Setelah Stefan dan Olivia selesai makan, Stefan berkata pada istrinya, “Oliv, kamu bawa Russel ke sana saja. Biar aku yang bereskan meja makan.”Di rumahnya, Stefan juga yang melakukan pekerjaan rumah. Olivia pun sudah terbiasa. Begitu Stefan menyuruhnya membawa Russel ke ruang tamu, dia langsung menggendong Russel ke sana dan duduk di samping kakaknya.Setelah Olivia duduk, dia mendapati tiga orang sedang menatapnya. Kakaknya dan kedua mantan mertua kakaknya, mereka semua menatap lurus ke arahnya.Olivia kebingungan, “Kak, kenapa kalian lihat aku seperti ini? Ada nasi di wajahku?”Usai bertanya, Olivia mengangkat tangannya dan meraba wajahnya sendiri. Namun, dia tidak menemukan sebutir beras pun di sana.“Olivia, kenapa kamu biarkan Pak Stefan bersihkan meja makan dan lakukan pekerjaan rumah?” tanya Rita. Setelah itu, dia mulai menasehati Olivia, “Suami sudah capek kerja seharian di luar. Pulang ke rumah, kalian yang sebagai istri harus layani suami dengan baik. Biar mereka bisa meras
Russel baru cucu kandung keluarga Pamungkas. Begitu kembali ke rumah kontrakan, Andi dan Rita melihat Roni dan Yenny sedang menonton TV. Raut wajah keduanya terlihat muram.“Pa, Ma, nggak bawa Russel pulang?”Roni berdiri dan menyambut orang tuanya, tapi tidak melihat anaknya. Dia langsung bertanya kepada orang tuanya.Yenny juga pergi dan berkata, “Aku sudah rapikan kamar kecil dan dekorasi jadi kamar anak. Aku juga belikan banyak mainan baru untuk Russel. Kenapa kalian nggak bawa dia ke sini?”Yenny menerima seikat rambut dari perempuan tidak dikenal itu, juga sebuah catatan yang memberi tahu kalau rambut itu milik ibu Yenny. Orang itu meminta Yenny untuk melaksanakan rencananya secepat mungkin. Yenny harus membawa Russel ke tempat ramai seperti kebun binatang atau taman bermain.Kalau Yenny tidak melakukan perintah orang itu, lain kali paket yang Yenny terima adalah dua jari tangan ibunya. Yenny benar-benar ketakutan. Dia mengandalkan mertuanya untuk membawa Russel pulang. Namun, me
Yenny mengatupkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung berbalik dan kembali ke kamarnya, lalu membanting pintu kamarnya dengan keras.“Sayang, sayang.”Roni memanggilnya dua kali, tapi tidak mendapat jawaban.Rita spontan berkata, “Nggak usah pedulikan dia. Dia hanya nggak mau kamu dan Odelina pergi bareng. Lagi pula, kamu nggak pergi berdua dengan Odelina, kami semua ikut. Dia tetap saja cemburu. Dia nggak pikir pakai otak, kalau dia yang sudah rebut kamu dari Odelina.”Rita sangat tidak menyukai Yenny sekarang. Dulu dia merasa putranya sangat hebat. Sekarang, dia malah tidak menyukai Yenny menjadi orang ketiga dalam rumah tangga anaknya, lalu berhasil menggantikan posisi Odelina sebagai istri Roni.Keluarga Pamungkas sudah membuat keputusan bulat. Besok siang mereka akan pergi menjemput Odelina dan Russel pergi ke kebun binatang. Cuaca akhir-akhir ini tidak panas juga tidak dingin. Jadi cocok untuk jalan-jalan.Di sisi lain, Olivia dan Stefan main di rumah Odelina
“Tanya dia untuk apa dia datang ke sini?”Malam-malam begini mengadang jalan Stefan dengan mobil. Daniel makan kekenyangan dan tak ada kerjaan?Dimas menurunkan kaca jendela mobil dan bertanya kepada Daniel yang sedang berjalan ke arahnya, “Pak Daniel kenapa ada di sini?”“Stefan ada di dalam mobil, kan? Stefan, aku mau tinggal di tempatmu sebentar. Aku bahkan sudah bawa koperku ke sini. Tapi Pak Arif nggak berani buat keputusan. Dia nggak izinkan aku masuk, jadi aku mau nggak mau tunggu kamu di sini.”Wajah stefan langsung jadi cemberut ketika mendengar perkataan Daniel. Seandainya Daniel bukan sahabatnya yang sudah kenal bertahun-tahun, Stefan pasti sudah suruh sopir injak gas dan tabrak mobil yang menghalangi jalannya itu.Sedangkan Olivia merasa terkejut ketika mendengar hal itu. Setelah melihat wajah suaminya yang sudah sehitam arang, dia pun bertanya pada Daniel yang berdiri di samping mobil, “Pak Daniel mau pindah ke sini? Kenapa?”“Perempuan itu tinggal di rumahku terus, nggak
Stefan memiliki banyak rumah. Dia dan Olivia lebih sering tinggal di vila ini dan di Lotus Residence. Kebetulan dua rumah ini lokasinya yang paling dekat dengan perusahaan, sehingga lebih leluasa untuk pulang pergi kerja.Daniel tidak ingin tinggal terlalu jauh dari perusahaan. Oleh karena itu, dia memberanikan diri untuk pindah ke sini dan tinggal bersama Stefan untuk sementara waktu.“Stefan, semua ini ide kamu?”Daniel bertanya kepada sahabatnya yang sedang memasang raut wajah cemberut, “Dekorasinya bagus banget, seperti acara lamaran, juga seperti acara pernikahan. Kalau kamu dan Olivia mau adakan resepsi pernikahan, dekorasinya seperti ini saja. Dijamin bakal buat semua perempuan takjub.”Stefan menjawab dengan ketus, “Kalau bukan idemu, lantas ini idemu?”“EQ-ku nggak setinggi itu. Aku nggak bisa pikirkan cara seperti ini untuk buat menyenangkan hati perempuan.”Stefan langsung memelototinya, “Tentu saja kamu nggak punya EQ setinggi itu. Kamu hanya tahu terima uang, uang dan uang
“Stefan, aku benar-benar minta maaf,” kata Daniel dengan malu-malu.“Kalau merasa nggak enak hati, tinggal saja di hotel.”“Aku nggak merasa nggak enak hati. Lagi pula ini bukan pertama kalinya aku menginap di rumahmu. Dulu aku dan Reiki sering menginap di rumahmu. Kalau mabuk atau sudah terlalu malam, kita pasti menginap.”Stefan, “....”Stefan berdiri, dia juga menarik istri tercintanya berdiri lalu berkata dengan dingin, “Kamu pakai kamar tamu yang paling jauh dari kamar utama. Tidur lebih awal.”Usai berkata, Stefan langsung membawa Olivia ke lantai atas. Begitu sampai di kamar, Stefan pun menggerutu kesal, “Sejak kapan aku jadi tameng orang lain? Sejak kapan rumahku jadi tempat untuk berlindung?”Olivia tertawa pelan, “Pak Daniel juga nggak ada cara lain lagi, makanya dia datang untuk tinggal di sini selama beberapa hari. Kalian sudah berteman lama, kan.”“Siapa bilang dia nggak punya cara lain. Dia memang sengaja jadikan aku sebagai tameng. Kalau aku bilang EQ-nya rendah, dia tah
Stefan menghibur istri tercintanya, “Jangan berpikir terlalu banyak. Aku yakin hidup Kak Odelina akan jadi lebih baik dan lebih baik lagi.”Setelah berpikir sejenak, Olivia baru berkata, “Iya juga, sih. Kak Odelina belum ada hubungan apa-apa dengan Pak Daniel. Biar semua berjalan dengan sendirinya saja. Seperti yang kamu bilang, Pak Daniel orang yang sangat memiliki penilaiannya sendiri. Dia yang memutuskan mau hidup seperti apa. Kalau dia jatuh cinta pada Kak Odelina, aku yakin dia bisa berikan kebahagiaan pada Kak Odelina.”“Iya, biarkan semua berjalan dengan sendirinya. Ada terlalu banyak hal yang kamu pikirkan sekarang.”Stefan membantu Olivia mengambil baju ganti, lalu berkata, “Kamu mandi dulu.”Setelah Olivia mengambil pakaiannya, dia mencium wajah suaminya yang tampan lalu pergi mandi.Setengah jam kemudian, sepasang suami istri itu berbaring di tempat tidur sambil mengobrol.“Sayang, kapan kamu bisa temani aku ke perjamuan?” tanya Stefan pada istri tercintanya.“Kapan kamu per
“Tentu saja pria yang sudah beristri beda. Bistik yang kamu masak paling kamu sendiri juga yang makan. Tapi bistik yang aku masak sudah pasti aku dan istriku yang makan. Melihat istri yang tercinta makan bistik yang aku masak sendiri adalah suatu kebahagiaan. Tentunya kebahagiaan ini nggak bisa dirasakan jomblo seperti kamu ini.”“Kalau kamu makan sendiri, makan daging paling berkualitas pun juga terasa nggak enak. Kalau makan berdua, makan sederhana juga terasa enak. Mana bisa dibandingkan?”Daniel terdiam sejenak, lalu berkata, “Kamu membicarakan pria yang bisa masak terdengar sangat menyenangkan. Seolah-olah pria yang nggak bisa masak seperti kami nggak akan bisa mendapatkan kebahagiaan kelak. Keterampilan memasakku nggak sebagus kamu. Tapi aku bisa cari istri yang sangat pandai memasak. Aku tetap bisa makan yang enak-enak.”“Kamu ini cari istri apa cari koki?” tanya Stefan.Daniel langsung terdiam. Sesaat kemudian, dia mengganti topik pembicaraan, “Kasih aku satu potong juga, dong.
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s
Yang menemani Aldi pulang bersama adalah salah satu murid terkuat Rubah Perak yang dijuluki Elang. Usianya masih cukup muda, kira-kira tak jauh berbeda dengan Daniel. Dia adalah orang yang sangat serius, tatapannya tajam, dan siapa pun yang ditatap olehnya akan langsung bergidik ketakutan.“Ma, ini bukti-bukti yang dikumpulkan sama Pak Setya. Aku temui ini di tempatnya.”Aldi lantas memberikan bukti-bukti yang dia temukan kepada ibunya. Yuna tidak langsung melihatnya ketika dia mengambil itu dari Aldi, tetapi menyerahkannya kepada Setya.Bukti-bukti yang Setya kumpulkan itu dijaga dengan sangat baik. Meski sudah lewat belasan tahun sekalipun, tulisannya masih bisa dilihat dengan jelas.“Setya, coba lihat apa ini,” kata Yuna dengan lembut.Setya pun mengeluarkan kacamatanya dan mengambilnya dari tangan Yuna. Dia membuka kotaknya dan melihat satu per satu, lalu berkata, “Ya, ini bukti yang aku kumpulkan. Nggak banyak, tapi semuanya mengarah ke Patricia.”Setya kemudian menyerahkan kembal
“Kalau cara kamu ngejar dia cuma begini saja, apa bisa terkejar? Kalau kamu nggak berhasil, mending kejar si Katarina lagi saja sesuai yang Nenek sudah atur. Nenek pilihin kamu Katarina berarti memang dia yang paling cocok sama kamu. Kamu ngejar Katarina juga baru dua tiga bulan saja. Perasaannya masih belum terjalin. Aku dan Kak Stefan juga nggak langsung suka pada pandangan pertama. Tetap harus dijalani dulu sampai lama baru muncul rasa tertarik. Kayak waktu aku ngejar Rosalina, memangnya aku langsung jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama? Nggak. Tapi aku penasaran kenapa Nenek jodohin aku sama Rosalina, jadi aku coba dekati dia untuk melihat apa yang bikin Nenek tertarik sama dia. Aku mau tahu sisi apa dari dia yang cocok denganku. Terdorong rasa penasaran itu, aku terus mengamati dia dan perlahan menyadari sisi positifnya, sejak itu tanpa sadar aku jatuh hati sama dia. Ricky juga sama sepertiku, cuma Kak Stefan saja yang pelan-pelan baru tertarik sama Olivia setelah menikah d
Samuel hanya melihat tumpukan berkas itu sekilas. Dia tidak segera memberikan cap, tetapi malah dengan santai menutupnya. Sekarang dia punya masalah lain yang mau dia katakan. Dia tidak mau fokusnya terpecah agar tidak lengah dan berakhir diceramahi oleh Calvin.“Kak, jadi begini. Aku nggak sengaja menemukan kalau Nana dan Rubah-ku ini gerak-geriknya agak mirip,” kata Samuel langsung ke inti masalah. Dia datang tidak lain adalah untuk membahas si Rubah. Hanya si Rubah seorang yang bisa membuat Samuel memberanikan diri untuk datang menemui kakaknya meski sudah dipandang sebelah mata.Rubah juga sudah menghilang entah bersembunyi di mana. Samuel sudah mencari satu Mambera, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan petunjuk sekecil apa pun tentang keberadaan Rubah. Selama hampir 30 tahun hidup, Samuel tidak pernah merasa sefrustrasi ini.“Terus? Kamu curiga kalau Nana itu sebenarnya Rubah kamu? Ngomong-ngomong, si Rubah ini cewek yang waktu itu datang ke kantor, bukan?”Calvin masih ingat sep
“… kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?”Rosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.“Rosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.”“Ini bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
“Ini mah banyak banget!” keluh Samuel.“Kamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.”“Kata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.”“Masa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.”“.…”Samuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?“Kak Stefan jauh lebih capek dari aku,” ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, “Kamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.”Sarah, “….”Di telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.“Masuk,” ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, “Tuben, ada angin apa kamu datang ke sini?”“Aku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.”Samuel d