Share

Selisih

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 13:35:47

Moreau menghabiskan sepanjang waktu yang tersisa di dalam kamar setelah kesalahpahaman yang bahkan tak dapat dia jelaskan, apakah perlu memberitahu Abihirt tentang kuah kental di telapak tangan bukan sesuatu yang seharusnya pria itu tanggapi, atau menyatakan peringatan bahwa mereka lebih baik menjaga jarak.

Moreau tidak ingin malam kesalahan itu terulang lagi, hampir putus asa memikirkan sesuatu yang terasa benar – benar mengerikan. Terlalu berbahaya jika mereka berada di satu ruang sangat dekat, karena Moreau sendiri tak dapat menapik daya tarik ayah sambungnya, yang seperti menawarkan magnet, tetapi dia berusaha tidak merekat. Untunglah Abihirt sama sekali tidak bersuara, dan paling penting pria itu tidak lagi mencarinya.

Sedikit lega. Namun, tenggorokan Moreau terasa gersang. Dia ingin minum. Berusaha keras menebak. Barangkali Abihirt sedang berada di kamar, menghadapi kondisi demam; yang ntah bagaimana sekarang.

Mo
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Permintaan Mengejutkan

    Moreau nyaris terlelap, tetapi sayup – sayup suara ketukan pintu menariknya kembali ke permukaan. Dia mengangkat separuh badan sekadar memahami situasi remang di dalam kamar. Sudah terlalu larut, bertanya – tanya siapa ... yang sepertinya tidak akan berhenti mengetuk sampai Moreau mengambil keputusan untuk memastikan langsung. Dia tahu ibunya tidak memiliki kebiasaan seperti ini di tengah malam. Aneh. Moreau mengerjap cepat dan mulai menduga - duga ... mungkinkah Abihirt yang sedang berada di luar? Dia tidak yakin mengingat pria itu telah meninggalkan rumah beberapa waktu lalu, tetapi akan memastikan sendiri dengan menyibak selimut tebal, kemudian mengambil langkah tentatif menuju pintu kamar. Keadaan cukup temaram meninggalkan kesan mengerikan. Moreau menatap sesaat pada ganggang sewarna tembaga, sambil menarik napas panjang. Mula – mula Moreau mengenggam utuh di sana, memberi sedikit tekanan, lalu menarik kusen pintu ke dalam.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Perjanjian Terlarang   Yang Tak Terduga

    “Kalau begitu tidak usah beritahu ibumu.” Abihirt bicara begitu tenang, bahkan mata kelabu yang menatap di antara samar – samar penerangan memberi Moreau pengaruh buruk. Dia mengepalkan tangan tanpa sadar setelah menyimpan kalimat terbaik untuk diucapkan. “Bukan tentang masalah ... ibuku tahu atau tidak. Tapi kau memang tidak seharusnya di sini.” Ntah harus berapa kali Moreau mengingatkan. Tiba – tiba Abihirt sudah menjulang tinggi, persis mengatur posisi mereka saling berhadap – hadapan dengan ranjang sebagai pembatas. Atmosgfer di antara mereka segera berubah. Ketakutan, sensasi berbahaya, bahkan alarm bawah sadar mulai berhambur – hamburan. Moreau meremas ujung kain di tubuhnya untuk menenangkan diri. Tahu Abihirt akan mengatakan sesuatu dan dia memilih diam—mendengarkan. “Aku hanya menumpang satu malam.” Itu sama sekali tidak masuk akal. Morea berdecak, dan merasa keputusan Abihirt terlalu mustahil. Dia masih akan menolak jika demikian yang ingin ayah sambungnya ketahui.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Perjanjian Terlarang   Terkejut

    “Moreau, apa kau masih tidur?” Sayup – sayup suara ketukan pintu, secara tentatif menyeret Moreau ke permukaan. Dia mengernyit oleh keadaan kamar yang menderang, tetapi akhirnya menyadari bahwa wajahnya sedang begitu dekat dengan dada bidang seseorang, yang bergerak lambat dan .... Moreau langsung terkejut mendapati sesuatu yang terasa begitu dekat di puncak kepala. Dia bertanya – tanya bagaimana ini terjadi? Mengapa posisi tadi begitu persis—tangannya yang memeluk hingga jarak yang begitu rekat. “Moreau!” Suara yang sama. Mengejutkan sekali bahwa Barbara sedang menunggu di luar sana ... Moreau menoleh ke belakang. Pintu masih menutup rapat dan dia harus diingatkan tentang anak kunci semalam. Hanya ada satu orang memiliki akses penuh, Abihirt, pria yang berada di ruang berdua dengannya. Moreau menatap Abihirt tajam. Sial! Pria itu seolah tidak peduli, bahkan tampaknya terlampau tak berminat terhadap suara Barbara, malah sibuk memainkan ponsel di tangan. “Berikan kunci kama

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Perjanjian Terlarang   Tawaran Tidak Masuk Akal

    “Ibuku sudah pergi, Abi. Kau ... keluarlah—“ Ujung kalimat Moreau tergambang di ujung kerongkongan. Sesuatu terasa hilang. Dia terkejut mendapati tidak seorang pun berada di sekitar. Berusaha mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruang, dan memastikan akan menemukan ayah sambungnya. Tetapi kamar yang baru saja ditinggalkan sejengkal jarak benar – benar seperti tak pernah didatangi tamu. Sebelah alis Moreau terangkat tinggi, kemudian dia berjalan ke arah kamar mandi. Menduga itu merupakan tempat persembunyian paling mungkin. Ternyata hanya mendapati ruang lembab yang hening, hampa, dan akhirnya menarik pintu untuk kembali dirapatkan. Tanpa sadar Moreau menyeka sisa – sisa anak rambut ke belakang telinga. Berjalan ... nyaris ingin melupakan ke mana ayah sambungnya pergi. Namun, secara mengejutkan pria itu muncul sebagai penjelmaan berbahaya. Reaksi Moreau pertama kali adalah menunjukkan sikap waspad

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Masih Tak Menyangka

    Itu mengejutkan. Sesuatu yang tidak pernah Moreau pikirkan. Dia melebarkan kelopak mata hingga menepis lengan Abihirt yang bertaut sangat dekat di wajahnya. Menjadi simpanan sama sekali bukan hal yang pernah masuk ke dalam daftar. Moreau tak pernah ingat bahwa dia akan menuliskan sesuatu di atas catatan, tentang pelbagai keputusan menyedihkan. Berharap tidak pernah ada peristiwa seperti itu yang terlibat di setiap episode hidupnya. Abihirt telah mengambil langkah terlalu jauh. Sangat salah jika ingin melibatkan tindakan terlarang di antara mereka. Tidak sepantasnya. Moreau tidak akan pernah membenarkan hanya karena mereka pernah melakukan hubungan satu malam. Sesuatu yang dilakukan tanpa sengaja, dia akan selalu menganggap itu kecelakaan. Tidak lagi. Tidak di sini, andai, Abihirt berniat menggunakan foto mereka sebagai ancaman mutlak. Moreau siap membantah, dan memastikan dia memiliki setiap cara terbaik melakukan penolakan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Kantor Barbara

    “Ada apa memintaku datang ke kantormu?” Senyum di sudut bibir Barbara langsung menanggapi dengan serius. Setelah beberapa kali meninggalkan pesan, dia akhirnya mendapati Abihirt sedang menjulang tinggi dan melangkah lebih dekat ke meja kerja. Barbara segera meninggalkan pekerjaan untuk menyambut suaminya. Dia bangkit, memeluk tubuh Abihirt, menghirup aroma tubuh memabukkan, hingga memastikan lekuk bibir di wajahnya tidak secepatnya hilang. Hanya ketika sedikit mengambil jarak, Barbara melangkah kembali ke kursi kerja. “Duduklah, Darling. Aku minta maaf soal semalam. Tapi bisakah kau beritahu kepadaku di mana kau tidur setelah meninggalkan rumah? Karena aku sudah menghubungi Roki dan dia bilang kau sama sekali tidak ke kediamannya.” Itu terkesan seperti mencecar. Barbara mengerti dan mungkin dia terlalu berlebihan saat Abihirt sendiri begitu tenang mengamati wajahnya. Ujung jari pria itu mengetuk di permukaan meja kaca, sebentar saja. Lalu, sambil agak mencondongkan tubuh, Barb

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Minta Pendapat

    “Tidak semangat latihan, huh?” Juan menyenggol lengan Moreau ketika dia sedang berkeringat, tak berhasrat, bahkan sedang haus – hausnya untuk meneguk sebotol air mineral dengan wajah menengadah tinggi. Suara kerongkongan mencuak ke permukaan hingga Juan tersulut untuk menelan ludah kasar. Tanpa meninggalkan perhatian dari tingkah Moreau yang aneh, pria itu mengambil posisi duduk berdampingan, menenggak air dari botol minum berbeda—khusus diperuntukan kepada mereka setelah menyelesaikan latihan atau bahkan ketika sedang dalam proses. Hening menyelinap beberapa saat di antara mereka. Moreau tidak tahu apa yang dapat dia katakan. Nyaris tidak memiliki petunjuk sekadar mengomentari bagian paling mengejutkan yang terungkap di kamarnya tadi pagi. Ini tidak beres. Moreau bingung bagaimana Abihirt menjadi api sekaligus berperan sebagai pemadam, yang melenyapkan kebakaran dalam waktu sekejap. Hal – hal yang begitu bagus tertanam di benaknya, pelbagai macam kalimat persuasif yang baik meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Tabrakan

    “Jika pria dewasa memintamu menjadi simpanannya, anggap saja begitu. Itu hanya ada dua kemungkinan. Pertama, dia tertarik kepadamu, atau hanya ingin menjadikanmu sebagai tempat hiburan. Tempat persinggahan, dan hal – hal lainnya yang menyenangkan.” Bagian pertama yang disebutkan—Moreau tidak terlalu yakin. Napasnya seperti tercekat memikirkan yang kedua. Alasan Abihirt sudah sebegitu jelas. Mengapa dia harus mencoba sekadar menemukan celah? Pria itu hanya ingin menjadikan Moreau sebagai tempat mencari untung. Juan benar. Atau – atau, yang paling sarat dari tawaran Abihirt ... adalah ingin membiarkan Barbara terbakar api cemburu. Moreau mengangkat sebelah alis tinggi setelah disergap lamunan seperti itu. Dia mengerjap, berniat ingin melupakan apa pun yang ditanyakan, sebelum tiba – tiba Juan kembali bersuara. “Mengapa kau tanyakan padaku hal itu? Apa seorang pria dewasa menawarimu pilihan untuk menjadi simpanan?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Like A Hooker

    “Apa yang sedang kau pikirkan, Moreau?” Abihirt bertanya, sungguh? Perilaku ganjil telah membuat pria itu memikirkan banyak hal. Moreau tak pernah mengira akan ada satu momen di mana dia membiarkan bibirnya terbuka lebih lebar saat ibu jari Abihirt memberi sapuan ringan di sana. Bahkan pria itu mendorong masuk seluruh jempol yang terasa kasar dan besar supaya dia secara naluriah memberi isapan tak terduga. Mereka melakukan kontak mata. Iris kelabu itu benar – benar tampak dilingkupi gairah tertahan. Rasanya dia tak bisa menjabarkan bagaimana tatapan Abihirt terlalu lapar dan ingin melahapnya tanpa ampun. Tubuh Moreau segera tersentak begitu pria itu mendorong tubuhnya jatuh terduduk di atas ranjang. Tuntutan untuk menengadah mengungkapkan pemandangan murni dari cara Abihirt yang terburu ketika membuka jas dan bahkan merenggut ikatan dasi di kerah kemeja. Lengan pria itu menekan di atas ranjang diliputi wajah yang perlahan mencondong ke depan. Betapa Moreau h

  • Perjanjian Terlarang   Seduce Him

    “Aku tetap mau pulang. Ibuku akan mencariku nanti.” Dia berharap bisa mengatakan sesuatu yang lain, tetapi pengkhianatan dalam dirinya membiarkan ego melarang. Barangkali akan kelepasan dan membuat semua semakin runyam. “Ibumu tak akan mencarimu.” Lambat sekali suara serak dan dalam Abihirt mencuak ke permukaan seolah pria itu sedang mengusahakan upaya agar Moreau tidak memikirkan sesuatu melebihi apa yang seharusnya. “Kau sendiri yang bilang ibuku sudah menunggu. Dari mana kau tahu ibuku tidak akan mencariku?” dia bertanya sinis. Akan lebih adil jika Abihirt merasakan ketegangan yang coba dia besar – besarkan. “Ada kegiatan pameran busana. Ibumu akan menghabiskan banyak waktu di sana.” Sekarang Moreau tahu. Dia mengangguk – angguk tak acuh seolah ingin membuktikan kepada ayah sambungnya kalau – kalau apa pun yang sedang pria itu inginkan tidak akan dengan mudah terwujud. “Jadi, tadi kau membohongiku? Kupikir kau adalah suami cuek yang tida

  • Perjanjian Terlarang   Geram

    “Keluarlah.” Sebuah perintah serius, sepertinya Moreau akan menghadapi masa sulit andai dia masih bersikap keras kepala untuk tidak menuruti setiap keinginan pria itu. Secara naluriah bahunya mengedik tak acuh. Lupakan bahwa ini adalah peringatan terakhir. Dia melipat lengan di depan dada tanpa mempedulikan Abihirt di sana. Ayah sambungnya akan mengerti jika tindakan tersebut masih menjadi bagian dari sikap tidak patuh dan seharusnya pria itu mengambil inisiatif sendiri sekadar melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah kalau – kalau memang hal demikian merupakan bagian dari daftar panjang yang tak terlewatkan. Celakalah, Moreau tidak pernah menduga jika ternyata Abihirt akan mengambil tindakan tak terduga dengan menarik tubuhnya secara paksa dan lagi ... pria itu mendekap persis diliputi cara di klub tadi, membuat dia terombang – ambing menahan sisa rasa pening nan pekat, sementara perutnya meninggalkan sensasi tidak menyenangkan—tertekan di garis bahu yang terasa kokoh

  • Perjanjian Terlarang   Membangkang

    Tubuh Moreau terdesak ke depan ketika dia nyaris setengah terlelap. Mobil ditumpanginya menghadapi krisis tiba – tiba ... seolah itu memang suatu tindakan disengaja. Tidak tahu apa yang sedang berserang di puncak kepala Abihirt saat suami Barbara memutuskan untuk menginjak rem secara tak terduga. Barangkali hal tersebut tidak jauh dari motivasi sederhana ayah sambungnya supaya dia terbangun, sementara makhluk kaku itu tidak menemukan cara untuk menarik Moreau kembali ke permukaan. Menyedihkan. Secara naluriah dia menoleh ke wajah Abihirt. Pelbagai desakan telah menyumbat di puncak kepalanya sekadar meluapkan segala sesuatu yang tertahan. Mungkin keinginan tentang menghantam wajah tampan di sana ... dengan pukulan serius adalah gagasan paling potensial. Moreau harap bisa menuntaskan ide – ide yang berkeliaran bebas, hingga bergelantungan di belakang bahunya dengan cepat. Namun, di satu sisi tak terduga dia harus membayangkan bagaimana menjadi tenang tak tersentuh—

  • Perjanjian Terlarang   Kesal

    Moreau merasa sangat malu. Ironi. Dia tak punya cukup tenaga untuk memberontak. Kepalanya terasa pening karena alkohol dan sekarang semacam terombang – ambing di lautan berombak dahsyat, diliputi sengatan aroma tubuh ayah sambungnya yang memabukkan. “Moreau sudah bilang tak ingin kau ganggu, Rowan. Turunkan dia!” Mereka sudah separuh jalan menuju pintu keluar, kemudian suara Robby cukup lantang menghentikan Abihirt, lalu menarik perhatian pria itu untuk berbalik badan—di mana Moreau perlu berjuang memalingkan separuh wajah jika dia ingin tahu tentang apa yang akan Robby lakukan kepada ayah sambungnya. “Kau tidak perlu ikut campur terhadap urusanku.” Suara serak dan dalam Abihirt memang terdengar tenang, tetapi tersisip reaksi ganjil yang Moreau sadari coba pria itu tahan. Dia ingin tahu. Bertanya – tanya apakah keberadaan Robby telah memberi banyak pengaruh, meski ayah sambungnya masih berusaha tidak menunjukkan reaksi signifikan di antara mereka. Apakah mu

  • Perjanjian Terlarang   Memaksa

    Mungkin ... yang tersisa di antara mereka adalah sikap Abihirt ... masih berusaha hati – hati saat pria itu menghadapi keputusan serupa. Moreau menggeleng tegas. Terlalu konyol jika mereka bertengkar di sini. Di hadapan banyak orang, apalagi sampai mereka tahu tentang status hubungan yang begitu konyol sekadar dimaklumi. Bagaimanapun Moreau tak bisa memungkiri bahwa sikap Abihirt terlihat seperti seorang pria dewasa yang enggan berbagi. “Jika kau ingin pulang, kau bisa pulang sendiri. Aku tidak butuh perhatian darimu.” Persetan! Meski sesuatu dalam diri Moreau mengingatkan supaya dia bersikap tenang, ada satu bagian lain yang bernama ego ... mendorong agar dia menunjukkan keberanian di hadapan pria itu. “Ibumu sudah menunggu di rumah.” Apa pedulinya? Haruskah Moreau katakan bahwa Abihirt sedang mengandalkan Barbara demi membujuknya? Tidak. Dia akan memastikan itu bukan prospek yang mempan. Lebih baik sudahi segala sesuatu yang membuat dia merasa lebih gila.

  • Perjanjian Terlarang   Rowan ....

    “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Moreau sarat nada sinis. Menyingkirkan keberadaan tangan Abihirt adalah kebutuhan dasar. Dia menepis pria itu dengan kuat. Sudah cukup membiarkan waktu berjalan beberapa saat. Keheningan memang sudah bergemuruh sejak terakhir kali tidak ada satu pun kata terucap dari bibir ayah sambungnya, tetapi Moreau muak menghadapi sikap pria itu. Abihirt sudah seringkali memberi tatapan tajam, seakan – akan demikianlah cara pria tersebut melakukan komunikasi intens. Tidak. Seharusnya pria itu mengerti kalau – kalau hal tersebut merupakan bentuk paling menyakitkan. “Aku ingin kau pulang.” Kali pertama bersuara, Moreau dapat mencerna betapa suara serak dan dalam itu terdengar dingin membekukan. Jika Abihirt mengira dia akan setuju begitu saja, suami ibunya salah—sangat salah. Untuk saat ini Moreau tidak menerima perintah. Dia segera menoleh ke wajah Robby, merasa hal tersebut merupakan prospek bagus sekadar memperlihatkan kepada Abihirt bahwa

  • Perjanjian Terlarang   Robby

    [Aku tidak akan pergi ke mana pun untuk meletakkan bokongku di ranjangmu.] Itu adalah pesan terakhir yang Moreau kirimkan sebelum dia dan Juan akhirnya memutuskan untuk terjebak di tengah – tengah musik menggelegar. Tidak ada yang dilakukan di sini. Selain, sesekali menaruh minat serius apakah Abihirt akan membalas pesan terakhir darinya atau tidak. Ironi. Kenyataan bahwa Moreau harus mendapati pria itu bahkan sudah membaca, alih – alih meninggalkan sedikit jejak supaya dia tidak terus menebak – nebak suatu hal yang bahkan tidak mendekati pengetahuan murni di benaknya. Barangkali Abihirt tidak punya waktu lebih sekadar menaruh sedikit perhatian, atau paling tidak ... menanyakan ke mana dia telah pergi. Moreau yakin pria itu sedang bersama Barbara, karena apa pun alasan yang dia berikan kepada ibunya adalah prospek bagus untuk bisa berada di sini. Menghirup hiruk pikuk yang terasa memuakkan, tetapi juga dapat dijadikan sebagai tempat pelampiasan. “Kau dari tadi h

  • Perjanjian Terlarang   Persetan

    “Ada apa dengan kenalanku?” pria itu bertanya lambat, seolah pemikiran di benak Moreau telah sampai, kemudian membuat Juan mempertimbangkan sesuatu yang terasa begitu tiba – tiba di antara mereka. “Kau tidak pernah membicarakan tentang kenalanmu. Aku curiga kalau yang ingin kau pertemukan kepadaku ternyata satu spesies denganmu.” Sambil mengedikkan bahu tak acuh, sekarang Moreau mendapati ekspresi wajah Juan penuh selidik ke arahnya. “Apa maksudmu bicara seperti itu? Spesies apa, huh?” Pria itu sedang menuntut, tetapi jelas tak benar – benar serius. Sesuatu yang membuat Moreau nyaman untuk berada di samping Juan. Akan selalu begitu. “Aku yakin kau mengerti maksudku, Juan ....” Demikian yang dia katakan dan segera menerima respons decakan keras dari Juan—pria itu bahkan merangkul lehernya erat. Nyaris membuat Moreau benar – benar menunduk. Dia tertawa saat berusaha melepaskan diri. Terlalu menikmati momen kebebasan seperti ini hingga tidak pernah menyadari bahwa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status