Home / Rumah Tangga / Pernikahan Bayaran / 📌 139 : Tamparan yang Pantas

Share

📌 139 : Tamparan yang Pantas

Author: Rahmani Rima
last update Last Updated: 2025-03-13 08:36:19

Pov Abian

Aca dan orang itu berhenti bercinta, setelah sadar ada orang lain selain mereka. Ketika pintu berbunyi, mereka masih belum sadar. Tapi setelah merasakan hawa manusia lain, mereka menoleh.

“Bi?” panggil Aca dan orang itu kompak.

Tubuh Abian masih terpaku ditempat. Ia masih sangat terkejut dan tengah mencerna apa yang tengah di lihatnya.

Aca dan orang itu bergegas mengambil baju. Selama itu Abian menunduk memainkan sepatunya menahan marah.

“Bi, kamu—kenapa gak bilang mau kesini?”

Abian menatap Aca dan papa. Ia berjalan mendekati mereka.

Ya, lelaki yang tadi bercinta dengan Aca adalah papanya sendiri. Kini, mereka tak punya waktu untuk menyembunyikan wajah masing-masing dari Abian setelah ketahuan bercinta.

Abian melirik papa yang menunduk, “Aku tahu papa mata keranjang, dari dulu selalu main—dengan sekretaris lah, bawahan papa, kolega bisnis papa. Tapi—aku gak tahu papa—sampe sejauh ini. Papa tahu ‘kan Aca pacar aku?”

Papa membera
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Yeni Sutini
lanjut Thor
goodnovel comment avatar
Satria Henry
wow it's simply.....
goodnovel comment avatar
ririn afriyani
akhirnya Abian sadar....ayo nat ksh tau lah Klo udah putus jg sama Alan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Bayaran    📌 140 : Mencari Alan

    Pov Abian Abian membuka pintu bangsal VIP lima, tempat dimana Natasya dirawat. Tapi istrinya tak ada ditempat. “Natasya kemana?” gumam Abian. “Permisi, dok.” sapa perawat yang baru keluar dari bangsal VIP empat. “Sus?’ “Iya, dok, ada yang bisa dibantu?” “Istri saya—mana?” “Loh, bukannya dokter Natasya sudah pulang? Dokter Abian tidak tahu?” “Pulang?” dahi Abian mengernyit. “Iya, dok. Setelah infus habis, dokter Natasya bilang mau bertemu dengan dokter jaga. Setelah itu dokter jaga memperbolehkan dokter Natasya untuk pulang. Katanya dokter Natasya cukup istirahat di rumah dan minum antibiotik.” “Dia pulang sama siapa, sus? Kebetulan tadi saya—sedang ada urusan.” “Bersama dokter Vina dan dokter Irvan, dok.” “Oh begitu. Kalau begitu terima kasih.” Abian tak membuang waktu lama. Ia langsung pulang ke rumah. Setelah memarkirkan mobil se

    Last Updated : 2025-03-14
  • Pernikahan Bayaran    📌 141 : Tawaran untuk Alan

    POV Abian Abian tersenyum ketika papa membuka gembok pintu pagar, “Maaf ya, pa, ganggu pagi-pagi gini.”“Gak papa, nak Abian. Masuk.”Abian memasukkan mobil ke pelataran rumah papa. Ia keluar meneteng beberapa keresek berisi makanan untuk mereka sarapan.“Natasya gimana, pa?”“Sudah mendingan. Kalo sama Vina dia sembuhnya cepet.”Baru memasuki rumah, Abian mengedarkan matanya.“Sya, ada nak Abian nih.” teriak papa memberi informasi.Natasya keluar kamar dituntun Vina, “Mas?”Abian mendekati Natasya. Ia tidak tega melihat istrinya yang masih kesakitan karena perundungan preman suruhan Aca, “Aku beliin bubur. Kita sarapan dulu.”Semua sarapan bersama di ruang keluarga.Natasya melirik Vina yang bersiap pergi, “Panggilan dari rumah atau rumah sakit?”“Rumah sakit. Rumah aman kok.” Vina melirik papa, “Om, pamit ya,” ia melirik Abian, “Dok, saya permisi.”“Iya, Vin, hati-hati.”“Iya, Vin. Saya ke rumah sakit agak siang

    Last Updated : 2025-03-14
  • Pernikahan Bayaran    📌 141 : Kekhawatiran Lain

    Natasya sudah tertidur lelap ketika Abian pulang dari rumah sakit pukul dua belas malam. Ia ada operasi darurat, sehingga baru bisa pulang. Senyumnya merekah. Alan bersedia meninggalkan Natasya setelah mengisi cek kosong yang ia berikan. Alan meminta uang sebanyak tujuh ratus juta. Abian tak keberatan memberikannya langsung, asal Alan bisa memutuskan istrinya dan pergi sejauh-jauhnya dari kota ini.Mata Natasya mengerjap, “Mas?”“Hm?”“Abis operasi?”“Iya. Kamu udah minum antiobiotiknya?”Natasya mengangguk. Ia bangkit, “Seharian ini mama—nangis. Kamu jangan minta mama buat ninggalin papa lagi, biarin aja. Kita gak pernah tahu sedalam apa cinta mama buat papa, meski sepaket dengan rasa sakit itu.”Abian mengangguk.“Kamu mau makan? Biar aku siapin?”“Nggak usah. Aku mau langsung tidur.” Abian mengelus pipi Natasya dengan sentuhan lain.Natasya melirik Abian tak nyaman, “Malam ini—kamu tidur di sofa, ya, mas.”“Hm?”N

    Last Updated : 2025-03-14
  • Pernikahan Bayaran    📌 143 : Bertemu Papa Alan

    Sebelum jaga malam, Natasya harus mengurus beberapa hal di rumah sakit. Ia berangkat lebih awal agar tidak perlu buru-buru menyerahkan tugasnya pada kepala residen.Begitu turun dari mobil dibantu pak Eman, Natasya berjalan sepelan mungkin karena perutnya masih terasa nyeri.“Dokter, tolong! Pasien serangan jantung!”Natasya menatap kesibukkan petugas ambulance membawa brankar pasien lelaki paruh baya ke dalam UGD. Ia berlari ketika melihat tak ada dokter jaga yang keluar.“Tanda vital bagaimana?” tanya dokter jaga.“Tiga menit lalu saturasi oksigen empat puluh, tekanan darah 180/110mmHg, dok.” lapor petugas ambulance.Natasya melongo mendengar penjelasan petugas ambulance. Ia mendorong brankar dengan cepat ke UGD. Begitu sampai, ia langsung memasang masker oksigen dan memasangkan monitor pasien untuk melihat rekam jantung dibantu perawat.“Pak, bisa dengar suara saya? Pak?”Tak mendapat jawaban, membuat Natasya harus melakukan resusitasi jant

    Last Updated : 2025-03-15
  • Pernikahan Bayaran    📌 144 : Jujur pada Abian

    “Om, om gak papa?” Natasya menghampiri papa Alan, “Kita ke UGD sekarang.”Papa Alan menggeleng. Perlahan rasa nyeri di dadanya membaik.“Om, ayo aku anter ke UGD.”“Gak usah, Natasya. Om hanya—kaget. Om baik-baik aja.”Natasya jadi duduk disebelah papa Alan. Tangisnya belum reda. Ia tak mengira, kalau papa Alan tidak mengenal kekasih anaknya sama sekali. Dari dulu Alan memang tidak pernah mengenalkan dirinya sama sekali pada keluarganya. Katanya papanya tidak ramah, kasar dan selalu membuat masalah. Ia meyakini itu dulu. Tapi setelah bertemu papa Alan secara langsung, sepertinya mantan kekasihnya itu berbohong dan hanya beralasan saja. Ia pun jadi menyadari, kalau Alan memang sudah terbiasa membohonginya.“Maaf, om baru tahu semua ini. Alan sama sekali gak pernah mengenalkan pacarnya sama om.”“Gak papa, om, aku ngerti.”“Empat tahun ini pasti sangat berat untuk kamu.”Natasya tersenyum kecil.“Om janji, akan mengganti semua kerugia

    Last Updated : 2025-03-15
  • Pernikahan Bayaran    📌 145 : Berhenti Melindungi Alan

    Natasya memegang tangan Abian, “Vina yang bilang sama kamu?”Abian menggeleng.“Terus?”“Aku yang minta Alan buat putusin kamu kemarin.”Natasya melepaskan tangannya dari punggung tangan Abian, “Kamu ketemu dia, mas?”Abian mengangguk, “Aku dateng ke rumahnya dengan sengaja untuk minta dia lepasin kamu.”Natasya diam.“Nat, kalian udah putus. Artinya kita—bisa ‘kan?”Tak ada jawaban. Natasya memainkan tangannya gusar.“Alan—aku bayar Alan untuk dia mutusin kamu.”Natasya menoleh, “Bayar?”“Aku kasih dia cek, dan dia setuju. Dia bilang akan putusin kamu, dia juga akan pergi dari Jakarta supaya gak terus-terusan ketemu kamu.”“Mas! Kenapa kamu ngelakuin itu?”“Ya biar dia gak ganggu kamu lagi. Aku tahu Alan siapa, sifatnya gimana, dan semua kasusnya. Aku gak rela dia terus manfaatin kamu.”“Maksud aku—kenapa harus sampe bayar? Aku sama dia udah putus dari lama.”“Oyah?” dahi Abian mengkerut tidak menyangka.

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pernikahan Bayaran    📌 146 : Curhat pada Arsya

    Satu bulan kemudian...“Terima kasih semua atas kerja kerasnya.” cuap dokter Farhan saat operasi baru usai.“Terima kasih kembali, dok.” sahut seluruh staf operasi.Natasya membuka baju bedah dan bergegas mencuci tangan. Setelah ini ia akan memantau kondisi pasien di ICU sebelum akhirnya makan siang bersama seseorang. Senyumnya terus merekah.Vina yang baru akan jadi asisten Abian, mendekati Natasya, “Tumben senyum, udah baikkan ya?”Senyum itu pudar. Vina tahu Natasya dan Abian sedang bertengkar meski tidak tahu masalahnya apa.“Syukur deh kalo udah baikkan, gue ikut seneng.”“Kita—belum baikkan.”“Hm?”“Kayaknya dia masih butuh waktu.”“Kalian berantem karena apa sih?”Natasya melirik jam di ponsel, “Vin, gue ada janji makan siang sama orang. Gue duluan ya?”Vina menarik lengan Natasya, “Siapa?”“Kak Arsya.”Vina mengernyit, “Arsya?”“Cowok yang gue sebut dia sepupu gue. Dia—sebenernya temennya Alan.”

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pernikahan Bayaran    📌 147 : Memberi Tahu Rahasia

    Selepas makan siang dengan Arsya membahas persidangan mama yang akan digelar sebentar lagi karena dituduh menggelapkan aset perusahaan keluarga Alan, Natasya kembali ke ruang ICU. Setelah kondisi pasien stabil, ia duduk di meja jaga membaca pesan dari seseorang yang jadi satu-satunya harapan untuk bisa berpisah dengan Abian.“Nat, temenin makan yuk.” ajak Vina. Natasya menutup mulutnya saat membaca pesan itu, matanya juga berkaca-kaca.“Nat, kenapa?”Natasya menatap Vina, “Vin, ajak Irvan, gue mau ada yang di omongin sama kalian.”“Soal—apa?” tanya Vina waspada.“Rahasia besar gue dan mas Abian.”Sekarang Vina yang menutup mulutnya.“Buruan! Lo telpon Irvan, kita kumpul di markas. Gue mau angkat telpon dulu.” Natasya menaruh ponsel di telinganya, “Iya, halo, om? Nggak, kok, aku gak sibuk. Om apa kabar?” ia pergi menjauhi Vina yang masih melongo.“Om? Dia—telpon siapa?”Selesai shift, Vina dan Irvan langsung ke rooftop lantai tiga un

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Pernikahan Bayaran    📌 169 : Akhir Cerita

    Mama dan Abian membuang nafas kesal ketika tahu yang datang adalah papa. Sedang Natasya hanya mengeratkan tubuh Haikal pada tubuhnya karena takut terjadi pertengkaran antara papa dan mama.“Mau apa lagi kamu kesini?” tanya mama lugas.“Mira, maafkan aku. Setelah resmi bercerai, aku merasa—tidak bisa kehilanganmu. Aku yakin kamu dan Abian juga begitu. Apa tidak sebaiknya kita kembali?”Mama tertawa, “Kembali? Jangan mimpi kamu! Aku dan Abian sangat baik-baik saja setelah kita tidak lagi terikat pernikahan. Berani sekali kamu menginjakkan kaki di rumahku lagi. Pergi!”Papa bersimpuh di kaki mama, “Tolong berikan kesempatan kedua, Mir. Aku tidak punya apa-apa lagi sekarang.”Mama tertawa lagi, “Bukankah kamu punya perempuan itu? Tinggallah bersamanya dan jangan ganggu kami lagi!”“Mir, Aca menjual semua asetku tanpa diketahui. Kamu benar, dia memang perempuan ular. Aku mohon terima aku kembali.”Mama melirik Abian sebelum pergi, “Mama mau istirahat.”

  • Pernikahan Bayaran    📌 168 : Cerita yang Berbeda

    Tujuh bulan kemudian... Natasya kesusah berjalan, ketika kehamilannya mencapai usia tiga puluh empat minggu. Ia sudah cuti sejak dua bulan lalu karena sempat keluar flek. Abian, mama mertua, papa-mama, serta Vina dan Irvan tentu sangat khawatir dan memintanya untuk cuti. Natasya setuju. Ia rela tak lulus tepat waktu asalkan anaknya baik-baik saja. “Mas, plis aku mau ikut ke rumah sakit.” Natasya mengejar Abian yang bolak-balik membawa laptop dan jurnal di ruang kerja. “Mending kamu istirahat deh, mau ngapain sih ke rumah sakit?” “Aku bosen tahu di rumah terus. Habis keliling poli bedah kardiotoraks aku pulang kok.” Abian tertawa, “Kamu pengen anak kita juga jadi bagian bedah kardiotoraks?” “Oh iya dong, dia harus ikutin jejak kita.” Natasya diam sejenak, “Enggak deh, mending dia ambil spesialis lain. Mas, ya, plisss. Aku gak akan capek-capek kok.” Abian membalikkan badan. Ia mengelus perut bulat

  • Pernikahan Bayaran    📌 167 : Bukti Konkret

    “Nat! Jangan dipukul-pukul! Nat!” Abian berusaha mengambil tangan Natasya yang terus memukul-mukuli perutnya. Pintu terbuka. Semua orang yang semula menunggu di luar ruangan, masuk karena mendengar suara pekikkan Natasya. “Nat?” Vina memanggil lirih. “Vin, tolong panggilin perawat!” Vina mengangguk. Ia berlari keluar ruangan untuk memanggil perawat jaga. Tak lama dua perawat masuk membuntut dibelakang tubuhnya. “Tenang, ya, bu. Yang lain boleh menunggu diluar.” Abian melepaskan pelukannya yang kencang pada tubuh Natasya. Ia terpaksa keluar karena tak mau mengganggu proses pemeriksaan. Setelah pintu ditutup, satu perawat menenangkan Natasya, dan yang lain menyuntikkan obat penenang dosis rendah yang aman untuk wanita hamil pada punggung tangannya. Perlahan, tubuh Natasya yang mengamuk mulai tenang. “Bu, tenang ya. Ibu sedang hamil muda. Stress sedikit pun akan mempengaruhi tumbuh kem

  • Pernikahan Bayaran    📌 166 : Tak Bisa Bercerai

    Tok-Tok-Tok“Sya? Papa mohon kita bicara dulu.” Papa mengernyit, “Kok sepi, ya?”Ceklek.“Sya!” papa melotot melihat Natasya pingsan, “Sya, bangun, Sya!”Papa menangis sambil merogoh ponsel di saku celana. Papa langsung menelpon seseorang, “Angkat Abian, angkat.”“Halo, pa?”“Bi, pulang ke rumah, Natasya pingsan.” kata papa dengan panik.“Iya, pa, saya kesana sekarang.”Papa mengangkat tubuh Natasya ke atas ranjang, “Ya ampun, Sya, kamu kenapa begini sih?”Tak lama Abian datang bersama Haikal yang masih bersamanya.“Nat?” Abian mendekati Natasya, “Kapan Natasya pingsan, pa?”“Papa gak tahu. Tadi pulang-pulang dia langsung masuk kamar. Papa gak tahu kenapa Natasya pingsan.”“Tadi Natasya sempet mual dan muntah karena aroma kari. Mungkin asam lambungnya kambuh. Kita bawa Natasya ke rumah sakit, pa.”***Natasya membuka matanya perlahan saat membaui bau obat yang kentara. Kepalanya bergerak ke kanan kiri mencari seseo

  • Pernikahan Bayaran    📌 165 : Mantap Bercerai

    “Gimana mungkin aku percaya? Kamu ajak aku sama Ical kesini, dan tiba-tiba ada dia. Kamu pikir aku bisa nyangka semuanya kebetulan?”“Aca lewat depan resto dan gak sengaja liat aku. Begitu ‘kan, Ca?”Aca menatap Natasya, “Gue sama Abian janjian disini, Nat, seperti yang udah-udah. Lo mungkin pernah denger kalo restoran ini adalah tempat pertama kita ketemu. Gue—menyesali perbuatan kemarin dan berniat—”Abian melotot tak percaya pada ucapan Aca, "Ca! Kamu ngomong apa sih? Jelas-jelas kamu tadi bilang gak sengaja liat aku sama Ical ada disini.”.Natasya menggeleng, “Udah cukup, mas, kamu nyakitin aku! Keputusannya udah aku pikirin baik-baik. Aku mau kita pisah!” ia membawa tas tangan dan berjalan keluar dengan cepat.“Mami!” Haikal mengejar Natasya.“Nat, tunggu! Nat, semua gak seperti yang kamu pikirin. Tanya aja sama Ical, dia denger semuanya.” Abian berlari mengejar Natasya yang terus berjalan ke luar pelataran resto.Natasya menemukan taksi yang

  • Pernikahan Bayaran    📌 164 : Kembali di Sakiti

    Selesainya sesi foto dan pembagian hadiah, Natasya langsung memesan taksi online. Ia menatap baju kaos putih yang dikenakannya masih bersih. Matanya mengedar, melihat baju para orang tua dan wali lain—penuh dengan cat. Ia tak bisa mengikuti lomba karena saat baru menuangkan pewarna pada wadah, Abian harus mengangkat telpon dan mereka di diskualifikasi.Natasya membuang nafas berkali-kali saat sadar Haikal marah padanya dan Abian. Semua memang salahnya. Mungkin kalau ia tak membahas rahasia pernikahan kontrak itu, mereka masih bisa sama-sama dan pergi menagih traktiran dari Abian.TAP!Sebuah tangan menempel dibelakang baju Natasya, membuatnya refleks menoleh, “Ical?”Wajah Ical yang cemberut berubah ceria. Mulutnya tersenyum, menampilkan gigi rapinya berderes cantik, “Baju kita bersih, aku gak suka. Mami mau bikin kenang-kenangan gak di baju aku?”Natasya mengangguk.Haikal menuangkan cat warna dari botol pada telapak tangan Natasya, “Tempelin, mi,

  • Pernikahan Bayaran    📌 163 : Saling Jujur

    Masih banyak perlombaan yang harus di ikuti, tapi Abian terus mendapat telpon darurat. Untungnya ia tak perlu ke rumah sakit, hanya perlu memantau kondisi pasien melalui via telpon.“Mas?” Abian menoleh.Natasya membawakan minuman yang dibagikan pihak sekolah, “Minum dulu.”“Makasih.”Mereka duduk di bawah pohon saat lomba masih berlangsung. Kini tengah di adakan lomba bakiak antar keluarga.“Ical gak ngambek karena kita di diskualifikasi dari lomba?”“Enggak kok. Temen-temennya juga banyak yang gak bisa ikut karena orang tuanya gak dateng.”Abian melirik Natasya, “Kamu seneng hari ini?”Natasya tersenyum, “Banget, mas. Lumayan lah kita menang di dua lomba.”“Pengennya pasti kamu menang di semua lomba.”Natasya melirik Abian dan mengangguk, “Oh iya dong, harusnya semua lomba. Hadiahnya ‘kan lumayan.”“Nanti aku yang akan kasih hadiah buat kamu dan Ical.”Senyum Natasya luntur, “Gak usah, mas, buat Ical aja.”Haik

  • Pernikahan Bayaran    📌 162 : Kebahagiaan Sehari

    “Ical kebagian lomba apa? Katanya orang tua atau walinya harus ikutan ya?” Natasya berusaha mengalihkan topik.“Banyak lombanya, mi. Semua anak harus ngikutin semua kegiatan sama orang tuanya. Mama papa aku gak bisa dateng. Untungnya kalian bisa. Makasih ya, mi, pi.”“Sama-sama, Cal.” Abian mengacak-acak rambut Haikal yang sudah tumbuh.“Ya udah kita ke lapang, mi, pi.”Haikal berlari lebih dulu ke tengah lapang. Sedang Abian menarik lengan Natasya yang baru akan melangkah.“Nat, untuk hari ini aja, kita lupain gencatan senjata yang ada di depan Ical.”“Iya, mas.”“Ya udah kita kesana.” Abian menuntun Natasya ke lapang.Sebelum memasuki lapang, panitia memberikan kaos putih berlengan pendek untuk dikenakan semua orang tua atau wali. Siswa sendiri sudah memakai baju itu sedari dari rumah.“Untuk orang tua wali langsung berbaris ya di barisan orang tua sesuai angkatan siswa. Kami sudah memberikan tanda disetiap sudut.” panitia memberikan ar

  • Pernikahan Bayaran    📌 161 : Tujuan yang Sama

    Natasya baru selesai jaga malam. Sudah tiga hari ia menginap di rumah papa dan tidur berdua dengan mama. Papa mengalah. Papa memilih menginap di rumah temannya karena tidak mungkin satu atap dengan mama meski ada anak mereka. “Balik kemana sekarang?” tanya Vina yang juga baru selesai jaga malam. “Gak balik gue.” Natasya sibuk menalikan sepatunya. “Jangan gila lo. Kita gak tidur semaleman karena bangsal lagi rame. Kita juga bolak-balik UGD terus.” “Gue mau ke suatu tempat.” “Kemana?” Natasya menutup pintu loker dan merapikan bajunya, “Ada aja. Gak mau bilang, takut lo ikut.” “Idih. Gue sibuk kali, mau ngurus bocah. Eh, lo—kapan kasih keputusan sama dokter Abian?” Natasya diam. Vina menyikut, “Jangan lama-lama. Kalo lo emang mau lepasin dia ya udah. Banyak residen tahun pertama yang antre tuh.” “Hah? Mereka gak tahu dia suami gue?!” Vina tertawa, “Lo tuh maruk amat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status