik badan dan menghadap Sinta, lalu menjawab dengan sopan, “Calvin Adhitama.”“Ternyata putra kedua dari keluarga Adhitama.”Sinta jarang bertemu dengan kesembilan putra Keluarga Adhitama karena mereka jarang menghadiri pesta.Seandainya putra-putra dari keluarga Adhitama tidak terlibat dalam dunia bisnis, orang-orang luar mungkin tidak akan tahu rupa mereka seperti apa. Bahkan mungkin tidak akan tahu nama mereka.Keluarga Adhitama sangat protek
“Bu Sinta datang ke sini untuk menjemput Bu Rosalina pulang? Atau mencari Bu Rosalina karena ada urusan? Apa aku mengganggu kalian berdua di sini?”Calvin pura-pura tidak mengetahui perlakuan keluarga Siahaan terhadap Rosalina dan menanyakan alasan Sinta datang dengan ramah.Kali ini, Sinta bukan datang untuk mencari masalah dengan Rosalina.Dia datang kesini untuk memberitahu Rosalina untuk menemaninya menghadiri acara bisnis besar yang diselenggarakan oleh Chandra Kusuma di Mambera Hotel besok malam. Tentu saja, dia sebenarnya tidak ingin Rosalina menggantikan putri bungsunya.Dia ingin memperkenalkan Rosalina kepada bos besar yang sangat akan membantu bisnis Siahaan Group.Meskipun Rosalina buta, dia sangat elegan dan lebih cantik daripada Giselle. Tutur kata dan sikapnya juga selalu lembut dan kalem, membuat orang yang mendengarkan sangat nyaman. Kalau dia memperkenalkan putrinya yang satu ini pada bos besar itu, bos besar itu pasti akan terpikat.“Nggak, kok. Aku datang ke sini ha
“Pokoknya, kalau kamu nggak pulang besok siang, Mama akan menyuruh orang untuk menjemputmu. Apa pun yang terjadi, kamu harus pergi bersama Mama besok malam.”Rosalina tetap tenang dan berkata, “Ma, aku nggak bisa melihat. Dunia apa yang bisa aku lihat? Bagiku, dunia ini hitam. Aku nggak perlu melihatnya.”“Kamu ini!” Sinta marah sekali sampai menggertakkan giginya. Dia ingin sekali menampar anak itu.“Mama sudah bilang padamu. Kalau kamu mengerti, ya bagus. Kalau nggak mengerti ya sudah. Mama akan datang sendiri untuk menjemputmu besok sore. Mama masih ada urusan. Mama pergi dulu.”Sinta dan Rosalina tidak bisa akur. Setiap kali dia melihat putrinya ini, perasaan benci dan muak langsung muncul. Setelah menjelaskan alasan kedatangannya, dia berkata kepada Calvin, “Pak Calvin, maaf jadi buat malu di depanmu. Sejak putriku ini kehilangan penglihatannya, dia jadi nggak percaya diri.”“Aku ingin membawanya ke pesta untuk membuatnya nggak pesimis lagi, dan mendapatkan kembali kepercayaan dir
“Bu, Ibu dan Pak Calvin pergi makan saja. Aku akan menjaga toko.”Karyawan itu tersenyum dan memperhatikan Rosalina mengikuti Calvin keluar dari toko bunga.Calvin menunggu Rosalina di dalam mobil, melihat wanita itu bergerak bebas di lingkungan yang familier baginya, sampai tidak kelihatan kalau wanita itu buta.Ini bukan pertama kalinya Rosalina naik mobil Calvin. Dia naik ke kursi penumpang dengan mudah. Setelah duduk, ia meletakkan tongkatnya ke samping dan memakai sabuk pengaman.Dia tidak duduk di kursi belakang, bukan karena dia tidak mau, tapi karena Calvin tidak mengizinkannya duduk di belakang. Pria itu bilang kalau dia duduk di belakang, itu sama saja dengan memperlakukan pria itu sebagai sopir.Rosalina mana berani menganggap putra kedua keluarga Adhitama sebagai sopir. Jadi, dia pun duduk di kursi sebelah pengemudi.Kursi di sebelah pengemudi adalah kursi yang sangat berbahaya.Untungnya, Calvin mengemudi dengan sangat stabil dan tidak ngebut. Jadi, dia cukup merasa aman.
“Apa kamu sudah bisa melihat sedikit-sedikit?” Calvin duduk di sebelah Rosalina.Jika Rosalina tidak bisa melihat, dia seharusnya tidak bisa mengambil kembali kacamata hitamnya dengan akurat.“Pak Calvin duduk di sebelahku, jadi aku bisa mencium aroma Bapak dan mengira-ngira jarak kita berdua. Makanya aku jadi bisa mengambil kembali kacamataku dengan mudah. Aku sih berharapnya aku bisa melihat sedikit-sedikit, tapi sayangnya nggak bisa.”Dunianya masih gelap.“Kamu sangat cantik tanpa kacamata hitam.” Calvin memuji penampilan wanita itu.“Menurut Pak Calvin mamaku ingin melakukan dengan kecantikanku?”“Kamu juga sudah bisa mengira-ngira, ‘kan? Memang enak kalau ngobrol dengan orang cerdas, nggak perlu aku bilang juga sudah paham. Kamu bisa memahami maksud dari perkataanku.”Wanita ini adalah calon istri yang neneknya pilihkan untuknya. IQ-nya tidak mungkin rendah.Meskipun neneknya tidak peduli dengan latar belakang saat memilih calon istrinya, neneknya masih peduli dengan OQ. Takutnya
Adik laki-lakinya juga sangat protektif terhadapnya, tapi adiknya itu hanya bisa melindunginya selama beberapa tahun. Agar adik laki-lakinya tidak melindunginya, ibunya dengan kejam mengirim adik laki-lakinya ke sekolah yang mengharuskan mereka menginap di asrama sekolah.Ibunya selalu “menyingkirkan” orang-orang yang baik padanya.“Bukannya Pak Calvin bilang buket bunga ini untuk tunangan Bapak?”Calvin tersenyum dan berkata, “Apa kamu pernah dengar tentang pertunanganku? Nggak pernah, ‘kan? Itu hanya alasan yang aku cari untuk membohongi mamamu.”Meski Rosalina tidak bisa melihat, dia juga mengikuti gosip-gosip tentang keluarga terkaya di Mambera, yaitu keluarga Adhitama.Dia memang tidak pernah mendengar kalau putra kedua keluarga Adhitama sudah bertunangan.Yang dia tahu hanyalah putra pertama mereka sudah menikah, dan wanita itu adalah Olivia.Setelah Olivia membantunya, Stefan bahkan memberi tahu ayah tirinya bahwa Olivia dan dirinya begitu kenal langsung cocok menjadi teman. Jad
Tidak ada seorang pun di keluarganya yang memberikan tekanan pada Olivia.Yuna adalah bibi Olivia, seharusnya lebih menyayangi Olivia.“Tante juga nggak mendesakku untuk cepat punya anak. Dia hanya bertanya saja. Kita sudah beberapa bulan berhubungan suami istri, tapi aku masih belum hamil. Jadi, wajar saja kalau Tante menanyakannya.”Olivia mengulurkan tangannya untuk mencubit wajah Stefan dengan lembut, membelai alis pria itu, dan berkata kepadanya, “Jangan muka masam seperti itu. Jangan mengerutkan kening juga. Menakutkan sekali. Istrimu ini penakut, bisa ketakutan dibuat kamu.”“Kamu kalau menakuti orang di dalam kegelapan saja nggak perlu riasan wajah.”Stefan terhibur dengan kata-kata istrinya, menjentikkan jarinya di kening wanita itu dan berkata, “Memangnya kamu pernah melihat hantu setampan aku? Kalau kamu penakut, nggak ada orang pemberani lagi di dunia ini.”“Oke, aku nggak marah. Yang jelas, urusan anak adalah urusan kita berdua. Orang lain nggak boleh ikut campur. Papa mam
Olivia berkata, “Menurutku juga begitu, tapi masih terlalu awal untuk mengatakannya. Coba kita lihat saja dulu. Menurutku, Amelia juga menyukai Jonas. Selama mereka saling menyukai, Tante pasti akan menyetujuinya.”Amelia adalah orang yang berani mengejar cinta.Ketika Amelia masih mencintai Stefan, dia masih mengejar Stefan dengan berani, meskipun pria ini tidak menyukainya.Kalau dia suka pada Jonas, dia pasti akan mengusahakan agar mereka mendapatkan persetujuan dari keluarganya.“Sayang, jangan mengkhawatirkan mereka. Mereka bukan orang lemah. Mereka bisa menangani urusan mereka sendiri. Sudah malam. Ayo istirahat.”Stefan menunduk dan mencium kening Olivia, lalu berbisik di telinganya. “Aku akan lebih menahan diri kedepannya, agar kamu juga bisa istirahat. Malam ini, aku hanya akan memelukmu sambil tidur dan nggak akan menyentuhmu.”Olivia menatapnya, lalu membalas ciumannya.Lalu, mereka pun tidur sambil berpelukan.Olivia selalu cepat terlelap.Dalam beberapa menit, dia sudah te
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela