Beranda / Rumah Tangga / Pernikahan Bayaran / 📌 134 : Berita Kehamilan

Share

📌 134 : Berita Kehamilan

Penulis: Rahmani Rima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-11 08:03:34

Natasya keluar dari ruang praktek Abian begitu saja ketika pasien sudah habis. Ia tak berbasa-basi dengan suster Anna apalagi suami kontraknya.

Vina yang baru keluar dari ruang praktek dokter Farhan, menyajarkan langkahnya dengan sang sahabat, “Nat, gue ada di kirimin makanan dari mertua. Makan bareng yuk.”

Natasya mengangguk.

Vina menggandeng lengan Natasya, “Kemooon.”

Di ruang piket, Natasya hanya diam saja. Ia duduk memperhatikan Vina yang gesit mempersiapkan alat makan mereka.

“Kenapa diem terus? Asam lambung lo kambuh?”

Natasya menggeleng.

“Obatnya ada ‘kan?”

Natasya mengangguk.

“Berasa ngobrol sama boneka mampang gue.” Vina duduk disamping Natasya dan menatap keseluruhan wajahnya, “Lo—pucet banget.”

“Hah? Masa?” Natasya memegangi kedua pipinya.

Vina mengelus perut rata Natasya, “Lo udah haid belum bulan ini?”

Natasya menggeleng, “Ini—tanggal berapa?”

“Tanggal satu.”

Natasya diam, mengingat periodenya yang b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
semoga hamil
goodnovel comment avatar
Rosmiyati Yati
lanjut kak jadi penasaran sama hasilnya
goodnovel comment avatar
Ressa
iya , kopan niihh , selesai nya dan akhir dri crita ini , jdi penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Bayaran    📌 135 : Natasya Celaka

    Setiap kali Natasya melewati gerombolan perawat, anak ko-ass, dokter residen, dan konsulen, mereka selalu tersenyum.“Selamat ya, dok.”Natasya hanya mengangguk sopan meski tidak tahu kenapa ia diberi ucapan selamat. Apakah mereka baru tahu jika Abian tidak jadi di rotasi dan sudah mau kembali mengoperasi?“Dokter Natasya, kenapa?” tanya suster Anna. Mereka bertemu di meja jaga bangsal.“Gak papa. Emang kenapa?” “Dokter Natasya pucet.”“Kayaknya aku masuk angin deh, sus.”“Mau saya kerokkin gak?”Mata Natasya menatap suster Anna terharu, “Mauuuu, sus. Ayo.”Di ruang istirahat staf operasi, Natasya tidur telungkup membiarkan suster Anna mengerok punggungnya.“Merah, sus?”“Merah, dok. Habis dari mana ini kok sampe masuk angin?”“Gak tahu nih, sus, anginnya lagi gak enak banget.”“Ah, masa. Perasaan lagi gerah deh, gak ada angin. Ini pasti karena mandi terlalu pagi ya sama dokter Abian?” Pipi Natasya merona digod

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Pernikahan Bayaran    📌 136 : Natasya Celaka 2

    Natasya terus berjalan mundur untuk menghindari ancaman dari preman yang entah datangnya dari mana. Seumur-umur ia tidak pernah dihadang preman dengan ancaman segala.Saat ada kesempatan untuk menghindar, Natasya berlari kencang menghindari preman, tapi badannya yang tak begitu sehat, langsung tertangkap oleh preman dua yang membawanya semakin jauh dari rumah sakit.“Turunin aku!”“Diem!”“Tolooong! Bu, pak, tolongin aku!” teriak Natasya pada pengguna jalan dan pedagang dekat gedung rumah sakit, tapi tak ada yang bergerak membantunya.Di deket rumah sakit, ada sebuah kebun terbengkalai yang gelap. Natasya dilepaskan dengan kasar oleh preman dua yang menyeretnya dari tadi.“Minum sebelum gue berbuat lebih jauh sama lo.”Natasya menggeleng, “Gak mau!”“Jangan cari mati, lo! Buruan minum!”Preman dua membuka tutup botol dan memberikannya secara paksa pada mulut Natasya, “Minum!”Natasya menendang preman dua. Ia juga berusaha kabur.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Pernikahan Bayaran    📌 137 : Kejahatan yang Terungkap Sendiri

    Vina tak beranjak sedikitpun dari sebelah Natasya. Ia sudah memberi kabar ke rumah, tidak bisa pulang karena kondisi Natasya yang tak memungkinkan ditinggal, padahal ada suaminya disini.“Vin, pulang aja sana.” pinta Natasya.“Iya, ada saya disini.” kata Irvan yang tengah membuat jurnal penelitian di sofa bangsal VIP.“Gak papa kok. Si kakak udah tidur, adek juga anteng sama neneknya.”Natasya tersenyum, “Makasih ya, Vin. Padahal kalo lo yang begini, gue pasti pulang sih.”Vina melotot, “Dasar si donat!” Mereka bertiga tertawa.Abian baru kembali. Ia harus bolak-balik ke ICU untuk melihat kondisi pasien yang baru di operasinya. Ia langsung mengecek laju infus, “Sepuluh menit lagi habis. Untuk labu kedua cukup pake vitamin aja.”“Iya, mas.”“Kalian ada kecurigaan gak sama seseorang yang mungkin jadi dalang dari kasus ini?” tanya Abian.Irvan menggeleng. Sedangkan Vina dan Natasya saling lirik. Pikiran mereka tertuju pada satu orang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Pernikahan Bayaran    📌 138 : Rahasia Besar Aca

    Aca menangis. Ia pergi begitu saja karena malu sudah jadi tontonan banyak orang. Abian mendekati Natasya yang melongo karena terkejut, “Aku minta maaf atas nama Aca. Aku jamin dia—gak akan pernah ganggu kamu lagi. Aku udah tahu Aca yang taro obat sampe kamu tidur di rooftop. Aku juga tahu dia—yang kasih kamu obat perangsang, juga—dia yang dorong kamu di tangga evakuasi. Aku mohon maafin Aca.”Natasya memainkan jari-jari tangannya. Ia tak tahu bisa memaafkan Aca atau tidak atas semua yang sudah terjadi.Irvan mengkode Vina agar mereka keluar dan memberi ruang untuk Abian dan Natasya.“Nat, gue tunggu diluar ya.” Vina bangkit, “Permisi, dok.”Setelah hanya ada mereka berdua, Abian bersimpuh disamping ranjang dengan mata merah, “Aku mohon kita—untuk bisa meneruskan pernikahan sesungguhnya, Nat. Aku udah—putusin Aca. Aku harap kamu juga—putusin Alan.”Natasya menarik nafas panjang sebelum bicara, “Kamu pikir aku akan putusin Alan, saat gak dapet jaminan ap

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Pernikahan Bayaran    📌 139 : Tamparan yang Pantas

    Pov AbianAca dan orang itu berhenti bercinta, setelah sadar ada orang lain selain mereka. Ketika pintu berbunyi, mereka masih belum sadar. Tapi setelah merasakan hawa manusia lain, mereka menoleh.“Bi?” panggil Aca dan orang itu kompak.Tubuh Abian masih terpaku ditempat. Ia masih sangat terkejut dan tengah mencerna apa yang tengah di lihatnya.Aca dan orang itu bergegas mengambil baju. Selama itu Abian menunduk memainkan sepatunya menahan marah.“Bi, kamu—kenapa gak bilang mau kesini?”Abian menatap Aca dan papa. Ia berjalan mendekati mereka.Ya, lelaki yang tadi bercinta dengan Aca adalah papanya sendiri. Kini, mereka tak punya waktu untuk menyembunyikan wajah masing-masing dari Abian setelah ketahuan bercinta.Abian melirik papa yang menunduk, “Aku tahu papa mata keranjang, dari dulu selalu main—dengan sekretaris lah, bawahan papa, kolega bisnis papa. Tapi—aku gak tahu papa—sampe sejauh ini. Papa tahu ‘kan Aca pacar aku?”Papa membera

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Pernikahan Bayaran    📌 140 : Mencari Alan

    Pov Abian Abian membuka pintu bangsal VIP lima, tempat dimana Natasya dirawat. Tapi istrinya tak ada ditempat. “Natasya kemana?” gumam Abian. “Permisi, dok.” sapa perawat yang baru keluar dari bangsal VIP empat. “Sus?’ “Iya, dok, ada yang bisa dibantu?” “Istri saya—mana?” “Loh, bukannya dokter Natasya sudah pulang? Dokter Abian tidak tahu?” “Pulang?” dahi Abian mengernyit. “Iya, dok. Setelah infus habis, dokter Natasya bilang mau bertemu dengan dokter jaga. Setelah itu dokter jaga memperbolehkan dokter Natasya untuk pulang. Katanya dokter Natasya cukup istirahat di rumah dan minum antibiotik.” “Dia pulang sama siapa, sus? Kebetulan tadi saya—sedang ada urusan.” “Bersama dokter Vina dan dokter Irvan, dok.” “Oh begitu. Kalau begitu terima kasih.” Abian tak membuang waktu lama. Ia langsung pulang ke rumah. Setelah memarkirkan mobil se

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Pernikahan Bayaran    📌 141 : Tawaran untuk Alan

    POV Abian Abian tersenyum ketika papa membuka gembok pintu pagar, “Maaf ya, pa, ganggu pagi-pagi gini.”“Gak papa, nak Abian. Masuk.”Abian memasukkan mobil ke pelataran rumah papa. Ia keluar meneteng beberapa keresek berisi makanan untuk mereka sarapan.“Natasya gimana, pa?”“Sudah mendingan. Kalo sama Vina dia sembuhnya cepet.”Baru memasuki rumah, Abian mengedarkan matanya.“Sya, ada nak Abian nih.” teriak papa memberi informasi.Natasya keluar kamar dituntun Vina, “Mas?”Abian mendekati Natasya. Ia tidak tega melihat istrinya yang masih kesakitan karena perundungan preman suruhan Aca, “Aku beliin bubur. Kita sarapan dulu.”Semua sarapan bersama di ruang keluarga.Natasya melirik Vina yang bersiap pergi, “Panggilan dari rumah atau rumah sakit?”“Rumah sakit. Rumah aman kok.” Vina melirik papa, “Om, pamit ya,” ia melirik Abian, “Dok, saya permisi.”“Iya, Vin, hati-hati.”“Iya, Vin. Saya ke rumah sakit agak siang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Pernikahan Bayaran    📌 141 : Kekhawatiran Lain

    Natasya sudah tertidur lelap ketika Abian pulang dari rumah sakit pukul dua belas malam. Ia ada operasi darurat, sehingga baru bisa pulang. Senyumnya merekah. Alan bersedia meninggalkan Natasya setelah mengisi cek kosong yang ia berikan. Alan meminta uang sebanyak tujuh ratus juta. Abian tak keberatan memberikannya langsung, asal Alan bisa memutuskan istrinya dan pergi sejauh-jauhnya dari kota ini.Mata Natasya mengerjap, “Mas?”“Hm?”“Abis operasi?”“Iya. Kamu udah minum antiobiotiknya?”Natasya mengangguk. Ia bangkit, “Seharian ini mama—nangis. Kamu jangan minta mama buat ninggalin papa lagi, biarin aja. Kita gak pernah tahu sedalam apa cinta mama buat papa, meski sepaket dengan rasa sakit itu.”Abian mengangguk.“Kamu mau makan? Biar aku siapin?”“Nggak usah. Aku mau langsung tidur.” Abian mengelus pipi Natasya dengan sentuhan lain.Natasya melirik Abian tak nyaman, “Malam ini—kamu tidur di sofa, ya, mas.”“Hm?”N

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14

Bab terbaru

  • Pernikahan Bayaran    📌 141 : Kekhawatiran Lain

    Natasya sudah tertidur lelap ketika Abian pulang dari rumah sakit pukul dua belas malam. Ia ada operasi darurat, sehingga baru bisa pulang. Senyumnya merekah. Alan bersedia meninggalkan Natasya setelah mengisi cek kosong yang ia berikan. Alan meminta uang sebanyak tujuh ratus juta. Abian tak keberatan memberikannya langsung, asal Alan bisa memutuskan istrinya dan pergi sejauh-jauhnya dari kota ini.Mata Natasya mengerjap, “Mas?”“Hm?”“Abis operasi?”“Iya. Kamu udah minum antiobiotiknya?”Natasya mengangguk. Ia bangkit, “Seharian ini mama—nangis. Kamu jangan minta mama buat ninggalin papa lagi, biarin aja. Kita gak pernah tahu sedalam apa cinta mama buat papa, meski sepaket dengan rasa sakit itu.”Abian mengangguk.“Kamu mau makan? Biar aku siapin?”“Nggak usah. Aku mau langsung tidur.” Abian mengelus pipi Natasya dengan sentuhan lain.Natasya melirik Abian tak nyaman, “Malam ini—kamu tidur di sofa, ya, mas.”“Hm?”N

  • Pernikahan Bayaran    📌 141 : Tawaran untuk Alan

    POV Abian Abian tersenyum ketika papa membuka gembok pintu pagar, “Maaf ya, pa, ganggu pagi-pagi gini.”“Gak papa, nak Abian. Masuk.”Abian memasukkan mobil ke pelataran rumah papa. Ia keluar meneteng beberapa keresek berisi makanan untuk mereka sarapan.“Natasya gimana, pa?”“Sudah mendingan. Kalo sama Vina dia sembuhnya cepet.”Baru memasuki rumah, Abian mengedarkan matanya.“Sya, ada nak Abian nih.” teriak papa memberi informasi.Natasya keluar kamar dituntun Vina, “Mas?”Abian mendekati Natasya. Ia tidak tega melihat istrinya yang masih kesakitan karena perundungan preman suruhan Aca, “Aku beliin bubur. Kita sarapan dulu.”Semua sarapan bersama di ruang keluarga.Natasya melirik Vina yang bersiap pergi, “Panggilan dari rumah atau rumah sakit?”“Rumah sakit. Rumah aman kok.” Vina melirik papa, “Om, pamit ya,” ia melirik Abian, “Dok, saya permisi.”“Iya, Vin, hati-hati.”“Iya, Vin. Saya ke rumah sakit agak siang

  • Pernikahan Bayaran    📌 140 : Mencari Alan

    Pov Abian Abian membuka pintu bangsal VIP lima, tempat dimana Natasya dirawat. Tapi istrinya tak ada ditempat. “Natasya kemana?” gumam Abian. “Permisi, dok.” sapa perawat yang baru keluar dari bangsal VIP empat. “Sus?’ “Iya, dok, ada yang bisa dibantu?” “Istri saya—mana?” “Loh, bukannya dokter Natasya sudah pulang? Dokter Abian tidak tahu?” “Pulang?” dahi Abian mengernyit. “Iya, dok. Setelah infus habis, dokter Natasya bilang mau bertemu dengan dokter jaga. Setelah itu dokter jaga memperbolehkan dokter Natasya untuk pulang. Katanya dokter Natasya cukup istirahat di rumah dan minum antibiotik.” “Dia pulang sama siapa, sus? Kebetulan tadi saya—sedang ada urusan.” “Bersama dokter Vina dan dokter Irvan, dok.” “Oh begitu. Kalau begitu terima kasih.” Abian tak membuang waktu lama. Ia langsung pulang ke rumah. Setelah memarkirkan mobil se

  • Pernikahan Bayaran    📌 139 : Tamparan yang Pantas

    Pov AbianAca dan orang itu berhenti bercinta, setelah sadar ada orang lain selain mereka. Ketika pintu berbunyi, mereka masih belum sadar. Tapi setelah merasakan hawa manusia lain, mereka menoleh.“Bi?” panggil Aca dan orang itu kompak.Tubuh Abian masih terpaku ditempat. Ia masih sangat terkejut dan tengah mencerna apa yang tengah di lihatnya.Aca dan orang itu bergegas mengambil baju. Selama itu Abian menunduk memainkan sepatunya menahan marah.“Bi, kamu—kenapa gak bilang mau kesini?”Abian menatap Aca dan papa. Ia berjalan mendekati mereka.Ya, lelaki yang tadi bercinta dengan Aca adalah papanya sendiri. Kini, mereka tak punya waktu untuk menyembunyikan wajah masing-masing dari Abian setelah ketahuan bercinta.Abian melirik papa yang menunduk, “Aku tahu papa mata keranjang, dari dulu selalu main—dengan sekretaris lah, bawahan papa, kolega bisnis papa. Tapi—aku gak tahu papa—sampe sejauh ini. Papa tahu ‘kan Aca pacar aku?”Papa membera

  • Pernikahan Bayaran    📌 138 : Rahasia Besar Aca

    Aca menangis. Ia pergi begitu saja karena malu sudah jadi tontonan banyak orang. Abian mendekati Natasya yang melongo karena terkejut, “Aku minta maaf atas nama Aca. Aku jamin dia—gak akan pernah ganggu kamu lagi. Aku udah tahu Aca yang taro obat sampe kamu tidur di rooftop. Aku juga tahu dia—yang kasih kamu obat perangsang, juga—dia yang dorong kamu di tangga evakuasi. Aku mohon maafin Aca.”Natasya memainkan jari-jari tangannya. Ia tak tahu bisa memaafkan Aca atau tidak atas semua yang sudah terjadi.Irvan mengkode Vina agar mereka keluar dan memberi ruang untuk Abian dan Natasya.“Nat, gue tunggu diluar ya.” Vina bangkit, “Permisi, dok.”Setelah hanya ada mereka berdua, Abian bersimpuh disamping ranjang dengan mata merah, “Aku mohon kita—untuk bisa meneruskan pernikahan sesungguhnya, Nat. Aku udah—putusin Aca. Aku harap kamu juga—putusin Alan.”Natasya menarik nafas panjang sebelum bicara, “Kamu pikir aku akan putusin Alan, saat gak dapet jaminan ap

  • Pernikahan Bayaran    📌 137 : Kejahatan yang Terungkap Sendiri

    Vina tak beranjak sedikitpun dari sebelah Natasya. Ia sudah memberi kabar ke rumah, tidak bisa pulang karena kondisi Natasya yang tak memungkinkan ditinggal, padahal ada suaminya disini.“Vin, pulang aja sana.” pinta Natasya.“Iya, ada saya disini.” kata Irvan yang tengah membuat jurnal penelitian di sofa bangsal VIP.“Gak papa kok. Si kakak udah tidur, adek juga anteng sama neneknya.”Natasya tersenyum, “Makasih ya, Vin. Padahal kalo lo yang begini, gue pasti pulang sih.”Vina melotot, “Dasar si donat!” Mereka bertiga tertawa.Abian baru kembali. Ia harus bolak-balik ke ICU untuk melihat kondisi pasien yang baru di operasinya. Ia langsung mengecek laju infus, “Sepuluh menit lagi habis. Untuk labu kedua cukup pake vitamin aja.”“Iya, mas.”“Kalian ada kecurigaan gak sama seseorang yang mungkin jadi dalang dari kasus ini?” tanya Abian.Irvan menggeleng. Sedangkan Vina dan Natasya saling lirik. Pikiran mereka tertuju pada satu orang.

  • Pernikahan Bayaran    📌 136 : Natasya Celaka 2

    Natasya terus berjalan mundur untuk menghindari ancaman dari preman yang entah datangnya dari mana. Seumur-umur ia tidak pernah dihadang preman dengan ancaman segala.Saat ada kesempatan untuk menghindar, Natasya berlari kencang menghindari preman, tapi badannya yang tak begitu sehat, langsung tertangkap oleh preman dua yang membawanya semakin jauh dari rumah sakit.“Turunin aku!”“Diem!”“Tolooong! Bu, pak, tolongin aku!” teriak Natasya pada pengguna jalan dan pedagang dekat gedung rumah sakit, tapi tak ada yang bergerak membantunya.Di deket rumah sakit, ada sebuah kebun terbengkalai yang gelap. Natasya dilepaskan dengan kasar oleh preman dua yang menyeretnya dari tadi.“Minum sebelum gue berbuat lebih jauh sama lo.”Natasya menggeleng, “Gak mau!”“Jangan cari mati, lo! Buruan minum!”Preman dua membuka tutup botol dan memberikannya secara paksa pada mulut Natasya, “Minum!”Natasya menendang preman dua. Ia juga berusaha kabur.

  • Pernikahan Bayaran    📌 135 : Natasya Celaka

    Setiap kali Natasya melewati gerombolan perawat, anak ko-ass, dokter residen, dan konsulen, mereka selalu tersenyum.“Selamat ya, dok.”Natasya hanya mengangguk sopan meski tidak tahu kenapa ia diberi ucapan selamat. Apakah mereka baru tahu jika Abian tidak jadi di rotasi dan sudah mau kembali mengoperasi?“Dokter Natasya, kenapa?” tanya suster Anna. Mereka bertemu di meja jaga bangsal.“Gak papa. Emang kenapa?” “Dokter Natasya pucet.”“Kayaknya aku masuk angin deh, sus.”“Mau saya kerokkin gak?”Mata Natasya menatap suster Anna terharu, “Mauuuu, sus. Ayo.”Di ruang istirahat staf operasi, Natasya tidur telungkup membiarkan suster Anna mengerok punggungnya.“Merah, sus?”“Merah, dok. Habis dari mana ini kok sampe masuk angin?”“Gak tahu nih, sus, anginnya lagi gak enak banget.”“Ah, masa. Perasaan lagi gerah deh, gak ada angin. Ini pasti karena mandi terlalu pagi ya sama dokter Abian?” Pipi Natasya merona digod

  • Pernikahan Bayaran    📌 134 : Berita Kehamilan

    Natasya keluar dari ruang praktek Abian begitu saja ketika pasien sudah habis. Ia tak berbasa-basi dengan suster Anna apalagi suami kontraknya. Vina yang baru keluar dari ruang praktek dokter Farhan, menyajarkan langkahnya dengan sang sahabat, “Nat, gue ada di kirimin makanan dari mertua. Makan bareng yuk.”Natasya mengangguk.Vina menggandeng lengan Natasya, “Kemooon.”Di ruang piket, Natasya hanya diam saja. Ia duduk memperhatikan Vina yang gesit mempersiapkan alat makan mereka.“Kenapa diem terus? Asam lambung lo kambuh?”Natasya menggeleng.“Obatnya ada ‘kan?”Natasya mengangguk.“Berasa ngobrol sama boneka mampang gue.” Vina duduk disamping Natasya dan menatap keseluruhan wajahnya, “Lo—pucet banget.”“Hah? Masa?” Natasya memegangi kedua pipinya.Vina mengelus perut rata Natasya, “Lo udah haid belum bulan ini?”Natasya menggeleng, “Ini—tanggal berapa?”“Tanggal satu.”Natasya diam, mengingat periodenya yang b

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status