Ratih menyayat pergelangan tangannya sendiri, terasa perih namun dia merasa lebih baik. Trauma dan sesak memaksa dia untuk menumpahkan semuanya dengan air mata dan darah. Ada rasa kebencian mendalam dan luka yang membungkamnya.
Air matanya bahkan mengering sempurna, sedangkan tangannya kini yang berlumuran dengan cairan merah yang lukanya tak lagi berhenti membuatnya menggertakkan giginya.Seseorang yang melukai diri sendiri untuk memperoleh ketenangan, sungguh sedang dalam kondisi mental yang sangat menyedihkan. Mereka tidak punya pelarian lain selain melukai diri sendiri, kebiasaan ini di kenal sebagai self harm sebuah gejala kejiwaan yang jika tidak segera di tangani akan mengancam jiwa penderitanya.Seseorang dengan penyakit mental tidak boleh di sepelekan, karena lebih mematikan di bandingkan dengan luka fisik yang bisa sembuh dan pulih. Apalagi jika penyakit mental terjadi tanpa ada siapapun menjadi support system. Inilah penyebab banyak orang yang bunuh diri karena depresi dan luka batinnya yang luar biasa parahnya.Ratih bersembunyi di belakang pintu membiarkan semua orang tidak melihat yang dia lakukan. Sampai suara anak sulungnya menyudahi kesedihannya."Mama?. " Suara Tasya dibalik pintu membuat Ratih gelagapan. Dia langsung menutupi tangannya dengan baju lengan panjang yang dia kenakan. Segera Ratih menarik gagang pintu dengan pelan nampak bekas luka gores di tangan kanannya."Mama kenapa lama buka pintu? " Tanya Tasya sedikit cemberut."Maafin mama ya sayang""Hmm.. ""Ohiya ngomong-ngomong ada apa sayang?" Tanya Ratih lembut kepada anak perempuannya itu.Bukannya langsung menjawab Tasya menatap Ratih dengan sendu, Tasya seolah menahan air matanya di balik kelopak mata cembungnya. Dia merasa sedih melihat mamanya bertingkah aneh terus akhir-akhir ini.Menjadi seorang istri, menantu sekaligus ibu dari 2 orang anak bukanlah hal yang mudah. Terlebih suami dan mertua yang tidak menyukai keberadaan kita adalah bencana yang menimbulkan luka sepanjang hari."Adek pup di bawah ma, kakak gak tau cara bersihinnya. ""Memangnya mbak Dewi gak ada? ""Mama lupa ya, kan Mbak Dewi sudah di pecat sama nenek. "Ratih menghela nafas dalam-dalam, dia lupa semenjak mertuanya memilih tinggal di rumah yang sama dengan mereka, dia bertindak sesuka hati. Bahkan memecat Dewi artnya dengan alasan Ratih bisa melakukan semuanya sendiri.Mertua itu gak semuanya jahat, tapi kebanyakan jahat jika kita salah memilih. Dulu Ria ibunya suami Ratih sangat menyambut kehadiran Ratih di tengah kehidupan Agus. Dia bahkan sering ke mall hanya berdua dengan Ratih.Dulu Ratih kerja sebagai perusahaan rintisan swasta sedikit banyaknya dia punya banyak uang karena hanya membiayai dirinya sendiri. Itulah mengapa Ria selalu menganggap bahwa Ratih orang yang kaya raya padahal Ratih hanyalah anak rantau desa ke kota.Hingga akhirnya Agus melamar Ratih dan berjanji akan selalu menjaga dan menanggung kehidupan Ratih. Jadi Ratih memutuskan untuk berhenti bekerja, semua uang hasil kerja kerasnya selama ini dia berikan kepada suaminya untuk dijadikan modal awal merintis usaha.Mereka juga memilih ngontrak di kost petakan untuk survive dengan kehidupan keras kota. Agus meninggalkan rumah kedua orang tuanya demi memulai dari nol bersama Ratih. Ibunya juga selalu mendukung apapun keputusan dari Agus. Ibu Agus sangatlah ramah dan menghormati setiap perbedaan.Hingga akhirnya 10 tahun kemudian Agus sampai di puncak masa kejayaan perusahaan properti dan kulinernya yang berkembang pesat. Ditambah lahirnya anak kedua mereka yang di beri nama Arman. Sedangkan anak pertamanya Tasya berusia 13 tahun saat ini.Ratih mengingat semua suka duka keluarga kecilnya itu dengan penuh penghayatan. Ratih sangat bersyukur menemani seorang pria hebat melalui pahit manis kehidupan yang keras di ibu kota. Tidak sia-sia dia mengabdikan semua hal untuk suaminya.Hingga satu hari, Ratih mulai menemukan hal-hal ganjil dan mencurigakan yang di lakukan oleh Agus. Kemarin malam Ratih menangkap basah suaminya sendiri mencurigakan.Mas Agus terbangun perlahan sebelum waktu sahur tiba. Dia bergerak dengan usaha pelan, namun berhasil membuat ranjang tempat tidur berderik yang membuat mata Ratih terbuka perlahan juga.Ratih hanya diam, menunggu mas Agus akan melakukan apa, jika hanya untuk ke kamar mandi tidak mungkin dia bersembunyi seperti itu.Tak lama mas Agus berjalan perlahan ke luar, dia menggenggam ponselnya dengan tetap melihat ke belakang untuk memastikan.Lalu menelepon seseorang yang di beri nama Bro Doni di ponselnya. Terlihat sudah ada beberapa panggilan dari Doni.Ratih yang sedari tadi menunggu pun melangkah keluar mencari ke penjuru rumah keberadaan Mas Agus. Sampai akhirnya dia melihat suaminya itu berdiri di tepi kolam renang. Ratih melirik pelan ke arah jam dinding. Pukul 2 lewat 31 menit.Entah pekerjaan apa yang membuat Agus harus menganggat telepon sembunyi seperti itu. Ratih yang tidak mau menunggu dan larut dengan fikirannya. Langsung menghampiri suaminya itu."Mas kok disini sih. " Ucap Ratih mendekati suaminya itu. Agus nampak terkejut namun dia kembali menetralkan wajahnya."Astaga ngagetin banget sih sayang. " Ujar Agus tersenyum ringan."Aku gak mau ganggu kamu tidur sayang. ""Ini Doni mau pinjem uang jadi aku gak enak sayang, istrinya mau lahiran jadi butuh biaya. ""Hmmm... " Ratih terdiam sejenak."Udah sayang, jangan mikir macam-macam ayok masuk. ""Disini dingin. "Agus membujuk istrinya untuk segera masuk dan membiarkan fikiran buruk tetap melayang di otak Ratih. Namun dia berusaha tenang dan tetap ingin percaya dengan suaminya tersebut.Semenjak Ratih memergoki Agus suaminya itu telfonan tengah malam. Agus tidak pulang ke rumah selama dua hari dengan dalih sedang tugas di luar kota. Ratih hanya bisa berusaha positif thinking bahwa suaminya itu tetap menjaga hati, fikiran, dan matanya untuk keluarga kecil mereka di rumah.Untuk mengendalikan fikiran nya Ratih memilih untuk menyiapkan masakan untuk buka puasa menyambut suaminya kalau-kalau dia datang pulang ke rumah untuk buka puasa hari ini.Hampir tiga jam Ratih bergelut di dapur, akhirnya semua masakan yang ingin dia siapkan selesai juga. Ayam bakar liwang kesukaan Agus selesai juga, Ratih juga membuat es buah, dan aneka kue basah juga takjil yang menggugah selera makan......Agus menepikan mobilnya di samping area toko bunga. Dia langsung masuk dan memesan buket bunga mawar putih dan merah yang di rangkai jadi satu.Tidak lama dia menunggu pesanan bunganya sudah jadi, Agus langsung mengeluarkan lima lembar uang merah untuk membayar bunganya tersebut.Pukul 5 sore dia melajukan mobilnya lagi. Kedatangannya di sambut hangat oleh Ratih dan kedua anaknya yang sudah menunggu dirinya sedari tadi.Agus memberikan sebuah paper bag sebagai oleh-oleh untuk istrinya itu. Setelah Ratih buka itu sekotak brownies coklat kesukaannya. Ratih pun tersenyum senang dan memeluk suaminya itu dengan tenang.Tak lama ponsel Agus berdering.."Bunganya cantik, aku suka. "Ratih menerima Brownies dari suaminya dengan tetap tenang dia juga merias wajahnya senatural mungkin untuk menyambut suaminya. "Tumben Mas Agus beliin brownies segala? " Tanya Ratih sembari memotongnya untuk kedua anaknya yang sudah bersemangat. "Loh kok nanya gitu sayang? " Jawab Agus mengernyitkan dahi. "Yaah ga tau Mas, cuman feeling aku ga enak aja. " Tambah Ratih terkekeh. Agus yang menyadari perubahan mood Ratih langsung menghampirinya. "Sayang, jangan mikir aneh-aneh yaa. Mas cuman pengen nyenangin istri dan anak-anakku tersayang. " Ratih hanya diam, dan Agus mengecup kening Ratih lalu bergegas untuk mandi. Di dalam kamar, Agus merebahkan tubuhnya ke kasur. Dia tidak langsung mandi tetapi malah membuka ponselnya dan tersenyum sipu menatap layarnya. Agus segera membalas pesan yang dia terima tadi dengan emoji hati berwarna merah. Dia beberapa kali juga melihat foto yang dia ambil bersama seseorang yang dia berikan Mawar. Saking asyiknya dengan apa yang dia lakukan. Tanp
Panas terik dan pemandangan yang mengejutkan membuat Ratih merasakan kepalanya seperti ingin meledak begitu saja. Dia begitu kaget melihat semuanya. Bagaimana tidak suaminya sendiri sedang menggandeng perempuan lain dengan mesra. Suami Agus bahkan terlihat sangat akrab dengan perempuan tersebut sampai membawakan tasnya. Ratih yang termakan emosi langsung menghampiri Agus dan perempuan tersebut tanpa melihat tampilannya yang kucel dan begitu tidak menarik. Dia bahkan mengabaikan apapun. Ratih memasuki Cafe tempat Agus dan perempuan tadi. Dia tanpa basa basi langsung menghampiri mereka berdua yang sedang seru-serunya mengobrol dengan nyaman. "Tega ya Mas Agus begini di belakang aku! " "Tega Masss.. " Ratih melotot di belakang punggung Agus. Semua sorot mata tertuju kepadanya. "Apa-apan kamu Ratih! " Agus begitu marah dan beranjak dari duduknya. Perempuan di hadapan Agus terlihat tenang dan sibuk memakan nasi gorengnya. Agus yang ikut tersulut emosi langsung melayangkan tanganny
Naila datang sesuai perkataannya. Kedatangan Naila bersamaan dengan kedatangan Agus. Mereka saling sapa dan tidak ada jarak sama sekali. Mereka berdua sangat akrab dan juga Agus mempersilahkan Naila untuk masuk. Di ruang tamu sudah ada Mama Agus dan kedua anaknya. Mama Agus mengaku dia menjaga kedua anaknya karena Ratih yang marah-marah tidak jelas kepada Tasya juga dirinya. Dia bahkan membandingkan Ratih dengan Naila sahabatnya yang merupakan wanita karir. Dia punya jalan hidup yang panjang dengan karir cemerlang. Pun Naila bisa merawat diri meskipun kerjaannya di luar. Mama Agus terus saja mengulang kata yang sama. Membuat Naila menjadi segan dan hanya membalas dengan senyuman enggan. Dia tahu betul Mertua sahabatnya tersebut selalu begitu kepada perempuan yang datang bertamu kerumah Ratih. Naila semakin merasa segan karena Agus yang tiba-tiba menatap kearahnya. Tatapan yang begitu dalam dan membuat Naila merinding saja. Apalagi dia sampai saat ini belum pernah di tatap sehangat
"Duaa ratus lima, dua ratus enam...Tu..juhh" Ratih berjalan mencari kamar 207. Langkahnya kemudian terhenti setelah mendapatkan angka 207. Tidak perlu menunggu lama Ratih langsung mengetuk pintu. Lama Ratih terdiam menunggu jawaban dari ketukannya tetapi tidak ada seorang pun yang membuka pintu. Usaha tidak akan akan mengkhianati hasil inilah kata pepatah yang banyak juga benarnya. Ratih mengetuk pintu berulang kali hingga seseorang membuka pintu. Ratih mulai tidak tenang saat gagang pintu kamar mulai diputar dan pertanyaan tentang suaminya yang sebenarnya akan segera terungkap saat ini juga. Dari tangan yang mulai terlihat meraih sudut pintu dapat ditekankan bahwa dia seorang pria. Apa benar itu suaminya Ratih? Pertanyaan bagaikan gelombang yang benar-benar menyatu membuat Ratih semakin cemas. Tidak lama akhirnya keluar seorang pria tegap dengan wajahnya menakutkan. Matanya memicing tajam tampak rasa tidak nyaman menatap Ratih. Ratih yang merasa situasinya tidak aman langsung
Ibu mertua Ratih menatap lurus kedepan. Meja di hadapannya masih kosong. Seseorang yang dia tunggu belum juga datang. Tidak lama seorang perempuan dengan penampilan sangat mencolok berdiri di hadapannya. "Maaf Tante aku telat karena ada meeting tadi. " ucapnya sembari tersenyum menampakkan gigi gingsulnya. Mertua Ratih langsung berdiri dan menyambut hangat kedatangannya."gak kok, Tante juga baru saja datang. " ucapnya dengan senyum sumbringah. Mereka lalu duduk berhadapan dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan satu sama lain. Sudah cukup lama mereka berdua tidak pernah bertemu hanya lewat telepon ataupun pesan singkat. Perempuan itu begitu cantik dialah Azalea. Sahabat baik Ratih yang mengaku pergi ke luar negeri ternyata sudah satu tahun belakangan sudah ada di Indonesia dan mengembangkan karirnya di bidang fashion dan make up. Dia bahkan tidak punya alasan khusus untuk tidak menemui sahabat baiknya. Hanya enggan dan seolah menyembunyikan tabiat buruk di belakangnya. Sekar
Agus menatap makanan yang istri bawanya, banyak menu kesukaannya. Tetapi entah mengapa dadanya terasa begitu sesak. Dia sendiri tidak tahu sejak kapan cinta dan peduli istrinya begitu membuatnya kesulitan untuk bernafas.Juwita yang melihat bosnya itu nampak lesu segera menghampirinya. Dia sengaja menekuk pinggangnya kedepan dan membuat dadanya sedikit menyentuh punggung Agus."Wah istri Pak, jago masak ya.. " Ucap Juwita dengan terus menempel pada Agus.Agus yang segera paham dengan situasi saat ini, langsung bereaksi cepat dan meminta Juwita mengambilkannya air minum.Tidak ada pilihan lain, Juwita hanya bisa berjalan pergi. Dari belakang Agus bisa menatap wanita yang saat ini menjadi asistennya.Tubuhnya begitu semok, kulit yang putih bersih, rambut coklat yang rapi dan juga lurus, belum lagi pakaian ketat yang menambah sisi menggoda membuat Agus enggan melepas tatapannya.Namun sesaat dia segera sadar kembali karena Juwita adalah adik dari sekertaris dia sebelumnya yang saat ini s
Agus terlihat tidak baik-baik saja, membuat Ratih sangat kaget melihat keadaan suaminya yang sudah terluka. Segera Ratih memapah suaminya ke kamar.Ratih juga dengan cekatan membantu suaminya membersihkan diri, dan menggantikan pakaiannya. Lalu mengobati lukanya."Makasih ya sayang.. " Ucap Agus menatap lembut ke arah istrinya yang masih tidak tenang.Ternyata Agus terluka cukup parah, namun dia sengaja tidak ingin di obati oleh dokter tadi, karena ingin Ratih saja yang mengobati dirinya.Agus hendak menjelaskan tetapi Ratih meminta suaminya itu untuk istirahat saja dan tidak banyak melakukan gerakan tambahan lainnya.Di tempat lain suami Yasmin sangat marah. Dia langsung mengerahkan banyak anak buahnya untuk mencari keberadaan Yasmin dan juga anaknya.Farel dan juga Juwita maupun Agus tidak masuk kerja. Sehingga para bodyguard suami Yasmin tidak menemukan keberadaan mereka.Mereka pun menyusun rencana untuk mencari tahu keluarga Agus. Suami Yasmin menyewa detektif swasta dan akhirnya
Ratih membersihkan rekaman itu satu persatu, sesekali dia terbatuk karena debu yang sudah mengumpul.Setelah itu dia segera membersihkan diri dan hendak tidur. Namun dia terlebih dahulu meraih ponselnya untuk menanyakan kepada suaminya jam berapa akan pulang.Hanya saja pesan dari Ratih tidak juga kunjung di balas oleh suaminya tersebut. Ratih beranggapan bahwa suaminya pasti sedang sibuk. Ia pun memutuskan untuk tidur saja.*****"Seru juga.. " Azalea tersenyum tipis menatap selembar foto yang dia dapatkan dari seseorang.Sedangkan Agus kini terduduk di kamarnya penuh bimbang. Pertemuan tidak terduga dengan Azalea berhasil membuat emosinya tidak stabil.Terlebih dia yang sengaja berusaha masuk dalam hidupnya, membuat dia tidak bisa untuk tidak ingat kenangan mereka dulu."Sial..!!! " Agus mengumpat dan mengacak-ngacak kepalanya sendiri."Bahkan selama apapun perpisahan, jika seorang wanita berbekas di hati seorang pria, selamanya akan tetap mempunyai ruang tersendiri. Dia bisa bilang
Arman yang panik langsung mencari ibunya kemana-mana juga meminta bantuan pada petugas rumah sakit. Hanya saja lama mereka mencari tidak juga kunjung di temukan.Saat di cek pada kamera CCTV ada dua orang pria misterius yang membawa Ratih pergi. Arman langsung menghubungi Ayahnya untuk meminta bantuan.Tidak lama Agus pun datang yang bersamaan dengan kedatangan Kevin juga saat itu.Agus yang penuh tanya melihat keberadaan Kevin pun berekspresi tidak nyaman yang segera dipahami oleh Kevin dan menjelaskan bahwa dia adalah sahabat baik Ratih."Entah sejak kapan istriku punya banyak pria di sisinya. " Sindir Agus dengan senyum liciknya.Mendengar itu Kevin pun membela dengan bilang "harusnya Ratih yang mengatakan hal tersebut pada Agus.. " Lalu berlalu pergi mendekati Arman yang duduk sendirian.Polisi juga sudah datang dan segera membantu mencari keberadaan Ratih. Meskipun begitu tiga hari berlalu begitu cepat tidak ada juga perkembangan apapun keberadaan Ratih.****Di rumah Naila, ada
Keluarga Ratih kembali menjadi keluarga harmonis dambaan banyak orang. Tetapi tidak dengan Ratih. Dia kembali menemukan gelagat aneh suaminya.Mungkin benar, bahwa akan sangat sulit mengubah sifat orang lain. Apalagi itu tentang perselingkuhan. Begitu besar effect yang tertanam di hati seseorang.Semua dugaan Ratih ternyata di perkuat, saat Ratih pergi berbelanja di supermarket. Secara tidak sengaja Ratih melihat suaminya bersama seorang wanita.Namun Ratih tidak melihat wajahnya dan mereka pergi bersama dengan posisi tangan Agus merangkul pinggang wanita itu.Sepulangnya Agus kerumah, hari itu juga Ratih langsung memarahi suaminya dengan penuh emosi. Agus yang diam membuat Ratih semakin marah dan yakin suaminya sudah berselingkuh darinya lagi.Ratih pun langsung membawa Arman pergi, dia pergi ke rumah Naila untuk menghindari suaminya. Naila juga cukup senang dengan kehadiran Ratih karena suaminya yang sedang tugas di luar kota.Jadi semenjak menikah, Naila berhenti bekerja. Dia hanya
Yasmin terluka parah, tubuhnya benar-benar lemas dan tidak punya kekuatan apapun untuk melanjutkan hidup. Kehadiran Salsa yang tiba-tiba datang bersama Ibnu. Berhasil membuat Yasmin membuka matanya pelan.Hanya saja kali ini putrinya menatap ibunya itu dengan tatapan yang tidak bisa Yasmin terjemahkan sendiri. Sedangkan Ibnu berlalu pergi meninggalkan ibu dan anak itu berbagi cerita.Salsa bercerita dia baru saja pulang setelah seharian bersama ayahnya. Dia membentak ibunya yang selalu mengatakan ayahnya yang salah. Tetapi ternyata ibunya lah yang telah menyakiti ayahnya lebih dulu, dan anak kecil itu menganggap ibunya adalah penyebab utamanya dan dia pantas mendapatkan itu.Tak segan-segan Salsa meminta ibunya untuk berubah. Dia tidak akan mau menemui ibunya lagi, tidak mau bertobat. Baginya ibunya tetaplah orang yang penting tapi dia juga tidak mau melihat ayahnya terluka sendirian.Sebelum meninggalkan Yasmin, Salsa menyatakan bahwa dia tahu semuanya. Dia tau apa yang ibu dan om Ag
Ratih saat ini sibuk membereskan kamar Tasya. Kembali dia teringat dengan semua rekaman yang Tasya kumpulkan. Akhirnya Ratih memberanikan diri membuka satu persatu. Hanya keadaan rumah yang sepi dan terasa asing. Beberapa kali Ratih hanya sibuk mengurus rumah, di marahi mertuanya, di bentak mertuanya, di abaikan Anak-anaknya, juga tidak di pedulikan oleh suaminya. Ternyata semua video ini merekam moment indah dan buruk sekaligus di rumah ini.Lama Ratih menonton hingga tersisa yang terakhir. Ini lebih lama waktunya. Matanya menyala melihat bagaimana suaminya membawa perempuan lain ke dalam rumah mereka. Saat itu Ratih sedang hamil anak kedua mereka. Dan pergi untuk cek up ke rumah sakit. Dia ingat betul bahwa Agus mengatakan ada rapat jadi tidak bisa mengantarkannya.Wanita yang sama, wanita yang dia lihat dalam rekaman di kirimkan oleh Azan. Ratih yang sebenarnya belum menghapusnya pun mencocokan semuanya dan ternyata benar, itu satu orang yang sama. Berarti suaminya sudah lama berse
Ratih membersihkan rekaman itu satu persatu, sesekali dia terbatuk karena debu yang sudah mengumpul.Setelah itu dia segera membersihkan diri dan hendak tidur. Namun dia terlebih dahulu meraih ponselnya untuk menanyakan kepada suaminya jam berapa akan pulang.Hanya saja pesan dari Ratih tidak juga kunjung di balas oleh suaminya tersebut. Ratih beranggapan bahwa suaminya pasti sedang sibuk. Ia pun memutuskan untuk tidur saja.*****"Seru juga.. " Azalea tersenyum tipis menatap selembar foto yang dia dapatkan dari seseorang.Sedangkan Agus kini terduduk di kamarnya penuh bimbang. Pertemuan tidak terduga dengan Azalea berhasil membuat emosinya tidak stabil.Terlebih dia yang sengaja berusaha masuk dalam hidupnya, membuat dia tidak bisa untuk tidak ingat kenangan mereka dulu."Sial..!!! " Agus mengumpat dan mengacak-ngacak kepalanya sendiri."Bahkan selama apapun perpisahan, jika seorang wanita berbekas di hati seorang pria, selamanya akan tetap mempunyai ruang tersendiri. Dia bisa bilang
Agus terlihat tidak baik-baik saja, membuat Ratih sangat kaget melihat keadaan suaminya yang sudah terluka. Segera Ratih memapah suaminya ke kamar.Ratih juga dengan cekatan membantu suaminya membersihkan diri, dan menggantikan pakaiannya. Lalu mengobati lukanya."Makasih ya sayang.. " Ucap Agus menatap lembut ke arah istrinya yang masih tidak tenang.Ternyata Agus terluka cukup parah, namun dia sengaja tidak ingin di obati oleh dokter tadi, karena ingin Ratih saja yang mengobati dirinya.Agus hendak menjelaskan tetapi Ratih meminta suaminya itu untuk istirahat saja dan tidak banyak melakukan gerakan tambahan lainnya.Di tempat lain suami Yasmin sangat marah. Dia langsung mengerahkan banyak anak buahnya untuk mencari keberadaan Yasmin dan juga anaknya.Farel dan juga Juwita maupun Agus tidak masuk kerja. Sehingga para bodyguard suami Yasmin tidak menemukan keberadaan mereka.Mereka pun menyusun rencana untuk mencari tahu keluarga Agus. Suami Yasmin menyewa detektif swasta dan akhirnya
Agus menatap makanan yang istri bawanya, banyak menu kesukaannya. Tetapi entah mengapa dadanya terasa begitu sesak. Dia sendiri tidak tahu sejak kapan cinta dan peduli istrinya begitu membuatnya kesulitan untuk bernafas.Juwita yang melihat bosnya itu nampak lesu segera menghampirinya. Dia sengaja menekuk pinggangnya kedepan dan membuat dadanya sedikit menyentuh punggung Agus."Wah istri Pak, jago masak ya.. " Ucap Juwita dengan terus menempel pada Agus.Agus yang segera paham dengan situasi saat ini, langsung bereaksi cepat dan meminta Juwita mengambilkannya air minum.Tidak ada pilihan lain, Juwita hanya bisa berjalan pergi. Dari belakang Agus bisa menatap wanita yang saat ini menjadi asistennya.Tubuhnya begitu semok, kulit yang putih bersih, rambut coklat yang rapi dan juga lurus, belum lagi pakaian ketat yang menambah sisi menggoda membuat Agus enggan melepas tatapannya.Namun sesaat dia segera sadar kembali karena Juwita adalah adik dari sekertaris dia sebelumnya yang saat ini s
Ibu mertua Ratih menatap lurus kedepan. Meja di hadapannya masih kosong. Seseorang yang dia tunggu belum juga datang. Tidak lama seorang perempuan dengan penampilan sangat mencolok berdiri di hadapannya. "Maaf Tante aku telat karena ada meeting tadi. " ucapnya sembari tersenyum menampakkan gigi gingsulnya. Mertua Ratih langsung berdiri dan menyambut hangat kedatangannya."gak kok, Tante juga baru saja datang. " ucapnya dengan senyum sumbringah. Mereka lalu duduk berhadapan dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan satu sama lain. Sudah cukup lama mereka berdua tidak pernah bertemu hanya lewat telepon ataupun pesan singkat. Perempuan itu begitu cantik dialah Azalea. Sahabat baik Ratih yang mengaku pergi ke luar negeri ternyata sudah satu tahun belakangan sudah ada di Indonesia dan mengembangkan karirnya di bidang fashion dan make up. Dia bahkan tidak punya alasan khusus untuk tidak menemui sahabat baiknya. Hanya enggan dan seolah menyembunyikan tabiat buruk di belakangnya. Sekar
"Duaa ratus lima, dua ratus enam...Tu..juhh" Ratih berjalan mencari kamar 207. Langkahnya kemudian terhenti setelah mendapatkan angka 207. Tidak perlu menunggu lama Ratih langsung mengetuk pintu. Lama Ratih terdiam menunggu jawaban dari ketukannya tetapi tidak ada seorang pun yang membuka pintu. Usaha tidak akan akan mengkhianati hasil inilah kata pepatah yang banyak juga benarnya. Ratih mengetuk pintu berulang kali hingga seseorang membuka pintu. Ratih mulai tidak tenang saat gagang pintu kamar mulai diputar dan pertanyaan tentang suaminya yang sebenarnya akan segera terungkap saat ini juga. Dari tangan yang mulai terlihat meraih sudut pintu dapat ditekankan bahwa dia seorang pria. Apa benar itu suaminya Ratih? Pertanyaan bagaikan gelombang yang benar-benar menyatu membuat Ratih semakin cemas. Tidak lama akhirnya keluar seorang pria tegap dengan wajahnya menakutkan. Matanya memicing tajam tampak rasa tidak nyaman menatap Ratih. Ratih yang merasa situasinya tidak aman langsung