Alasan utamanya karena Amelia dan Jonas bisa akrab.“Aku bertanggung jawab atas semua bisnis Ferda Group di Kota Mambera. Aku lebih sering tinggal di Kota Mambera, jadi sama saja sudah menetap di Kota Mambera. Sesekali aku akan pulang ke Vila Ferda. Tapi setiap pulang ke sana, aku merasa seperti tamu. Mamaku sering bilang aku anggap Vila Ferda sebagai hotel. Setelah menginap dua malam langsung pergi.”Amelia menurunkan tangannya ke bawah meja dan menyodok kaki kakaknya. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke dekat sang kakak dan berbisik, “Kak, kenapa kamu terus tanya pertanyaan pribadi ke Jonas, sih? Kesannya kasar banget. Kamu juga nggak akrab dengan Jonas, kan.”Setelah bertemu beberapa kali, Amelia dan Jonas juga baru bisa sedikit lebih akrab. Aksa spontan menatap adiknya. Dalam hati bertanya, apakah Amelia sama sekali tidak memiliki perasaan terhadap Jonas?Aksa sedang membantu Amelia untuk mencari tahu dulu. Aksa teringat kembali bagaimana Amelia mengejar Stefan, lalu pada akhir
Di gerbang SMP Negeri Kota Mambera.Beberapa mobil berbelok dari jalan utama di luar ke jalan kecil menuju SMP Negeri Kota Mambera. Kemudian, mobil-mobil itu berhenti beberapa ratus meter dari gerbang sekolah.Seorang pengawal keluar dari mobil pengawal yang berada di paling depan. Pengawal itu membukakan pintu untuk orang yang duduk di kursi belakang, lalu berkata dengan suara dingin, “Kita sudah sampai di SMP Negeri Kota Mambera, Non.”Rosalina diam-diam mengambil tongkat yang ada di sampingnya. Kemudian, dia meraba-raba beberapa hadiah di kursi sebelahnya.Sinta yang menyiapkan hadiah itu. Rosalina sama sekali tidak tahu apa yang Sinta siapkan. Dia dijemput sang ibu dari toko bunganya.Mobil kedua adalah mobil pribadi Sinta. Dia menurunkan kaca jendela dan memberi isyarat kepada pengawalnya untuk mendekat. Begitu pengawal itu mendekat, dia pun berkata, “Katakan padanya, jalan sekitar 300 meter dari tempat dia turun. Toko pertama di sebelah kirinya adalah toko buku Olivia.”Pengawal
Setelah terpaksa membiarkan Rosalina tetap hidup, Sinta pun tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Jelas-jelas dia yang melahirkan Rosalina. Namun, dia tidak bisa merasa sayang pada putrinya ini. Setelah mantan suami Sinta meninggal, Rosalina masih seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Anak mana yang tidak menempel pada ibunya. Setiap kali Rosalina menangis minta digendong, Sinta anggap tidak mendengar apa pun. Kalau dia merasa kesal, dia akan menendang Rosalina ke samping. Bahkan pengasuh Rosalina pun kaget.Akan tetapi, semakin Sinta membenci Rosalina, tidak peduli dia memukul, memarahi atau bahkan menendang Rosalina, anak itu masih saja menangis dan memanggilnya, “Mama, gendong.”Setelah mantan suami Sinta meninggal, dia tidak perlu berpura-pura lagi. Jadi dia tidak mungkin mau menggendong Rosalina lagi. Dia akan menyuruh pengasuh untuk membawa Rosalina pergi dan jangan muncul di hadapannya. Dia benci melihat wajah putri sulungnya itu.Rosalina mewarisi ke
Rosalina pernah meminta karyawan toko bunga untuk membantunya mengukur langkah kakinya. Karena dia tidak bisa melihat, langkahnya lebih kecil dari orang biasa. Untuk jarak satu meter, dia perlu mengambil empat langkah. Sedangkan untuk jarak lebih dari 300 meter, tidak ada jumlah langkah yang pasti. Namun setidaknya, dia perlu berjalan 1.200 langkah.Rosalina diam-diam menghitung langkah yang dia ambil di dalam hati. Oleh karena itu, dia berjalan dengan sangat lambat. Sinta juga tidak peduli Rosalina mau berjalan cepat atau lambat.Setelah menutup kembali kaca jendela mobilnya, Sinta menelepon suaminya. Begitu sang suami mengangkat telepon, Sinta pun berkata, “Sayang, aku suruh Rosalina pergi temui Olivia.”Johan bergumam pelan, lalu menjawab, “Kamu harus ngomong baik-baik dengan Rosalina. Dengan begitu dia baru bersedia bantu Giselle minta maaf.”“Memangnya dia berani nggak melakukan apa yang aku suruh?”Suara Johan spontan tercekat, tidak bisa menanggapi kata-kata istrinya.“Sayang, k
Segera, Rosalina mendengar seseorang berlari mendekat. Kalau didengar dari suara langkah kakinya, orang itu pasti perempuan.“Bu Rosalina.”Rosalina mendengar suara yang familiar, sepertinya itu suara Olivia.“Bu Rosalina.”Olivia berlari ke arah Rosalina. Setelah di dekat Rosalina, Olivia membungkuk dan mengulurkan tangannya untuk membantu Rosalina sambil berkata, “Bu Rosalina nggak apa-apa?”“Aku nggak apa-apa.”Ternyata benar-benar Olivia. Rosalina spontan berpikir apa yang dikatakan pengawal tadi tidak akurat. Kalau jaraknya lebih dari 300 meter, Olivia tidak mungkin begitu cepat tahu kedatangannya. Mungkin toko buku Olivia sudah berada di dekatnya.Junia membantu mengambil tongkat Rosalina serta beberapa hadiah yang Rosalina bawa. Hadiah itu berupa dua kotak produk suplemen dan dua set produk perawatan kulit.Olivia tidak bertanya mengapa Rosalina ada di sini. Dia dan Junia membawa Rosaline ke toko buku dulu. Setelah meminta Rosalina untuk duduk, Olivia baru melihat hadiah-hadiah
Olivia sudah melaporkan dan menyerahkan masalah ini ke polisi. Dia tidak akan menuntut ganti rugi dari keluarga Siahaan secara pribadi.Kalau keluarga Siahaan memberikan mobil baru sebagai ganti rugi mobil Olivia yang hancur, maka Olivia akan menerimanya. Akan tetapi, dia hanya menerima mobil baru dengan merek yang sama. Mobil itu baru dibeli beberapa bulan yang lalu, juga baru digunakan kurang dari setengah tahun.Rosalina memasukkan kembali kartu bank itu ke saku celananya tanpa mengatakan apa pun. Olivia juga terdiam sebentar. Sesaat kemudian, dia bertanya dengan suara yang jauh lebih lembut, “Bu Rosalina, kalau aku bersikeras tuntut Giselle, apakah kamu masih bisa bertahan di keluarga itu?”“Paling jadi sedikit lebih sulit. Tapi hidupku di keluarga itu selalu seperti ini. Nggak peduli Bu Olivia mau tuntut Giselle atau nggak, sikap mereka terhadapku tetap sama.”Rosalina berkata dengan tenang, “Lakukan saja apa yang Bu Olivia inginkan. Nggak perlu khawatirkan aku. Pada akhirnya, mas
Tante Rosalina mendengar ada seorang dokter jenius yang sering muncul di Kota Aldimo akhir-akhir ini. Rosalina ingin meminta dokter jenius itu untuk menyembuhkan matanya. Tante bilang sekalipun tidak bisa bertemu dengan dokter itu, bisa meminta murid dokter untuk memeriksa mata Rosalina juga boleh.Murid dokter jenius adalah harapan terakhir Rosalina. Setelah menjalani pengobatan sekian lama, sebenarnya Rosalina bisa melihat sedikit samar-samar. Akan tetapi, masih tidak bisa melihat dengan jelas, masih buta seperti sebelumnya. Meskipun demikian, Rosalina juga sangat gembira. Akhirnya dia memiliki sedikit kepercayaan diri untuk bisa melihat cahaya lagi.Namun, Rosalina tidak berani memberi tahu siapa pun tentang hal ini kecuali tantenya. Bagaimanapun, dia masih seperti orang buta yang tidak bisa melihat dengan jelas.“Bu Rosalina nggak bisa melihat, bagaimana kamu bisa tahu ada orang lain di tokoku?”Rosalina tersenyum dan menjawab, “Sewaktu aku masuk ke sini, aku dengar suara langkah k
Tin tin ....Klakson mobil berbunyi. Rosalina cepat-cepat berdiri, tapi dia tidak tahu harus pergi ke arah mana. Sepertinya sudah waktunya pulang sekolah. Dia terus mendengar suara klakson mobil.Rosalina langsung berjalan ke arah kanan tanpa pikir panjang. Namun siapa sangka, dia mendengar suara klakson mobil lagi. Apakah dia salah arah? Rosalina ragu-ragu sejenak, lalu dia berbalik dan berjalan ke arah sebaliknya.Calvin tidak punya pilihan selain keluar dari mobilnya dan berjalan dengan cepat ke arah Rosalina. Kemudian, dia mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tangan Rosalina. Rosalina spontan meronta dan menarik tangannya. Namun, begitu dia mencium bau cologne di tubuh Calvin, dia pun berhenti meronta.Calvin langsung membawa Rosalina ke dalam mobilnya. Setelah itu, dia kembali ke tempat Rosalina jatuh tadi untuk mengambil hadiah dan tongkat di tanah. Semua barang itu dia masukkan ke dalam mobil, di samping Rosalina.Tringgg ....Ponsel Calvin berdering. Dia menepikan mobilnya
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela