Malam itu, Mino kembali ke Manor dengan tangan kosong. Dia tidak menyangka akan kehilangan Irene tepat di depan matanya; secara harfiah, karena di sana Lee, yang sengaja ia tugaskan untuk menjaga sang kekasih hati. Tuan Levebvè juga telah kembali pulang. Lee, tak lupa datang dengan membawa kabar bahwa klinik Irene akan memulai peresmiannya esok hari. Semakin membuat kepalanya pening. Mino memerintahkan salah satu pelayan di Manor untuk mengambil alkohol yang tersimpan diruang penyimpanan bawah tanah. Menuangkan white wine, Mino menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Mendongak, seraya menatap kosong ke arah lampu candelier manornya. Anehnya, semakin berkelumit situasi, semakin pula pikirannya clear. Dia mengambil ponsel, mengabarkan kepada Marcus untuk mendiskusikan dengan kedua orang tuanya, dan memberi tahu perihal penculikan Irene. Marcus, yang posisinya sedang makan malam bersama tuan dan nyonya Dendanious, mau tidak mau menyemburkan minuman. Beruntung tidak mengenai ked
Ferlin secara mendadak segera meraba kunci mobil yang ada di saku celana. Pria itu kemudian berlari menuju mobil yang terparkir rapih di pekarangan mansion keluarga Levebvè. Di belakangnya, sang atasan mengikuti dengan tergepoh-gepoh. Kedua orang tersebut memasuki mobil, dan meninggalkan mansion sesegera mungkin. Ferlin sudah mencoba memaksimalkan kecepatannya, akan tetapi sayang sekali, tampaknya pagi ini, jalanan kota New York begitu tidak ramahㅡmacet karena dipenuhi oleh orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah. Di Amerika, fenomena ini jarang terjadi. Kebanyakan sekolah biasanya akan menggunakan mobil antar-jemput sekolah, tapi jika kasusnya adalah mereka yang bersekolah di sekolah swasta, tentu itu masalah lain. "Tuan, bagaimana?" Tuan Levebvè tahu bahwa kondisi realita jalan sungguh berada diluar ekspektasi dari yang manusian bayangkan. Terkadang, kecelakaan kecil tidak bisa dihindariㅡcontohnya adalah kemacetan ini, yang merupakan salah satu bagian kategori kecelakaan keci
Clarissa mengikuti arahan sang ayah. Perempuan berusia duapuluh tahunan ini mengurung diri di kamar villa seraya menggigit ujung ponsel. Dia tidak menyangka bahwa kakaknya akan menjadi monster gila seperti ini. Bagaimana bisa kakaknya menyiksa dokter Irene? Ini jelas tidak bisa dibiarkan, tapi posisinya juga sangat tidak menguntungan. Serba salah, dan menjadi double agent akan lebih menguntungkan. Sebenarnya dia tidak tahu harus mempercayai ucapan Clara atau tidak, perihal ibunya dan juga masa lalu keluarga Levebvè. Beberapa kali, sejak setibanya ia di villa ini, mencoba memgetik di internet perihal masa lalu keluarga Levebvè, ada beberapa intrik kata kunci yang membuatnya penesaran sengath mati; married by accident, anak haram, dan lain sebagainya. Terdapat beberapa kalimat yang perlu di highlight; kekasih Rakhsa Levebvè, Shamantha Shanon, memutuskan untuk meninggalkan Amerika Serikat dengan bukti foto yang terlampir dibagian bawah. Sungguh, wajah orang yang bernama Shamantha ini
Kapal Selam. Tidak heran apabila Mino bisa sampai hingga ke pulai private ini disaat cuaca sedang badai. Sebab, jika tidak bisa melalui permukaan lautan, maka menggunakan jalur bawah laut adalah pilihan yang paling bisa masuk diakal. Namun, hanya untuk menyelamatkan satu nyawa dengan menggunakan kapal selam angkatan laut, sudah menjelaskan posisi Irene dihati Mino. Tentu hal ini mengakibatkan kecemburuan yang lebih di hati Clara. Batinya terus bertanya-tanya, apa yang kurang dari dirinya? "I see, so this is your choise then." Suara Mino kembali terdengar. Sementara di belakangnya, kini terdapat banyak sekali anggota pengawal dengan pakaian formal hitam-hitam, tampak siap untuk melangkah maju ke depan dan melakukan aksi baku hantam. Allan sedikit takut melihat ekspresi bertekad dari anak buah Mino. "Bagaimana, apa yang harus kita lakukan, Clara?"Perempuan berambut merah ini juga agak gemetar. Akan tetapi, pengendalian dirinya cukup baik, "Kau tidak perlu khawatir, bukankah kita ju
Sebelum sempat bereaksi, dua orang muncul dari balik tangga, tampaknya mereka baru saja keluar dari sebuah ruangan. Perempuan dan Pria, berdiri berdampingan menghadap dua orang Pria yang menerobos masuk. Tuan Levebvè menatap biasa ke arah sang putri, tapi entah mengapa Clara merasakan aura kemarahan yang luar biasa menguar dari tubuh sang Ayah. Dia sungguh tidak mengharapkan akan ditemukan oleh sang Ayah begitu cepat. Memang, resiko menerima kerjasama dari Allan Stuart adalah terbongkarnya siapa pelaku dibalik kejadian yang ada; akan tetapi sungguh, tidak secepat ini maksud Clara. Setidaknya, berikan dia sinyal bahwa sang Ayah telah mengetahuinya. "Aㅡayah," ucapnya dengan sedikit tergagap. Tuan Levebvè hanya berkata, "Di mana adik mu?" Untuk sesaat, Clara tampak kebingunganㅡentah dengan sikap yang ditunjukan oleh tuan Levebvè atau atas kalimat pertanyaan yang diajukan. "Dia ... bukankah selama ini dia berada di dalam kamar?" "Nope," bantah tuan Levebvè, "Dia tidak ada di kamar
Manusia tidak pernanh menjadi makhluk yang sempurna, kecuali jika kita mempertemukan diri kita dengan yang lain. Oleh sebab itu, tidak heran apabila manusia, jika mendapatkan pasangan, layaknya seperri menemukan kepingan puzzle yang menghilang. Rasanya, Son merasa bahwa kejadian kemarin terlalu anti-klimaks, sehingga terkadang ia memiliki banyak pikiran tertentuㅡseperti akankah ada masalah lebih serius yang akan menimpa keluarga tuannya?Saat ini, Son sedang berada disebuah tempat dengan bau disenfektan paling menyengat di duniaㅡrumah sakit. Mino, selepas memasuki kapal selama, beruntungnya di kapal tersebut terdapat dokter militer, sehingga keadaan Irene yang dehidrasi bisa diatasi dengan pertolongan pertama. Rasanya, jika Son membayangkan terlambat sedikit menyelamatkan Irene, Mino akan menjadi orang gila yang akan memporak porandakan dunia dan seisinya. Mino, di sisi lain tidak masuk kerja. Pria itu mencoba tenang dengan mengalihkan fokusnya pada kerjaan yang menumpuk. Beruntung
Sejenak, tuan Levebvè tidak mampu mengatakan apapun. Pria tua itu menunduk kan kepala, lalu mendongak ketika tekadnya untuk memberitahu sudah terlihat di depan mata. Clarissa, menepuk bahu sang ayah, "Aku pikir, Mino jiga perlu tahu." Tuan Levebvè menganggukan kepala. Pria paruh baya tersebut menghela napas, "Ini cerita panjang. Sebenarnya, aku dan Shamantha telah menikah. Dalam pernikahan kami, Irene muncul sebagai sosok yang mampu memgeratkan kami berdua. Shamantha adalah gadis yang mama bawa dari panti asuhan yang ia kunjungi di Korea Selatan. Dia keturunan Korea-Spanyol, pada awal pernikahan, kami memang tidak begitu harmonis. Seiring berjalannya waktu, Irene lahir, dan karena dia membawa berkah kebahagiaan, mama ku, memberikan nama Lissabeth sebagai nama tengah Irene." "Akan tetapi, tampaknya aku terlalu munafik," ucap tuan Levebvè. Kemudian, pria itu menceritakan bagaimana ia dan nyonya Levebvè kembali berjumpa setelah sepuluh tahun lamanya tidak bertemu. Dalam reunian sekola
Mino menghentikan sejenak aktifitasnya. Pria itu melepaskan kembali laptop yang berada dipangkuan, dan menatap ke arah Albert. "Rencana apa yang kau maksud?" Albert mengangkat sebelah alis, "Tidakkah dulu kau ingin membalas dendam?" Pria itu menggelengkan kepala, "You even want to throw her out, right?" Mino, "...." Yang melupakan tujuan awalnya hanya bisa terdiam menatap sahabatnya. "Alright, I'll remind you." Menarik napas, "Dulu, setelah kau mendapatkan informasi perihal biodata singkat Irene, tidakkah kau ingin membalas dendam atas kecelakaan yang kau alami karena kau merasa bahwa keluarga Levebvè-lah dalang dibalik segalanya?" Albert sungguh tidak tahu ampun dalam berbicara. "Kau ... bahkan hendak membuang istri mu sebagai bagian dari balas dendam mu, 'kan. Don't say that you didn't said that before, Minoㅡyou even swear to yourself that you did jot want to fall in love to Irene." "...." Bisakan Albert diam sedikit saja?! Rasanya menyakitkan sekali apabila ia mengingat ucapa