“Kemudian Dewa Jodoh terpaksa turun ke dunia untuk membantu muridnya membereskan kekacauan, menghubungkan kembali ikatan antara pria dan perempuan yang seharusnya berjodoh menjadi suami istri. Waktu itu aku sendiri masih kecil nggak mengerti apa-apa tentang cinta, tapi ketika melihat dia menghubungkan tali merah ke kaki orang lain, aku merasa sangat seru dan juga sangat ajaib.”Stefan, “Memangnya ada film seperti ini? Aku sudah nggak ingat lagi, aku sangat jarang mempunyai waktu untuk menonton film.”Dirinya adalah penerus perusahaan, sehingga dari kecil Stefan harus belajar lebih banyak dari pada anak-anak seusianya, mengikuti berbagai jenis pelatihan dan keterampilan, mana ada waktu untuk menonton.“Dulu ketika Papa Mama masih ada, aku sering menonton serial drama sama Papa dan Mama. Dulu televisinya masih hitam putih, serial yang paling aku suka yaitu Journey To The West.”“Setelah Papa Mama tiada, aku dan kakakku saling bergantung satu sama lain, setiap hari sibuk belajar sehingga
Olivia merasa iri melihat adik iparnya yang sedang bertengkar, keponakan dan kakak beradik dari keluarga Adhitama ini benar-benar sangat harmonis. Berbeda sekali dengan saudara-saudaranya dari keluarga Hermanus yang hanya bisa saling menjebak satu sama lain.“Amel, tadi kamu bilang ingin investasi di proyek yang mana?” tanya Olivia sambil memakan sepiring sate hidangan laut yang khusus dibuat oleh suaminya.Junia langsung menajamkan telinganya.Sedikit banyak perempuan itu juga memiliki tekanan tersendiri, karena Reiki telah melihat teman baiknya ini bekerja begitu keras untuk dapat memperpendek jarak antara dia dengan Stefan. Sehingga mau tidak mau Junia juga harus mulai bangkit.“Sekarang semua jenis industri dan bisnis sudah mulai berada di titik jenuh, kalau kita ingin mengambil makanan dari ladang orang juga sangat susah. Kemarin aku menemani kamu pulang kampung, aku melihat ladang-ladang di desa kamu masih sangat kosong.”Olivia menganggukkan kepalanya, “Benar, ladang-ladang itu
Odelina berpikir sejenak, “Benar juga! Amel jalan pikir kamu jauh lebih bagus daripada kita semua. Olivia, mulai sekarang kamu harus banyak belajar dari Amel.”Kedua kakak beradik ini memang mempunyai niat belajar dan ambisius yang tinggi, tapi dalam hal berinvestasi Amelia jauh lebih cerdas. Bagaimanapun Amelia berasal dari keluarga Sanjaya, mereka lebih banyak melihat, mendengar dan mengerti tentang berbisnis jauh daripada orang biasa mulai mempelajarinya.Amelia tersipu, sambil tersenyum perempuan itu berkata, “Kak Odelina, ini semua juga berkat aku ikut pulang bersama Kakak ke kampung, baru melihat lahan-lahan kosong yang terbengkalai itu dan tebersit untuk menanam sayur dan juga rumput.”“Aku sudah menyampaikan hal ini kepada Kakak, Kakak bilang hal ini boleh dijalankan. Dia juga sangat mendukung kita untuk mencobanya, nggak peduli kita berinvestasi di proyek apa pun, yang terpenting kita bisa menghasilkan uang dari proyek tersebut.”Amelia menepuk pundak Olivia sambil berkata den
“Makanan yang aku kasih ke Om Daniel masih belum aku makan, ‘kok.” Bocah kecil itu juga mengerti untuk menjelaskan kepada mereka semua.Semua orang langsung berpikir tidak ada hal yang salah dalam hal ini.“Apakah ini sudah waktunya istirahat?” tanya Stefan kepada mereka semua.Pria itu ingin membawa istrinya yang tercinta, jalan-jalan berdua saja mengelilingi rumah.Semua orang yang mengerti langsung tertawa.Setelah istirahat beberapa saat, Stefan pun membawa Olivia meninggalkan tempat barbeku itu.“Yuk kita ke taman belakang, kebetulan sekarang lagi musim bunga bersemi.”Olivia tidak menolak ajakan pria itu, dirinya juga tidak terlalu mengenal tempat tersebut, sehingga tidak tahu tempat mana yang bagus mana yang tidak. Pria itu mengajaknya ke mana, maka Olivia akan setia mengikuti.Angin malam berhembus, Olivia langsung menutup sepasang matanya, membiarkan angin malam menerpa wajahnya.“Udara di sini jauh lebih baik daripada di kota.”Stefan tersenyum menjawab perempuan itu, “Tentu
“Kenapa?” tanya Stefan lembut ketika mendapati istrinya sedang menatapi tanaman-tanaman tersebut.“Kalau kamu suka, kita bisa bawa beberapa dan tanam di balkon rumah kita.”“Stefan.”Olivia menolehkan kepala ke arah pria itu dan bertanya, “Waktu itu ketika aku minta tolong kamu untuk membeli bunga, kamu sendiri yang pergi membelinya atau kamu meminta mereka untuk mengantarkannya?”Sekarang sudah tidak ada lagi hal yang ditutupi, Stefan pun langsung berkata terus terang, “Aku waktu itu menelepon Pak Joni dan meminta dia untuk mengatur orang mengantar bunga ke sana. Aku tahu kamu menyukai bunga-bunga dengan kelopak yang besar ketika mekar, aku pun meminta mereka mengantarkan bunga dengan kelopak yang besar.”“Pantas saja aku selalu merasa kalau kamu yang membeli bunga di toko, lebih cantik daripada aku sendiri yang membeli bunga tersebut. Ternyata bunga-bunga tersebut berasal dari halaman belakang rumah kamu yang sudah dirawat secara khusus oleh ahli bunga.”Jauh lebih cantik daripada bu
Apalagi kalau bukan meminta Daniel pulang ke rumah agar Cherly mempunyai kesempatan untuk dekat bersamanya.Bagi Daniel perempuan itu memang tidak terlalu buruk, tapi juga tidak bisa membuat hatinya tergerak.“Apanya yang jauh? Kamu pulang pergi kantor kan naik mobil, apalagi kamu yang jadi bos di sana, mau datang pagi atau siang sekalipun nggak akan ada yang berani tegur kamu. Sekarang ada tamu di rumah kita, pokoknya kamu harus segera pulang dan tinggal beberapa hari di rumah!”“Ma, aku hari ini seharian di luar, letih sekali. Apalagi ini lagi nyetir, nggak bisa berbicara terlalu banyak, aku tutup dulu yah teleponnya, nanti kita lanjut lagi.”Daniel tidak langsung menolak permintaan Ibunya, sebaliknya dia mencari alasan untuk bisa menutup telepon tersebut.Di sebrang telepon, Ibu Daniel hanya bisa menghela napas dengan pasrah setelah anaknya menutup telepon tersebut. “Anakmu yang paling kecil kayaknya mau sendirian seumur hidupnya, Cherly anak yang begitu baik, terus nggak keberatan
Odelina tersenyum, “Pak Daniel adalah tamu pertama kita hari ini, aku akan memberikannya gratis khusus Pak Daniel. Silakan Pak Daniel lihat ingin makan apa?”Daniel berkata, “Jangan, nggak boleh! Ini hari pertama, kamu harus menerima banyak uang, nggak peduli siapa pun yang makan, kamu harus menerima bayarannya.”Stefan ikut menambahkan, “Kak, Daniel nggak mungkin kekurangan uang untuk sarapan, jangan kasih dia diskon! Harganya berapa suruh dia bayar sepenuhnya!”“Kalau begitu aku nggak akan sungkan lagi sama Pak Daniel.”Stefan mengumpat di dalam hatinya, “Sungkan? Siapa tahu nanti Kakaknya ini akan dimakan hidup-hidup oleh Daniel kelak.”Setelah Daniel masuk, tamu-tamu yang datang sarapan di Restoran Odelina pun satu per satu mulai berdatangan.Odelina mulai sibuk.Restoran baru dibuka sangat menarik bagi orang-orang untuk mencobanya.Selama Restoran Odelina direnovasi beberapa waktu ini, para karyawan yang bekerja di sekitar Restoran itu sudah memperhatikan akan ada Restoran Sarapan
“Mengapa banyak sekali karangan bunganya? Dari siapa bunga-bunga itu?” ucap Roni dengan nada cemburu.Odelina tidak lebih dari seorang perempuan yang sudah dibuang oleh Roni. Dengan menggunakan sedikit uang yang diberikan oleh pria itu, Odelina membuka sebuah restoran kecil, ternyata di hari pertama pembukaan restoran miliknya, buket-buket bunga itu sudah berjajar begitu panjang.“Kalau sudah nggak muat lagi, maka aku akan mengembalikannya ….”Begitu Rita mendengar ucapan putranya yang akan mengembalikan buket bunga tersebut ke toko, tanpa panjang lebar, perempuan itu langsung merebut buket bunga tersebut dan mendelik tajam kepada Roni.“Digeser- geser sedikit juga sudah muat, ‘kok,” ucap Rita kepada Odelina sambil tersenyum.Rita membawa buket bunga tersebut ke arah pintu masuk, lalu menyelipkannya di antara buket bunga dari Daniel. Kalau saja Stefan dan Olivia tidak berada di sana, dari tadi Rita sudah pasti akan membuang bunga-bunga milik Daniel, sayangnya Stefan dan Olivia adalah o