“Kamu juga harus bantu Cherly kalau dia butuh bantuanmu untuk mengurus pekerjaannya. Walaupun Mama sama mamanya Cherly sudah belasan tahun nggak ketemu, kami tetap berhubungan dan nggak pernah hilang kontak, loh,” ujar Yanti ingin menjodohkan Daniel dengan Cherly.Cherly sama sekali tidak terlihat takut ketika melihat bekas luka di wajah Daniel. Walaupun menurutnya bekas luka itu cukup menyeramkan, semua itu bisa hilang kalau Daniel mau menjalani operasi. Dengan begitu, Daniel akan kembali tampan seperti sedia kala.Lagi pula, semua orang pastinya pernah melakukan kesalahan pada tubuh mereka di masa muda. Cherly saja dulu pernah memiliki tato di tubuhnya. “Ma, aku lagi sibuk banget,” ujar Daniel acuh tak acuh.“Aku bisa membantu Cherly kalau memang dia membutuhkanku. Tapi aku nggak punya waktu untuk mengajaknya berkeliling kota. Mama juga pasti bosan kan kalau di rumah setiap hari, jadi lebih baik Mama saja yang membawa Cherly jalan-jalan keliling kota,” ujar Daniel lagi.Kemudian dia
“Apa mungkin aku bisa bertemu sama istrinya Stefan?” tanya Cherly antusias. Cherly pernah mendengar tentang Stefan, tapi dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Stefan secara langsung. Oleh karena itu, dia berpikir perempuan yang bisa menaklukkan Stefan pastinya adalah seorang perempuan istimewa yang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dia ingin sekali belajar menaklukkan laki-laki dari istri Stefan. Cherly saat ini berusia dua puluh delapan tahun dan masih berstatus lajang. Dia pernah menjalin hubungan dengan seorang laki-laki di usianya yang masih sembilan belas tahun. Namun, sayang hubungan itu tidak berhasil. Setelah itu, Cherly disibukkan dengan bisnis keluarganya, sehingga dia tidak sempat untuk memikirkan soal asmara. Yanti berniat untuk menjodohkan Daniel dan Cherly. Kedua orang tua dari kedua belah pihak sudah menyetujuinya. Cherly juga tidak merasa keberatan untuk menikah dengan Daniel setelah mengetahui masa lalunya. Dia merasa kalau
“Kapan aku bilang mau adain barbeque di vilaku?” tanya Stefan kesal.Kenapa Daniel harus makan barbeque di vila Stefan?“Jangan lupa juga cumi, udang dan daging kambing. Aku suka semua makanan yang kamu panggang,” ujar Daniel tanpa memedulikan perkataan Stefan. Stefan langsung saja menutup teleponnya setelah mendengar perkataan Daniel. Namun, tiba-tiba sebuah ide muncul di benak Stefan. Bagaimana kalau dia melaksanakan barbeque di vilanya seperti apa yang dikatakan Daniel padanya di telepon tadi. Lagi pula, besok adalah hari Minggu, jadi Stefan dan yang lainnya tidak perlu pergi bekerja ke kantor. Dia selama ini juga belum pernah lagi mengajak Olivia ke vilanya yang memiliki area khusus barbeque. Stefan sepertinya juga akan mengundang beberapa orang teman untuk berkumpul dan menikmati barbeque bersama. Dia ingin membawa Olivia ke vila selama beberapa hari untuk membuat Olivia lebih relaks dan menikmati pemandangan indah di sana. Stefan dengan cepat langsung mengirimkan pesan kepada
Olivia baru mengetahui kalau rumah yang sempat ditinggalinya ketika tahun baru adalah rumah tua milik keluarga Adhitama yang sudah lama tidak ditempati. Mereka merenovasi dan mengganti semua perabot di rumah itu lalu kembali tinggal di sana hanya untuk menipu Olivia. Sungguh usaha yang sangat luar biasa untuk menipu orang lain. “Oke, aku akan menuruti semua perkataanmu. Lagi pula, rumah itu juga rumah kita. Jadi, kamu bisa datang dan pergi kapan pun kamu mau. Kamu juga bisa tinggal di sana selama yang kamu inginkan,” ujar Stefan penuh perhatian. Olivia hendak melepas celemek yang Stefan kenakan lalu berkata, “Biar aku saja yang masak.”“Nggak perlu, tinggal dua masakan lagi, kok. Kamu duduk saja di sini dengan tenang. Biar aku yang masak,” ujar Stefan berusaha mencegah Olivia masuk ke dapur. Olivia berinisiatif mencium pipi Stefan lalu berkata, “Sayang.”Stefan sangat senang dicium pipinya dan dipanggil dengan sebutan sayang. Dia langsung kembali ke dapur dengan perasaan senang. Ke
“Papa main di taman sama Russel,” ujar Russel lagi.“Russel, Papa sudah pulang belum?” tanya Olivia lagi. “Papa sudah pulang. Papa bilang mau ajak Russel main lagi besok. Dia mau ajak Russel ke kebun binatang. Tante, mau ikut Russel ke kebun binatang besok?” tanya Russel polos.Russel sangat senang diajak bermain oleh Roni ke taman. Sekarang dia terus membicarakan tentang ayahnya tanpa henti. Olivia tersenyum lalu berkata, “Besok Tante mau pergi sama teman-teman Tante. Mama Russel juga ikut, loh. Kita semua mau pesta barbeque. Russel mau ikut nggak?”“Aku mau pergi sama Tante dan Mama. Besok aku nggak jadi ke kebun binatang sama Papa,” jawab Russel tanpa banyak berpikir. Russel dan Olivia terus saling berbicara dengan riang gembira. Kemudian Olivia menelepon Junia dan Amelia setelah menutup teleponnya dengan Russel. Olivia ingin mengundang Junia dan Amelia untuk pergi ke Vila Permai bersama dengannya. Semua orang tentu saja tidak akan menolak jika diundang ke Vila Permai yang terke
Stefan hanya bisa menatap kedua perempuan ini dengan tatapan pasrah.“Sayang, ini supnya dimakan dulu,” ujar Stefan setelah Olivia selesai tertawa.“Untung saja, aku nggak lagi minum sup tadi. Kalau nggak, pasti aku sudah menyemburkannya,” ujar Olivia gembira. “Sudah, ayo makan dulu,” ujar Nenek sambil tersenyum.Kemudian dia mengambil beberapa hidangan dan langsung melahapnya. “Olivia, makanan ini bukan kamu yang masak, ya? Rasanya agak kurang,” ujar Nenek sambil mengerutkan keningnya. “Nggak enak ya, Nek?” tanya Stefan cemas.“Kalau memang nggak enak, aku akan telepon Ricky dan memintanya untuk membawa Nenek ke restoran sekarang juga. Mungkin Nenek nggak cocok sama makanan di sini,” ujar Stefan. “Agresif sekali cara bicaramu. Pastinya makanan ini masakanmu kan, Stefan?” tanya Nenek. Kemudian Nenek melanjutkan makannya seraya berkata, “Olivia, kemampuan masak Stefan masih belum cukup baik. Kamu harus membiarkannya latihan memasak lebih sering. Setiap akhir pekan, biarkan saja dia
Hubungan Stefan dan Olivia membaik setelah Stefan menderita asam lambung hingga tubuhnya mengurus. Oliva merasa kasihan kepada Stefan. Perselisihan mereka yang disebabkan karena Stefan pernah tidak jujur kepada Olivia pun, pelan-pelan terkikis. Olivia keluar dari kamar mengenakan jaket. Dia juga membawakan sebuah jaket untuk Stefan. “Angin di luar lagi kencang, musim hujan soalnya. Nih, pakai jaket dulu,” ujar Olivia penuh perhatian, sembari membantu Stefan mengenakan jaketnya. Senyum bahagia tak bisa dibendung di wajah Stefan. Nenek mengalihkan pandangannya. Dia tidak mau melihat sikap memalukan sang cucu. Pasangan muda itu pun keluar jalan-jalan, sembari bergandengan tangan. Di rumah kontrakan keluarga Pamungkas. Ketika terdengar suara pintu rumah terbuka, Rita seketika menghampiri. Ternyata benar, putranyalah yang datang. Rita bertanya, “Gimana? Dibukain pintu nggak? Russel dibawa ke mana sama Odelina? Apa mungkin Odelina bawa Russel sembunyi karena kita sering gangguin dia?”
Roni duduk di sofa, diam sejenak, kemudian berkata, “Si Pak Daniel itu kayaknya lagi deketin Odelina.”“Bukan kayaknya lagi. Memang lagi ngejar Odelina. Kalau bukan karena tertarik sama Odelina, ngapain Pak Daniel sering banget ke toko Odelina?”Mumpung Roni membahas hal ini, Rita menasehati, “Roni, coba deh kamu lihat Odellna sekarang buka restoran, jual sarapan. Dengan kemampuan memasaknya, bisnis Odelina pasti bagus.”“Apalagi dia orang yang rajin. Sekarang diet pula. Sudah nggak sejelek dulu. Bos besar kayak Pak Daniel pun sampai bisa tertarik sama dia. Itu berarti koneksi bisnis dia terbilang lumayan.”“Dan yang terpenting, keluarga dia keren banget. Nggak usah Olivia deh, menantu keluarga Adhitama. Bahkan tantenya saja sudah hebat banget. Mama sudah cari tahu, Nenek Yuna itu punya power banget di keluarga Sanjaya.”“Kalau kamu bisa rujuk sama Odelina, kamu bisa dapat bantuan dari keluarga Adhitama ataupun keluarga Sanjaya. Kamu bisa buat perusahaan sendiri. Jadi bos sendiri. Enak
“… kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?”Rosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.“Rosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.”“Ini bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
“Ini mah banyak banget!” keluh Samuel.“Kamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.”“Kata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.”“Masa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.”“.…”Samuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?“Kak Stefan jauh lebih capek dari aku,” ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, “Kamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.”Sarah, “….”Di telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.“Masuk,” ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, “Tuben, ada angin apa kamu datang ke sini?”“Aku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.”Samuel d
Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap
Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan
Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi
“Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya
Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona
“Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han