Share

Bab 121

Author: Anggur
Odelina mengejar pria itu sambil memegang pisau dapur di tangannya.

Roni sama sekali tidak menyangka bahwa istrinya bisa sehebat ini.

Setelah menikah, Odelina selalu terlihat lembut dan penuh perhatian. Sekalipun beberapa waktu terakhir ini, Roni sering memaharinya, istrinya itu biasa akan selalu bersabar. Hanya kalau suaminya ini marah terlalu berlebihan, barulah perempuan itu menanggapi dan ribut dengan Roni.

Kali ini, tidak cukup hanya ribut saja, istrinya ini bahkan sampai turun tangan seperti orang gila.

Tidak hanya memukulnya, sekarang pisau dapur juga ikut turun.

Roni buru-buru berlari keluar dari rumah.

Odelina juga tidak berhenti, perempuan itu tetap mengejar Roni dengan pisau dapur di tangannya.

Kedua suami istri itu terus saling kejar-kejaran hingga turun ke lantai satu.

Keributan yang dibuat oleh sepasang suami istri ini telah membuat para tetangga sekitar mereka merasa terganggu.

Odelina terus mengejar Roni dengan pisau dapur di tangannya hingga melewati lima blok perumah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Shima Asul
nyerah ngikut ni cerita ,bab ribuan ,undur diro saya
goodnovel comment avatar
Ryy Yolanda
padahal nungguin bab Olivia kasi hadiah ke stefen. tp udh ber bab2 masi bahas kk nya. udh mahal 1 bab nya singkat x
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 122

    Odelina tertawa dengan dingin, “Bukannya dia selalu menuntut kesamaan? Aku hanya melakukan seperti yang sudah dilakukannya, kalau dia marah bisa melampiaskan sesuka hatinya kepadaku. Kalian melihat dia seperti itu, kalian merasa kasihan, lantas aku yang sudah seperti ini apa kalian nggak kasihan?”“Anak kalian dibesarkan oleh kedua orangtuanya, apa kalian pikir aku nggak punya orang tua yang membesarkan aku? Benar, orang tuaku memang sudah nggak ada, tapi bukan berarti kalian bisa menyiksaku sesuka hati kalian!”“Kalian mau satu persatu atau datang sekaligus? Kalau nggak terima, cepat tuntaskan di sini, aku bukanlah perempuan yang mudah ditindas! Kalau kalian berani memukul dan memojokkan aku lagi, sekalipun aku harus mati di sini, aku pasti akan membawa kalian mati bersama!”“Roni, aku dari dulu sudah pernah bilang, kalau kamu berani memukulku lagi, kecuali kamu memukulku sampai mati, jangan harap kamu bisa tidur dengan tenang! Aku pasti akan menguliti kamu dan memotong daging mu menj

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 123

    Roni melihat keluarganya sudah mengetahui hal ini, tapi tidak ada menyalahkannya sedikit pun, pria itu pun kembali bercerita. “Semenjak Odelina melahirkan, badannya semakin lama semakin gendut, aku semakin lama semakin nggak suka dengannya. Sebaliknya Yenny sangat perhatian dan lembut, dia juga masih muda dan cantik. Aku rasa perempuan yang sebenarnya aku cintai adalah Yenny.”Ibu Roni langsung menjawab anaknya dengan ketus, “Orang melihat kamu hanya karena jabatan dan juga pendapatan kamu! Coba kalau kamu hanya seorang pegawai biasa seperti kemarin, siapa yang mau melihat kamu?”“Walaupun Odelina memang sedikit kejam dan memukul kamu hingga seperti ini, dia adalah perempuan yang sudah kamu nikahi selama bertahun-tahun, menjaga kamu dan keluarga kamu dengan sangat baik. Dia adalah perempuan yang sudah merasakan pahitnya kehidupan, sudah tahu bagaimana harus menjalani kehidupan dan menjaga rumahnya. Nggak seperti perempuan yang kamu bilang itu, Odelina jauh lebih baik daripadanya.”Wala

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 124

    “Jadi menyusahkanmu.”Junia kembali tersenyum sambil berkata, “Nggak usah sungkan, kemarin-kemarin kamu yang selalu menutup toko. Aku selalu merasa nggak adil sama kamu, sekarang giliran aku menebusnya, biar hatiku merasa lebih baik.”Olivia juga tidak merasa segan terhadap teman baiknya. Perempuan itu mengambil baju yang dibelinya, lalu berkata sampai jumpa kepada temannya dan keluar dari dalam toko. Sesampainya di luar, perempuan itu membuka pintu depan dan menaruh bajunya di samping kursi pengemudi. Lalu berkata kepada Stefan, “Kamu pulang dulu saja, aku mau beli sayur dulu di pasar. Kalau kamu bisa cuci rice cooker, pulang tolong cuci, kalau nggak tunggu aku pulang saja.”Stefan melirik ke arah motor listriknya sambil bertanya, “Di mana mobil baru kamu?”“Tadi pas keluar sudah telat, jadi aku bawa motor karena takut tambah macet.”Olivia memasang helm di kepalanya, lalu berkata, “Aku jalan dulu.”Tanpa menunggu Stefan sempat menjawab apa pun, motor Olivia sudah meluncur lebih dahu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 125

    Setelah menceritakan hal ini, Junia tiba-tiba berhenti sebentar dan menatap adik sepupunya dengan curiga, “Albert, kenapa kamu bertanya hal ini?”Albert mana mungkin mau mengakui bahwa dirinya memikirkan Olivia. Hanya menyukai perempuan itu diam-diam dan berharap suatu hari nanti Olivia akan bercerai dengan suaminya yang sekarang. Pria itu pun berbohong dan berkata kepada Kakak Sepupunya, “Aku hanya khawatir dengan Kak Oliv, nggak ada maksud yang lain. Kak Oliv sangat hebat, kalau suaminya nggak menghargainya, bukankah lebih baik bercerai secepatnya. Setelah itu mencari lagi seorang suami yang bisa mengerti dan menghargai Kak Oliv, melewati hidup yang bahagia.”“Tentu saja, Olivia adalah gadis baik-baik, aku sangat yakin Pak Stefan akan mencintai Olivia sepenuhnya. Bisa jadi, malah dia dulu yang jatuh cinta dengan Olivia.”Junia sangat berharap temannya bisa melewati hari-hari yang menyenangkan. Sebaliknya, hati Albert terasa sesak. Namun dirinya tidak bisa memberitahu Kakak Sepupuny

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 126

    Stefan merasa sedikit kesal, tapi setelah dipikir-pikir, dia menjual kerajinan tangannya Olivia. Yang mendapatkan uang Olivia, dan Olivia adalah istrinya sekarang. Itu artinya uangnya juga tidak masuk ke kantong orang lain. Suasana hatinya pun jadi membaik.Selesai memasak, Olivia membawa semua sayur dan lauk keluar dan meletakkannya di atas meja.Stefan dan Olivia duduk dan makan bersama.Harus diakui, masakan Olivia sangat enak. Stefan beruntung.Setelah makan dan mencuci piring, Olivia mengambil kantong berisi baju yang ada dari sofa, mengeluarkan bajunya, lalu menyerahkannya pada Stefan dan berkata, “Pak Stefan, coba deh, kamu cocok nggak pakai dua stel baju ini?”“Kamu sudah banyak membantuku. Aku merasa nggak cukup kalau hanya mentraktir kamu makan, jadi aku membeli dua stel baju baru untukmu. Masih ada dua dasi. Warna bajunya hitam, warna yang kamu suka.”Stefan sudah menebaknya dari tadi bahwa baju itu pasti untuknya. Namun, dia memasang muka datar, mengambil baju itu dan menga

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 127

    Banyak orang yang juga berjalan santai di kompleks itu. Kebanyakan adalah orang tua yang membawa anak-anak mereka. Ada juga pasangan muda yang bergandengan tangan dan sangat mesra.Stefan dan Olivia hanya melihat betapa mesranya orang-orang itu. Mereka tetap berjalan berdampingan dan tak satu pun dari mereka yang berinisiatif mengulurkan tangan mereka.Namun, banyak yang menoleh untuk mengamati mereka, karena yang prianya tampan dan wanitanya cantik.Akhirnya, Olivia mampir ke taman bermain anak-anak di kompleks tersebut dan berkata kepada pria di sampingnya, “Ayo, duduk di sini sebentar dan melihat anak-anak.”Dia sangat menyukai anak-anak.Dia sangat menyayangi keponakannya, Russel.Stefan tidak mengatakan apa-apa, tetapi diam-diam mengikutinya dan duduk di sebuah kursi yang terbuat dari batu.“Kalau Russel ada di sini, dia pasti akan bermain dengan senang.”Stefan bergumam mengiyakan.Olivia menoleh untuk menatap Stefan. Pria itu agak bingung dilihat tanpa sebab, jadi dia bertanya d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 128

    Stevan diam saja.Dia benar-benar tidak tahu harus membicarakan apa dengan Olivia.Pasangan muda di sekitar mereka sangat mesra dan manis satu sama lain, berjalan jalan sambil bergandengan tangan. Sementara pasangan yang memiliki anak, topik pembicaraan mereka lebih banyak tentang anak, sehingga banyak hal yang bisa dibicarakan.Berbeda dengan mereka, yang tidak saling mencintai dan tidak punya anak. Sangat sulit untuk mengobrol.Melihat Stefan diam saja, Olivia tersenyum. Dia bangkit dan segera menarik Stefan, “Ayo, kita pulang. Jangan sampai kamu merasa nggak nyaman, seolah aku akan menggodamu.”“Olivia, kamu itu perempuan!”“Memangnya kenapa kalau perempuan? Aku kan hanya bilang, nggak akan rugi juga.”Olivia menarik Stefan pergi, tetapi hanya di ujung bajunya, tanpa menyentuh tangan pria itu. Dia takut pria itu akan mencuci tangannya ratusan kali ketika sampai di rumah nanti.“Kamu nggak lihat trending topic dua hari lalu? Tentang tuan muda keluarga Adhitama dan putri dari pemilik

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 129

    Olivia berkata, “Padahal kamu juga termasuk pimpinan di perusahaan, tapi kesempatanmu untuk bertemu bosmu juga sangat kecil. Bosmu itu benar-benar ... susah digapai dan sangat misterius.”Di internet sama sekali tidak ada foto tuan muda keluarga Adhitama.Pria itu selalu diikuti oleh pengawal ke mana pun dia pergi. Sebelumnya waktu di pesta, juga ada banyak pengawal yang mengikutinya. Pengawalnya semua berbadan tinggi dan kekar lagi. Dia dan temannya sampai berjinjit, tapi juga tidak bisa melihat seperti apa rupa pria itu.Stefan yang bekerja di Adhitama Group dan merupakan seorang pimpinan di sana saja juga jarang bisa bertemu dengan pria itu. Dia jadi merasa lebih baik sekarang.Stefan tidak menjawab.Dia tidak peduli apa yang orang lain katakan tentang dia. Dia melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya sendiri.Sambil membicarakan tuan muda keluarga Adhitama, mereka berdua berjalan kembali ke Gedung B tempat mereka tinggal.Pengawal-pengawal Stefan ada di sekitar. Meskipun

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3521

    “Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3520

    Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3519

    “Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status