Share

Memulai

“Mengapa kau jarang sekali tersenyum?”

Lagi. Moreau kembali mengajukan pertanyaan. Yakin akan ada hal yang sangat disayangkan jika tak berusaha mengambil keputusan penuh tekad sekadar menggali bagian paling tersembunyi tentang ayah sambungnya.

Abihirt tidak terlihat memiliki minat menjabarkan jawaban. Diam seperti patung yang sedang bekerja—membuka sarung tangan hitam setelah menegakkan tubuh dan menatap penuh pengamatan di wajahnya.

“Sudah selesai.”

Alih – alih memberi apa yang Moreau butuhkan. Abihirt justru mengatakan sesuatu—membuat dia tertegun sebentar. Sulit dipercaya bahwa akhirnya memiliki tato tersembunyi di dekat tulang rusuk. Sisa – sisa rasa nyeri masih berusaha menduduki tempat pada reaksi sensitif di saraf di tubuhnya, seperti menimbulkan kejut listrik.

Lengan Moreau bergerak tentatif menyambut cermin yang Abihirt serahkan lebih dekat. Dia segera mengatur posisi duduk. Sempat terpaku terhadap pantulan alat penjepit puting di payudara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status