Share

Bab 119

Penulis: Anggur
“Kan Kak Roni sendiri yang mau pakai sistem patungan. Sekarang kakakku nggak kerja, jadi dia fokus jagain Russel. Kalau Kak Roni bilang begitu, buat Kak Odelina, apa bedanya punya atau nggak punya suami? Kak Roni selalu bilang Kakak nggak ngapa-ngapain? Kakak sudah ngerjain setengahnya. Dia sudah beli bahan makanan, beras juga sudah dicuci. Kak Roni tinggal masak doang.”

Roni ingin membalas perkataan Olivia, tapi Olivia tidak memberikan kesempatan untunya dan terus berbicara, “Kak Roni pikir keluarga kalian sudah benar? Russel kan masih kecil, pas lagi main, wajar kalau mainannya berantakan di lantai. Dia masih belum bisa beresin mainannya sendiri. Kak Roni pikir mainannya punya kaki bisa beresin diri sendiri? Bahkan baju yang Kak Roni pakai setiap hari juga Kakak yang cuci, ‘kan? Kak Roni setiap hari makan tiga kali bukan Kak Odelina yang masak? Kak Roni selalu bilang Kakak nggak punya pendapatan. Kalau Kak Odelina nggak ngurus pekerjaan rumah, apa Kak Roni masih bisa fokus kerja?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Heru Bento
kenapa sekarang nonton ikla tp ga bs dibuka
goodnovel comment avatar
Sari Sari
pargrpy mkin ksni kok mkin skit 1 bab dbuka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 120

    Rasanya aneh sekali! Kenapa bisa manis?! Apa jangan-jangan Roni salah memasukkan gula yang dia kira adalah garam? Dia langsung kembali ke dapur dan melihat bumbu yang tadi dia gunakan. Gula, garam dan vetsin diletakkan di satu kotak yang sama. Pasti tadi Roni mengira kalau gula yang dia tuangkan ke masakannya adalah garam.Biasanya selalu ada sang ibu yang memasak untuk Roni sebelum dia menikah. Setelah menikah, ada Odelina dan Olivia yang memasak untuknya, jadi dia tidak pernah sekali pun memasak. Gula dan garam saja bisa tertukar, hasil masakan yang dibuat juga tentu saja aneh. Berbeda dengan nasi yang masih bisa dimakan karena sudah ditakar oleh Odelina. Namun tanpa ada lauk-pauk yang menemani, tidak mungkin Roni hanya makan nasi putih saja.Amarah Roni meluap ketika tidak ada makanan di rumah setelah bekerja setengah hari di kantor. Kemarahannya semakin menjadi ketika dia mendapati Odelina sedang duduk santai sambil bermain dengan ponselnya di ranjang.Roni melempar ponselnyadan me

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 121

    Odelina mengejar pria itu sambil memegang pisau dapur di tangannya.Roni sama sekali tidak menyangka bahwa istrinya bisa sehebat ini.Setelah menikah, Odelina selalu terlihat lembut dan penuh perhatian. Sekalipun beberapa waktu terakhir ini, Roni sering memaharinya, istrinya itu biasa akan selalu bersabar. Hanya kalau suaminya ini marah terlalu berlebihan, barulah perempuan itu menanggapi dan ribut dengan Roni.Kali ini, tidak cukup hanya ribut saja, istrinya ini bahkan sampai turun tangan seperti orang gila. Tidak hanya memukulnya, sekarang pisau dapur juga ikut turun.Roni buru-buru berlari keluar dari rumah.Odelina juga tidak berhenti, perempuan itu tetap mengejar Roni dengan pisau dapur di tangannya.Kedua suami istri itu terus saling kejar-kejaran hingga turun ke lantai satu.Keributan yang dibuat oleh sepasang suami istri ini telah membuat para tetangga sekitar mereka merasa terganggu.Odelina terus mengejar Roni dengan pisau dapur di tangannya hingga melewati lima blok perumah

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 122

    Odelina tertawa dengan dingin, “Bukannya dia selalu menuntut kesamaan? Aku hanya melakukan seperti yang sudah dilakukannya, kalau dia marah bisa melampiaskan sesuka hatinya kepadaku. Kalian melihat dia seperti itu, kalian merasa kasihan, lantas aku yang sudah seperti ini apa kalian nggak kasihan?”“Anak kalian dibesarkan oleh kedua orangtuanya, apa kalian pikir aku nggak punya orang tua yang membesarkan aku? Benar, orang tuaku memang sudah nggak ada, tapi bukan berarti kalian bisa menyiksaku sesuka hati kalian!”“Kalian mau satu persatu atau datang sekaligus? Kalau nggak terima, cepat tuntaskan di sini, aku bukanlah perempuan yang mudah ditindas! Kalau kalian berani memukul dan memojokkan aku lagi, sekalipun aku harus mati di sini, aku pasti akan membawa kalian mati bersama!”“Roni, aku dari dulu sudah pernah bilang, kalau kamu berani memukulku lagi, kecuali kamu memukulku sampai mati, jangan harap kamu bisa tidur dengan tenang! Aku pasti akan menguliti kamu dan memotong daging mu menj

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 123

    Roni melihat keluarganya sudah mengetahui hal ini, tapi tidak ada menyalahkannya sedikit pun, pria itu pun kembali bercerita. “Semenjak Odelina melahirkan, badannya semakin lama semakin gendut, aku semakin lama semakin nggak suka dengannya. Sebaliknya Yenny sangat perhatian dan lembut, dia juga masih muda dan cantik. Aku rasa perempuan yang sebenarnya aku cintai adalah Yenny.”Ibu Roni langsung menjawab anaknya dengan ketus, “Orang melihat kamu hanya karena jabatan dan juga pendapatan kamu! Coba kalau kamu hanya seorang pegawai biasa seperti kemarin, siapa yang mau melihat kamu?”“Walaupun Odelina memang sedikit kejam dan memukul kamu hingga seperti ini, dia adalah perempuan yang sudah kamu nikahi selama bertahun-tahun, menjaga kamu dan keluarga kamu dengan sangat baik. Dia adalah perempuan yang sudah merasakan pahitnya kehidupan, sudah tahu bagaimana harus menjalani kehidupan dan menjaga rumahnya. Nggak seperti perempuan yang kamu bilang itu, Odelina jauh lebih baik daripadanya.”Wala

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 124

    “Jadi menyusahkanmu.”Junia kembali tersenyum sambil berkata, “Nggak usah sungkan, kemarin-kemarin kamu yang selalu menutup toko. Aku selalu merasa nggak adil sama kamu, sekarang giliran aku menebusnya, biar hatiku merasa lebih baik.”Olivia juga tidak merasa segan terhadap teman baiknya. Perempuan itu mengambil baju yang dibelinya, lalu berkata sampai jumpa kepada temannya dan keluar dari dalam toko. Sesampainya di luar, perempuan itu membuka pintu depan dan menaruh bajunya di samping kursi pengemudi. Lalu berkata kepada Stefan, “Kamu pulang dulu saja, aku mau beli sayur dulu di pasar. Kalau kamu bisa cuci rice cooker, pulang tolong cuci, kalau nggak tunggu aku pulang saja.”Stefan melirik ke arah motor listriknya sambil bertanya, “Di mana mobil baru kamu?”“Tadi pas keluar sudah telat, jadi aku bawa motor karena takut tambah macet.”Olivia memasang helm di kepalanya, lalu berkata, “Aku jalan dulu.”Tanpa menunggu Stefan sempat menjawab apa pun, motor Olivia sudah meluncur lebih dahu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 125

    Setelah menceritakan hal ini, Junia tiba-tiba berhenti sebentar dan menatap adik sepupunya dengan curiga, “Albert, kenapa kamu bertanya hal ini?”Albert mana mungkin mau mengakui bahwa dirinya memikirkan Olivia. Hanya menyukai perempuan itu diam-diam dan berharap suatu hari nanti Olivia akan bercerai dengan suaminya yang sekarang. Pria itu pun berbohong dan berkata kepada Kakak Sepupunya, “Aku hanya khawatir dengan Kak Oliv, nggak ada maksud yang lain. Kak Oliv sangat hebat, kalau suaminya nggak menghargainya, bukankah lebih baik bercerai secepatnya. Setelah itu mencari lagi seorang suami yang bisa mengerti dan menghargai Kak Oliv, melewati hidup yang bahagia.”“Tentu saja, Olivia adalah gadis baik-baik, aku sangat yakin Pak Stefan akan mencintai Olivia sepenuhnya. Bisa jadi, malah dia dulu yang jatuh cinta dengan Olivia.”Junia sangat berharap temannya bisa melewati hari-hari yang menyenangkan. Sebaliknya, hati Albert terasa sesak. Namun dirinya tidak bisa memberitahu Kakak Sepupuny

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 126

    Stefan merasa sedikit kesal, tapi setelah dipikir-pikir, dia menjual kerajinan tangannya Olivia. Yang mendapatkan uang Olivia, dan Olivia adalah istrinya sekarang. Itu artinya uangnya juga tidak masuk ke kantong orang lain. Suasana hatinya pun jadi membaik.Selesai memasak, Olivia membawa semua sayur dan lauk keluar dan meletakkannya di atas meja.Stefan dan Olivia duduk dan makan bersama.Harus diakui, masakan Olivia sangat enak. Stefan beruntung.Setelah makan dan mencuci piring, Olivia mengambil kantong berisi baju yang ada dari sofa, mengeluarkan bajunya, lalu menyerahkannya pada Stefan dan berkata, “Pak Stefan, coba deh, kamu cocok nggak pakai dua stel baju ini?”“Kamu sudah banyak membantuku. Aku merasa nggak cukup kalau hanya mentraktir kamu makan, jadi aku membeli dua stel baju baru untukmu. Masih ada dua dasi. Warna bajunya hitam, warna yang kamu suka.”Stefan sudah menebaknya dari tadi bahwa baju itu pasti untuknya. Namun, dia memasang muka datar, mengambil baju itu dan menga

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 127

    Banyak orang yang juga berjalan santai di kompleks itu. Kebanyakan adalah orang tua yang membawa anak-anak mereka. Ada juga pasangan muda yang bergandengan tangan dan sangat mesra.Stefan dan Olivia hanya melihat betapa mesranya orang-orang itu. Mereka tetap berjalan berdampingan dan tak satu pun dari mereka yang berinisiatif mengulurkan tangan mereka.Namun, banyak yang menoleh untuk mengamati mereka, karena yang prianya tampan dan wanitanya cantik.Akhirnya, Olivia mampir ke taman bermain anak-anak di kompleks tersebut dan berkata kepada pria di sampingnya, “Ayo, duduk di sini sebentar dan melihat anak-anak.”Dia sangat menyukai anak-anak.Dia sangat menyayangi keponakannya, Russel.Stefan tidak mengatakan apa-apa, tetapi diam-diam mengikutinya dan duduk di sebuah kursi yang terbuat dari batu.“Kalau Russel ada di sini, dia pasti akan bermain dengan senang.”Stefan bergumam mengiyakan.Olivia menoleh untuk menatap Stefan. Pria itu agak bingung dilihat tanpa sebab, jadi dia bertanya d

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3637

    Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3636

    “Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3635

    Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3634

    “Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3633

    Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3632

    Orang lain tidak pernah ada yang mengatakannya terang-terangan, dan Olivia juga anggap saja tida tahu apa-apa. Toh makin bahagia hidupnya, orang lain yang makin iri padanya.“... Sayang, sudah malam, nih. Kamu cepat tidur, deh. Kamu mungkin belum mau tidur, tapi anak kita sudah mau,” kata Stefan. Dia buru-buru mengganti topik obrolan dan membujuk istrinya untuk segera tidur. Namun di satu sisi, dia belum ingin menyudahi percakapannya dengan istri tercinta. Namun akhirnya Olivia-lah yang mengakhiri pembicaraan mereka.Setelah meletakkan ponselnya, Olivia mengelus perutnya sambil berkata kepada anak yang masih di dalam perutnya itu, “Sayang, Papa nggak mau jujur sama Mama. Walaupun maksudnya baik, dia tetap saja berbohong.”Setelah keheningan sesaat, Olivia berkata lagi, “Tapi kita nggak boleh nyalahin Papa. Dia berbohong demi kebaikan kita. Sekarang Mama nggak boleh gegabah karena harus menjaga kamu. Semua orang yang sayang sama kamu nggak mau Mama kenapa-napa. Sayang, menurut kamu, Pap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3631

    Sementara itu di kamar sebelah, setelah Russel pergi, sekarang giliran Olivia yang mengobrol dengan Stefan.“Sayang, kamu bawa Russel main di rumahnya keluarga Junaidi saja. Biar dia main di sana sampai puas tanpa perlu mikir apa-apa. Kalau aku sudah selesai, aku jemput kalian di sana,” kata Stefan.“Muka kamu kelihatannya capek banget. Kamu yang lebih butuh istirahat dari aku. Tugas yang bisa dioper ke orang lain dioper saja, nggak perlu semuanya kamu yang kerjain sendiri,” ujar Olivia membalas. “Kalau semuanya kamu yang kerjain sendiri pasti capek banget. Jangan pikir mentang-mentang masih muda jadi boleh bergadang. Kebanyakan bergadang nanti jadi cepat tua dan malah kasih dampak buruk ke badan kamu. Risiko meninggal tiba-tiba juga jadi meningkat. Stefan, kamu harus ingat, sekarang kamu nggak sendiri lagi. Kamu punya istri dan sebentar lagi punya anak. Aku dan anak kita menunggu kamu pulang.”“Iya, Sayang. Tenang saja. Aku selalu ingat kamu waktu mengerjakan apa pun. Aku bisa melindu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3630

    “Mama kamu sudah sibuk seharian pasti butuh istirahat, kita kasih dia waktu untuk istirahat sebentar, ya.”Russel sejenak berpikir, lalu dengan berat hati dia menyahut, “Oke, kalau begitu aku mau tidur dulu. Besok pagi baru aku telepon Mama. Tante Olivia, besok bangunin aku, ya.”“Oke. Jam 7.30 besok Tante bangunin, ya. Seharusnya jam segitu mama kamu lagi sarapan,” ujar Olivia.Dengan berat hati Russel melambaikan tangannya sambil berpamitan dengan Stefan, dia lalu meninggalkan amarnya Olivia dan kembali ke kamar tidur dia dan Liam.Di kamarnya Liam sedang menyalin nama-nama obat beserta khasiat dan larangan penggunaan dari setiap jenisnya. Saat melihat Russel kembali, dia langsung mengangkat kepalanya dan bertanya, “Russel, kamu sudah ketemu sama mama kamu?”Russel menghampiri dan melihat nama obat yang Lam tulis. Hanya sedikit saja huruf yang bisa dia baca. “Mama masih sibuk, jadi nggak ada waktu untuk ngobrol. Tante Olivia suruh aku untuk istirahat dulu. Besok pagi baru aku bisa ng

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3629

    Tanpa pikir panjang Russel menjawab,”Jelas suka, dong! Aku suka Om Daniel. Asyik juga nambah satu papa lagi. Orang lain cuma punya satu papa, aku punya dua.”Pada saat awal-awal Daniel mencari tahu apakah Russel menginginkan ayah baru, Russel bilang kalau dia sudah punya ayah. Dia tidak ingin serakah, satu ayah saja sudah cukup. Sekarang ketika Russel sudah lebih besar, dia mulai membangun hubungan ayah dan anak dengan Daniel, dan sekarang dia sudah bisa menerima Daniel sebagai ayah barunya. Di luar itu, saat ini hubungan Russel dengan Daniel justru lebih dekat dibandingkan ayah kandungnya.Alasan utamanya adalah karena keluarga Pamungkas suka membuat masalah yang perlahan mengikis hubungan mereka dengan Russel. Russel sekarang masih kecil. Sebenarnya asal keluarga Pamungkas mau memperlakukan Russel dengan baik dan tidak memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan pribadi, dan benar- benar menyayangi Russel dengan tulus, Russel juga pasti akan senang dengan mereka. Jika menunggu sampai R

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status