Share

Chorrus

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-17 12:41:02

“Ya, tentu saja. Ada apa kau bertanya seperti itu?”

Ada rasa khawatir berusaha bersarang liar di benak Barbara. Dia berharap dapat bersikap lebih tenang ketika melewati masa – masa seperti ini. Abihirt tidak lagi mengatakan lebih banyak, selain beranjak bangun untuk berjalan ke kamar mandi—nyaris, tetapi kemudian pria itu memaling separuh wajah dan berkata, “Gloriya datang karena memintamu agar membujukku untuk menarik laporan?”

Topik pembicaraan mereka berubah dalam sekejap. Barbara sedikit gugup dan bahkan butuh usaha penuh tekad sekadar menambahkan jawaban.

“Ya. Dia harap kau mau memberi Froy kesempatan.”

“Mengapa aku harus memberinya kesempatan?”

“Karena Froy akan menikah dan dia juga keponakanmu.”

Hanya itu. Barbara rasa tidak ada yang salah. Akan lebih adil jika mereka mau saling memahami.

“Kau bisa katakan kepadanya dunia tidak bekerja seperti itu.”

Sayangnya, sejuah dia mencoba memulai dengan cara lebih waras. Abihirt telah me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Digendong

    Hampir tak terlihat apa pun selain menemukan beberapa perangkat disusun penuh di sana. Kebiasaan ibunya selalu tidak ingin terlalu peduli pada alat masak atau membuat kue yang sering kali dia gunakan. “Moreau, jika Abi mencariku, katakan kepadanya kalau aku akan pergi ke minimarket untuk berbelanja kebutuhan dapur. Jika cetakan yang kau cari belum juga ditemukan, tanyakan saja kepada Caroline atau suruh dia membantumu. Sepertinya wanita itu ada di halaman belakang.” Ada pendekatan istimewa di mana mungkin Barbara sedang dihadapkan pada sesuatu yang serius. Moreau tidak mengatakan apa – apa ketika menyaksikan bahu wanita itu mulai menjauh. Ini sedikit menjadi kesempatan baginya berjalan ke arah meja makan dan menarik kursi di sana. Dia mulai memanjat. Merasa akan lebih leluasa melakukan pencarian saat berada pada jarak tertinggi. Tetapi hanya nyaris—ketika tiba – tiba seseorang muncul dengan keadaan begitu sunyi, seolah sengaja mengatur atmosfer pada perubahan ekst

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Perjanjian Terlarang   Pria Mesum

    “Di mana ibumu?” Hening terurai cukup samar di antara mereka. Moreau mengerjap sesaat pertanyaan Abihirt singkat dan menanyakan keberadaan ibunya. “Barusan pergi," dia menjawab skeptis. Mencoba untuk fokus pada beberapa bahan di meja bar. “Pergi?” Namun, sekali lagi. Jelas – jelas Barbara tak memberitahu sang suami dan di sini Moreau harus terpaku pada pembicaraan mereka yang tidak begitu signifikan. “Ya, pergi membelanjakan sesuatu,” jawabnya berdasarkan apa yang wanita itu harapkan. Paling tidak, Abihirt tidak mengatakan apa pun lagi selain mengamati setiap apa pun yang dia lakukan di sana. “Kau suka Chorrus? Aku akan membuatnya. Untuk porsiku saja. Tapi, jika kau mau, aku akan menimbang tepung lebih banyak, supaya adonannya tidak kurang.” Lupakan tentang hal – hal yang berpotensi melukai perasaan. Moreau memastikan dia akan baik – baik saja. Bersikap seolah tidak pernah terpengaruh apa pun, karena terdengar lebih adil seperti itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Perjanjian Terlarang   Rencana Baru

    “Abi.” Mati – matian Moreau menahan suara. Harus menggigit bibir ketika mulut pria itu jatuh di garis bahunya. Aroma maskulin segera menyerbuk dengan pekat di antara mereka. Mengerikan membayangkan ini terjadi. Moreau tidak menikmati—berusaha tidak terjerembab pada perasaan seperti itu. Namun, secara naluriah dia memejam. Merasakan genggaman pada pinggir meja bar mengetat, diikuti kebutuhan dari postur tubuh yang jangkung supaya sedikit membungkuk saat Abihirt mencelupkan salah satu jemari di antara celah kaki yang dipaksa terbuka lebih lebar. “Bisakah kau hentikan kegiatan memasakmu?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar parau. Setidaknya ini lebih berbahaya dari yang Moreau pikirkan ketika tak memiliki kesiapan sekadar membiarkan ayah sambungnya diam melakukan pengamatan. Dia menggeleng samar, kemudian berkata, “Tidak. Aku sedang lapar. Kau yang seharusnya berhenti. Pergi dari sini.” Sambil memastikan dapat menyikuk tulang rusuk Abihirt. Moreau ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Perjanjian Terlarang   Dia Lapar

    Dengan bibir setengah terbuka, Moreau yakin dia sudah siap mengatakan sesuatu, sebelum tiba – tiba Abihirt bicara kepada Caroline. “Kau bisa simpan bolpoin ini ke tempatnya. Satu lagi, bisakah kau lanjutkan pekerjaan Moreau di sini?” Bentuk keinginan ayah sambungnya mulai terasa ganjil. Moreau ingin membantah—tentu. Hanya saja dia tidak mendapat kesempatan ketika Caroline lagi – lagi bersikap patuh. “Baik, Tuan.” Wanita itu bahkan langsung mengerjakan sesuatu berdasarkan perintah. Semuanya. Yang tak dapat Moreau sangkakan jika dia masih berusaha mencari cara terbebas dari situasi menjebak di sini. Abihirt mungkin telah menyiapkan sesuatu, sehingga satu – satunya hal yang dilakukan adalah menunggu langkah Caroline benar – benar menjauh. Ya, persis ketika bahu wanita itu sudah tak terlihat, tiba – tiba Moreau merasa seperti melayang. Abihirt mengangkat tubuhnya hampir tanpa peringatan. Secara naluriah dia nyaris berteriak, tetapi penyesuaian diri yang tep

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Perjanjian Terlarang   Saran

    Permintaan Abihirt terdengar seperti perintah mutlak, dan barangkali Moreau akan merasa takut saat memutuskan untuk bersikap tak patuh. [Ada film baru di bioskop. Kau mau pergi bersamaku besok sore atau malam?] Suara Juan langsung mencuak ke permukaan, sehingga Moreau secara naluriah menatap wajah ayah sambungnya dengan harapan pria itu tidak akan menunjukkan sisi tak terduga seperti yang pernah dihadapi. Juga sudah mengatur posisi duduk persis membiarkan telapak kaki menapak di lantai kamar. Sayangnya, hanya cukup satu gelengan samar, dia mengerti terdapat sebuah larangan yang dimaksudkan ke dalam kerahasiaan mereka. Tidak. Ada sesuatu yang perlu digaris bawahi mengapa Abihirt harus memborong kebebasan dalam hidupnya. Moreau tak akan pernah setuju jika pada akhirnya pria itu akan mengatur segala bentuk hal; seperti keinginan untuk menikmati momen bersama yang lain. “Mungkin akan kupertimbangkan, Juan. Tapi aku perlu izin dari ibuku—“ Tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Perjanjian Terlarang   Berpacaran?

    “Maksudmu, kita pergi nonton berdua seperti orang berpacaran?” dia kembali bertanya. Setelah ini, mungkin akan merasa bahwa posisinya sebagai seorang submisif telah mendapat prospek mengesankan. “Tidak. Kita akan pergi secara terpisah. Ada beberapa hal yang harus kuselesaikan. Kau bisa menungguku dan bertemu di tempat tujuan.” Bagaimanapun, terdapat gagasan yang sukar diterima dengan baik. Rasanya akan lebih mudah jika melakukan perjalanan bersama Juan, daripada harus terjebak pada situasi seperti pernyataan Abihirt. “Seharusnya pria sibuk sepertimu memberiku izin untuk pergi bersama temanku. Tidak usah repot – repot berinisiatif melakukan sesuatu, yang sebenarnya kau tak bisa.” Bukankah hal tersebut akan terasa lebih baik? Moreau segera menatap lamat wajah ayah sambungnya. Berharap Abihirt akan sedikit lunak, tetapi kecenderungan menjadi diam sudah merupakan suatu hal mendarah daging di dalam diri pria itu. Tidak ada lagi yang tersisa dan tiba – tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Perjanjian Terlarang   Stepdaddy

    “Aku ingin kau menjilatnya.” Satu hal diucapkan terlalu gamblang, secara naluriah membuat Moreau hanya terpaku, lalu mengerjap berulang kali—berharap dia tak salah menafsirkan sesuatu di antara mereka. “Apa?” tanyanya sekadar memastikan kembali. “Giliranmu.” Satu kata diucapkan dengan singkat. Setelah Abihirt menggerakkan mulut dan lidah pria itu secara mahir. Sekarang Moreau dimintai untuk membayar harga supaya mereka impas. “Tapi kau tahu aku tidak—“ “Belajarlah agar bisa melakukannya.” Dia belum menyelesaikan sisa kalimat tertunda, dan pria itu sudah menangkap arah pembicaraan, seolah telah mengetahui isi pikiran yang menggantung di puncak kepala. Bagaimanapun Moreau masih begitu ragu, meski akan selalu berada di tengah situasi rumit. Abihirt tiba – tiba menarik kedua kakinya, kemudian berhenti di pinggir ranjang—tepat saat pria itu sudah menjulang tinggi, sementara Moreau harus mengambil posisi duduk dan benar – benar menengada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Perjanjian Terlarang   Kasar

    Sebuah cengkeraman terasa hangat di bagian pinggulnya. Moreau menelan ludah kasar ketika memutuskan untuk memalingkan separuh wajah. Abihirt sedang melakukan sesuatu, berhasil membuat dia melengkungkan tubuh saat kejantanan pria itu perlahan masuk di antara celah kaki yang terbuka. Besar dan kokoh ... benar – benar memberi Moreau sensansi penuh. Jemarinya mengetat di pinggir kasur tepat saat Abihirt mulai bergerak. Hujaman pria itu terkadang selalu berakhir sebagai tujuan paling kasar, sehingga dia berpikir seseorang dengan gairah seks berbeda seperti ini, seakan memiliki niat menghancurkan tubuhnya, walau Abihirt tak pernah serius terhadap hal demikian. Pria itu setidaknya butuh sesuatu untuk dilampiaskan. Hanya kebetulan dia adalah sasaran renyah.“Mmm ....”Moreau mengatupkan bibir dalam keadaan paling sadar saat hampir mengerang. Berusaha tidak menunjukkan bahwa dia terbuai, tetapi tak dimungkiri bahwa sentuhan Abihirt memberi efek yang terjal. “Mmm, Abi ....”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Mencari Tahu

    “Lain kali aku tak ingin melihatmu pergi dan mabuk.” Lagi. Suara serak dan dalam Abihirt terdengar sarat peringatan yang tidak Moreau mengerti, mengapa harus ada larangan ketika mereka sama – sama impas. Dia harap bisa bereaksi lebih sabar atau apa pun itu terhadap segala sesuatu yang sedang mereka bicarakan, walau pada akhirnya tidak .... “Mengapa mengaturku, Abi? Belakangan ini kau juga sering mabuk. Apa kau lupa?” tanya Moreau skeptis. Apa yang Abihirt pikiran tentang semalam? Dia yakin ada bagian terselubung antara pria itu dan Robby. Ya, Robby. Dari cara bicara dan kegemaran pria itu terhadap suasana menyanjungkan diri tampaknya bukan sesuatu yang penting. Moreau tidak seharusnya menduga – duga terhadap hubungan Robby dan Abihirt. Suami ibunya jelas seseorang yang sibuk untuk menghadapi situasi ringan tertentu. Barangkali hanya suatu kebetulan bahwa mereka saling mengenal. Robby hanya menghadapi dampak korelasi ketika sebenarnya ... mungkin—Abihirt mengenal

  • Perjanjian Terlarang   Protesnya

    Moreau mengerjap berulang kali sekadar mengenyahkan sesuatu yang terasa berat di kepalanya. Sulur – sulur siraman cahaya seperti ingin segera menarik dia ke permukaan. Tidak ada yang salah. Suara – suara di sekitar bahkan hampir terlalu hening, andai sekelebat bayangan tak muncul secara mendadak, lalu mendesak supaya Moreau segera terbangun. Rasanya terlalu tiba – tiba ketika dia sudah berada pada posisi duduk diliputi embusan napas yang menggebu dan menemukan seseorang sedang menatap serius ke arahnya tanpa menambahkan komentar apa pun. “Astaga! Apa yang terjadi semalam?” Moreau bergumam tanpa dasar, tetapi cukup yakin jika Abihirt bisa mendengar semua dengan sangat jelas. Dia mengusap wajah kasar, berharap sisa ingatan dari bayangan semalam tidaklah benar. “Kenapa kau menatapku seakan – akan aku melakukan kesalahan?” Ragu – ragu, itu yang dia tanyakan saat Abihirt masih belum meninggalkan perhatian di sana. Tidak dimungkiri bahwa penampilan ayah sambungnya

  • Perjanjian Terlarang   Pingsan

    “Aku ingin kau mengisapnya.” Pria itu memberi perintah—jelas. Secara naluriah tangan Moreau menggenggam erat kejantanan ayah sambungnya yang telah membekak kokoh. Dia mengernyit sesaat. Tidak tahu apa yang tiba – tiba mendesak di puncak kepala, tetapi tidak dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengambil tindakan begitu terlarang. Moreau menelan ludah kasar ketika dia mulai mengurut maskulinitas Abihirt yang penuh dengan gairah membakar. Senyumnya begitu puas mendapati pria itu mendesis tertahan, bahkan wajah suami Barbara menengadah seakan luar biasa menikmati setiap perlakuan Moreau di sana. Dia diam – diam membungkuk saat pria itu bahkan tidak melihat. “Oh ....” Erangan Abihirt lepas, kemudian menunduk persis mengikuti gerakan lidah Moreau yang meliuk di kepala kejantanan ayah sambungnya. Barangkali pria itu tidak bisa menahan diri lebih lama, sehingga rahang tegas di sana bergemelatuk dengan sayup – sayup geraman singkat. “Bangunlah.” Tidak. Moreau cuku

  • Perjanjian Terlarang   Terlalu Berani

    Moreau langsung membungkuk. Sudah tak peduli jika harus memberi jilatan basah pada belakang telinga pria itu. Sayup terdengar desis tertahan dari mulut Abihirt. Sekarang dia yakin tak perlu lebih berhati – hati, karena semua kendali sedang tunduk kepadanya. Moreau menyeringai tipis ketika memutuskan untuk memberi gigitan ringan, bahkan menargetkan kulit leher pria itu supaya meninggalkan bekas kemerahan di sana. Sedikit tak peduli jika keputusan demikian akan membawa Abihirt pada situasi di mana sikap teliti Barbara menjadi bagian yang seharusnya selalu mereka hindari. Ini hanya semacam agenda balas dendam, mengingat pria itu juga sering kali lupa bagaimana khawatirnya dirinya ketika harus menghadapi situasi tak terduga di antara mereka. “Aku suka tato buatanku.” Moreau terkikik pelan sembari menjalankan ujung telunjuk pada bekas isapan mulutnya di sana. Masih dengan samar – samar suara mendesis Abihirt, tetapi secara ajaib pria itu tidak mengajukan protes. Hanya sepe

  • Perjanjian Terlarang   Like A Hooker

    “Apa yang sedang kau pikirkan, Moreau?” Abihirt bertanya, sungguh? Perilaku ganjil telah membuat pria itu memikirkan banyak hal. Moreau tak pernah mengira akan ada satu momen di mana dia membiarkan bibirnya terbuka lebih lebar saat ibu jari Abihirt memberi sapuan ringan di sana. Bahkan pria itu mendorong masuk seluruh jempol yang terasa kasar dan besar supaya dia secara naluriah memberi isapan tak terduga. Mereka melakukan kontak mata. Iris kelabu itu benar – benar tampak dilingkupi gairah tertahan. Rasanya dia tak bisa menjabarkan bagaimana tatapan Abihirt terlalu lapar dan ingin melahapnya tanpa ampun. Tubuh Moreau segera tersentak begitu pria itu mendorong tubuhnya jatuh terduduk di atas ranjang. Tuntutan untuk menengadah mengungkapkan pemandangan murni dari cara Abihirt yang terburu ketika membuka jas dan bahkan merenggut ikatan dasi di kerah kemeja. Lengan pria itu menekan di atas ranjang diliputi wajah yang perlahan mencondong ke depan. Betapa Moreau h

  • Perjanjian Terlarang   Seduce Him

    “Aku tetap mau pulang. Ibuku akan mencariku nanti.” Dia berharap bisa mengatakan sesuatu yang lain, tetapi pengkhianatan dalam dirinya membiarkan ego melarang. Barangkali akan kelepasan dan membuat semua semakin runyam. “Ibumu tak akan mencarimu.” Lambat sekali suara serak dan dalam Abihirt mencuak ke permukaan seolah pria itu sedang mengusahakan upaya agar Moreau tidak memikirkan sesuatu melebihi apa yang seharusnya. “Kau sendiri yang bilang ibuku sudah menunggu. Dari mana kau tahu ibuku tidak akan mencariku?” dia bertanya sinis. Akan lebih adil jika Abihirt merasakan ketegangan yang coba dia besar – besarkan. “Ada kegiatan pameran busana. Ibumu akan menghabiskan banyak waktu di sana.” Sekarang Moreau tahu. Dia mengangguk – angguk tak acuh seolah ingin membuktikan kepada ayah sambungnya kalau – kalau apa pun yang sedang pria itu inginkan tidak akan dengan mudah terwujud. “Jadi, tadi kau membohongiku? Kupikir kau adalah suami cuek yang tida

  • Perjanjian Terlarang   Geram

    “Keluarlah.” Sebuah perintah serius, sepertinya Moreau akan menghadapi masa sulit andai dia masih bersikap keras kepala untuk tidak menuruti setiap keinginan pria itu. Secara naluriah bahunya mengedik tak acuh. Lupakan bahwa ini adalah peringatan terakhir. Dia melipat lengan di depan dada tanpa mempedulikan Abihirt di sana. Ayah sambungnya akan mengerti jika tindakan tersebut masih menjadi bagian dari sikap tidak patuh dan seharusnya pria itu mengambil inisiatif sendiri sekadar melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah kalau – kalau memang hal demikian merupakan bagian dari daftar panjang yang tak terlewatkan. Celakalah, Moreau tidak pernah menduga jika ternyata Abihirt akan mengambil tindakan tak terduga dengan menarik tubuhnya secara paksa dan lagi ... pria itu mendekap persis diliputi cara di klub tadi, membuat dia terombang – ambing menahan sisa rasa pening nan pekat, sementara perutnya meninggalkan sensasi tidak menyenangkan—tertekan di garis bahu yang terasa kokoh

  • Perjanjian Terlarang   Membangkang

    Tubuh Moreau terdesak ke depan ketika dia nyaris setengah terlelap. Mobil ditumpanginya menghadapi krisis tiba – tiba ... seolah itu memang suatu tindakan disengaja. Tidak tahu apa yang sedang berserang di puncak kepala Abihirt saat suami Barbara memutuskan untuk menginjak rem secara tak terduga. Barangkali hal tersebut tidak jauh dari motivasi sederhana ayah sambungnya supaya dia terbangun, sementara makhluk kaku itu tidak menemukan cara untuk menarik Moreau kembali ke permukaan. Menyedihkan. Secara naluriah dia menoleh ke wajah Abihirt. Pelbagai desakan telah menyumbat di puncak kepalanya sekadar meluapkan segala sesuatu yang tertahan. Mungkin keinginan tentang menghantam wajah tampan di sana ... dengan pukulan serius adalah gagasan paling potensial. Moreau harap bisa menuntaskan ide – ide yang berkeliaran bebas, hingga bergelantungan di belakang bahunya dengan cepat. Namun, di satu sisi tak terduga dia harus membayangkan bagaimana menjadi tenang tak tersentuh—

  • Perjanjian Terlarang   Kesal

    Moreau merasa sangat malu. Ironi. Dia tak punya cukup tenaga untuk memberontak. Kepalanya terasa pening karena alkohol dan sekarang semacam terombang – ambing di lautan berombak dahsyat, diliputi sengatan aroma tubuh ayah sambungnya yang memabukkan. “Moreau sudah bilang tak ingin kau ganggu, Rowan. Turunkan dia!” Mereka sudah separuh jalan menuju pintu keluar, kemudian suara Robby cukup lantang menghentikan Abihirt, lalu menarik perhatian pria itu untuk berbalik badan—di mana Moreau perlu berjuang memalingkan separuh wajah jika dia ingin tahu tentang apa yang akan Robby lakukan kepada ayah sambungnya. “Kau tidak perlu ikut campur terhadap urusanku.” Suara serak dan dalam Abihirt memang terdengar tenang, tetapi tersisip reaksi ganjil yang Moreau sadari coba pria itu tahan. Dia ingin tahu. Bertanya – tanya apakah keberadaan Robby telah memberi banyak pengaruh, meski ayah sambungnya masih berusaha tidak menunjukkan reaksi signifikan di antara mereka. Apakah mu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status