Stefan memiliki banyak rumah. Dia dan Olivia lebih sering tinggal di vila ini dan di Lotus Residence. Kebetulan dua rumah ini lokasinya yang paling dekat dengan perusahaan, sehingga lebih leluasa untuk pulang pergi kerja.Daniel tidak ingin tinggal terlalu jauh dari perusahaan. Oleh karena itu, dia memberanikan diri untuk pindah ke sini dan tinggal bersama Stefan untuk sementara waktu.“Stefan, semua ini ide kamu?”Daniel bertanya kepada sahabatnya yang sedang memasang raut wajah cemberut, “Dekorasinya bagus banget, seperti acara lamaran, juga seperti acara pernikahan. Kalau kamu dan Olivia mau adakan resepsi pernikahan, dekorasinya seperti ini saja. Dijamin bakal buat semua perempuan takjub.”Stefan menjawab dengan ketus, “Kalau bukan idemu, lantas ini idemu?”“EQ-ku nggak setinggi itu. Aku nggak bisa pikirkan cara seperti ini untuk buat menyenangkan hati perempuan.”Stefan langsung memelototinya, “Tentu saja kamu nggak punya EQ setinggi itu. Kamu hanya tahu terima uang, uang dan uang
“Stefan, aku benar-benar minta maaf,” kata Daniel dengan malu-malu.“Kalau merasa nggak enak hati, tinggal saja di hotel.”“Aku nggak merasa nggak enak hati. Lagi pula ini bukan pertama kalinya aku menginap di rumahmu. Dulu aku dan Reiki sering menginap di rumahmu. Kalau mabuk atau sudah terlalu malam, kita pasti menginap.”Stefan, “....”Stefan berdiri, dia juga menarik istri tercintanya berdiri lalu berkata dengan dingin, “Kamu pakai kamar tamu yang paling jauh dari kamar utama. Tidur lebih awal.”Usai berkata, Stefan langsung membawa Olivia ke lantai atas. Begitu sampai di kamar, Stefan pun menggerutu kesal, “Sejak kapan aku jadi tameng orang lain? Sejak kapan rumahku jadi tempat untuk berlindung?”Olivia tertawa pelan, “Pak Daniel juga nggak ada cara lain lagi, makanya dia datang untuk tinggal di sini selama beberapa hari. Kalian sudah berteman lama, kan.”“Siapa bilang dia nggak punya cara lain. Dia memang sengaja jadikan aku sebagai tameng. Kalau aku bilang EQ-nya rendah, dia tah
Stefan menghibur istri tercintanya, “Jangan berpikir terlalu banyak. Aku yakin hidup Kak Odelina akan jadi lebih baik dan lebih baik lagi.”Setelah berpikir sejenak, Olivia baru berkata, “Iya juga, sih. Kak Odelina belum ada hubungan apa-apa dengan Pak Daniel. Biar semua berjalan dengan sendirinya saja. Seperti yang kamu bilang, Pak Daniel orang yang sangat memiliki penilaiannya sendiri. Dia yang memutuskan mau hidup seperti apa. Kalau dia jatuh cinta pada Kak Odelina, aku yakin dia bisa berikan kebahagiaan pada Kak Odelina.”“Iya, biarkan semua berjalan dengan sendirinya. Ada terlalu banyak hal yang kamu pikirkan sekarang.”Stefan membantu Olivia mengambil baju ganti, lalu berkata, “Kamu mandi dulu.”Setelah Olivia mengambil pakaiannya, dia mencium wajah suaminya yang tampan lalu pergi mandi.Setengah jam kemudian, sepasang suami istri itu berbaring di tempat tidur sambil mengobrol.“Sayang, kapan kamu bisa temani aku ke perjamuan?” tanya Stefan pada istri tercintanya.“Kapan kamu per
“Tentu saja pria yang sudah beristri beda. Bistik yang kamu masak paling kamu sendiri juga yang makan. Tapi bistik yang aku masak sudah pasti aku dan istriku yang makan. Melihat istri yang tercinta makan bistik yang aku masak sendiri adalah suatu kebahagiaan. Tentunya kebahagiaan ini nggak bisa dirasakan jomblo seperti kamu ini.”“Kalau kamu makan sendiri, makan daging paling berkualitas pun juga terasa nggak enak. Kalau makan berdua, makan sederhana juga terasa enak. Mana bisa dibandingkan?”Daniel terdiam sejenak, lalu berkata, “Kamu membicarakan pria yang bisa masak terdengar sangat menyenangkan. Seolah-olah pria yang nggak bisa masak seperti kami nggak akan bisa mendapatkan kebahagiaan kelak. Keterampilan memasakku nggak sebagus kamu. Tapi aku bisa cari istri yang sangat pandai memasak. Aku tetap bisa makan yang enak-enak.”“Kamu ini cari istri apa cari koki?” tanya Stefan.Daniel langsung terdiam. Sesaat kemudian, dia mengganti topik pembicaraan, “Kasih aku satu potong juga, dong.
Pukul delapan pagi, Daniel melewati Makan Sepuasnya. Dia langsung menghentikan mobilnya.Setelah ragu sebentar, Daniel akhirnya turun dari mobil dan berjalan beberapa langkah. Tiba-tiba dia teringat dengan sesuatu. Dia kembali ke mobilnya lagi dan membuka kunci mobil. Kemudian, dia mengambil sebuah kotak dari kumpulan kotak yang memenuhi kursi belakang mobilnya.Di dalam kotak itu ada satu set mainan Lego. Daniel menyukai Russel, jadi dia membeli banyak mainan dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Dengan begitu, setiap kali dia masuk ke toko dan melihat Russel, dia bisa memberikan mainan kepada Russel. Hal ini juga dapat membuktikan kalau dia benar-benar menyukai Russel, bukan karena Odelina.Dulu Daniel hanya tahu memberi Russel mainan kincir angin, tapi Russel tidak suka main kincir angin. Mau tidak mau Daniel harus ganti dengan yang lain.Daniel masuk ke Makan Sepuasnya sambil membawa kotak berisi mainan Lego.“Selamat pagi, Pak Daniel.”Begitu melihat Daniel datang, Odelina langsung
“Hari ini aku bangun kesiangan.”Daniel berbohong, dia tidak memberi tahu Odelina kalau dia sudah sarapan di rumah Stefan. Hanya saja dia belum kenyang.Melihat pasangan yang terus bermesraan itu saja sudah membuat perut Daniel kenyang. Begitu tidak melihat mereka, Daniel merasa sangat lapar lagi. Dia harus makan di tempat Odelina lagi.Pada saat Odelina melihat Daniel makan sambil membimbing Russel main balok susun, dia pun berjalan mendekat dan duduk di samping Russel. Setelah itu, dia berkata, “Russel, Mama bantu kamu, ya.”Odelina mengambil gambar mainan dan melihatnya sebentar, lalu dia melihat tumpukan bagian balok yang dibuat kacau oleh Russel. Odelina sakit kepala melihat balok-balok itu. Maaf, dia tidak bisa menyusun balok.Olivia baru bisa main mainan seperti itu. Karena Olivia sering membuat barang kerajinan tangan, tangannya sangat cekatan, otaknya juga cerdas. Makanya dia sangat pandai menyusun balok.Kebetulan ada orang masuk ke toko. Odelina meletakkan gambar di tanganny
Yanti pernah menyebut nama Odelina di depan Cherly. Meskipun fokus Cherly tertuju pada Olivia, karena dia ingin berteman dengan istri Tuan Muda Adhitama itu. Cherly pasti memperhatikan Odelina juga. Bagaimanapun, Odelina adalah kakak kandung Olivia.“Toko itu punya aku, aku sewakan ke orang lain.”Daniel segera menambahkan kalimatnya agar Cherly tidak merasa kalau dia sedang membela pemilik toko.Cherly tersenyum dan berkata, “Pantas saja Kak Daniel makan di sana. Ternyata toko itu punya kamu.”“Aku sudah kenyang, benar-benar nggak bisa makan lagi. Bu Cherly bawa pulang saja sarapanmu itu. Terima kasih atas niat baikmu.”Daniel tidak ingin membawa Cherly ke perusahaan.“Aku pulangnya nanti saja. Sekarang aku mau pergi ke perusahaan Kak Daniel. Aku datang ke Kota Mambera kali ini selain untuk selesaikan sesuatu, aku juga ingin bahas kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar seperti perusahaan Kak Daniel.”Bisnis keluarga Ananta juga sangat besar. Yanti sangat berharap bisa menjadi b
“Ma, Russel punya mainan tapi nggak kasih aku main. Ma, aku mau mainan. Aku mau mainan Russel.”Aiden juga berlari kembali ke Shella. Anak itu menarik pakaian ibunya dan meminta ibunya bantu dia mengambil mainan dari Russel.Shella selalu percaya kalau anaknya yang paling berharga, sedangkan anak orang lain tidak berharga. Dia pun mengulurkan tangannya ke arah Russel dan berkata, “Russel, kasih mainanmu ke Kak Aiden sebentar.”“Mainan ini punya aku!”Russel memeluk kotak itu erat-erat dan tidak mau melepaskannya. Shella berjalan dua langkah ke depan dan hendak menarik Russel. Akan tetapi, Odelina memukul pergelangan tangan Shella dengan sendok. Pukulannya cukup keras, sehingga Shella langsung menarik kembali tangannya karena kesakitan.“Odelina, apa yang kamu lakukan?”Odelina memasang raut wajah dingin, “Aku yang seharusnya tanya sama kamu apa yang kamu lakukan? Mainan itu milik Russel. Kalau dia nggak mau kasih Aiden main, ya Aiden nggak usah main. Kamu ini tantenya, tapi kamu malah