Tin tin ....Klakson mobil berbunyi. Rosalina cepat-cepat berdiri, tapi dia tidak tahu harus pergi ke arah mana. Sepertinya sudah waktunya pulang sekolah. Dia terus mendengar suara klakson mobil.Rosalina langsung berjalan ke arah kanan tanpa pikir panjang. Namun siapa sangka, dia mendengar suara klakson mobil lagi. Apakah dia salah arah? Rosalina ragu-ragu sejenak, lalu dia berbalik dan berjalan ke arah sebaliknya.Calvin tidak punya pilihan selain keluar dari mobilnya dan berjalan dengan cepat ke arah Rosalina. Kemudian, dia mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tangan Rosalina. Rosalina spontan meronta dan menarik tangannya. Namun, begitu dia mencium bau cologne di tubuh Calvin, dia pun berhenti meronta.Calvin langsung membawa Rosalina ke dalam mobilnya. Setelah itu, dia kembali ke tempat Rosalina jatuh tadi untuk mengambil hadiah dan tongkat di tanah. Semua barang itu dia masukkan ke dalam mobil, di samping Rosalina.Tringgg ....Ponsel Calvin berdering. Dia menepikan mobilnya
Di sore hari, para orang tua datang untuk menjemput anak pulang dari sekolah. Setelah melewati jam sibuk, Olivia pergi ke rumah kakaknya untuk makan. Sedangkan Junia akan berkencan dengan Reiki. Oleh karena itu, malam ini toko buku tutup.Olivia membeli dua kantong buah untuk dibawa ke rumah kakaknya. Hubungan mereka berdua masih sama seperti dulu, tidak berubah karena Olivia telah menjadi menantu keluarga Adhitama.Olivia memiliki kunci rumah kontrakan kakaknya. Dia langsung membuka pintu dengan kuncinya. Begitu membuka pintu, dia melihat seorang gadis kecil. Tidak, lebih tepatnya itu Russel. Akan tetapi, Russel mengenakan rok dan berkeliling di dalam rumah. Dia terlihat sangat bahagia.“Russel?”Olivia masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Kemudian, dia memanggil keponakannya sambil tertawa pelan, “Kenapa kamu pakai rok?”“Tante.”Russel berlari ke arah Olivia, lalu memamerkan roknya, “Tante, aku pakai rok ini bagus, nggak?”Olivia meletakkan dua kantong buah segar di atas meja. Se
Namun, begitu Odelina memikirkan Daniel yang memiliki kekayaan bersih puluhan triliun, wajar saja kalau pria itu selalu memilih yang paling baik dan mahal serta tidak tahu cara menawar saat membeli barang.Odelina tidak mengungkapkan pemikirannya tersebut. Kebiasaan Daniel saat berbelanja tidak ada hubungannya dengan dirinya. Dia hanya seorang penyewa toko.“Tante, kapan aku baru punya adik perempuan?” tanya Russel dengan polos.Olivia tersenyum sambil mengambil makanan untuk keponakannya, “Tante juga nggak tahu. Sekalipun Tante hamil, bagaimana kalau ternyata itu adik laki-laki?”Olivia juga telah berdiskusi dengan Stefan kalau keluarga Adhitama selalu memiliki anak laki-laki. Dia curiga feng shui keluarga Adhitama tidak bagus untuk memiliki anak perempuan.Russel berpikir sejenak dan berkata, “Tante, aku mau adik perempuan, nggak mau adik laki-laki.”“Kenapa nggak mau adik laki-laki?”“Adik laki-laki juga nggak bisa pakai rok seperti aku.”Olivia tertawa terpingkal-pingkal mendengar
Russel sangat senang begitu melihat Stefan datang. Dia langsung melompat ke arah Stefan. Stefan cepat-cepat meletakkan barang-barang di tangannya dan menggendong anak itu.Olivia membungkuk untuk mengambil dua kantong buah dan susu yang Stefan bawa, lalu berkata sambil tersenyum, “Kenapa kamu datang ke sini? Bukannya kamu bilang ada acara malam ini? Aku juga sudah beli buah buat Kak Odelina, kamu beli lagi. Mana buah yang kita beli sama lagi.”Stefan menggendong Russel ke dalam rumah, “Karena kita berdua punya telepati. Klien tiba-tiba ada urusan lain, jadi nggak bisa datang. Jadwal malam ini dibatalkan, aku langsung ke sini mau numpang makan malam.”Stefan tahu istri tercintanya sedang berada di rumah kakaknya. Seperti inilah keuntungan memiliki pengawal yang selalu mengikuti Olivia. Biasanya Stefan bisa saja tidak menanyakan keberadaan Olivia untuk memberinya kebebasan. Namun, begitu Stefan ingin tahu Olivia sedang berada di mana, dia bisa menemukan Olivia dengan satu panggilan telep
Odelina diam saja, Olivia justru berkata, “Kalian nggak pernah asuh Russel. Dia nggak terbiasa dibawa pergi sama kalian, dia pasti bakal menangis. Kalau kalian kangen Russel, setiap pagi kalian boleh datang dan temani Russel main.”Andi berkata dengan raut wajah malu, “Olivia, Om dan Tante memang nggak pernah asuh Russel dulu. Makanya sekarang kami ingin tebus kesalahan kami. Kami berdua bosan di rumah saja. Kalau kami bantu kakakmu jaga Russel, kakakmu juga bisa kerja dengan tenang.”Usai berkata pada Olivia, Andi bertanya lagi pada cucu yang sedang digendongnya, “Russel mau ikut Kakek dan Nenek pulang, nggak?”“Mama ikut, nggak?” tanya Russel.Andi tertegun sejenak, lalu menjawab, “Mama nggak ikut. Tapi di rumah Kakek dan Nenek ada papamu. Ikut kami pulang, oke? Kalau kamu ikut kami, mamamu juga nggak akan terlalu capek.”Russel meronta minta diturunkan. Kemudian, dia berlari kembali ke meja makan. Setelah itu, dia memanjat dan duduk di kursinya.“Aku mau makan. Kalau Mama nggak perg
Rita bilang kalau dia kembali ke rumah mereka sendiri, maka Roni bukan putranya lagi. Roni akan dikendalikan sepenuhnya oleh Yenny.Selain itu, Roni dan Yenny masih belum mengadakan resepsi pernikahan. Yenny bilang dia akan menunggu sampai rumah selesai direnovasi baru mengadakan resepsi pernikahan. Dengan begitu, dia tidak akan merasa malu.Sekarang mereka tinggal di kontrakan. Kalau Yenny mengadakan resepsi pernikahannya, keluarganya yang datang tidak punya tempat untuk tinggal.Kalau Andi dan Roni bisa menjaga Russel, mereka juga tidak akan merasa terlalu bosan. Selain itu, mereka juga dapat memupuk hubungan dengan cucu mereka. Bagaimanapun, Russel adalah satu-satunya keturunan keluarga Pamungkas. Sampai sekarang Yenny belum hamil, entah dia bisa punya anak atau tidak.Odelina makan sayur-sayuran saja, makan sebentar saja sudah terasa kenyang. Begitu melihat kedua mantan mertuanya sedang berbisik-bisik, dia pun pergi ke ruang tamu dan mengambil empat kantong buah yang dibelikan Oliv
Setelah Stefan dan Olivia selesai makan, Stefan berkata pada istrinya, “Oliv, kamu bawa Russel ke sana saja. Biar aku yang bereskan meja makan.”Di rumahnya, Stefan juga yang melakukan pekerjaan rumah. Olivia pun sudah terbiasa. Begitu Stefan menyuruhnya membawa Russel ke ruang tamu, dia langsung menggendong Russel ke sana dan duduk di samping kakaknya.Setelah Olivia duduk, dia mendapati tiga orang sedang menatapnya. Kakaknya dan kedua mantan mertua kakaknya, mereka semua menatap lurus ke arahnya.Olivia kebingungan, “Kak, kenapa kalian lihat aku seperti ini? Ada nasi di wajahku?”Usai bertanya, Olivia mengangkat tangannya dan meraba wajahnya sendiri. Namun, dia tidak menemukan sebutir beras pun di sana.“Olivia, kenapa kamu biarkan Pak Stefan bersihkan meja makan dan lakukan pekerjaan rumah?” tanya Rita. Setelah itu, dia mulai menasehati Olivia, “Suami sudah capek kerja seharian di luar. Pulang ke rumah, kalian yang sebagai istri harus layani suami dengan baik. Biar mereka bisa meras
Russel baru cucu kandung keluarga Pamungkas. Begitu kembali ke rumah kontrakan, Andi dan Rita melihat Roni dan Yenny sedang menonton TV. Raut wajah keduanya terlihat muram.“Pa, Ma, nggak bawa Russel pulang?”Roni berdiri dan menyambut orang tuanya, tapi tidak melihat anaknya. Dia langsung bertanya kepada orang tuanya.Yenny juga pergi dan berkata, “Aku sudah rapikan kamar kecil dan dekorasi jadi kamar anak. Aku juga belikan banyak mainan baru untuk Russel. Kenapa kalian nggak bawa dia ke sini?”Yenny menerima seikat rambut dari perempuan tidak dikenal itu, juga sebuah catatan yang memberi tahu kalau rambut itu milik ibu Yenny. Orang itu meminta Yenny untuk melaksanakan rencananya secepat mungkin. Yenny harus membawa Russel ke tempat ramai seperti kebun binatang atau taman bermain.Kalau Yenny tidak melakukan perintah orang itu, lain kali paket yang Yenny terima adalah dua jari tangan ibunya. Yenny benar-benar ketakutan. Dia mengandalkan mertuanya untuk membawa Russel pulang. Namun, me