“Oke, terima kasih, Pak.”Odelina mengucapkan terima kasih dengan sopan, lalu berkata kepada Daniel, “Pak, kami pergi dulu, ya. Bye.”Daniel berpesan, “Pelan-pelan. Russel, dadah!”Russel melambaikan tangan kecilnya kepada Daniel, “Dadah, Om Daniel.”Odelina mengendarai motor dan membonceng putranya pergi.Daniel berdiri diam di tempat, melihat punggung kedua orang yang pergi itu, sampai mereka sudah jauh tak terlihat lagi, dia baru kembali ke mobil, menyalakan mesinnya dan kembali ke kantor.Setelah mobil Daniel melaju pergi, Cherly juga menghidupkan mesin BMW yang diparkir lima puluh meter jauhnya di belakang. “Cherly, bawa mobilnya cepat sedikit. Salip mobil Daniel, lalu kejar wanita itu. Kita lihat siapa sebenarnya wanita itu?”Karena takut ketahuan oleh Daniel, mereka memutar dan melalui jalan yang tadi lagi, lalu berhenti di tempat yang tidak jauh dari tempat Daniel memarkir mobilnya. Namun, mereka tetap tidak bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas.Yanti pernah melihat Odel
Mereka berada di lingkaran pergaulan yang sama, jadi pasti akan sering bertemu dan berhubungan.Odelina adalah seorang janda. Yanti hanya mengungkitnya dua kali, tapi Cherly langsung mengingat wanita itu, karena wanita itu adalah kakak kandungnya Olivia.“Iya, Odelina bercerai tahun lalu. Suaminya berselingkuh. Dengar-dengar, juga melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, suaminya juga memintanya untuk membayar setengah dari pengeluaran keluarga. Odelina adalah ibu rumah tangga, biasanya hanya menjaga anak di rumah, jadi nggak punya penghasilan. Suaminya memintanya untuk membayar setengah dari pengeluaran keluarga. Itu artinya, suaminya sudah nggak menyukainya lagi. Dia bahkan nggak menyadarinya.”“Dengar-dengar, dia akhirnya mendapatkan bukti perselingkuhan suaminya. Dia baru tahu suaminya punya wanita lain di luar. Suaminya memintanya untuk membayar setengah dari pengeluaran keluarga, apa pun pengeluaran itu. Pelit sekali padanya. Tapi, kalau untuk selingkuhannya, apa pun d
Dia jadi lebih ingin tahu, apakah Odelina dan putranya sering berhubungan.Setelah mendengar Yanti memerintahkan orang untuk mencari tahu tentang keadaan Odelina belakangan ini, Cherly bertanya kepada Yanti, “Tante, Kak Daniel nggak tertarik pada Odelina, ‘kan?”“Odelina adalah seorang janda, lalu gendut lagi. Selera Daniel nggak seburuk itu. Tapi, kita tetap harus waspada. Siapa tahu Odelina ingin mendapatkan Daniel? Cherly, menantu yang Tante mau itu yang sepertimu.”Kalaupun Odelina bukan seorang janda, Yanti juga tidak akan menyukainya.Cherly berkata, “Benar juga. Aku nggak memikirkan hal itu tadi. Aku hanya berpikir, Kak Daniel nggak mungkin suka dengan seorang janda. Aku juga pikir Tante nggak mungkin setuju, makanya aku nggak menganggap dia ancaman.”“Cherly, Daniel selalu single dari dulu. Dia nggak pernah terlibat dalam skandal apa pun, juga nggak pernah mengejar wanita mana pun. Dia termasuk orang yang nggak peka dalam hubungan cinta, tapi kalau ada yang bisa menaklukkan hat
Setelah menyelesaikan masalah rumah di kampung halamannya, Olivia kembali ke toko buku dengan perasaan gembira.Namun, tak disangka, dia melihat Albert yang sudah lama tidak dia lihat di sana.Albert mengambil cuti dua hari ditambah dua hari di weekend, jadi totalnya ada empat hari. Dia pulang untuk mengunjungi orang tuanya.Mengetahui Olivia tidak ada di toko, Albert datang menemui sepupunya.Junia tidak tahu kapan Olivia akan kembali, sementara Albert hanya masuk dan duduk sebentar, lalu berencana untuk pergi. Tepat saat dia hendak pergi, Olivia kembali dan berpapasan dengannya.“Kak Olivia.” Karena sudah bertemu, Albert tetap tersenyum dan memanggil Olivia dengan sebutan “Kakak” seperti sebelumnya.“Albert?”Olivia mengamati Albert, lalu berkata dengan sopan, “Kamu kapan pulangnya? Sudah lama sekali nggak bertemu. Kamu kelihatan jauh lebih dewasa sekarang.”“Aku baru saja pulang hari ini. Mamaku sedang nggak enak badan. Pabrik nggak terlalu sibuk saat ini, jadi aku mengambil cuti du
Junia menyentuh dahinya dan berkata, “Aku tahu kamu nggak pernah menyukai Albert. Hanya saja, aku takut kamu akan merasa bersalah. Tapi, Albert baik-baik saja kok sekarang. Dia adalah penerus bisnis keluarganya, jadi dia harus belajar untuk hidup susah dan menghadapi beberapa cobaan dulu, supaya bisa jadi lebih dewasa.”“Tante Desy menyuruhnya pergi bekerja ke sana untuk kebaikannya sendiri. Itu hal yang baik. Kenapa aku harus merasa bersalah?” ujar Olivia, duduk di depan meja kasir, mengeluarkan ponselnya dan berkata, “Aku mau laporan dulu dengan suamiku yang cemburuan itu. Jangan sampai dia salah paham.”Olivia mengambil inisiatif untuk memberi tahu Stefan terlebih dahulu. Itu jauh lebih baik daripada Stefan mengetahuinya dari para pengawal.Karena kebiasaan Stefan yang suka cemburu itu, kalau Stefan tahu dari pengawalnya bahwa Olivia bertemu dengan Albert lagi. Pria itu cemburu parah.Junia masuk ke dapur.Setelah beberapa saat, dia membawa sepiring anggur keluar, meletakkannya di a
Junia menghela napas dan berkata, “Terkadang sikap dan perilaku orang tua itu benar-benar nggak bisa dimengerti. Anak-anak yang berbakti nggak disukai, malah lebih memilih yang nggak berbakti.”Setelah hening sejenak, Olivia berkata, “Makanya, pada akhirnya, mereka nggak hanya menyakiti hati putra dan putri mereka yang berbakti, tetapi juga merasa sedih karena anak-anak kesayangan mereka. Ada kakak adik yang hubungannya menjadi kaku setelah orang tua mereka meninggal. Bahkan, ada yang nggak berhubungan lagi setelah itu. Itu semua karena orang tua pilih kasih ketika masih hidup.”“Untung saja, keluargaku nggak begitu. Kakek dan Nenek memperlakukan kami semua dengan cara yang sama. Nggak pilih kasih atau lebih menyayangi satu keluarga saja, juga nggak membenci keluarga lainnya,” ujar Junia. “Paman-pamanku sangat dekat dengan satu sama lain. Aku juga sering berhubungan dengan sepupu-sepupuku.”Olivia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya bisa iri, karena hubungannya dengan sepupu-sepupunya
Alex malas berbicara dengan kakaknya, “Kak, berikan ponselmu ke Kak Olivia. Aku mau ngomong dengannya.”Junia menggerutu, “Aku ini kakak kandungmu. Ini juga urusan keluarga kita. Kamu nggak mau mengatakannya padaku, malah mau mengatakannya pada Olivia. Dasar, kamu pikir kamu bisa menyembunyikannya dariku?” Meskipun menggerutu, Junia tetap memberikan ponselnya pada Olivia. Dia berkata pada sahabatnya, “Si Alex mau buat orang penasaran. Sok misterius. Nggak tahu ada apa. Dia mau bicara padamu.”Olivia tertawa dan mengambil ponsel itu, lalu bertanya pada Alex di seberang telepon, “Alex, ada apa? Kamu bilang padaku. Aku akan merahasiakannya untukmu, nggak akan memberi tahu kakakmu.”Sebenarnya, Junia sudah menempelkan telinganya di telepon. Asalkan Alex mengatakannya, dia akan bisa mendengarnya.Rasa penasarannya sudah terpancing karena adiknya. Dia benar-benar ingin tahu hal apa yang terjadi di rumah. Katanya pertunjukan bagus, hal yang bagus. Dia benar-benar tidak bisa menebak hal bagus
“Junia sudah pulang!”Seseorang melihat Junia pulang dan berteriak keras.Orang-orang yang mengelilingi pintu rumah keluarga Santoso otomatis langsung berdiri di kedua sisi untuk memberi jalan.Junia melihat orang-orang yang mengelilingi pintu rumahnya itu, kebanyakan orang dari desa, dan ada beberapa penyewa di dekat sini. Mereka semua tersenyum saat melihatnya.Setelah semua orang minggir, Junia langsung mengerti apa yang dilihat semua orang di pintu rumahnya. Yang mereka lihat adalah lautan bunga yang luas di depan rumahnya.Reiki, yang tidak menelepon atau mengiriminya pesan sepanjang hari, berdiri di samping lautan bunga itu, memegang sebuah buket mawar di tangannya, juga menatapnya sambil tersenyum.Junia memarkir motor listriknya.“Kak, cepat ke sini dan lihat.”Alex datang dan menarik kakaknya ke depan.Junia ditarik ke lautan bunga. Semuanya bunga mawar. Reiki membentuk ribuan kelopak bunga itu itu menjadi beberapa kata.Junia, menikahlah denganku!Reiki sedang melamarnya.Rei
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela