Share

Studio Tato

“Kau akan membuat tato?” Dia segera berpaling, menengadahkan wajah sekadar menatap ayah sambungnya. Sedikit sadar bahwa pria itu terlihat tidak memiliki minat apa pun. Sejak awal hanya menemani Moreau sekadar memperhatikan beberapa hal, tetapi belum muncul sedikitpun kesiapan dalam menjatuhkan pilihan.

Setelah pelbagai desakan yang meluap bersamaan, dia tidak yakin akan benar – benar membuat tato, membiarkan tinta permanen masuk ke lapisan pigmen di kulitnya. Sedikit meringis membayangkan jarum yang bergerak dan menusuk – nusuk.

“Aku pikir kau ingin menambah tato.”

Sambil meneruskan, Moreau secara naluriah menyentuh contoh gambar burung yang terasa kasar di ujung jari. Ini menyenangkan. Lebih adil jika pada akhirnya dia hanya datang menemani Abihirt, meski sekarang mata kelabu pria itu mulai menatap penuh penilaian.

“Kau tidak ingin punya tato sendiri?”

Suara serak dan dalam ayah sambungnya terdengar begitu dekat. Moreau menelan ludah kasar, mendadak dapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status