Banyak orang yang juga berjalan santai di kompleks itu. Kebanyakan adalah orang tua yang membawa anak-anak mereka. Ada juga pasangan muda yang bergandengan tangan dan sangat mesra.Stefan dan Olivia hanya melihat betapa mesranya orang-orang itu. Mereka tetap berjalan berdampingan dan tak satu pun dari mereka yang berinisiatif mengulurkan tangan mereka.Namun, banyak yang menoleh untuk mengamati mereka, karena yang prianya tampan dan wanitanya cantik.Akhirnya, Olivia mampir ke taman bermain anak-anak di kompleks tersebut dan berkata kepada pria di sampingnya, “Ayo, duduk di sini sebentar dan melihat anak-anak.”Dia sangat menyukai anak-anak.Dia sangat menyayangi keponakannya, Russel.Stefan tidak mengatakan apa-apa, tetapi diam-diam mengikutinya dan duduk di sebuah kursi yang terbuat dari batu.“Kalau Russel ada di sini, dia pasti akan bermain dengan senang.”Stefan bergumam mengiyakan.Olivia menoleh untuk menatap Stefan. Pria itu agak bingung dilihat tanpa sebab, jadi dia bertanya d
Stevan diam saja.Dia benar-benar tidak tahu harus membicarakan apa dengan Olivia.Pasangan muda di sekitar mereka sangat mesra dan manis satu sama lain, berjalan jalan sambil bergandengan tangan. Sementara pasangan yang memiliki anak, topik pembicaraan mereka lebih banyak tentang anak, sehingga banyak hal yang bisa dibicarakan.Berbeda dengan mereka, yang tidak saling mencintai dan tidak punya anak. Sangat sulit untuk mengobrol.Melihat Stefan diam saja, Olivia tersenyum. Dia bangkit dan segera menarik Stefan, “Ayo, kita pulang. Jangan sampai kamu merasa nggak nyaman, seolah aku akan menggodamu.”“Olivia, kamu itu perempuan!”“Memangnya kenapa kalau perempuan? Aku kan hanya bilang, nggak akan rugi juga.”Olivia menarik Stefan pergi, tetapi hanya di ujung bajunya, tanpa menyentuh tangan pria itu. Dia takut pria itu akan mencuci tangannya ratusan kali ketika sampai di rumah nanti.“Kamu nggak lihat trending topic dua hari lalu? Tentang tuan muda keluarga Adhitama dan putri dari pemilik
Olivia berkata, “Padahal kamu juga termasuk pimpinan di perusahaan, tapi kesempatanmu untuk bertemu bosmu juga sangat kecil. Bosmu itu benar-benar ... susah digapai dan sangat misterius.”Di internet sama sekali tidak ada foto tuan muda keluarga Adhitama.Pria itu selalu diikuti oleh pengawal ke mana pun dia pergi. Sebelumnya waktu di pesta, juga ada banyak pengawal yang mengikutinya. Pengawalnya semua berbadan tinggi dan kekar lagi. Dia dan temannya sampai berjinjit, tapi juga tidak bisa melihat seperti apa rupa pria itu.Stefan yang bekerja di Adhitama Group dan merupakan seorang pimpinan di sana saja juga jarang bisa bertemu dengan pria itu. Dia jadi merasa lebih baik sekarang.Stefan tidak menjawab.Dia tidak peduli apa yang orang lain katakan tentang dia. Dia melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya sendiri.Sambil membicarakan tuan muda keluarga Adhitama, mereka berdua berjalan kembali ke Gedung B tempat mereka tinggal.Pengawal-pengawal Stefan ada di sekitar. Meskipun
Punya istri rasanya enak juga.Stefan membawa kotak makan itu pergi.Dalam perjalanan ke kantor, dia menikmati sarapan penuh kasih yang disiapkan oleh istrinya di dalam mobil.Rasanya enak dan memuaskan sekali.Sopir dan pengawalnya agak bingung. Sarapan yang disiapkan istri majikannya itu sangat sederhana. Bisa-bisanya majikan mereka yang orangnya sangat pilih-pilih makanan ini melahapnya dengan senang. Mungkin masakan wanita itu benar-benar enak.Setelah Stefan pergi, Olivia menelepon kakaknya seperti biasa. Setelah yakin kakaknya baik-baik saja, dia juga keluar rumah.Ketika dia keluar rumah, jalanan sudah mulai macet karena sudah rush hour. Saat dia sudah setengah jalan, macetnya semakin parah.Banyak orang yang cemas dan kesal karena mau cepat-cepat ke kantor.Amelia juga ingin memaki rasanya.Dia menyelinap keluar rumah sementara kakak dan kakak iparnya bermesraan waktu sarapan. Oh, dia juga diam-diam menyiapkan sarapan untuk Stefan, yang dia secara khusus minta ke koki untuk men
Olivia bawa motor listrik, jadi kemacetan lalu lintas tidak memengaruhinya.Dia hanya membutuhkan sepuluh menit untuk sampai di kantor Adhitama Group.Olivia menghentikan motornya, menoleh ke Amelia dan berkata, “Hei, kita sudah sampai.”Amelia mengembalikan helmnya ke Olivia dan berterima kasih lagi.“Ini hal kecil, nggak perlu berterima kasih.”Amelia memandang Olivia dan berkata, “Apa aku boleh tahu siapa namamu? Aku merasa kamu sangat familier. Apa kita pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya?”“Nama belakangku Hermanus. Kamu memberi kesan yang baik padaku. Sayangnya, aku belum pernah melihatmu sebelumnya.”Wanita cantik biasanya selalu meninggalkan kesan pada pandangan pertama, tapi Olivia benar-benar tidak ingat pernah bertemu wanita ini.“Nama belakangmu Hermanus, ya. Oh, aku ingat, sebelumnya pernah ada trending topic tentang cucu yang nggak berbakti. Orang yang dituduh nggak berbakti itu juga bernama belakang Hermanus. Ada fotonya waktu itu. Kulihat kamu mirip dengan salah s
Amelia tidak ingin berutang budi pada Olivia.Dia juga merasa cocok dengan Olivia.Oleh karena itu, dia memberikan kartu nama kepada Olivia.Olivia juga melihat deretan mobil mewah yang datang dan berkata dengan pengertian, “Bu Amelia pergi saja dulu. Semoga semua keinginannya menjadi kenyataan.”“Terima kasih.”Amelia membawa buket bunga dan kotak makan di tangannya, lalu bukannya pergi ke arah deretan mobil mewah itu, dia malah langsung berlari menuju pintu masuk kantor dan berdiri di tengah gerbang.Olivia menatap dengan tercengang.Amelia sangat tangguh.Meskipun Stefan sudah keluar rumah pagi-pagi sekali hari ini, tapi dia masih harus pulang ke vila untuk mengambil barang. Setelah keluar dari vila dan berada setengah jalan, dia terkena macet. Kalau macet, semua orang juga tidak bisa berbuat apa-apa, tak peduli siapa dia dan apa identitasnya.Karena itulah Stefan baru sampai di kantor sekarang.Pengawal yang duduk di kursi penumpang kebetulan adalah Dimas. Dimas memiliki penglihata
Amelia menghadang di pintu kantor, jadi sopir terpaksa menghentikan mobilnya.“Den, apa perlu aku turun dari mobil dan menarik Non Amelia pergi?”Sopir itu ke Stefan untuk meminta petunjuk.Stefan terdiam sejenak, kemudian menekan tombol untuk menurunkan jendela.Amelia sangat senang melihat Stefan menurunkan jendela mobil. Dia langsung membawa buket bunga dan kotak makan menghampiri pria itu.“Stefan.” Amelia akhirnya bertemu dengan pria yang dia pikirkan siang dan malam itu. Meski dia sering datang ke sini untuk menyatakan cintanya kepada Stefan, dia sebenarnya sudah lama tidak melihat Stefan secara langsung.Dia sangat merindukan pria ini.Pria ini masih terlihat keren seperti biasa, masih pria paling tampan di hatinya.Melihat bibir tipis Stefan, Amelia rasanya ingin mencondongkan tubuh dan mencium pria itu.Bibir pria itu lembut atau tidak, ya?Amelia memandang Stefan seperti harimau sedang melihat mangsanya, membuat Stefan mengernyit.“Bu Amelia.”“Stefan, panggil saja aku Amelia
“Aku sudah memakannya di mobil.”Reiki terdiam.“Ngomong-ngomong, aku baru saja melihat pertunjukan yang bagus. Mau aku beri tahu, nggak?”Stefan melirik pria itu sekilas, lalu terus berjalan masuk tanpa menghentikan langkahnya. Wajah tampannya datar dan bibirnya tertutup rapat. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun.Reiki tidak menyukai sikap bosnya yang seperti itu, jadi dia tetap berkata, “Aku datang ke kantor lebih awal hari ini, kebetulan melihat istrimu mengantar Bu Amelia ke kantor. Mereka mengobrol dengan sangat asyik. Bos, istri dan orang yang menyukaimu tampaknya cocok dan bisa berteman baik. Bagaimana menurutmu tentang hal ini?”Stefan bahkan tidak repot-repot menatap Reiki, langsung berjalan ke lift, meninggalkan asistennya yang banyak mulut itu di tempat.Reiki tidak marah, terkekeh kecil dan berkata dalam hati, “Sungguh pertunjukan yang bagus.”Dia sangat ingin tahu. Suatu hari nanti, kalau identitas bosnya terbongkar. Istrinya akan bagaimana?Stefan menelepon Aksa Sanjay
“Nenek bilang begitu, lalu bagaimana dengan kami? Kalau Stefan dan yang lainnya hanya dianggap biasa saja, berarti kami ini benar-benar nggak ada apa-apanya.” Aksa tertawa sambil menggoda Nenek Sarah. Jonas juga mengangguk setuju. Nenek tertawa makin bahagia. Hal yang paling dia banggakan dalam hidupnya adalah kesembilan cucunya.Tatapan Setya kembali tertuju pada Russel. Bocah itu bersembunyi di pelukan bibinya, menatap semua orang dengan rasa ingin tahu. Dia hanya bisa mendengarkan para kakek berbicara, tetapi tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. "Mirip, benar-benar mirip," gumam Setya. "Dia sangat mirip dengan Bu Reni saat kecil. Kalau dia diikat dua kuncir dan mengenakan gaun, dia akan persis seperti Bu Reni." Setya menatap Russel seakan tenggelam dalam kenangan. Dulu, anak itu selalu bersuara manja ketika bertemu dengannya dan berkata, "Kakek Setya, gendong aku, aku mau digendong." Dia tidak pernah bisa menolak permintaan si gadis kecil. Setiap kali, dia pasti akan menga
Stefan hanya terdiam mendengar ucapan neneknya, sedangkan Olivia tersenyum tipis.Nana melirik Samuel sekilas ketika semua orang tidak memperhatikannya. Saat nenek datang, dia segera memberi tahu beberapa cucunya yang masih berada di Mambera untuk datang ke kediaman keluarga Sanjaya untuk bertemu dengan para tetua. Meskipun para tetua telah menerima undangan Nenek Sarah dan berjanji untuk berkunjung ke Vila Permai, Nenek Sarah tetap khawatir mereka akan mengingkari janji dan tiba-tiba pergi. Jika begitu, di mana dia bisa menemukan mereka nanti? Meskipun mereka berasal dari generasi yang sama, Nenek Sarah sebenarnya tidak terlalu akrab dengan mereka. Selama ini dia hanya mendengar namanya tanpa pernah benar-benar bertemu. Dia pun tidak bisa menjamin apakah mereka benar-benar akan memberinya muka dan datang ke Vila Permai. Rubah Perak menatap muridnya setelah mendengar ucapan Nenek Sarah dan bercanda,"Kamu nggak perlu keliling dunia lagi. Menurutmu, bagaimana dengan muridku? Nana su
Karena dia bahkan tidak mau mengatakan nama aslinya, Olivia dan yang lainnya pun tidak bertanya lebih jauh tentang asal-usulnya. Saat mendengar Yuna sesekali mengingatkan Setya agar turun tangga dengan hati-hati, semua orang yang sedang bercanda dan tertawa pun terdiam, lalu menoleh ke arah tangga. Beberapa generasi muda ingin membantu memapah Setya, tetapi dia tersenyum dan berkata, "Nggak perlu, saya belum sampai pada tahap harus dipapah saat berjalan." Anak-anak muda ini hampir semuanya adalah keturunan Reni. Di dalam hatinya, Setya merasa sangat bersyukur. Dulu, dia mengira keluarga Reni telah hancur lebur, tetapi untungnya, kedua putri Reni berhasil ditemukan dan mereka juga memiliki keturunan. Dengan demikian, garis keturunan kepala keluarga tidak benar-benar punah. Russel belum pernah bertemu dengan Setya sebelumnya. Saat melihatnya, dia langsung bersembunyi di pelukan bibinya. Olivia berkata dengan lembut, "Russel, ini adalah kakek buyut yang sering disebut oleh Tante." R
Setya merasa lega dan berkata, "Saya tahu, suami Olivia adalah pria yang baik. Dia menikah dengan keluarga Adhitama, jadi kita nggak perlu mengkhawatirkannya. Masa depannya pasti akan lebih baik. Nyonya Sarah juga wanita yang cerdas." "Hanya saja, saya dengar Odelina sudah cerai. Hak asuh anak jatuh padanya. Sebelum saya datang ke sini, saya juga menyelidiki mantan suaminya. Keluarga mantan suaminya benar-benar keluarga yang buruk dan nggak tahu malu.""Dia masih sangat muda, baru berusia awal 30-an. Kelak, dia tetap harus mencari pria yang bersedia tinggal di rumahnya. Para kepala keluarga Gatara selalu mencari suami yang mau masuk ke dalam keluarga, bukan menikah dan keluar dari keluarga." Karena Yuna telah mengatur agar Odelina pergi ke Cianter, Setya pun memahami bahwa Yuna tidak akan bersaing untuk menjadi kepala keluarga Gatara, tetapi dia ingin generasi berikutnya yang melakukannya. Olivia adalah menantu sulung keluarga Adhitama, sehingga dia tidak cocok menjadi kepala keluar
Karena dia melahirkan dua putra dan satu putri, akhirnya ibu mertuanya benar-benar menerimanya. Sejak saat itu, dia benar-benar merasa dalam dunia bisnis, semuanya lancar. Ibu mertuanya sangat menyayangi Amelia, karena kepribadian gadis itu cukup mirip dengan neneknya. "Bu Yuna terlalu rendah hati. Anda benar-benar mewarisi kemampuan Bu Reni. Di mana pun Anda berada, Anda pasti bisa bersinar," kata Setya dengan nada penuh kebanggaan. Itu adalah kebanggaan seorang yang menganggap "anaknya" sebagai yang terbaik. Yuna membantu Setya keluar dari kamar. Perempuan itu tersenyum dan berkata, "Saya tidak ada status sebagai penerus keluarga Gatara. Kalau saya nggak memulai bisnis sendiri, maka di mana pun saya bekerja, saya tetap membutuhkan seseorang yang bisa mengenali bakat saya. Seorang pekerja nggak bisa menentukan nasibnya sendiri." Selanjutnya, dia juga memiliki perusahaan sendiri. Setelah putranya mengambil alih bisnis keluarga, dia juga menyerahkan perusahaannya kepada putranya un
Setya berbicara tentang masa lalu Sarah, lalu melirik ke arah Rudy. "Om Setya, saya juga selalu mendengarkan istri saya," kata Rudy dengan segera, memahami makna dari tatapan Setya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya juga adalah pria yang mencintai istrinya. Lelaki itu tersenyum puas dan menjawab, "Terlihat jelas bahwa kamu sangat memanjakan Bu Yuna." Di dalam hati Yuna terasa hangat. Setya seperti keluarga dari pihak ibunya. Jika kedua orang tuanya masih hidup, dengan status serta kasih sayang Setya terhadap dia dan adiknya, dia benar-benar bisa dianggap sebagai keluarga dari pihak ibunya. Baik ayah maupun ibunya selalu berkata bahwa Setya adalah orang yang paling setia, tidak perlu khawatir bahwa dia akan berkhianat. Setya sering membantu ibunya menyelesaikan berbagai urusan. Terkadang mereka berdiskusi berdua, dan ayahnya tidak pernah merasa cemburu atau khawatir. Dalam ingatan Yuna, ibunya memiliki kesehatan yang buruk dan sering beristirahat di tempat tidur. Ayahnya adalah o
Ingatan tentang Yuna yang dulu masih kecil, kini sudah menjadi seorang nenek. Sudah tua, semuanya sudah tua. Cucu-cucu dari Reni pun sudah menikah dan memiliki anak. Jika kepala keluarga masih hidup, pasti akan sangat bahagia melihat tiga cucu perempuannya yang luar biasa. Tidak perlu khawatir tentang penerus keluarga. Siapa pun dari cucu perempuan itu yang dipilih untuk memikul tanggung jawab, tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan. Sayangnya, kepala keluarga tidak bisa melihat pencapaian keturunannya. Saat Setya terbangun dan menyadari bahwa ini bukan mimpi, bahwa semuanya nyata, bahwa dia benar-benar bertemu dengan Yuna, air matanya pun jatuh. Dia teringat pada kepala keluarga dan merasa tidak adil untuknya. Kakak perempuan Patricia membesarkannya dengan penuh kasih saying selayaknya seperti seorang ibu. Namun, pada akhirnya justru hancur di tangan Patricia. Reni menganggap Patricia sebagai adik, bahkan seperti putrinya sendiri, sangat mencintai dan sangat memercayainya. Satu-
Cakra menatap tajam putra sulungnya dan berkata, "Kalau kalian kasih tahu mamamu, lalu dia melarang kalian kasih uang saku ke aku, apakah kalian benar-benar nggak akan kasih lagi?" "Tentu saja nggak. Kami akan berusaha mendapatkan sejumlah uang saku untuk Papa, asalkan Papa bisa menjamin nggak akan..." Ivan tiba-tiba teringat bahwa ayahnya sudah tidak bisa lagi melakukan hal itu, jadi dia tidak melanjutkan kata-katanya. Wajah Cakra menjadi muram. Dia tahu bahwa putra sulungnya berkata yang sebenarnya. Setelah menghela napas, dia pun berkata, "Terserah kalian, kalau mau bilang, silakan. Aku ini papa kalian. Sekarang aku sudah tua dan nggak punya penghasilan, apa salahnya kalian kasih aku uang saku? Apakah Patricia masih berniat untuk melarangnya?" Karena kesal terhadap Patricia, Cakra kini langsung menyebut nama istrinya begitu saja tanpa embel-embel. "Papa, aku yakin Mama nggak akan melarangnya." "Papa, sudahlah, jangan membahas hal ini lagi. Ayo, kita makan. Malam ini, kita haru
Lelaki yang benar-benar dicintai oleh Patricia lebih tua darinya sekitar belasan hingga dua puluh tahun, dan dia adalah asisten dari kakak perempuannya. Namun, lelaki itu hanya setia kepada majikannya saja, sementara perasaan Patricia hanyalah cinta sepihak. Mungkin karena cinta yang bertepuk sebelah tangan itulah, Patricia akhirnya membunuh kakaknya karena rasa benci yang lahir dari cinta. Cakra memang tidak memiliki bukti bahwa Patricia membunuh kakaknya, tetapi sebagai suaminya selama puluhan tahun, dia sangat memahami sifat kejam perempuan itu. Ditambah lagi, dia pernah mendengar bisik-bisik orang-orang di dalam keluarga besar mereka. Seperti kata pepatah, tidak ada asap jika tidak ada api. Bisa jadi, Patricia memang naik ke posisi penguasa dengan cara membunuh kakaknya. Dengan karakter seperti itu, apalagi yang tidak bisa dia lakukan? Kalau pria yang benar-benar dicintai oleh Patricia masih hidup sampai sekarang, pasti dia sudah menemukannya. Namun, besar kemungkinan pria itu